K3LL SPBU
Oleh :
TIM SPBU
PPSDM MIGAS
February 12, 2020
2020 1
KERANGKA SAJIAN
1. Pengertian K3
2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di SPBU
3. Alat Pelindung Diri (APD)
4. Konsep Segitiga Api Kebakaran
5. Jenis APAR
6. Kegiatan Potensi Kebakaran di
SPBU
7. Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P3K) di SPBU
2
February 12, 2020 2
1
PENDAHULUAN
Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja
serta dimanapun tempatnya termasuk di
SPBU
2/12/2020 3
2/12/2020 4
2
Sumber bahaya (hazard), adalah suatu keadaan
yang dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit,
kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja
yang ada
2/12/2020 5
2/12/2020 6
3
Kecelakaan kerja, adalah suatu
kejadian yang tidak diduga dan tidak
diharapkan oleh setiap orang yang
menimbulkan kerugian pada manusia,
peralatan dan lingkungan
2/12/2020 7
2/12/2020 8
4
Adalah ketentuan tentang standarisasi
peralatan, SDM, pedoman umum instalasi
migas dan prosedur kerja agar instalasi
migas dapat beroperasi dengan andal,
aman, dan akrab lingkungan
Kegiatan usaha migas dan hasil olahannya
antara lain BBM dan BBG, selain
bermanfaat juga mempunyai potensi
bahaya dan sumber pencemaran yang
dapat merugikan manusia dan lingkungan.
2/12/2020 9
2/12/2020 10
5
Area SPBU merupakan tempat yang
rawan terhadap penyebaran gas yang
mudah terbakar. Apabila anda melihat
rekan kerja yang bekerja tidak sesuai
prosedur maka anda harus :
melaporkan kepada pengawas
2/12/2020 11
2/12/2020 12
6
KONDISI TIDAK AMAN
(Unsafe Condition)
1. Pengaman yang tidak sempurna
2. Peralatan kerja yang rusak
3. Tata letak (housekeeping) yang jelek
4. Penerangan yang kurang
5. Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau
radiasi
6. Tempat kerja yang kotor, licin dan bising
7. Ruangan dengan ventilasi yang kurang
8. APD yang tidak memenuhi standard
9. Mesin atau alat kerja yang tidak cocok
10. Suhu udara yang terlalu panas atau dingin
11. Tidak adanya tanda peringatan (labelling)
7
MENINGKATKAN PROGAM K3
Dalam usaha meningkatkan program
keselamatan dan kesehatan kerja,
operator SPBU harus berusaha untuk :
Menghilangkan sumber bahaya
Mengendalikan sumber bahaya
Menggunakan APD (Alat Pelindung
Diri)
2/12/2020 16
8
JENIS APD
17
18
9
PRODUK MIGAS
2/12/2020 19
10
API DAN KEBAKARAN
PERBEDAAN
API KEBAKARAN
Bermanfaat Tidak bermanfaat
Terkendali Tidak terkendali
Tidak merugikan Merugikan
2/12/2020 21
2/12/2020 22
11
BAHAN BAKAR (FUEL)
Secara fisik bahan bakar dapat berupa fase
padat, cair dan gas;
BBM di SPBU umumnya berupa cairan seperti
bensin dan solar yang mudah menguap
sehingga potensi mudah terbakar
2/12/2020 23
OKSIGEN (O2)
Oksigen (O2), adalah merupakan
unsur pokok yang sangat diperlukan
didalam proses pembakaran;
Unsur oksigen di udara bebas sekitar
21%, unsur lainnya adalah N2: 78%,
Ar : 0,93%, CO2 : 0,04%.
Sedangkan oksigen yang diperlukan
untuk proses pembakaran paling
sedikit sekitar 16 %.
(Essentials Of Fire Fighting, Third Edition).
2/12/2020 24
12
SUMBER PENYALAAN
Sumber penyalaan untuk proses terjadinya api,
antara lain:
Api terbuka (Open flame)
Gesekan (Friction)
Reaksi kimia (Chemical reaction)
Bunga api listrik (Electric spark)
Listrik Statis (Static electricity)
Petir (Lightning)
Sinar matahari (Sun light), dll.
2/12/2020 25
2/12/2020 26
13
TITIK BAKAR (FIRE POINT)
Fire point adalah suhu terendah dimana
uap suatu zat (bahan bakar) dapat
terbakar secara terus menerus bila di beri
sumber penyalaan yang cukup.
Titik bakar suatu zat beberapa derajat
lebih tinggi dari titik nyalanya (flash point).
