2b Pemeriksaan Fisik Umum
2b Pemeriksaan Fisik Umum
By NLP Yunianti SC
Pemeriksaan Fisik 1
Untuk menentukan besarnya diameter/lebarnya lesi bisa diukur dengan
Penggaris dan perkembangannya kita monitor terus. Setelah distribusi lesi
ditentukan informasi berikutnya harus diperoleh Dan dijelaskan secara rinci :
Bagaimana warna lesi tersebut ?
· Mengkaji vaskularisasi dan hydrasi
c) Rambut
1. Dilaksanakan secara inspeksi dan palpasi.
2. Penerangan ruangan harus cukup baik .
3. Memakai sarung tangan.
Yang mencatat tentang :
1. warna,tekstur dan distribusinya.
1) Warna dan tekstur.
· Warna rambut perlu dilihat tentang :
- Warna bisa hitam atau putih atau kelabu ketika seorang menjadi tua, tetapi
ada juga yg beruban pada usia muda karena factor herediter.
- tidak adanya pigmentasi secara partial atau total terjadi uban sejak lahir
karena mempunyai factor genetik.
· Tekstur rambut perlu dilihat tentang :
- Rambut yang tumbuh diseluruh tubuh memiliki tektur yg halus. kecuali pada
daerah axial dan pubis.
- Rambut tebal berombak, kering dan mudah patah, rambut berminyak, rambut
yang mudah patah, dan kering, pemakaian produk rambut komersial akibat
pewarna rambut yang berlebihan
2) Distribusi.
· Laki-laki cenderung memiliki rambut pada wajah dan badan ketimbang wanita
· kerontokan rambut allopesia bisa terjadi akibat kebiasaan ; mencabut rambut,
pemakaian pewarna, minyak rambut,, infeksie jamur, dan penyakit kanker
pada kulit kepala.
3) Perubahan lain.
Hirtsutisme (peningkatan rambut tubuh) dapat terlihat pada wanita pada saat
wanita mulai menfause.
d) Kuku
Pemeriksaan Fisik 2
· Paronokia,inflamasi pada kulit sekitar kuku,disertai nyeri tekan, dan erythema.
· Clubbing finger, jari tabuh yaitu pelurusan sudut yang normal menjadi 180
derajat.
· Pelunakan pada pangkal kuku(seperti spons apabila dipalpasi).
e) Tanda-tanda vital
· suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah
· Posisi ( duduk, berdiri, berbaring)
f) Kepala
Bentuk, kesimetrisan, nervus V & VII, keadaan rambut, kondisi kulit kepala,
massa, dan nyeri tekan.
g) Mata
Pemeriksaan mata merupakan komponen yang sangat penting pada
pemeriksaan fisik, tidak hanya karena kesehatan mata sangat penting bagi
kesehatan pasien secara keseluruhan tetapi juga karena keadaan mata dapat
mencerminkan keadaan kesehatan secara umum. Retina yang dapat dilihat
dengan oftalmoskop adalah satu-satunya tempat pada tubuh manusia dimana
dasar pembuluh darahnya dapat diperiksa secara langsung. Pupil adalah
jendela ke mikrosirkulasi manusia.
Pemeriksaan Fisik 3
dimana saraf optik memasuki mata dan dimana tidak terdapat sel retina
fotosensitif. Meskipun lapang pandang dapat dikaji dengan cepat oleh
oftalmologis, estimasi kasar dapat dibuat di kantor atau di tempat tidur pasien
ketika pemeriksa memperhatikan adanya gangguan umum lapang pandang,
misalnya pada pasien dengan cedera serebrovaskuler (stroke) atau glaukoma.
4) Pemeriksaan mata
Teknik yang biasanya dipergunakan dalam pemeriksaan oftalmologis adalah
inspeksi dan palpasi. Inspeksi visual dilakukan dengan instrumen oftalmik
khusus dan sumber cahaya. Palpasi bisa dilakukan untuk mengkaji nyeri tekan
mata dan deformitas dan untuk mengeluarkan cairan dari puncta. Palpasi juga
dilakukan untuk mendeteksi secara kasar (jelas terlihat) tingkat tekanan
intraokuler.
Seperti pada semua pemeriksaan fisik, perawat menggunakan pendekatan
sistematis, biasanya dari luar ke dalam. Struktur eksternal mata dan bola mata
dievaluasi lebih dahulu; kemudian diperiksa struktur internal.
a) Pemeriksaan fisik mata
Struktur eksternal mata diperiksa terutama dengan inspeksi. Struktur ini meliputi
alis, kelopak mata, bulu mata, aparatus lakrimalis, konjungtiva, kornea, kamera
anterior, iris, dan pupil.
