NPM : 143112620120083
MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI PANGAN
HARI/TANGGAL : KAMIS, 19 NOVEMBER 2020
Pertanyaan
1. Sebutkan kelompok bakteri yang mungkin ada pada bahan baku dan produk
4. Jelaskan kerusakan yang mungkin terjadi pada bahan baku dan produk
JAWABAN
B. Penguji: Dra. Noverita, MSi
b. Tuliskan apa jenis jamur yang banyak ditemukan pada bahan pangat tersebut!.
b.Jelaskan kenapa bahan pangan yang dirusak oleh mikroba menyebabkan perubahan
rasa, bau dan warna! (penjelasan anda ini dilengkapin dengan contoh mikro dan bahan
pangannya).
JAWABAN
1.
a. Karena jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup
dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan
senyawa pati dari organisme lain. Zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari
proses pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme.
c. A. flavus, morfologi dari jamur A.flavus yaitu koloni berwarna Hijau muda dengan
bentuk koloni granular dan kompak. Hal ini sesuai dengan Elmer (1978) yang
mengatakan bahwa pada isolasi murni dalam media SGA A.flavus memiliki koloni
berwarna hijau kekuningan atau kuning kecoklatan (Syafurrisal, 2014). Koloni
A.flavus pada saat muda berwarna putih, dan akan berubah menjadi warna hijau
kekuningan setelah membentuk konidia. Kepala konidia berwarna hijau kekuningan
hingga hijau tua kekuningan, Konidia berbentuk bulat hingga semibulat, berdimeter 3
– 6 μm (Noverita, 2009).
Secara mikroskopis A.flavus memiliki ciri-ciri yaitu, vesikel yang berbentuk bulat.
Hal ini sesuai dengan Koneman (1992) yang menyatakan bahwa A.flavus memiliki
konidiofor kasar, vesikel berbentuk bulat hingga semi bulat, berdiameter 25 – 45 μm,
serta konidia yang berbentuk bulat hingga semibulat, dimeter 3 – 6 μm, berwarna
hijau dan berduri yang bersifat halus atau kasar (Noverita, 2009).
Klasifikasi A.flavus menurut syafurrisal (2014) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Nilai pH atau keasaman produk dipengaruhi oleh asam yang terdapat pada
produk tersebut. Asam di dalam produk mungkin terbentuk selama
fermentasi, misalnya pada kecap ikan, dan sebagainya. Nilai pH minimum
untuk pertumbuhan mikroorganisme kadang-kadang dipengaruhi oleh jenis
asam yang terdapat pada produk tersebut. Sebagai contoh,
beberapa Laktobasili dapat tumbuh pada pH yang lebih rendah jika asam yang
terdapat pada produk tersebut berupa asam sitrat, HCl, asam fosforat atau
asam tartarat, dibandingkan jika asam yang terdapat pada produk tersebut
berupa asam asetat atau asam laktat.
Potensi redoks dari suatu sistem biologis adalah suatu indeks dari tingkat
oksidasinya. Potensial redoks ini berhubungan dengan: a) komposisi kimia
dari bahan pangan (konsentrasi dari zat pereduksi seperti kelompok sulfihidril
dalam protein, asam askorbat, gula pereduksi, oksidasi, tingkat kation dan
sebagainya; b) tekanan parsial oksigen yang terjadi selama penyimpanan.
Beberapa bakteri aerobik tumbuh lebih baik pada kondisi tereduksi, dan
bakteri semacam ini disebut bakteri mikroaerofilik. Beberapa contoh bakteri
mikroaerofilik misalnya Laktobasili dan Streptokoki. Beberapa bakteri
mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada keadaan aerobik maupun
anaerobik dan disebut anaerob fakultatif. Kebanyakan kapang dan khamir
yang tumbuh pada produk bersifat aerobik, dan hanya beberapa yang bersifat
anaerobik fakultatif.
