Anda di halaman 1dari 13

PERAN AKUNTANSI BIAYA DALAM PERKEMBANGAN UMKM

MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA


Dosen Pengampu: Rochman Effendi, S.E, M.Si, Ak.

Oleh:
Rifqo Al Ubaidillah Aldian Meindra
NIM. 190810301101

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Peran Akuntansi Biaya dalam Perkembangan UMKM ” dengan lancar dan
tentunya tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah
Akuntansi Biaya, Program Studi S1 Akuntansi. Serta dalam penyusunan makalah
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rochman Effendi, S.E, M.Si, Ak., selaku dosen pengampu mata kuliah
Akuntansi Biaya.
2. Serta teman-teman mahasiswa yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis berharap selain untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Akuntansi
Biaya, makalah ini juga dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut tentang peran Akuntansi Biaya dalam
Perkembangan UMKM dan bisnis dari sektor lain. Penulis juga menerima segala
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.

Jember, 05 Juni 2020

Penulis,
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UMKM merupakan salah satu jenis bisnis yang paling menjadi harapan
dari Bangsa Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui sejak tahun 1998
dimana terjadi krisis moneter yang membuat banyak perusahaan besar
tumbang, UMKM tetap bertahan dan bahkan menjadi penopang
perekonomian pada saat itu. Dengan perannya yang sangat luar biasa
tersebut, nyatanya masih banyak orang tidak mengetahui tentang UMKM.
Mulai dari pengertian, jenis dan kriterianya.
Berbicara mengenai UMKM ataupun jenis bisnis lainnya pasti tidak
akan lepas dari peran Akuntansi. Akuntansi memiliki banyak cabang, yang
salah satunya adalah Akuntansi Biaya.
Kebanyakan orang mulai mendirikan usaha atau merintis sebuah usaha
tidak dengan jeli memperhatikan strategi dalam berbisnis. Hal tersebut dapat
berpengaruh langsung pada usaha yang dirintis jika terjadi suatu kondisi
terburuk dalam perekonomian. Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejak
awal tahun 2020 ini sedang terjadi pandemi Covid-19, yang mana dampak
yang ditimbulkan sangatlah besar terhadap perekonomian negara pada
khusunya Indonesia.
Dari sedikit paparan diatas, penulis ingin membahas bagaimana
peranan Akuntansi Biaya terhadap perkembangan perekonomian di
Indonesia terutama dari sektor UMKM untuk mengatasi turunnya indeks
ekonomi selama pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan akan
berakhir.

Kata kunci: Akuntansi Biaya, UMKM, Pandemi Covid-19


1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana perkambangan UMKM di Indonesia?.
1.2.2 Bagaimana peran UMKM bagi perekonomian di Indonesia?.
1.2.3 Apa yang menjadi penghambat perkembangan UMKM di Indonesia?.
1.2.4 Bagaimana cara mengatasi penghambat perkembangan UMKM?.
1.2.5 Bagaimana peran Akuntansi Biaya dalam perkambangan UMKM?.
1.2.6 Bagaimana kondisi UMKM di kala pandemi Covid-19?.

1.3 Kajian Teori Berdasarkan Literatur


Beberapa penelitian telah banyak mengkaji dan berusaha memberikan
masukan untuk pengembangan UMKM di Indonesia. Peneliti tersebut
diantaranya adalah Supriyanto (2006:1), menyimpulkan dalam penelitiannya
ternyata UMKM mampu menjadi solusi penanggulangan kemiskinan di
Indonesia. Pengembangan melalui sektor ini dinilai memiliki kontribusi yang
besar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu menyerap 99,45% tenaga kerja
dan menyumbang pada PDB sekitar 30%. Dengan terserapnya tenaga kerja
yang banyak maka secara langsung dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan para pekerja yang terlibat didalamnya dan tentunya
mengurangi angka pengangguran.
Sedangkan peneliti Darwanto (2013:142-149) telah melakukan
pengamantan terhadap pertumbuhan UMKM dalam perekonomian Indonesia.
UMKM sebagai bagian daei perekonomian juga harus lebih lebih
meningkatkan daya saing dengan memberikan banyak inovasi. Dengan
demikian, peran UMKM akan semakin maksimal.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Biaya


