Anda di halaman 1dari 12

Pengorganisasian Masyarakat

“ LATAR BELAKANG PENGORGANISASIAN MASYARAKAT “

Oleh:
SILVIA MOSI
2019409120

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AL-ASYARIAH MANDAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masyarakat  telah mempunyai organisasi sejak lama atau sejak kelembagaan
masyarakat mulai terbentuk. Masyarakat membentuk organisasi kemasyarakatan
karena hubungan sosial yang mengatur segala kehidupan secara komunal. Relasi
sosial yang menjadi dasar pembentukan masyarakat  biasanya dicerminkan ke dalam
bentuk ikatan kerabatan atau  mengenai tata aturan kehidupan bermasyarakat dalam
sebuah kawasan. Tata aturan yang mengatur kehidupan masyarakat jarang sekali
tertulis, mengingat tata aturan yang berlaku biasanya diturunkan dari generasi ke
generasi melalui tuturkata.
            Proses membangun komunitas mobilizable disebut “Pengorganisasian
masyarakat”. ini melibatkan “kerajinan” dan membangun sebuah jaringan abadi
orang, yang mengidentifikasi dengan cita-cita bersama, dan siapa yang bias terlibat
dalam aksi sosial  atas dasar cita-cita. Dalam prakteknya, jauh lebih dari
micromobilization atau strategi franning (snow et al, 1986)
            Pengorganisasian masyarakat adalah proses kekuatan bangunan yang meliputi
orang dengan masalah dalam mendefinisikan komunitas mereka, mengidentifikaikan
masalah yang mereka ingin alamat, solusi mereka ingin mangejar, dan metodeyang
mereka akan gunakan untuk menacapai solusi mereka konfrontasi, dan dengan
bujukan atau bernogosiasi dengan mereka untuk mencapai tujuan masyarakat.
(Charles tilly, 1984)
            Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan
local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan
untuk perubahan social.
Sekarang ini menata diri dan memberdayakan masyarakat nampaknya masih menjadi
pilihan yang patut kita pertimbangkan untuk terus kita lakukan. Yang diharapkan
dapat mendorong kesadaran dan pemahaman kritis masyarakat tentang  berbagai
aspek yang senantiasa berkembang dalam kehidupan masyarakat. Mendorong
digunakannya kearifan-kearifan budaya sebagai alat dalam mewujudkan tatanan
kehidupan masyarakat dan negara yang lebih demokratis maupun dalam
menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Organisasi masyarakat merupakan kekuatan yang memperjuangkan kepentingan
masyarakat secara keseluruhan. Dalam melakukan perjuangan kepentingan
masyarakat, organisasi masyarakat tidak akan henti – hentinya sampai kapanpun.
Sebab, musuh – musuh masyarakat  juga tidak akan henti – hentinya dalam
melakukan penindasan terhadap masyarakat.
Bentuk organisasi masyarakat biasanya sudah terdapat dalam tata aturan hukum adat
yang berlaku. Bisa berbentuk paguyuban, adat-adat, atau kesukuan. Bentuk organisasi
masyarakat bisa sangat fleksibel dalam mengikuti tata aturan hukum adat yang
berlaku dalam setiap daerah masing – masing dan tidak ada kriteria khusus yang
mengaturnya. Kepemimpinan yang berlaku juga demikian, sangat beragam. Hampir
semua masyarakat mempunyai ciri yang khas dalam melakukan kepemimpinannya.
Pada prinsipnya, setiap organisasi mayarakat mempuyai bentuk yang berbeda,
kepemimpinan yang berbeda, tetapi semuanya tetap dalam satu tujuan membangun
kepentingan bersama masyarakat.
Landasan filosofis dari kebutuhan untuk melakukan pengorganisasian
masyarakat  adalah pemberdayaan. Karena pada dasarnya  masyarakat sendiri yang
seharusnya berdaya dan menjadi penentu dalam melakukan perubahan sosial.
  Perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan yang mendasar dari kondisi
ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan. Dalam konteks masyarakat, perubahan
sosial juga menyangkut multidemensional. Dalam demensi ekonomi seringkali
‘dimimpikan’  terbentuknya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh warga
masyarakat.

