Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 0852-3681 Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 29(1) : 15 – 23

E-ISSN : 2443-0765 Available online at http://jiip.ub.ac.id

Morfometrik tubuh kambing Peranakan Ettawa pada berbagai paritas di


balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Terpadu Kabupaten Kendal

The morphometric performance of Ettawa Grade goat in various parity in


Center for Integrated Livestock Breeding and Management in Kendal Re-
gency

Dwi Purwanti  , Enny T. Setiatin, Edy Kurnianto

Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro


Kompus. Drh. R. Soejono Koesoemowardojo-Tembalang, Semarang, 50275

Submitted: 7 Desember 2018, Accepted: 26 Januari 2019

ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara morfometrik
tubuh induk kambing Peranakan Ettawa (PE) pada paritas dan litter size yang berbeda. Materi yang
digunakan adalah 47 ekor induk kambing PE. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik pur-
posive sampling dengan mempertimbangkan populasi kambing PE dan sentral pembibitan. Kambing
PE yang digunakan adalah induk mulai paritas 1 sampai paritas 4 dan memiliki catatan litter size yang
lengkap sejak kelahiran pertama. Ukuran –ukuran tubuh induk diukur meliputi dalam dada, lebar dada,
lebar pinggul, tinggi pinggul, lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak. Data yang diperoleh di-
analisis dengan prosedur General Linear Model (GLM) dan dengan Principal Component Analysis
(PCA) menggunakan program Statistycal Analysis System (SAS) Ver 6.12. Hasil penelitian menun-
jukkan bahwa kambing PE memiliki data yang beragam pada berbagai paritas. Ukuran tubuh yang
menjadi parameter pembeda berdasarkan nilai PC 1 yaitu panjang badan dengan nilai 0,695 dan ling-
kar dada dengan nilai 0,530. Indeks ukuran tubuh kambing PE tidak mempengaruhi jumlah anak seke-
lahiran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah panjang badan dan lingkar dada dapat digunakan se-
bagai parameter pembeda antar paritas. Litter size akan meningkat sejalan dengan bertambahnya pari-
tas.

Kata kunci : Kambing Peranakan Ettawa; paritas; litter size; morfometrik tubuh.

ABSTRACT: The objective of this study was to determine the relation between morphometric of dif-
ferent parity and litter size in Ettawa Grade goat. The material of this study was 47 heads of Ettawa
Grade goat. Purposive sampling was applied to determine sample based on population and breeding
policy. The Ettawa Grade used were does from1-4 parities and having litter size records from first
kidding. Morphometric characteristics measured were chest depth, chest width, hip width, hip height,
heart girth, body length, and withers height. The data obtained were analyzed using General Linear
Model (GLM) and Principal Component Analysis (PCA) of Statistycal Analysis System (SAS) Ver
6.12. The results showed that morphometric of Ettawa Grade goat was vary and different in various
parity. The PC1 of body length and heart girth were 0.685 and 0.530 respectively, indicating the most
discriminant variabel to determine the differences among parity. Body index of Ettawa Grade goat
does did not affect the litter size. In conclusion, body length and heart girth can be used as the differ-
entiation parameter among parity. Litter size will increase with increasing parity.

Keywords : Ettawa Grade goat; parity; litter size; morphometric.


Corresponding Author: dwipurwanti068@gmail.com

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 15
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 15 – 23