Akuntansi Biaya adalah suatu proses pencatatan keuangan yang
didalamnya terjadi penggolongan dan peringkasan atas suatu biaya produksi,
penjualan produk ataupun jasa menggunakan suatu cara tertentu lengkap
dengan penjelasannya. Akuntansi biaya ini diperlukan untuk pertanggung
jawaban kepada pihak eksternal perusahaan seperti investor ataupun
kreditur, serta pihak internal (manajemen) perusahaan itu sendiri. Akuntansi
biaya sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, karena data historis yang
disajikan dalam pencatatannya akan sangat penting digunakan oleh
manajemen dalam mengambil keputusan atau kebijakan di waktu yang akan
datang.

2.2 Fungsi dari Akuntansi Biaya


2.2.1 Penentuan Harga Pokok
Fungsi akuntansi biaya yang pertama adalah untuk menentukan
penentuan harga pokok atas suatu produk atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan. Jangan sampai harga yang ditawarkan terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah oleh konsumen. Penentuan harga pokok
diperoleh dengan cara mencatat, menggolongkan, memonitor, dan
meringkas seluruh komponen biaya yang berhubungan dengan proses
produksi dari data histori yang dijadikan acuan pihak manajemen dalam
penentuan harga pokok produksi.
2.2.2 Perencanaan & Pengendalian Biaya.
Dasar yang digunakan dalam estimasi biaya adalah data histori
dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang diprediksi akan
memengaruhi biaya. Dalam perencanaan dan pengendalian biaya,
pihak manajemen akan memonitor apakah terjadi penyimpangan (ada
selisih antara biaya sesungguhnya dengan perencanaan biaya). Jika
ada, pihak manajemen akan menganalisis penyebab terjadinya selisih
serta mempertimbangkan tindakan koreksi yang memang perlu
dilakukan sebagai bentuk pengendalian.
2.3 Pengertian UMKM
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kalau ditelisik dari kepanjangannya, terlihat bahwa sektor ini terbagi menjadi
3 jenis usaha. Yaitu usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Bila
mengacu pada Undang-Undang nomor 20 tahun 2008, pembagian antara
usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah didasarkan pada kepemilikan
aset dan omset. Mari kita bahas satu persatu.
Usaha mikro adalah usaha produktif yang dilakukan oleh perseorangan
maupun badan usaha sesuai dengan kriteria mikro. Bila mengacu pada
undang-undang maka kriteria usaha mikro adalah asetnya maksimal Rp50
juta dan omsetnya maksimal Rp300 juta. Selanjutnya adalah usaha kecil.
Usaha ini adalah usaha produktif yang didirikan oleh perorangan atau badan
usaha. Dan bukan anak usaha atau cabang dari perusahaan-perusahaan
besar. Usaha kecil memiliki kriteria aset antara Rp 50 juta hingga Rp500 juta
dan omsetnya berkisar Rp300 juta sampai Rp2,5 milliar. Terakhir adalah
usaha menengah. Ini adalah usaha ekonomi produktif yang didirikan oleh
perseorangan atau badan usaha. Bukan merupakan anak usaha ataupun
cabang dari perusahaan besar. Usaha menengah memiliki kriteria jumlah
aset berkisar Rp500 juta sampai Rp10 milliar dan omset berkisar Rp2,5 milliar
hingga Rp50 milliar.

2.4 Ciri-ciri UMKM pada Umumnya


Dilihat dari perkembangannya, UMKM memiliki beberapa ciri,
diataranya adalah:
2.4.1 Jenis komoditi tidak tetap.
Ia bisa berganti sewaktu-waktu sesuai dengan keinginan pemilik usaha.
2.4.2 Mudahnya mereka untuk berpindah tempat.
2.4.3 Biasanya masih belum rapih secara sistem manajemen keuangan.
2.4.4 Umumnya pendidikan SDMnya tergolong rendah atau dibawah S1.
2.4.5 Umumnya sulit mengakses ke perbankan dalam hal pemberian modal.
2.4.6 Umumnya belum punya izin usaha atau legalitas.
2.4.7 SDM-nya belum memiliki jiwa wirausaha yang mantab.
2.5 Jenis Bidang UMKM
Sedangkan jika dilihat dari jenis bidang usahanya, ada beberapa jenis
UMKM yang diantaranya:
2.5.1. Kuliner
2.5.2. Fashion
2.5.3. Bidang Jasa
2.5.4. Elektronik
2.5.5. Bidang Pertanian
2.5.6. Furniture
2.5.7. Bidang Peternakan, dsb.