2/12/2020 27
2/12/2020 28
14
DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMABLE RANGE)
Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi
campuran antara uap bahan bakar dengan O2
yang dapat terbakar, yang dibatasi% Vapour
oleh batas bisa
terbakar bawah
(Lower Flammable Limit) dan
Daerah Kurang O2
UFL 7,6
batas bisa terbakar atas
Bisa Tebakar
15
KLASIFIKASI KEBAKARAN
KLAS “A”
Kebakaran bahan bakar padat bukan logam,
seperti kayu, kertas, dan lain-lain.
KLAS “B”
Kebakaran bahan bakar cair dan gas, seperti
bensin, kerosene, solar, LPG, BBG, LNG dll.
KLAS “C”
Kebakaran listrik hidup, misal motor listrik.
KLAS “D”
Kebakaran Logam, misal Al, Mg, Mn, dan
lain-lain.
2/12/2020 31
KLASIFIKASI KEBAKARAN
SIMBOL
KLASIFIKASI
KEBAKARAN
2/12/2020 32
16
a. NFPA
Peralatan yang ringan yang berisi tepung,
cairan atau gas yang dapat disemprotkan
bertekanan untuk tujuan pemadaman
kebakaran
b. PERMEN NAKERTRANS 04/1980
Alat yang ringan yang mudah dilayani oleh
satu orang saja untuk tujuan pemadaman
pada mula terjadinya kebakaran
2/12/2020 33
2/12/2020 34
17
MEDIA APAR JENIS PADAT
1. Dry Chemical powder :
a. Reguler Efektif untuk kebakaran klas B, C
Sodium Bikarbonat / NaHCO3
Potasium Bikarbonat (Purple “K”) / KHCO3
Kalium Klorida (Super “K”) / KCl
Urea + Potasium bicarbonate (Monex) / NH4CONH4 +
KHCO3
b. Multi purpose Efektif untuk kebakaran klas A,B,C.
Mono Amonium Phospat (MAP) / NH4H2PO4
Kalium Sulfat / K2SO4
2/12/2020 35
18
MEDIA APAR JENIS AIR
Media pemadam jenis cair adalah : air, busa dan
cairan mudah menguap (halon)
Air hanya efektif untuk memadamkan kebakaran
kelas “A”
Prinsip kerja dalam pemadaman adalah cooling
dan dillution
Keuntungan air untuk pemadaman adalah :
• Murah
• Mudah diangkut APAR Jenis Air
• Mudah dibuat pancaran
• Daya penyerapan panas tinggi
• Mengembang menjadi uap tinggi
2/12/2020 37
2/12/2020 38
19
MEDIA APAR JENIS BUSA KIMIA
Busa kimia terjadi karena reaksi kimia antara :
Al2 (SO4)3 + 6NaHCO3 --> 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 6CO2.
Expantion ration hasil reaksi : + 7 kali
PRINSIP PENGOPERASIAN
APAR langsung dibawa
ke tempat kebakaran, ambil
posisi dari atas angin dan
arahkan pancaran busa pada
dinding bagian dalam dari
wadah yang terbakar
2/12/2020 39
2/12/2020 40
20
MEDIA APAR JENIS HALON
Hanya efektif untuk kebakaran klas B dan C,
untuk kebakaran klas A diperlukan kapasitas
yang besar.
Sekarang halon sudah tidak di gunakan lagi
karena dapat merusakkan lapisan OZON
PENGGANTI HALON :
Energen
AF11
FM 200
Dan lain-lain
2/12/2020 41
Sangat efektif
untuk
memadamkan
kebakaran
Instrument Listrik
2/12/2020 42
21
KEGIATAN DI SPBU
2/12/2020 43
22
PENERIMAAN DAN PEMBONGKARAN
BBM DARI MOBIL TANGKI DI SPBU (2)
f. Selama pengisian berlangsung harus
dipasang rambu-rambu peringatan “AWAS,
SEDANG BONGKAR BBM”.
g. Selama pembongkaran pengemudi dan
kenek harus siap ditempat, mesin kendaraan
harus dimatikan dan rem parkir dipasang.
h. Disekitar lokasi pembongkaran tidak boleh
terdapat sumber api atau kegiatan yang dapat
menimbulkan panas/api. Jika terdapat kondisi
berbahaya, pembongkaran BBM harus segera
dihentikan dan mobil tangki serta kendaraan
lainnya harus segera disingkirkan dari lokasi.
23
PENGISIAN BBM KE KENDARAAN
KONSUMEN (1)
a. Pada saat pengisian BBM dari
dispenser ke kendaraan konsumen,
maka mesin kendaraan harus dimatikan
b. Dilarang mengisi BBM selain ke dalam
tangki kendaraan, seperti ke drum atau
jerigen kecuali yang memenuhi
persyaratan yang sesuai ketentuan
c. Nozzle dispenser harus dalam keadaan
baik dan berfungsi otomatis pada saat
pengisian.