PENDAHULUAN Lebar pinggul dan panjang badan dapat


Peningkatan produktivitas ternak digunakan untuk mengidentifikasi sifat
khususnya kambing Peranakan Ettawa prolifik (Sutiyono, Widyawani dan
(PE) sangat bergantung pada sistem Purbowati, 2006). Kambing yang memiliki
reproduksi. Kelahiran anak kembar (lebih sifat prolifik pada umumnya memiliki
dari satu) merupakan salah satu hal yang tubuh yang besar, pertumbuhannya cepat
sangat diharapkan karena dapat dan memiliki ukuran panjang badan dan
memberikan keuntungan dari segi tinggi pundak yang lebih besar dibanding-
ekonomi. Semakin banyak anak yang kan dengan induk yang beranak tunggal
dilahirkan dalam setiap kelahiran, maka (Zulkharnaim et al., 2016).
seekor induk dapat dikatakan memiliki Tujuan dari penelitian adalah untuk
produktivas yang tinggi dalam mengetahui dan mengkaji hubungan antara
menghasilkan keturunan (Sutiyono, morfometrik tubuh kambing PE terhadap
Widyawani dan Purbowati, 2006). litter size serta untuk mengetahui indeks
Kambing PE lebih menguntungkan ukuran tubuh (IUT) kambing PE dengan
dibandingkan dengan ternak ruminansia paritas dan litter size. Manfaat penelitian
besar dikarenakan jarak beranak yang ini adalah didapatkan informasi mengenai
pendek, jumlah anak sekelahiran yang ukuran-ukuran tubuh kambing PE yang
banyak, kandang yang dibutuhkan tidak berpotensi untuk melahirkan anak lebih
terlalu luas serta perputaran modalnya dari satu sekelahiran sehingga dapat men-
lebih cepat (Sutama, 2011). Kambing PE jadi kriteria dalam seleksi induk.
dipilih karena memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan jenis kambing MATERI DAN METODE
yang lain. kambing ini memiliki daya Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli
adaptasi yang baik dengan kondisi iklim - Agustus 2018 di Balai Pembibitan dan
dan lingkungan di Indonesia serta memiliki Budidaya Ternak Terpadu Dusun
kemampuan reproduksi yang baik (Sutama, Klangsen, Desa Sumberejo, Kecamatan
2008). Kambing PE memiliki sifat prolifik Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Analisis
yaitu suatu sifat yang mampu melahirkan data dilakukan di Laboratorium Genetika,
anak 2-3 ekor per kelahiran. Menurut Pemuliaan dan Reproduksi, Fakultas Peter-
Hamdani (2015), kelahiran kembar mampu nakan dan Pertanian, Universitas Dipone-
meningkatkan nilai indeks produktivitas goro, Semarang.
induk. Induk dengan genetik yang unggul Materi yang digunakan adalah induk
akan menurunkan gen tersebut pada kambing PE yang sudah pernah beranak
keturunannya. Sifat prolifik dapat sebanyak 47 ekor. Alat yang digunakan
diturunkan kepada anak untuk dalam penelitian adalah tongkat ukur merk
meningkatkan produktivitas. Upaya “Butterfly” made in Japan dengan keteli-
peningkatan mutu genetik dan populasi tian 0,1 cm untuk mengukur tinggi pundak,
ternak dapat dilakukan melalui seleksi panjang badan, lebar pinggul, dalam dada
induk. dan lebar dada, serta pita ukur dengan
Seleksi induk yang unggul dapat dilihat ketelitian 0,1 cm untuk mengukur lingkar
dari performans (ukuran-ukuran tubuh). dada.
Ukuran-ukuran tubuh ternak diprediksi
dapat menurun kepada anak. Performans Rancangan penelitian
tubuh kambing PE beranak kembar akan Metode penelitian yang digunakan da-
nampak lebih besar disebabkan karena lam penelitian adalah observasional. Lo-
anak kembar akan membutuhkan ruang kasi penelitian dipilih secara purposive
abdomen dan uterus yang lebih besar. sampling yaitu mempertimbangkan popu-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 16
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 15 – 23