2.6 Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia


Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa UMKM memiliki
tingkat daya tahan yang tinggi dibandingkan usaha besar. Terbukti bahwa
ketika krisis moneter tahun 1998, sektor ini lebih tahan banting. Selain itu,
ada beberapa peran UMKM terhadap perekonomian.
2.6.1 Penyedia lapangan kerja.
UMKM ketika ia didirikan maka membutuhkan SDM untuk
menjalankan usahanya. Oleh sebab itu banyak SDM yang kemudian
ketarik dalam sektor ini. Terlebih dalam UMKM tidak ada syarat yang
muluk-muluk sebagaimana dalam usaha besar. Banyak diantara pelaku
UMKM tidak mementingkan tingkat pendidikan sehingga lebih mudah
SDM untuk masuk.
2.6.2 Menciptakan pasar baru.
Dunia UMKM adalah dunia yang penuh kreativitas. Kamu akan
menemukan pelaku UMKM membuat berbagai macam produk yang
unik. Produk yang unik tersebut kemudian membuat hadirnya pasar
baru untuk produk tersebut.
2.6.3 Kontribusi terhadap PDB/Pendapatan Nasional.
UMKM nyatanya memiliki kontribusi besar terhadap PDB atau
pendapatan nasional Indonesia. Menurut Ketua Asosiasi UMKM
Indonesia Muhammad Ikhsan Ingratubu berdasarkan data tahun 2018
UMKM menyumbang Rp8.400 triliun terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) atau berkisar 60% dari PDB Indonesia.
2.7 Kondisi UMKM saat Sebelum dan saat Pandemi Covid-19
Sebelum adanya bahaya Covid-19, Perkembangan UMKM di Indonesia
menunjukkan pola yang baik. Adanya dukungan dari pemerintah melalui
cara-cara tertentu memengaruhi angka pertumbuhan jumlah unit usaha
mikro, kecil, dan menengah. Pemanfaatan sarana teknologi dan komunikasi,
alokasi kredit usaha dari perbankan untuk rakyat, serta menurunnya tarif
pajak PPh Final menjadi beberapa faktor yang mendorong perkembangan
UMKM di Indonesia. Meski begitu, pertumbuhan ini dinilai masih lambat
karena beberapa faktor pendukung tersebut dinilai belum terlalu efektif. Salah
satunya di bagian perpajakan usaha. Mengutip dari sumber berita, adanya
penurunan tarif PPh Final menjadi 0.5% memang meningkatkan jumlah wajib
pajak yang membayar pajak penghasilan tersebut. Namun dari angka yang
disebutkan di atas dirasa masih kurang besar oleh pihak Ditjen Pajak. Hal ini
diyakini karena wajib pajak masih merasa kesulitan dalam memproses
kewajiban perpajakannya.
Pada 1998, UMKM betul-betul jadi penyelamat ekonomi nasional, ketika
banyak usaha besar, perbankan berjatuhan. Ekspor UMKM malah naik
sampai 350 persen. Pada 1998, UMKM bisa menggeliat di tengah krisis
keuangan dipicu beberapa hal. Salah satunya Dolar Amerika Serikat (AS)
yang menguat, memberi keuntungan bagi UMKM yang mengekspor
produknya. Ekspor UMKM kebanyakan furniture, yang berbasis bahan baku
lokal. Kemudian hasil laut, pertanian, tambang, rempah itu meningkat hingga
350 persen.
Sementara saat ini, tak hanya dalam negeri, kondisi global juga melesu
terimbas Virus Corona. Sehingga mendorong permintaan produk ekspor
melemah. Meski demikian, dia tetap melihat peluang dari kondisi yang ada.
Seiring melesunya perekonomian global membuka peluang bagi UMKM
nasional untuk mengisi pasar dalam negeri lebih besar. UMKM bisa
menggantikan posisi produk impor, misalkan untuk komoditas sayuran,
buah-buahan, bahkan bahan baku sparepart yang impornya terganggu.
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan UMKM
Berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia tidak
bisa lepas dari faktor-faktor yang mendorong terjadinya kemajuan ini.
Menurut beberapa pandangan dan penelitian, ada beberapa faktor yang
mendorong majunya perkembangan UMKM di Indonesia, di antaranya
sebagai berikut:
2.8.1. Pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi.
Majunya UMKM di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan
teknologi yang terjadi saat ini. Beberapa penelitian menunjukkan kalau
salah satu faktor yang mendukung perkembangan UMKM adalah
karena pemanfaatan sarana TIK (teknologi, informasi dan komunikasi).
Para pelaku usaha mulai memanfaatkan sarana teknologi seperti
smartphone untuk melebarkan pasar usahanya, serta menggunakan
aplikasi komunikasi seperti WhatsApp dan media sosial untuk
memasarkan produk yang dijual. Bahkan, sudah menjadi target
pemerintah untuk membuat pelaku UMKM untuk memanfaatkan dunia
digital, seperti e-commerce, untuk menjual dan mengembangkan
usahanya.
2.8.2 Kemudahan Peminjaman Modal Usaha.
Perkembangan UMKM di Indonesia tidak bisa lepas dari
dukungan perbankan di Tanah Air. Terbukanya akses pembiayaan
perbankan serta menurunnya kredit usaha rakyat, mendorong
tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah. Bahkan, perbankan
