Anda di halaman 1dari 5

PULAU MERAH

A. INFROMASI UMUM
Pulau Merah atau Pulo Merah adalah sebuah pantai dan objek wisata di
Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Pantai ini dikenal karena sebuah bukit hijau kecil
dengan tanah berwarna merah yang terletak di dekat bibir pantai. Bukit ini dapat
dikunjungi dengan berjalan kaki saat air laut surut.[1] Juga terdapat Pura di mana warga
yang beragama Hindu di sana melaksanakan ibadah ataupun upacara Mekiyis. Kawasan
wisata ini dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, KPH Banyuwangi Selatan.
Pantai Pulau Merah berpasir putih terbentang sepanjang tiga kilometer, sehingga
juga sesuai untuk keluarga. Namun, ombak Pulau Merah yang terbilang cukup tinggi
tidak terlalu sesuai untuk digunakan berenang, terutama bagi anak kecil. Ombak di
kawasan Pulo Merah cukup menantang dan menjadi salah satu tempat ideal untuk
penggemar olahraga selancar.[1] Ombak di pantai ini tergolong cukup tinggi berkisar 3-5
meter dan cocok untuk pecinta olahraga selancar (surfing). Menurut penuturan warga
setempat, turis-turis asal Prancis, Jerman, dan Australia sering berkunjung ke tempat ini.
President INSA atau Asosiasi Selancar Indonesia, Jro Made Supatra Karang, mengatakan
bahwa pemandangan dan ombak di kawasan wisata Pulau Merah merupakan salah satu
yang terbaik di Indonesia.
Manurut Jro Made, kelebihan Pulo Merah dibandingkan Pantai Plengkung antara
lain pada ombaknya yang bisa menjadi tujuan peselancar pemula, amatir, dan profesional
dengan ketingian rata-rata dua meter. Berbeda dengan Pantai Plengkung atau G-Land
yang hanya bisa dinikmati oleh peselancar profesional. Selain itu, Pulo Merah juga lebih
mudah diakses dengan kondisi jalan yang mulus serta dekat dengan permukiman
penduduk. Dasar pantai yang tidak memiliki banyak karang juga lebih aman untuk para
peselancar. Dibandingkan ombak Pantai Kuta, ombak Pulo Merah lebih serius sehingga
memungkinan para peselancar untuk melakukan manuver di dalamnya.

B. SEJARAH
Pada tahun 1990-an, kawasan Pulau Merah pernah rusak parah akibat diterjang
bencana tsunami. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di bawah kepemimpinan Bupati
Abdullah Azwar Anas memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan kawasan
wisata ini, salah satunya dengan memperbaiki akses jalan menuju lokasi. Pada akhir 2012
lalu, Pemkab Banyuwangi telah memperkenalkan Pantai Pulau Merah ke dunia
internasional melalui penyelenggaraan ajang lomba balap sepeda "Banyuwangi Tour de
Ijen". Sebelum adanya "Tour de Ijen", akses jalan menuju Pantai Pulau Merah lumayan
berat, berupa jalan berbatu yang melintasi area kebun dan juga sawah milik warga.
Nama Pulo Merah merujuk pada sebuah bukit kecil di tepi pantai yang memiliki
tinggi sekitar 200 meter. Bukit tersebut memiliki tanah berwarna merah dan ditutupi oleh
vegetasi hijau sehingga tidak terlalu tampak warna aslinya. Bukit ini bisa diakses pada
saat air sedang surut.