Kelopak mata
Posisi kelopak mata dikaji dalam hubungannya dengan bola mata. Posisi
kelopak dan simetri merupakan bagian sangat penting pada pemeriksaan saraf
otak (SO).
Bulu mata
Perawat kemudian harus memeriksa bulu mata untuk posisi dan distribusinya.
Biasanya selain berfungsi sebagai pelindung mereka juga dapat menjadi iritan
bagi mata bila menjadi panjang dan salah arah. Bulu mata yang panjang dan tak
teratur dapat mengakibatkan iritasi kornea.
Sistem lakrimal
Struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata harus dikaji. Sistem
lakrimal tersusun atas bagian sekresi dan drainase.
Pemeriksaan Fisik 4
Pemeriksaan mata anterior
Sklera dan konjungtiva bulbaris diinspeksi secara bersama. Kelopak dilebarkan
dibuka dengan meletakkan telunjuk pada kelopak mata atas pasien dan ibu jari
pada bagian bawah agar terhindar dari trauma jaringan lunak.
Pemeriksaan kornea
Biasanya lampu slit digunakan untuk memeriksa kornea secara cermat; namun,
perawat dapat melakukan observasi berbagai keadaan menggunakan lampu
senter kecil.
h) Telinga
Pengkajian kemampuan mendengar otoskop dan palpasi tak langsung dengan
menggunakan otoskop pneumatic.
Pemeriksaan Fisik 5
Pemeriksaan Telinga
Telinga luar diperiksa dengan inspeksi dan palpasi langsung sementara
membrana timpani diinspeksi, seperti telinga tengah dengan :
Pengkajian Fisik
Inspeksi telinga luar merupakan prosedur yang paling sederhana tapi sering
terlewat. Aurikulus dan jaringan sekitarnya diinspeksi adanya:
· deformitas, lesi,
· cairan begitu pula ukuran,
· simetris dan sudut penempelan ke kepala.
i) Hidung
· Bentuk, sekat hidung, kongesti, pengeluaran, polip, kepatenan, saluran
udara, nyeri tekan sinos, transiluminasi, selaput lender.
j) Mulut dan Tenggorokan
· Bibir : warna, sianosis, keilosis, bibir pecah, pigmentasi
· Gigi-geligi : jumlah, karies, gigi palsu
· Selaput lender dan gusi : kepucatan, ulserasi,pigmentasi,lesi-lesi,penyakit
periodontal
· Lidah : warna,atrofil,penyimpangan (deurasi),tremor,ulserasi
· Pharynx : tonsil,epiglottis,penggerakan panatum
k) Leher
· Pembuluh darah: bendungan vena,denyutan karotis,denyutan abnormal,
parut luka,burit
· Trakea : posisi,pergerakan dan tarikan trakea
l) Buah dada
· Simetris : massa, jaringan parut, putting susu, sekresi, pigmentasi, nyeri
tekan, pencekungan (duplin), retraksi, fiksasi benjolan
m) Abdomen
· Bentuk
· Kulit
· Bunyi peristaltik
n) Ginjal
1) Perkusi Ginjal
2) Palpasi Ginjal
Pemeriksaan Fisik 6
2. ROS (Review of System / sistem tubuh)
Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh . Informasi yang
didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu
mendapat perhatian khusus, yaitu :
a) Tanda-tanda vital : suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah
b) Sistem Respirasi (Pernafasan)
1) Kaji keadaan umum dan pemenuhan kebutuhan respirasi
2) Kaji respiratory rate, irama dan kualitasnya
3) Inspeksi fungsi otot bantu napas, ukuran rongga dada, termasuk diameter
anterior dan posterior thorax, dan adanya gangguan spinal
4) Palpasi posisi trakea dan adanya subkutan emphysema
5) Auskultasi seluruh area paru dan kaji suara paru normal (vesikular,
bronkovesikular, atau bronkial) dan kaji juga adanya bunyi paru patologis
(wheezing, cracles atau ronkhi)
6) Kaji adanya keluhan batuk, durasi, frekuensi dan adanya sputum/dahak, cek
warna, konsistensi dan jumlahnya dan apakah disertai darah
7) Kaji adanya keluhan SOB (shortness of breath)/sesak napas, dyspnea dan
orthopnea.