wajib mengalokasikan kredit pada UMKM mulai tahun 2015. Berawal
dari 5%, angka bunga itu terus tumbuh hingga 20% pada akhir tahun
2018 lalu. Selain itu, nominal modal memulai usaha, khususnya usaha
mikro, dianggap tidak terlalu besar sehingga siapapun dapat menjadi
pelaku UMKM dengan cepat. Dengan begitu, semakin menarik
pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia.
2.8.3. Menurunnya Tarif PPH Final.
Pelaku UMKM termasuk ke dalam wajib pajak dan wajib hitung,
setor, lapor pajak penghasilannya pada negara. Pajak yang harus
disetor dan dilaporkan merupakan pajak penghasilan final atau PPh
Final.
2.9 Peran Akuntansi Biaya Terhadap Perkembangan UMKM
Seperti yang telah dijelaskan dalam subbab sebelumnya bahwa
akuntansi biaya itu perannya sangat penting terhadap pelaku bisnis termasuk
bisnis di sektor UMKM. Akuntansi biaya sangat dibutuhkan oleh setiap
perusahaan, karena data historis yang disajikan dalam pencatatannya akan
sangat penting digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan atau
kebijakan di waktu yang akan datang. Akuntansi biaya berfungsi sebagai
penentu harga pokok produk, penentuan harga pokok ini diperoleh dengan
cara mencatat, menggolongkan, memonitor, dan meringkas seluruh
komponen biaya yang berhubungan dengan proses produksi dari data histori
yang dijadikan acuan pihak manajemen dalam penentuan harga pokok
produksi dari UMKM (pada khususnya). Selain itu, peran akuntansi biaya juga
sebagai perencanaan & pengendalian biaya. Dasar yang digunakan dalam
estimasi biaya adalah data histori dengan mempertimbangkan faktor-faktor
lain yang diprediksi akan memengaruhi biaya. Bisa dilihat betapa pentingnya
peran Akuntansi Biaya terhadap sebuah bisnis, dan bisa dibayangkan jika
sebuah perintis bisnis tanpa berbekal ilmu akuntansi, maka usaha itu tidak
akan berjalan dengan maksimal, karena sistem yang diterapkan tidak tertata
dengan baik.
Secara umum, penerapan akuntansi tidak hanya untuk mengetahui
seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, akan tetapi dapat
juga digunakan sebagai dasar penentuan harga jual, pengembangan pasar
dan sebagai bahan perusahaan dalam memperoleh bantuan dana dari para
kreditur serta yang tak kalah penting adalah sebagai dasar penentuan pajak.
Penerapan akuntansi oleh UMKM tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan akan tetapi diperlukan proses dan dana yang cukup oleh
pemilik UMKM. Salah satu cara untuk menerapkan sistem akuntansi dalam
sebuah UMKM adalah dengan perekrutan tenaga akuntan yang profesional.
Perekrutan tenaga akuntan dilakukan jika dalam suatu UMKM tidak terdapat
orang yang memiliki pengetahuan ilmu akuntansi. Jika UMKM telah memiliki
tenaga akuntan langkah selanjutnya yaitu dengan mengimplementasikan
prinsip-prinsip akuntansi dalam transaksi-transaksi bisnis setiap hari, berupa
mengumpulkan kuitansi dan nota, melakukan penjurnalan, pengelompokan
ke dalam buku besar dan langkah terakhir berupa laporan keuangan. Dengan
sistem pencatatan yang baik dapat memudahkan para pelaku bisnis UMKM
untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan atau bahkan
kecurangan dalam keuangan perusahaan. Pemilik UMKM dapat dengan
mudah mengetahui saldo piutang serta saldo hutang yang perusahaan miliki,
sehingga kecil kemungkinan terjadinya kesalahan pembayaran. Selain itu,
pemilik UMKM dapat mengetahui perkembangan usahanya melalui laba yang
diperoleh setiap akhir tahun, apakah meningkat atau menurun, jika menurun
langkah apa yang perlu dilakukan.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa peran Akuntansi khususnya Akuntansi
Biaya terhadap perkembangan suatu bisnis sangatlah besar, karena jika
suatu bisnis diawali tanpa ada pengetahuan mengenai Akuntansi maka bisnis
itu tidak akan bertahan lama.
Dalam banyak paparan diatas dapat diketahui bahwa tanpa Akuntansi
Biaya suatu UMKM tidak akan berjalan dengan maksimal, dan jika UMKM
banyak yang mengalami kebangkrutan dan tidak ditemukan solusi untuk
mengatasinya, maka perekonomian di Indonesia akan terpengaruh secara
langsung. Dengan keterkaitan tersebut maka UMKM sangatlah vital bagi
suatu negara. Dan UMKM diharapkan lebih bisa bertahan dalam kondisi
perekonomian terpuruk sekalipun.
Dengan kata lain, tanpa disertai ilmu akuntansi pada umumnya maka
UMKM tidak akan berjalan maksimal, dan jika UMKM tidak berjalan maksimal
maka perekonomian negara akan secara langsung terpengaruh. Jadi
singkatnya jika Akuntansi tidak berjalan maka perekonomian negara mungkin
tetap berjalan, namum tidak akan maksimal.