B. Tujuan
a.        Tujuan umum,
       Agar dapat membentuk suatu system pengorganisasian masyarakat dan
dapat memberi gambaran tentang pengorganisasian masyarakat
b.       Tujuan khusus
          Agar dapat memahami konsep pengorganisasian masyarakat
          Agar dapat memahami prinsip-prinsip pengorganisasian masyarakat
            Agar dapat memahami pengertian dan ciri-ciri pengorganisasian
masyarakat
            Dapat memahami pengorganisasian masyarakat sebagai proses
penyadaran kritis.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Pengorganisasian masyarakat adalah konsep yag sudah dikenal dan
dipakai oleh para pekerja social di amerika pada akhir tahun 1800, sebagai upaya
koordinatif memberikan pelayanan kepada imigrasi, kelompok miskin yang baru
dating. (Garvin dan cox)
Menurut “Ross Murray” pengorganisasian masyarakat adalah suata proses
dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhandan menentukan
prioritas dari keutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembengkan keyakinan untuk
berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai denganskala prioritas
berdasarkanatas sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang
besar dari luar dengan usaha gotong royong. Organisasi adalah perseutuan antara dua
orang atau lebih yang bersepakat untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang di
miliki. (Azrul Azwar, 1996).
Pengorganisasian adalah pengelompokan beerbagai kegiatan yang diperlukan
untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah di
tetapkan  dapat dicapai degan memuaskan.
B.     Aspek-aspek Pengorganisasian Masyarakat
Pada  pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung
didalamnya, yaitu:
1.      Proses
a.       Merupakan proses yang terjadisecara sadar, tetapi mungkin juga tidad
disadari
b.      Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan
c.       Dalam posesnya ditemukan unsur-unsur kesukarelaan, kesukarelaan timbul
karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil
inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya.
d.      Kesukarelaan yang terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-
kebuthan kelompok atau masyarakat
e.       Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yangdihadapibisanya
ditemukanpada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya
menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya
f.      Selajutnya menginstruksikan kepada masyarakat untuk bersama mengatasinya

2.   Masyarakat
Masayarakat biasanya di artikan sebagai :
a.       Kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis : desa, kecamatan,
kabupaten, dsb.
b.      suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari
kelompok yang leih besar
c.       Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan
kelompok yang lebih besar
d.      Kelopok yang secara bersama-samamencoba mengatasi masalah
danmemenuhi kebutuhannya
3.   Berfungsinya masyarakat
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-lakah
sebagai beriut :
a.         Menarik orang-orang yang mempunyai insiatif dan dapat bekerja, untuk
membentuk kepanitiaan yang akan menangani maslah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
b.        Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
keseluruhan masyarakat
c.         Melakukan upaya peyebaran rencana (kampanye) untuk mensukseskan
rencana tersebut.

Persyaratan  Petugas 
Untuk menentukan seseorang sebagai “Community Worker”, harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut :
1.         Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat
menarik  kepercayaan masyarakat,
2.         Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling
percaya antara petugas dan masyarakat,
3.         Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat,
yang dapat   digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah,
4.         Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode
dan teknik  komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga
informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat,
5.         Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat,
baik formal leader maupun informal leader,
6.         Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan
keadaan lingkungannya,
7.         Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat
diajarkan kepada masyarakat,
8.         Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut
untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah
masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.

D. Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat


Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada
kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut
“Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang
digunakan, yaitu :
1. Spesific Content Objective Approach
Pendekatan baik perseorangan, Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang
merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan
kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang
untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh :
Program penanggulangan sampah.
2. General Content Objective Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan
dalam suatu wadah tertentu. Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7
upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.
3. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh
masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah,
analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan,
sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri
yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki. Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran
Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.