8) Inspeksi membran mukosa dan warna kulit
9) Tentukan posisi yang tepat dan nyaman untuk meningkatkan fungsi
pernapasan pasien
10) Kaji apakah klien memiliki riwayat merokok (jumlah per hari) dan berapa
lama telah merokok
11) Kaji catatan obat terkait dengan sistem pernapasan dan test diagnostic.
Pemeriksaan Fisik 7
oedem kelopak mata, asites, bengkak tungkai/pergelangan kaki, clubbing ujung
jari-jari tangan
Pada pasien khususnya penyakit jantung amat penting melakukan pemeriksaan
nadi adalah :Kecepatan/menit, kuat/lemah (besar/kecil), teratur atau tidak, isi
setiap denyut sama kuat atau tidak.
Inspeksi
Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis, mudah terlihat pada pasien yang
kurus dan tidak terlihat pada pasien yang gemuk atau emfisema pulmonum.
Yang perlu diperhatikan adalah Titik Impuls Maksimum (Point of Maximum
Impulse). Normalnya berada pada ruang intercostals V pada garis midklavikular
kiri. Apabila impuls maksimum ini bergeser ke kiri berarti ada pembesaran
jantung kiri atau jantung terdorong atau tertarik kekiri.
Palpasi
Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung dan denyut jantung.
Point of Maximum Impuls dipalpasi untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika
darah mengalir melalui katup yang menyempit atau mengalami gangguan.
Perkusi
Dengan posisi pasien tetap berbaring/terlentang kita lakukan pemeriksaan
perkusi. Tujuannya adalah untuk menentukan batas jantung (batas atas kanan
kiri). Teknik perkusi menuntut penguasaan teknik dan pengalaman, diperlukan
keterampilan khusus. Pemeriksa harus mengetahui tentang apa yang disebut
sonor, redup dan timpani.
Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama jantung, bunyi
jantung, murmur dan gesekan (rub). Bunyi jantung perlu dinilai kualitas dan
frekuensinya. Bunyi jantung merupakan refleksi dari membuka dan menutupnya
katup dan terdengar di titik spesifik dari dinding dada.
· Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler (mitral
dan trikuspidalis).
Pemeriksaan Fisik 8
· Bunyi jantung II (S2) disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aorta dan
pulmonal).
· Bunyi jantung III (S3) merupakan pantulan vibrasi ventrikuler dihasilkan oleh
pengisian ventrikel ketika diastole dan mengikuti S2.
· Bunyi jantung IV (S4) disebabkan oleh tahanan untuk mengisi ventrikel pada
diastole yang lambat karena meningkatnya tekanan diastole ventrikel atau
lemahnya penggelembungan ventrikel.
2) Pembuluh darah inspeksi
Pada pemeriksaan ini untuk mengobservasi warna, ukuran dan sirkulasi perifer.
Palpasi
Untuk mengetahui suhu, edema dan denyutan. Pemeriksa dapat menekan
tempat tersebut dengan ketentuan :
+ 1 = cekung sedikit yang cepat hilang.
+ 2 = cekung menghilang dalam waktu 10-15 detik.
+ 3 = cekung dalam yang menghilang dalam waktu 1-2 menit.
+ 4 = bebas cekungan hilang dalam waktu 5 menit atau lebih.
Auskultasi
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi arteri.
Pemeriksaan Fisik 9
7) Kaji catatan penggunaan obat dan diagnostik tes yang mempengaruhi SSP.
e) Sistem Perkemihan
1) Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna, kekeruhan dan
ada/tidaknya sedimen
2) Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan hematuria, serta
riwayat infeksi saluran kemih
3) Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)
4) Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon kateter atau
urostomy atau supra pubik kateter
5) Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang terkait
dengan sistem perkemihan.
Pemeriksaan Fisik 10
3) Kaji pergerakan ekstremitas tangan dan kaki, ROM (range of motion),
kekuatan otot
4) Kaji kemampuan pasien duduk, berjalan, berdiri, cek postur tubuh
5) Kaji adanya tanda-tanda fraktur atau dislokasi
6) Kaji ulang pengobatan dan test diagnostik yang terkait sistem
musculoskeletal.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 3.Jakarta:EGC
Moore, Keith L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:Hipokrates.
Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2.Jakarta : EGC
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta:EGC
Syaifuddin.2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Pemeriksaan Fisik 11