3.2 Saran
Supaya suatu bisnis UMKM dapat berjalan dengan maksimal dan tahan
banting dalam kondisi perekonomian apapun, sebaiknya kita perlu
memperhatikan faktor yang mempengaruhi perkembangan UMKM dan juga
memaksimalkan hal-hal berikut. Yang pertama memaksimalkan pemanfaatan
sarana teknologi, informasi dan komunikasi, lebih memberi kemudahan
peminjaman modal usaha kepada para calon pendiri usaha serta
menurunkan tarif PPH Final.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyati, S.T. S, 2004. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Bank Indonesia


dalam Mendukung Pelayanan Keuangan yang Berkelanjutan bagi Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. Deputi Direktur Direktorat Pengawasan Bank
Perkreditan Rakyat.
Rahayu, S.L 2005, Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura dalam
Mengembangkan UKM Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan
Keuangan,Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama
Internasional.
Winarni, S. 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan
Aksesibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006.

https://guruakuntansi.co.id/peranan-akuntansi-biaya/
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-akuntansi-biaya-fungsi-dan-klasifika
sinya/
https://guruakuntansi.co.id/akuntansi-biaya/
https://www.google.com/amp/s/endah240395.wordpress.com/2015/01/05/makala
h-umkm/amp/
https://www.online-pajak.com/akuntansi-umkm

Anda mungkin juga menyukai