lasi kambing PE dan lokasi sebagai tempat 7. Tinggi pundak (Withers Height):
pengembangan dan pembibitan ternak ru- diukur dari belakang gumba sampai
minansia serta kambing memenuhi kriteria permukaan tanah.
penelitian. Data penelitian dilakukan Menurut Khargharia et al. (2015) indek
dengan mengukur ukuran-ukuran tubuh ukuran tubuh (IUT) kambing dapat
ternak. Kambing PE yang digunakan mem- diketahui dengan rumus:
iliki catatan litter size lengkap sejak ke-
lahiran pertama. Data yang dikumpulkan IUT = Panjang Badan/ Lingkar Dada
meliputi umur ternak, paritas, morfometrik
tubuh, dan indeks ukuran tubuh. Indeks ukuran tubuh dikategorikan men-
jadi 3 yaitu kurus, sedang dan gemuk. In-
Prosedur penelitian deks ukuran tubuh kategori gemuk berkisar
Pengambilan data morfometrik tubuh antara 1,04-0,94; kategori sedang 0,93-
dilakukan dengan pengamatan langsung, 0,84; dan kategori kurus 0,83-0,74.
kambing dipilih berdasarkan umur dan
paritas. Penentuan umur pada kambing dil- Analisis data
akukan berdasarkan kondisi gigi seri. Pari- Data dianalisis menggunakan prosedur
tas ternak diketahui melalui buku catatan General Linear Model (GLM) dan Princi-
reproduksi dan wawancara yang dilakukan pal Component Analysis (PCA) dengan
dengan pekerja lapangan. Ternak yang di- program Statistycal Analysis System (SAS)
jadikan sampel merupakan ternak yang Ver 6.12. Model linier aditif indeks ukuran
memiliki paritas lebih dari satu. Prosedur tubuh dengan litter size adalah:
penelitian ini meliputi tahap persiapan,
tahap perlakuan dan tahap analisis. Yij = µ + τi + εij ; i = (1,2,3), dan
Metode pengukuran morfometrik kamb- j = (1,2,....,11)
ing menurut Fajemilehin dan Saloko
(2008) yaitu: Keterangan:
1. Dalam dada (Chest depth): diukur dari Yij = Pengamatan parameter pada
belakang tonjolan tulang pundak sam- kambing PE ke-j dari kelompok
pai ketiak kaki depan. paritas ke-i.
2. Lebar dada (Chest width): diukur dari µ = Nilai tengah
dada kiri sampai dada kanan. τi = Pengaruh kelompok paritas ke-i
3. Lebar pinggul (Hip width): diukur εij = Pengaruh galat percobaan
menggunakan tongkat ukur mulai dari
sisi terluar dari sendi paha (Sutiyono, HASIL DAN PEMBAHASAN
Widyawani dan Purbowati, 2006) Hubungan paritas terhadap mor-
4. Tinggi pinggul (Hip height): jarak
fometrik tubuh
yang terukur dari permukaan tanah
sampai tonjolan tulang pinggul. Per- Morfometrik tubuh merupakan nilai
mukaan tanah harus rata. kuantitatif yang didapatkan untuk meng-
5. Lingkar dada (Heart Girth): diukur gambarkan penampilan tubuh dari suatu
dengan melingkarkan pita ukur pada ternak. Sutiyono, Widyawani dan
dada tepatnya di belakang kaki depan. Purbowati (2006) menyatakan ukuran-
6. Panjang badan (Body Length): diukur ukuran tubuh pada ternak setiap tahun akan
dari tonjolan tulang duduk dekat ekor
sampai tonjolan pundak (occipital pro- mengalami pertumbuhan karena ternak
tuberance) dengan posisi kaki ternak akan mengalami laju pertumbuhan sejak
lurus. lahir hingga mencapai dewasa tubuh. Pen-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 17
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 15 – 23

gukuran morfometrik tubuh berdasarkan paritas 1 sangat kecil dibanding dengan


paritas kambing Peranakan Ettawah paritas yang lain. Hal tersebut dikarenakan
didapatkan hasil yang disajikan pada Tabel pada paritas 1 masih dalam tahap pertum-
1. buhan sehingga ukuran-ukuran tubuhnya
Hasil analisis menunjukkan bahwa uku- masih bisa bertambah. Hal ini sesuai
ran dalam dada pada paritas 3 dan paritas 4 dengan pendapat Kostaman dan Sutama
tidak berbeda nyata dengan paritas 2, tetapi (2006) bahwa ternak yang baru pertama
berbeda nyata (P<0,05) dengan paritas 1. kali beranak masih dalam fase pertum-
Menurut Sutiyono, Widyawani dan buhan sehingga asupan yang masuk ke
Purbowati (2006), rataan ukuran dalam da- tubuh dibagi 2 yaitu untuk pertum-
da induk kambing PE dewasa pada umur 3 buhannnya sendiri dan untuk perkem-
tahun yaitu ± 30 cm. Ukuran dalam dada bangan anak di dalam kandungan.

