Anda di halaman 1dari 5

“RESUME HAZARD KIMIA DAN PSIKOSOSIAL”

A. Hazard Kimia
1. Pengertian
Hazard kimia adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh sifat dan
karakteristik kimia yang dimiliki bahan tersebut. Hazard kimia ini sangat
berbahaya jika kita tidak mengetahuinya secara detail seperi apa sifat dari
bahan tersebut. Perlunya penanganan yang intensif terhadap  potensi
bahaya ini. Bahan-bahan tersebut mempunyai resiko untuk mengganggu
kesehatan  pekerja. Banyak penyakit salah satunya keracunan dan kanker
yang sering terjadi akibat  paparan zat kimia yang berlebihan pada pekerja.
Contoh dari hazard kimia adalah amoniak yang bercampur di udara
karena sifatnya yang berbahaya bagi THT pada manusia. MSDS adalah
salah satu cara melakukan penanganan dini terhadap potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh bahan kimia.
2. Pengendalian Bahaya Kimia
Untuk pengendalian bahaya kimia, ada empat tipe pengendalian
yang dapat dilakukan, yaitu : inherent, active, passive dan procedural.
a. Inherently Safer Alternative (ISA).
ISA adalah strategi pengendalian bahaya dengan cara mengganti
bahan baku atau proses berbahaya dengan bahan baku atau  proses
yang tingkat bahayanya lebih rendah. Saat yang paling tepat
melakukan ISA adalah pada saat awal pengembangan produk atau
proses (development stage). Ada empat strategi yang dapat dilakukan
dalam ISA, yaitu:
1) Miminize; menggunakan bahan kimia berbahaya dalam jumlah
kecil, baik selama penyimpanan, proses maupun pengiriman.
Dengan mengurangi jumlah bahan kimia maka risiko dari bahan
tersebut juga menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah
yang lebih besar.
2) Subtitute; mengganti bahan kimia yang berbahaya dengan bahan
kimia yang kurang berbahaya. Misalnya pelarut organik yang
bersifat mudah terbakar diganti denga air.
3) Moderate; jika dua hal diatas tidak bisa dilakukan maka kita dapat
melakukan proses atau penyimpanan pada kondisi yang lebih
aman, misalnya pengenceran, penyimpanan dengan suhu yang
lebih rendah, proses yang lebih sederhana dan sebagainya.
Sehingga laju reaksi atau energi yang reaksi yang dihasil lebih
rendah jika dibandingkan dengan kondisi normal.
4) Dilution; melarutkan untuk mengurangi tingkat bahaya reaktifitas,
baik pada saat proses produksi maupun penyimpanan.
b. Passive Control
Passive control adalah mengurangi bahaya atau resiko dengan
merancang proses dan peralatan yang lebih aman. Passive control
dapat mengurangi frekuensi atau konsekuensi dari bahaya tersebut
tanpa fungsi aktif peralatan apapun, misalnya tempat penampungan
(contaiment), dinding tahan api, pipa atau tangki yang tahan terhadap
tekanan tinggi.
c. Active Control
Active control menggunakan sistem engineering control, misalnya
safety interlock, emergency shutdown system, smoke detector dan lain
sebagainya.
d. Procedural Control
Procedural control disebut juga administrative control, yaitu proses
pengendalian dengan cara membuat prosedur administratif
menggurangi bahaya dan resiko dari bahaya kimia. Misalnya work
instruction, safe operating limit, work permit dan sebagainya.
B. Hazard Psikososial
1. Pengertian
Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek dari
desain kerja, organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek
yang behubungan dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat
menyebabkan gangguan pada psikologi dan fisik –  fisiologi pekerja (Cox
& Griffiths, 2002) dalam Research on Work – Related Stress 2002.
Potensi bahaya psikososial (psychosocial hazard) menurut definisi
dari International Labour Organization (ILO, 1986) mempunyai pengertian
interaksi antara job content, organisasi kerja dan manajemen, dan keadaan
lingkungan serta organisasi dari satu pihak dan kompetensi serta
kebutuhan pekerja di pihak lain. Interaksi itu terbukti mempunyai
pengaruh yang berbahaya terhadap kesehatan pekeja melaui persepsi dan
pengalaman pekerja.
Potensi bahaya psikososial di tempat kerja antara lain sebagai
berikut:
Jenis Contoh
Job content Kurangnya variasi atau pendeknya siklus kerja,