A. AKSES
Untuk mencapai Pantai pulau merah Anda harus menempuh perjalanan sekitar 60
kilometer dari pusat kabupaten Banyuwangi. Dari pusat kota Anda harus berkendara ke
arah Srono kemudian menuju Kesilir dan diteruskan hingga ke Pulau Merah. Meskipun
akan banyak melalui jalan desa dan banyak berkelak-kelok, perjalanan menuju Pantai ini
cukup mudah dikarenakan panai ini sudah terkenal sehingga Anda akan menemui banyak
papan penunjuk jalan ke arah Pantai pulau merah. Jika Anda tidak dapat menggunakan
kendaraan pribadi, Anda juga dapat menggunakan kendaraan umum dari Terminal
Banyuwangi. Dari Terminal Anda bisa naik bis jurusan Pesanggaran. Jika sudah sampai
Pesanggaran Anda dapat menggunakan jasa ojek karena sudah tidak terlalu jauh. Apabila
Anda menggunakan kendaraan umum dari arah Jember, turunlah di Terminal Jajag untuk
ganti bis menuju Pesanggaran.
Banyuwangi-rogojampi-srono-benculuk-jajag-bangorejo-kesilir-pesanggaran-
sumberagung-pantai pulau merah
PANTAI WEDI IRENG
A. INFORMASI UMUM
Tak hanya menikmati keindahan Pantai Wedi Ireng dan underwaternya, menuju
pantai yang berbetnuk huruf 'W' yang dikurung bebukitan ini, menjadi wisata adventure
tersendiri. Jalan ke sana menantang. Lokasi pantai ini sangat tersembunyi. Terlindung
dengan kebatnya hutan dan bebatuan terjal. Untuk menuju surga baru pantai Banyuwangi
ini, harus penuh perjuangan. Perjalanan melalui darat menjadi tantangan tersendiri bagi
wisatawan. Jalan terjal dan berbatu serta naik dan turun bukit harus dilalui. Terlebih saat
ini musim hujan, jalan dipastikan akan becek dan licin.
Jika melalui jalan darat, ke Pantai Wedi Ireng, harus melalui muara Pancer.
Wisatawan bisa menyewa perahu untuk menyebrang muara itu atau wisatawan akan
menaiki bukit yang banyak ditumbuhi pohon pisang. Baru kemudian, jalanan terjal
menuruni bukit. Jalan setapak ini masih ditumbuhi tanaman liar berduri. Perlu
kewaspadaan dalam menuruni bukit ini. sebagai design khas dari Pantai Wedi Ireng ini.
Selain itu, lapisan batu dan pasir coklat yang kasar serta unsur pasir putih yang halus
menjadi ciri khas dari Pantai ini.

B. SEJARAH
Nama pantai ini diambil dari kata Jawa, "wedi" berarti pasir dan "ireng" berarti
hitam. Dinamai demikian karena pasirnya yang hitam, walaupun ada beberapa titik di
pantai ini yang pasirnya berwarna putih.

C. AKSES
Lokasi Pantai Wedi Ireng berada di Desa Sumberagung, Kec. Pesanggara.
Tepatnya hanya berjarak kurang lebih 3 kilometer dari pulau Merah, atau sekitar 65
Kilometer dari kota Banyuwangi. Lokasi yang terbilang cukup terpencil ini lah yang
membuat Pantai ini masih perawan dan masih sangat asli. Pantai ini juga sekawasan
dengan beberapa pantai lainnya seperti Pulo Merah dan Pantai Mustika.
Akses menuju ke lokasi bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi
dan dengan waktu tempuh 3-4 jam dari Kota Banyuwangi hingga ke Pantai Mustika.
Seteah itu dilanjutkan dengan berjalan kaki mendaki bukit atau menaiki kapal nelayan
dari Pantai Mustika dengan waktu tempuh sekitar 20 menit
PANTAI MUSTIKA
A. INFORMASI UMUM
Keistimewaan dari pantai Mustika adalah pantainya masih bersih dan alami, selain itu
panjang pantai hampir mencapai 2 KM membentuk setengah lingkaran dan ditengah
tengahnya ada pulau mustaka. Pantai Mustika memiliki kontur yang sangat landai.
Karakteristik gelombang pecah (ombak) di sini pun terbilang cukup aman bagi
pengunjung untuk bermain di tepi pantai.
Diseberang lokasi ini terdapat pulau mustaka yang luasnya sekitar 3 hektar dan berjarak 4
mil dari pantai Mustika. Pulau ini memiliki sejuta keindahan yang menawan. Dinding
tebing yang cukup tinggi menandakan bahwa pulau tersebut tidak dihuni oleh manusia.
Pulau ini hanya dihuni oleh kera dan fauna lain yang tinggal disana. Perairan di pulau
tersebut sangat jernih hingga biota laut dan terumbu karang bisa dilihat dengan mata
telanjang.