Tabel 1. Hasil Rataan Morfometrik Tubuh Kambing PE per Paritas


Paritas
Morfometrik
1 2 3 4
Tubuh
(n=19) (n=6) (n=18) (n=4)
Dalam Dada 27,82 ± 1,24b 29,23 ± 1,59ab 30,33 ± 1,65a 30,85 ± 1,60a
Lebar Dada 16,23 ± 1,54b 17,59 ± 1,31ab 17,60 ± 1,20ab 18,52 ± 0,35a
Lebar Pinggul 17,58 ± 1,86b 18,55 ± 2,14b 18,85 ± 1,62b 21,23 ± 2,04a
Tinggi Pinggul 75,07 ± 2,72a 76,36 ± 2,86a 77,29 ± 3,62a 78,03 ± 2,16a
Lingkar Dada 75,02 ± 4,21c 77,89 ± 4,51bc 81,45 ± 3,32ab 82,61 ± 5,13a
Panjang Badan 64,47 ± 3,20c 66,91 ± 2,26bc 70,08 ± 4,17b 74,93 ± 4,84a
Tinggi Pundak 68,65 ± 2,68b 72,72 ± 4,49a 72,85 ± 4,40a 73,34 ± 2,88a
Ket : Superskrip huruf yang berbeda pada baris yang sama menandakan perbedaan yang nyata
(P<0,05).

Lebar dada pada paritas 4 tidak berbeda pada tulang bahu, sehingga menunjukkan
nyata dengan paritas 2 dan 3 tetapi berbeda pertambahan ukuran lebar dada.
nyata (P<0,05) dengan paritas 1. Besar Analisis lebar pinggul kambing PE
kecilnya ukuran lebar dada dipengaruhi menunjukkan hasil paritas 4 berbeda nyata
oleh perkembangan tulang bahu tiap indi- (P<0,05) dengan paritas 1, paritas 2, dan
vidu yang berbeda-beda. Lebar dada paritas 3. Kemudian hasil analisis tinggi
menggambarkan pertumbuhan tulang bahu pinggul menunjukkan bahwa rataan tinggi
yang dipengaruhi oleh pertumbuhan tulang pinggul kambing PE tidak berbeda nyata
bahu dan rongga dada. Hal ini sesuai pada berbagai paritas. Tulang pinggul
dengan pendapat Zulfahmi, Ramdani dan merupakan tulang yang menyusun tulang
Nurmeidiansyah (2016) bahwa ukuran pelvis. Semakin bertambahnya umur ternak
lebar dada dipengaruhi oleh perkembangan maka pertumbuhan akan terus berlangsung.
organ-organ dalam dan pelekatan daging Lebar tulang pinggul berhubungan erat
dengan ruang abdomen dan uterus induk.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 18
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 15 – 23