kerja yang dibagi dalam bagian-bagian kecil atau
kurang bermakna, kemampuan pekerja lebih
tinggi dibandingkan tugas yang diberikan
kepadanya, ketidakpastian status pekerjaan,
pekerjaan yang secara rutin harus berinteraksi
dengan berbagai karakter manusia.
Beban kerja dan kecepatan Beban kerja berlebih atau kurang, kecepatan
kerja mesin (mechine pacing), terus-menerus
berhadapan dengan tenggat waktu yang singkat
(continually subject to deadlines).
Jadwal kerja Kerja gilir, kerja malam , jadwal kerja yang tidak
fleksibel, jam kerja yang tidak pasti, jam kerja
panjang, unsociable hours.
Kontrol Pertisipasi rendah dalam  pengambilan
keputusan, tidak ada pengendalian terhadap
beban kerja dan kecepatan kerja, dll.
Lingkungan dan peralatan Ketersediaan peralatan yang tidak memadai,
peralatan yang kurang cocok, atau pemeliharaan
peralatan yang tidak memadai, keadaan
lingkungan kerja yang penuh sesak, pencahayaan
yang buruk, bising berlebihan.
Budaya dan fungsi Komunikasi yang buruk, kurangnya dukungan
organisasi untuk pemecahan masalah dan pengembangan
diri.
Hubungan antar pribadi di Isolasi social atau fisik, hubungan yang buruk
tempat kerja dengan atasan, konflik antarpribadi, kurangnya
dukungan social, bullying, pelecehan
Peran dalam organisasi Ketidakjelasan peran (role ambiguity), konflik
peran (role conflict), dan adanya tanggung jawab
terhadap orang-orang (responsibility for people)
Pengembangan karir Karir yang tidak jelas dan mandek, kurang
promosi atau promosi berlebihan, bayaran yang
buruk, ketidakamanan pekerjaan (job insecurity).
Hazard psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek
dari desain kerja , organisasi kerja dan manajemen kerja , serta segala
aspek yang berhubungan dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi
dapat menyebabkan gangguan pada psikologi fisik – fisiologi pekerja (Cox
& Griffths,2002) dalam Research on Work – Related Stress 2002. Ada
yang berhipotesis bahwa terdapat hubungan antara stress dan masalah
kesehatan fisik. Yang paling sering menjadi topik bahasan adalah penyakit
jantung koroner (CHD) yang merupakan penyebab kematian yang terjadi
di Amerika Serikat.
Terpajan hazard psikososial dapat mempengaruhi kesehatan fisik
dan mental tidak secara langsung melalui pengalaman stress. Kesehatan
mental yang buruk dihubungkan dengan frustasi yang timbul karena tidak
memperoleh kepuasan kerja atau situasi kerja dimana tuntutan-tuntutan
pekerjaan yang tidak cocok atau tidak sesuai pengetahuan dan
keterampilan atau kompetensi perkerja atau kebutuhan mereka. Aspek dari
hazard psikososial sendiri membahas 2 aspek yaitu job content (beban
kerja,desain tugas,jadwal kerja, dan peralatan kerja ) dan job context
(hubungan interpersonal,perkembangan karir serta kebijakan dan
pengawasan).
2. Pengontrolan Bahaya Psikososial
Upaya pegendalian atau pencegahan bahaya resiko, terhadap stress
kerja pada karyawan , kegelisahan, depresi , penghargaan diri yang kurang
sampai meningkatnya gejala penyakit jantung.
a. Elimination adalah menghilangkan semua faktor risiko dari process
kerja yang menjadi sumber bahaya.
b. Substitution adalah Mengganti hal-hal yang mempunyai pengaruh
berbahaya terhadap psikis dan fisik pekerja
c. Minimalisir adalah Memperkecil kemungkina timbulnya bahaya
d. Engineering Control adalah pendekatan secara teknik misalnya :
penilaian kinerja pekerja,
e. Administrative Control adalah pengawasan terhadap keputusan atau
peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.
f. Supervisi atau bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pekerja
sehingga faktor resiko timbulnya bahaya dapat dikurangi
g. PPE  atau APD : Sebagai pelindung antara pekerja dan hal-hal
pencetus bahaya dengan pemahaman pekerja yang baik dan
pendekatan diri terhadap lingkungan dan tuhannya

Referensi:
https://dokumen.tips/documents/makalah-k3-hazard.html di unduh pada tanggal
15 Desember 2020 Pukul 20:15
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_da
n_Pengendaliannya di unduh pada tanggal 16 Desember 2020 Pukul 14:00

Anda mungkin juga menyukai