B. SEJARAH
Asal usul nama pantai Mustika berawal dari kedatangan nyi roro kidul yang
datang ke tempat ini. ketika hendak pulang, mustika yang dikenakannya tertinggal di
pantai ini. kemudian ada orang yang menemukan mustika tersebut. Sadar bahwa mustika
tersebut milik nyi roro kidul dia pun membuang mustika tersebut ke laut dengan harapan
bisa kembali kepada pemiliknya. Itulah asal usul kenapa pantai ini dinamakan pantai
Mustika.

C. AKSES
lokasi Pantai Mustika tepat disebelah timur TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Pancer.
Ada papan nama petunjuk arahnya yang bisa dilihat oleh pengunjung. Untuk mencapai ke
pantai cantik ini, dari Pantai Pulau Merah bisa dengan berjalan kaki sekitar 3-4 km
mengikuti ke arah barat, atau sebelum memasuki pintu masuk Pantai Pulau Merah
terdapat jalan desa ke kanan. Ikuti saja jalan tersebut, nantinya akan sampai di Pantai
Mustika.
HUTAN DE DJAWATAN
D. INFORMASI UMUM
Salah satu obyek wisata di Kabupaten Banyuwangi adalah De Djawatan. Hutan
dengan pepohonan trembesi yang besar ini bagaikan Hutan Fangorn dalam film Lord of
The Rings. Dulunya hutan ini sebuah bangunan tua yang dulunya digunakan untuk
pengelolaan Transportasi Kereta Api. Namun, saat ini wisata Jawatan sudah beralih
fungsi sebagai tempat wisata yang menyajikan pemandangan alam dari rimbunan pohon
trambesi yang memiliki usia ratusan tahun dan memiliki diameter rata rata 3 meter.
Jawatan Benculuk selain difungsikan sebagai tempat wisata juga difungsikan sebagai area
resapan air dan penimbun kayu jati yang berkualitas yang dikelola oleh Perhutani
Banyuwangi. Saat ini jaatan sudah beralih nama menjadi De Djawatan

E. SEJARAH
Wisata Jawatan Benculuk mulai didirikan pada tahun 1951 sampai tahun 1962.
Berdasarkan data arsip Perhutani pemerintahan Banyuwangi, luas tempat wisata ini
dulunya 5,2 hektar. Dan sampai saat ini luas lahan yang tersisa tinggal 3,8 hektar.
Uniknya, Jawatan Benculuk Banyuwangi adalah satu satu nya tempat yang
mempunyai sumber tenaga listrik mandiri. Jadi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
tempat wisata ini tidak bergantung pada daerah lainnya. Selain itu Jawatan juga masih
menyimpan sebuah kereta tua (Sepur Klutuk) yang dilengkapi dengan teknisi dan juga
bengkel nya. Dan kereta tua ini dulunya beroperasi antar kecamatan di Kabupaten
Banyuwangi, mulai dari Kalibaru, Genteng, Purwoharjo, Alas Purwo, Srono, Rogojampi,
dan Banyuwangi Kota. Di beberapa kecamatan tersebut, rel Sepur Klutuk ini masih bisa
dijumpai, namun kebanyakan rel sudah banyak yang hilang, baik tertimbun tanah
maupun dikarenakan ulah tangan tangan yang tidak bertanggung jawab.

F. AKSES
Jawatan terletak di Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di Kecamatan Cluring, Desa
Benculuk. Lokasi Jawatan juga tidak terlalu jauh dari pusat Kota Banyuwangi. Perjalanan
dari Banyuwangi Kota menuju tempat ini memakan waktu kurang lebih 30 menit. Akses
menuju lokasi wisata juga tidak sulit, karena tempat ini berada tidak jauh dari jalan raya,
tepatnya 50 m dari jalan raya.
Rute yang harus dilalui adalah jalan utama Banyuwangi-Jember ke arah selatan.
Namun sesampainya di Rogojampi, jalan utama Banyuwangi-Jember akan bercabang di
sebuah pertigaan. Jika hendak menuju De Djawatan, maka ambil jalan yang lurus ke
selatan. Selanjutnya cukup ikuti jalan utama ke arah selatan. Nantinya perjalanan akan
melewati Kecamatan Srono dan akhirnya sampai di pasar dan pertigaan Desa Benculuk,
Kecamatan Cluring.

Anda mungkin juga menyukai