Hal ini sesuai dengan pendapat Sutiyono, Purbowati (2006), ukuran panjang tubuh
Widyawani dan Purbowati (2006) bahwa yang panjang mampu untuk menyediakan
ruang abdomen yang lebar dan luas ruang uterus yang cukup untuk pertum-
memungkinkan tercukupinya penyediaan buhan dan perkembangan janin yang ber-
ruang untuk perkembangan anak yang jumlah banyak. Salah satu parameter uku-
lebih dari 1 di dalam uterus. Pelvis yang ran tubuh yang perlu diperhatikan untuk
lebar akan membantu mempermudah pros- kepentingan seleksi induk atau breeding
es partus dan dapat menekan angka ke- yaitu ukuran panjang badan. Zulkharnaim
matian anak akibat distokia. Menurut et al. (2016) menyatakan untuk kepent-
Sutiyono et al. (2010) bahwa lebar pinggul ingan seleksi induk, untuk breeding perlu
memiliki korelasi dengan jumlah anak memperhatikan ukuran panjang badan ka-
sekelahiran (lahir kembar). Pinggul yang rena induk yang prolifik kemungkinan
lebar dapat berdilatasi cukup lebar dan memiliki panjang badan yang lebih besar
longgar sehingga dapat dilalui oleh fetus daripada induk yang beranak tunggal.
dan ternak tidak mengalami kesulitan da- Tinggi pundak menunjukan hasil paritas
lam melahirkan, 2, paritas 3 dan paritas 4 berbeda nyata
Lingkar dada pada paritas 4 tidak ber- (P<0,05) dengan paritas 1. Kecepatan per-
beda nyata dengan paritas 3 tetapi berbeda tumbuhan tulang pundak berlangsung
nyata (P<0,05) dengan paritas 1 dan 2. Pe- dengan cepat ketika ternak memasuki fase
rubahan nilai ukuran lingkar dada di- pubertas. Menurut Victori, Purbowati dan
pengaruhi oleh 2 aspek yaitu pertumbuhan Lestari (2016), pertumbuhan tinggi pundak
ukuran tulang rusuk dada dan pertumbuhan dipengaruhi oleh tulang kaki yang tubuh
jaringan otot. Semakin bertambahnya lebih awal dari pada pertumbuhaan panjang
umur, maka ukuran lingkar dada masih badan dan tulang lainnya karena berkaitan
akan mengalami perubahan. Ukuran ling- dengan tulang kaki depan sebagai pen-
kar dada dapat digunakan untuk mem- yangga tubuh.
perkirakan bobot badan dan dapat Ukuran-ukuran tubuh ternak akan terus
digunakan untuk mengestimasi besar bertambah dengan bertambahnya paritas
kecilnya suatu ternak dan memiliki hub- suatu ternak. Menurut Hamdani (2013),
ungan yang erat dengan bobot hidup ter- pertumbuhan pada ternak dipengaruhi oleh
nak. Menurut Gunawan, Suwiti dan Sam- umur, laju pertumbuhan ternak sangat ce-
purna (2016), ukuran tubuh yang paling pat sebelum memasuki dewasa kelamin
berhubungan dengan bobot badan adalah dan akan melambat setelah dewasa tubuh
lingkar dada. Semakin panjang tulang dan akhirnya terhenti kemudian terjadi de-
rusuk ternak maka akan semakin banyak posit lemak pada tubuh. Kecukupan pakan
jaringan otot yang melekat sehingga ling- merupakan kunci penting bagi pertum-
kar dada ternak akan semakin besar. buhan suatu ternak. Menurut Gunawan,
Panjang badan pada paritas 1 tidak ber- Suwiti dan Sampurna (2016), faktor pakan
beda nyata dengan paritas 2, tetapi berbeda sangat mempengaruhi pertumbuhan ternak,
nyata (P<0,05) dengan paritas 3 dan paritas kekurangan nutrien pada masa pertum-
4. Semakin bertambahnya umur ternak buhan akan menjadi kendala besar dalam
maka pertumbuhan tulang masih akan terus proses pertumbuhan. Nutrisi dari pakan
berlangsung hingga mencapai titik dewasa yang dikonsumsi ternak akan digunakan
tubuh. Induk yang memiliki ukuran pan- oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan
jang badan yang panjang mengindikasikan metabolisme tubuh, pertumbuhan dan un-
memiliki ukuran tubuh yang luas dan tuk reproduksi. Hasil Principal Component
memiliki ruang abdomen yang cukup luas. Analysis (PCA) antar paritas Kambing PE
Menurut Sutiyono, Widyawani dan disajikan pada Tabel 2.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 19
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 15 – 23

Tabel 2. Hasil Principal Component Analysis antarparitas Kambing PE


No Variabel PC 1 PC 2
1 Dalam dada 0,206 0,159
2 Lebar dada 0,140 0,101
3 Lebar pinggul 0,227 -0,268
4 Tinggi Pinggul 0,198 0,097
5 Lingkar dada 0,530 0,269
6 Panjang badan 0,695 -0,655
7 Tinggi pundak 0,290 0,735
*PC: Principal Component