Kandungan Nutrisi
Senyawa Antimikroba
Beberapa kapang dan bakteri dapat merusak komponen fenol yang terbentuk
dalam pengasapan daging atau ikan, atau merusak asam benzoat yang
ditambahkan ke dalam makanan. Sulfur dioksida yang bersifat antimikroba
dapat dirusak oleh beberapa khamir yang tahan dan bakteri yang tergolong
laktobasili dapat mengakibatkan inaktifasi nisin. Pemanasan makanan dapat
mengakibatkan terbentuknya komponen antimkroba, misalnya pemanasan
lipid mengakiatkan otooksidasi sehingga terbentuk komponen yang
mempunyai sifat antimikroba. Secara rinci masih belum terungkap senyawa
antimikroba yang secara alamiah didapat dalam produk .
Struktur Biologi
1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C,
dengan suhu optimum 15°C.
1. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C,
dengan suhu optimum 25° – 40°C.
2. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara
40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C. Pada tahun 1967 di Yellow
Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93°
– 94°C.
Kelembaban Relatif
Cahaya
1. Karbohidrat
Terlihat adanya jamur karena aktivitas jamur di permukaan bahan pangan yang
biasanya berwarna putih atau kehijauan. Selain itu dapat berair, berlendir dan berbau
karena aktivitas bakteri yang menghasilkan enzim ekstraseluler.
2. Protein
Pada susu kadaluarsa akan terlihat lebih encer dan terbentuk gumpalan, bakteri yang
biasa mengkontaminasi yaitu Staphylococcus aureus. Pada daging dan ikan menjadi
lebih pucat dan berbau busuk karena perombakan protein menjadi amoniak. Selain
itu, teksturnya juga berubah menjadi lebih lembek.
3. Lemak
Terlihat kuning dan menggumpal. Muncul bau tengik dan rasa asam. Bau tengik dapat
terjadi karena absorbsi bau oleh lemak, aktivitas enzim pada bahan yang mengandung
lemak, aktivitas mikroba yang terkandung dalam lemak atau oksidasi oleh oksidasi di
udara.
4. Gula
5. Buah-buahan
Warna berubah menjadi lebih gelap, menjadi berair, tekstur lembek karena khamir
atau jamur, tetapi sedikit yang disebabkan oleh bakteri.
6. Sayur-sayuran
Menjadi lembek, lunak, dan berair. Hal tersebut karena organisme mempunyai enzim
litik seperti selulase dan pektinase yangberperanmerusakdindingselsayuran.
7. Makanan kaleng
Terjadi perubahan penampilan kaleng, seperti menggembung, penyok dan bau busuk.
Mikroorganisme yang biasa ada pada makanan kaleng yaitu Clostridium botulinium.
Pada makanan kaleng seperti sarden terdapat warna hitam yang disebabkan oleh
reaksi antara sulfida dan besi.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan, antara lain adalah :
Gigitan serangga dan hewan pengerat (rodentia) akan melukai permukaan bahan
pangan sehingga menyebabkan kontaminasi oleh mikroba. Parasit banyak ditemukan
dalam daging misalnya cacing pita pada daging babi yang dapat menjadi sumber
kontaminasi. Hewan pengerat seperti tikus juga sangat merugikan karena selain
banyak memakan bahan pangan, juga kotoran, rambut, dan urine tikus adalah media
tumbuhnya mikroba serta menimbulkan bau yang tidak enak.
Yaitu jumlah air bebas di dalam pangan yang dapat digunakan oleh mikroba
untuk proses pertumbuhannya. Bila terjadi kondensasi udara pada permukaan
bahan pangan atau dalam pengepakan buah dan sayuran menghasilkan air dari
respirasi dan transpirasi maka dapat membantu pertumbuhan mikroba.
5. Waktu
Jika bahan pangan disimpan dalam waktu lama akan mudah rusak atau busuk
karena masing-masing bahan pangan memiliki batas masa simpannya sendiri-
sendiri atau yang disebut masa kadaluarsa.
6. Udara