24
KEGIATAN PEMELIHARAAN
a. Semua pekerjaan pemeliharaan yang dapat
menimbulkan bahaya seperti pengelasan, tank
cleaning dan perbaikan lainnya harus dilakukan
dengan cara yang aman dibawah pengawasan
atau petugas yang kompeten.
b. Dilarang memperbaiki kendaraan di dalam area
SPBU.
c. Pengusaha SPBU harus memastikan bahwa
kontraktor pihak ketiga yang dipekerjakan di
SPBU baik untuk pengerjaan perawatan ataupun
hal lain disyaratkan untuk memahami standar dan
prosedur K3LL
25
KESEHATAN KERJA
a. Hindari kontak yang lama dan berulang-ulang
antara BBM dengan kulit.
b. Ganti segera pakaian yang terkontaminasi
dengan minyak dan cuci tubuh dengan sabun
dan air.
c. Jika BBM tertelan dapat menimbulkan
kecelakaan yang fatal. Jangan coba untuk
memuntahkannya tapi harus segera langsung di
bawa kerumah sakit.
d. Hindari menghirup uap BBM secara berlebihan.
Uap BBM bersifat Anesthesis (pembiusan) dan
jika terhirup dapat menyebabkan mengantuk
yang berakibat timbulnya resiko kecelakaan
26
RAMBU RAMBU DI SPBU
27
PENCEGAHAN KEBAKARAN DI SPBU (2)
e. Setiap SPBU harus memiliki peralatan pemadam kebakaran dan
wajib melatih semua pekerjanya untuk dapat mengoperasikan
f. Setiap SPBU harus selalu tersedia alat pemadam kebakaran
dalam jumlah yang cukup menurut ketentuan (Permen Naker
No.04 tahun 1980) dan selalu dalam keadaan siap pakai.
g. Alat pemadam harus ditempatkan pada lokasi yang telah
ditentukan dan tidak dibenarkan dipindahkan tanpa ijin petugas
setempat.
h. Alat pemadam harus diperiksa setiap 6 bulan sekali oleh
petugas/instansi yang berwenang meliputi: kondisi fisik
tabung, kondisi slang dan nozzle, kondisi tepung dan tekanan
gas. Hasil dan tanggal pemeriksaan harus dicantumkan pada
tabung pemadam.
28
GROUNDING SYSTEM
a. Grounding system merupakan fasilitas yang harus
ada di setiap SPBU untuk menghindari kebakaran
dari kelistrikan.
b. Grounding system dibuat untuk menghindari
terjadinya bahaya kebakaran akibat sambaran petir
dan aliran listrik statis. Hal ini diterapkan pada tangki
timbun, dispenser, generator, dan sistem kelistrikan.
c. Semua grounding system tersebut harus di periksa 1
(satu) tahun sekali.
d. Besar tahanan grounding maksimum yang
dipersyaratkan adalah maksimal 7 ohm untuk
sarana peralatan non listrik dan maksimal 4 ohm
untuk sarana peralatan listrik, kecuali ditentukan
lain sesuai spesifikasi peralatan.
29
LINDUNGAN LINGKUNGAN (2)
d. Limbah pelumas bekas harus dikumpulkan dan
ditampung dalam suatu tempat untuk diserahkan
pengelolaannya kepada perusahaan pengumpul dan
pengolah pelumas bekas yang telah mendapat ijin
e. Sumur pantau harus diperiksa setiap hari secara
visual
f. Pemeriksaan kadar minyak pada sumur pantau
secara laboratorium dilakukan secara berkala sesuai
dokumen UKL dan UPL.
g. Laporan pemeriksaan sumur pantau harus
disampaikan secara berkala
30
TUJUAN UTAMA P3K (PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN)
31
PERTOLONGAN PERTAMA DI SPBU (2)
e. Bila penderita pingsan tetapi pernapasan normal tanpa
cedera tulang belakang, segera gunakan tandu untuk
memindahkan ke tempat yang bersih dan sejuk serta
baringkan dalam posisi terlentang kepala lebih rendah
dari kaki
f. Jangan meninggalkan penderita sebelum petugas medis
datang
g. Bila tidak mungkin memanggil petugas medis, jika
keadaan penderita cukup stabil, bawa penderita ke unit
gawat darurat di RS/Puskesmas terdekat
h. Laporkan kejadian kecelakaan kepada pengawas dengan
memberikan kronologi yang sesungguhnya sehingga data
kejadian kecelakaan dapat dicatat untuk dapat dilakukan
upaya pencegahan agar kecelakaan yang serupa tidak
terjadi lagi.
www.ppsdmmigas.esdm.go.id
sulistyono@.esdm.go.id
sulismigas1@yahoo.com; sulismigas16@gmail.com
64 February 12, 2020 64
32