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pan- sejumlah variabel lainnya. Berdasarkan
jang badan dan lingkar dada menunjukkan analisis PCA pada penelitian ini, panjang
angka yang besar dan bernilai positif pada badan dan lingkar dada dapat digunakan
PC 1, masing-masing 0,695 dan 0,530. sebagai parameter pembeda ukuran-ukuran
PCA merupakan analisis dekomposisi tubuh kambing PE atar paritas (1 -4).
sejumlah variabel yang dapat digunakan Menurut Udeh dan Ogbu (2011), nilai pada
untuk membedakan kelompok data yang PC 1 yang tertinggi dapat digunakan se-
diamati. PC 1 biasanya bernilai positif, se- bagai standar utama pembeda.
mentara nilai PC2 dan nilai PC berikutnya
bervariasi, ada yang positif dan ada pula Hubungan paritas terhadap litter size
yang negatif. Nilai besar dan positif pada Rataan litter size pada kambing PE ber-
PC1 digunakan sebagai faktor pembeda dasarkan paritas didapatkan hasil yang
(SAS, 1980). Nilai negatif merupakan nilai disajikan pada Tabel 3.
kontradiktif suatu variabel terhadap

Tabel 3. Rataan Litter size Kambing PE berdasarkan Paritas


Paritas Jumlah (ekor) Litter size
1 18 1,06c
2 6 1,25bc
3 19 1,60a
4 4 1,38ab
Ket : Superskrip huruf yang berbeda pada kolom yang sama menandakan perbedaan yang nyata
(P<0,05).

Jumlah anak sekelahiran (litter size) optimum. Menurut Mahmilia et al. (2005)
yang paling tinggi terdapat pada paritas 3 seiring bertambahnya paritas induk, maka
yaitu sebesar 1,60. Hasil tersebut sedikit sistem reproduksi akan semakin sempurna
lebih tinggi dibandingkan dengan baik secara fisiologis maupun hormonal.
penelitian Sudewo, Santosa dan Susanto Paritas 1 litter size menunjukkan hasil
(2012) yaitu rataan litter size kambing PE yang paling kecil yaitu sebesar 1,06. Hasil
pada paritas 3 sebesar 1,44. Hal tersebut tersebut lebih kecil jika dibandingkan
dikarenakan induk dengan paritas 3 berada dengan hasil penelitian Sudewo Santosa
pada kisaran umur 2,5- 3,5 tahun dimana dan Susanto (2012) yaitu rataan litter size
ternak telah mencapai dewasa tubuh dan kambing PE pada paritas 1 sebesar 1,38.
dewasa kelamin serta sistem reproduksi Menurut Mahmilia et al. (2005), rendahnya
telah sempurna dan laju pertumbuhan telah jumlah anak yang pertama kali dilahirkan

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 20
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 15 – 23

tersebut dikarenakan induk masih dalam ukuran tubuh induknya. Menurut Sodiq
fase pertumbuhan dan sistem reproduksi dan Sadewo (2008), postur tubuh yang be-
belum sepenuhnya siap dan berfungsi sem- sar memberi kesempatan untuk melahirkan
purna baik secara fisiologi maupun hormo- anak yang lebih banyak dalam sekelahiran.
nal. Sehingga pada paritas 1 induk cender- Faktor lain yang mempengaruhi litter size
ung melahirkan 1 anak, namun seiring ber- yaitu jumlah ovum yang diovulasikan, bo-
tambahnya paritas jumlah anak yang bot induk, faktor lingkungan dan faktor
dihasilkan juga akan bertambah. genetik.
Sudewo, Santosa dan Susanto (2012)
menyatakan semakin bertambahnya umur Hubungan indeks ukuran tubuh (IUT)
induk dan paritas induk maka jumlah anak terhadap litter size
sekelahiran yang dilahirkan juga akan ber- Rataan litter size kambing PE berdasar-
tambah hingga mencapai puncaknya pada kan indeks ukuran tubuh disajikan pada
paritas 6 atau pada saat induk mencapai Tabel 4.
umur 6 tahun. Jumlah anak sekelahiran
(Litter size) dipengaruhi oleh paritas dan

Tabel 4. Rataan Litter Size Kambing PE berdasarkan IUT


IUT Jumlah (ekor) Litter size
1 10 1,45ab
2 34 1,26b
3 3 1,72a
IUT 1= kecil; IUT 2= sedang; IUT 3= besar; a,b,c;
Superskrip huruf yang berbeda pada kolom yang sama menandakan perbedaan yang nyata (P<0,05).