E. Langkah- Langkah Pengorganisasian Masyarakat


Menurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh
dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :
1. Persiapan sosial :
          a). Pengenalan Masyarakat
        b). Pengenalan Masalah
         c). Penyadaran Masyarakat
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Perluasan
1. Persiapan Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta
masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program,
pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan –
kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan
yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program – program
kesehatan yang akan dilakukan.
a.       Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat
dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana
adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur
Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa
atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya
wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
b.      Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah –
masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk
dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut,
diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara
mendalam. Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah
kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas
penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk
menyusun prioritas masalah adalah:
1.     Beratnya MasalahYang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh
masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.
2.     Mudahnya MengatasiYang diperhatikan adalah kemudahannya dalam
menanggulangi masalah tersebut.
3.     Pentingnya Masalah Bagi MasyarakatYang paling berperan di sini adalah
Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya
setempat
4.     Banyaknya Masyarakat yang Merasakan MasalahMisalnya perbaikan Gizi, akan
lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya.

c.       Tahap Penyadaran Masyarakat


Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :
1.      Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi
2.      Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan
yang dihadapi
3.      Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan
potensi dan sumber daya yang ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan
pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi
dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
Menyadarkan Masyarakat adalah :
1). Lokakarya Mini Kesehatan,
2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
3). Rembuk Desa

2. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau
MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah
a.       Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
b.      Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan
masalah,
c.       Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia
di masyarakat
d.      Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan
dalam penanggulangan masalah.
3. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu
tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :
a.       Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung. Disebut juga Penilaian Formatif =
Monitoring. Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang
dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah
disusun. Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.
b.      Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan. Disebut juga Penilaian Sumatif
= Penilaian Akhir Program. Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari
kegiatan yang dilakukan. Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan
kesehatan telah tercapai atau belum.
4. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a.       Perluasan Kuantutatif. Perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang
dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
b.      Perluasan Kualitatif. Perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas
kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari
masyarakat yang dilayani.
F. Mobilisasi Organisasi Masyarakat
Dalam masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka
kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif dan
terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk mengantisipasi hal
tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi – organisasi masyarakat yang
ada, dengan menggunakan Langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Membuat daftar organisasi yang ada
2.      Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya
3.      Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program
4.      Membuat perkiraan kemungkinan hal-hal yang dapat membantu program dari
setiap organisasi
5.      Mengatur strategi agar organisasi-organisasi yang netral dapat segera diajak
masuk dalam program dan menetralisir organisasi-organisasi lain yang
menentang.
G. Partisipasi & Peranan Organisasi Setempat
Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan
asal ikut ramai–ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan dan
untuk apa ikut dalam usaha bersama itu. Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang
optimal apabila masing – masing telah mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan
dari kegiatan bersama tersebut. Peranan yang diharapkan dari organisasi setempat
sangat luas, yang diantaranya adalah :
a.       Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi, dll.
b.      Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol, dukungan
moral, bantuan pikiran dll.
Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga
masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Hal
ini mengakibatkan “terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya dimiliki oleh
masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu dapat dipahami
bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir selalu dimulai oleh
aparat pemerintah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
       Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan
local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat
tindakan untuk perubahan social. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang
tinggal di suatu wilayah dengan batasan tertentu dan saling berinteraksi    Aspek
aspek masyarakat terdiri dari proses pengorganisasian, masyarakat, dan tugas yang
diemban masyarakat

B.     SARAN
        Jika masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
berharap  dapat kita diskusikan bersama.  Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya sebagai pedoman belajar
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Arul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ke-3. Binarupa


Aksara : Jakarta
Bobo. Kim, Jackie Kendall, Steve Max. Organize. 1994.  Organizing for sosial
Change. A Manual for Activist in The 1990s. Seven Locks Press :
California.

Anda mungkin juga menyukai