Hasil analisis pada Tabel 4 menunjuk- peran dalam menentukan jumlah anak
kan bahwa litter size pada IUT besar tidak sekelahiran akan tetapi fakor genetik,
berbeda nyata dengan litter size IUT kecil, faktor lingkungan dan jumlah paritas juga
tetapi berbeda nyata (P<0,05) dengan litter memiliki peranan yang penting dalam
size IUT sedang. IUT besar memiliki menentukan jumlah anak sekelahiran. Hal
rataan jumlah anak (litter size) yang paling ini sesuai dengan pendapat Kaunang,
banyak diantara indeks bentuk tubuh yang Suyadi dan Wahjuningsih (2013) bahwa
lain yaitu sebesar 1,72. Menurut Zulkhar- litter size dipengaruhi oleh faktor ling-
naim et al. (2016), induk dengan ukuran kungan dan faktor genetik.
badan yang lebih besar berpotensi untuk
melahirkan anak dalam jumlah yang ban- KESIMPULAN
yak dan memiliki sifat prolifik dibanding- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kan dengan induk yang berukuran tubuh panjang badan dan lingkar dada dapat
kecil. Menurut Fourie et al. (2002), ternak digunakan sebagai parameter pembeda an-
yang memiliki indeks ukuran tubuh yang tar paritas. Litter size dipengaruhi oleh
besar memiliki pertumbuhan yang lebih paritas tetapi tidak dipengaruhi indeks uku-
cepat dan ditunjang dengan pakan yang ran tubuh.
mampu memenuhi kebutuhan nutrien
tubuh ternak. DAFTAR PUSTAKA
IUT sedang memiliki jumlah litter size Fajemilehin, O. K. S. dan E. Saloko. 2008.
paling kecil yaitu sebesar 1,26. Besar Body measurement characteristics of
kecilnya litter size dipengaruhi oleh banyak the West African Dwarf (WAD)
faktor. Ukuran tubuh induk juga memiliki Goat in deciduous forest zone of

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 21
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 15 – 23

Southwestern Nigeria. Afr. J. Bio- Kostaman, T. dan I. K. Sutama. 2006. Ko-


thechnol, 7(14), 2521-2526. relasi bobot badan induk dengan la-
ma bunting, litter size, dan bobot la-
Fourie, P. J., F. W. C. Neser, J. J. Oliver hir anak kambing Peranakan Etawah.
dan C. Van Der Westhuizen. 2002. Prosiding Seminar Nasional
Relationship between production per- Teknologi Peternakan dan Veteriner.
formance, visual appraisal and body Bogor, 5-6 September 2006. Pusat
measurement of young Dorper rams. Penelitian dan Pengembangan Pe-
South African. J. Anim. Sci, 32(4), ternakan. Hal:522-527.
256-262.
Mahmilia, F., M. Doloksaribu, S. Elieser
Gunawan, I. W., N. K. Suwiti dan P. Sam- dan F. A. Pamungkas. 2005. Tingkat
purna. 2016. Pengaruh pemberian produktivitas induk kambing persi-
mineral terhadap lingkar dada, pan- langan (kambing Kacang dan kamb-
jang dan tinggi tubuh sapi Bali ing Boer) berdasarkan total bobot la-
jantan. Buletin Vet. Udayana, 8(2), hir, total bobot sapih, litter size dan
128-134. daya hidup. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Hamdani, M. D. I. 2013. Hubungan antara Deli Serdang, 12-13 September 2005
berat badan sapi betina peranakan Loka penelitian Kambing Potong.
Ongole dan sapi persilangan pada
tingkatan umur yang Berbeda ter- Rasminati, N. 2013. Grade kambing Peran-
hadap ukuran dan karakteristik Ovar- akan Ettawa pada kondisi wilayah
iumnya. J. Ilmiah Peternakan yang berbeda. Sains Peternakan,
Terpadu, 1(3), 37-39. 11(1), 43-48.

Hamdani, M. D. I. 2015. Perbandingan SAS Institue Inc. 1990. SAS/STAT User’s


berat lahir, persentase jeniss ke- Guide Version 6. 4th Edition. Volume
lamin anak dan sifat prolifik induk 2. SAS Campus Drive. Cary. North
kambing Peranakan Ettawah pada California.
paritas pertama dan kedua di Kota
metro. J. Ilmiah Peternakan Sodiq, A. dan Sadewo. 2008. Reproduc-
Terpadu. 3(4), 245–250. tive performance and preweaning
mortality of Peranakan Etawa goat
Kaunang, D., Suyadi dan S. Wahjuningsih. under production system of goat
2013. Analisis litter size, bobot lahir farming group in Gumelar
dan bobot sapih hasil perkawinan Banyumas. Anim. Prod., 10(2), 67-
kawin alami dan inseminasi buatan 72.
kambing Boer dan Peranakan Etawah
(PE). J. Ilmu-ilmu Peternakan, 23(3), Sudewo, A. T. A., S. A. Santosa dan A.
41–46. Susanto. 2012. Produktivitas kamb-
ing Peranakan Etawah berdasarkan
Khargharia, G., G. Kadirvel., S. Kumar., S. litter size, tipe kelahiran dan mortali-
Doley., P.K. Bharti dan M. Das. tas di village breeding centre kabu-
2015. Principal component analysis paten Banyumas. Prosiding Seminar
of morphological traits of Assam hill Nasional Pengembangan Sumber
goat in Eastern Himalayan India. J. Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal
Anim. Plant Sci., 25(5), 1251-1258. Berkelanjutan II. Purwokerto, 27-28
November 2012. Hal: 1-7.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 22
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 15 – 23

Sutama, I. K. 2008. Pemanfaatan sum- Zulkharnaim, J. A. Syamsu, M. I. A. Da-


berdaya ternak lokal sebagai ternak gong, dan S. Sabile. 2016. Pening-
perah mendukung peningkatan katan mutu genetik induk dan calon
produksi susu nasional. Wartazoa, induk kambing PE prolifik melalui
18(4), 207-217. pemanfaatan pakan kulit buah kakao.
J. Aves., 10 (2), 1 –9.
Sutama, I. K. 2011. Inovasi teknologi
mendukung pengembangan kamb-
ing perah lokal. Pengembangan
Inovasi Pertanian, 4(3), 231–246.

Sutiyono, B., N. J. Widyawani dan E.


Purbowati. 2006. Studi performans
induk Kambing Peranakan Etawah
berdasarkan jumlah anak seke-
lahiran di Desa Banyuringin Keca-
matan Singorojo Kabupaten Ken-
dal. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veter-
iner. Bogor, 5-6 September 2006.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Hal:537-543.

Sutiyono, B., S. Johari, E. Kurnianto, Y.


S. Ondho, Sutopo, Y. Ardian, A.
Kusmuhernanda dan Darmawan.
2010. Hubungan penampilan anak
domba dari berbagai tipe kelahiran.
J. Ilmu-Ilmu Peternakan, 20(2), 24-
30.

Udeh, I. dan C. C. Ogbu. 2011. Principal


component analysis of body meas-
urements in three strains of broiler
chicken. Sci. World J., 6(2), 11-14.

Victori, A., E. Purbowati dan C. M. S. Les-


tari. 2016. Hubungan antara ukuran-
ukuran tubuh dengan bobot badan
kambing Peranakan Etawah jantan di
kabupaten Klaten. J. Ilmu-ilmu Pe-
ternakan, 26(1), 23-28.

Zulfahmi, A., D. Ramdani dan A. A. Nur-


meidiansyah. 2016. Performa induk
domba lokal yang dipelihara secara
semintensif di kecamatan Pamanukan
kabupaten Subang. Students e-
Journals, 5(4), 1-15.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.03 23

Anda mungkin juga menyukai