BAKTERIOLOGI II
ISIOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI URIN
Oleh :
NAMA : Silvia Mosi
NIM : 18 3145 353 028
KELAS : 18 A
KELOMPOK : IV (Empat)
Uji Biokimia
No Sampel
MIO SCA UREA VP MR
(-) motiliti
Kulit Normal
1 (-) indol (+) (+) (-) (-)
(BAP)
(-) ornitin
Keterangan :
a. BAP (Blood Agar Plate) g. MR (Mehtyl Red)
b. MC (Mac Conkay)
c. SCA (Simon Citrate Agar)
d. MIO (Motiliti Indol Ornitin)
e. VP (Voges Proikauer)
f. BHIB (Brain Heart Infusion Broth)
IV. 2 Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan pada sabtu, 23 November 2019 di
Laboratorium Mikrobiologi, DIV Teknologi Laboratorium Medis Lantai 1
gedung D Universitas Mega Rezky Makassar dengan judul Isolasi dan
Identifikasi bakteri pada Urin ISK.
Media BHIB berfungsi untuk pertumbuhan bermacam – macam
mikroorganisme patogenik (bakteri). Berisi irisan kecil dari jaringan otak
dan dapat digunakan untuk menumbuhkan banyak bakteri.
Hasil praktikum pada media ini ditemukannya koloni yang tumbuh
setelah diinkubasi selama 24 jam. Inkubasi berfugsi sebagai suhu optimum
untuk bakteri melakukan pertumbuhan.
Media BAP (Blood Agar Plate) berfungsi sebagai media pertumbuhan
bakteri yang dapat membedakan bakteri patogen berdasarkan efek
exotoksin hemolitik bakteri pada sel darah merah yang diperkaya dengan
nutrisi tamabahan untuk mikroba. Oleh karena itu, media ini adalah media
pertumbuhan dan media selektif karena dapat memberi ciri khas untuk
bakteri golongan tertentu.
Hasil pada praktikum pada media BAP kulit normal yaitu diperoleh
hasil gamma hemolitik. Menurut Rahayu, dkk 2017. Gamma hemolitik
adalah tidak terjadinya pelisisan sel darah merah atau dikatakan sebagai
serotipe yang tidak menyebabkan kerusakan sel – sel darah merah. Tidak
terjadinya hemolisis ditunjukkan tidak ada perubahan warna pada medium.
Gamma hemolisis sebenarnya adalah kurangnya hemolisis di daerah
sekitar koloni bakteri yang tumbuh pada agar darah.
Pada media BAP menggunakan sampel urin ISK ditemukannya
koloni yang tumbuh setelah dilakukan penggoresan sinambung.
Penggoresan ini berfungsi untuk untuk menginokulasi bakteri dari
lingkungannya ke media untuk memperoleh nutrisi yang sesuai sehingga
mampu untuk berkembang biak dalam media.
Media MC (Mac Conkey) berfungsi untuk pertumbuhan bakteri
gram negatif dan juga untuk memfermentasikan laktosa dan menghambat
pertumbuhan gram positif, hal ini dikarenakan adanya garam empedu,
laktosa, dan merah netral sebagai indikator warna . Bakteri yang memiliki
kemampuan untuk memfermentasikan laktosa adalah bakteri gram negatif
yang akan berwarna merah muda dan dikelilingi oleh endapan garam
empedu.
Hasil pada praktikum media Mac Conkey adalah tidak ditemukan
adanya koloni pada media tersebut sehingga tidak adanya fermentasi
laktosa. Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa biasanya bersifat
patogen. Golongan bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada
media. Ini berarti warna koloni sama dengan warna media. Warna koloni
dapat dilihat pada bagian koloni yang terpisah.
Bakteri yang dapat memfermentasikan laktosa koloni dan media
akan berwarna merah atau merah muda, karena adanya produksi asam dari
hasil fermentasi laktosa, dengan adanya indikator neutral red media akan
berwarna merah atau merah muda. Pada bakteri yang tidak dapat
memfermentasikan laktosa koloni dan media akan berwarna transparan
atau tidak berwarna karena bakteri tidak memfermentasikan laktosa
menjadi asam, (Jiwintarum, dkk 2016).
Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) berfungsi untuk melihat
kemampuan bakteri dalam memfermentasikan gula. Media TSIA
mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa, laktosa dan suukrosa terdapat
juga indikator fenol merah, serta FeSO4 untuk memperlihatkan
pembentukan H2S yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam,
(Yunan, dkk 2016).
Pada media TSIA menggunakan sampel kulit normal menghasilkan
alkali – acid yaitu pada bagian dasar berwarna kuning (bersifat asam)
dengan atas berwarna merah (bersifat basah) dengan negatif gas (media
tidak terangkat / pecah) dan positif H 2S (endapan hitam) hal ini dapat
disebabkan karena bakteri menfermentasikan H2 dan CO2 yang dapat
memecah atau mengangkat agar dan pembentukan H2S tidak terbentuk
karena bakteri tidak mampu mendesulfurasi asam amino dan methion yang
akan menghasilkan H2S yang bereaksi dengan Fe+ yang terdapat pada
media.
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris
untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni
gram positif dan gram negatif, (Meganada, dkk 20017). Pada praktikum
hasil yang didapatkan sampel urin ISK dengan perbesaran 100x adalah
bakteri gram positif Bacil yang memiliki lapisan terluar yaitu protein yang
mempertahankan zat warna pertama sewaktu proses pewarnaan gram.
Media uji biokimia berfungsi untuk mengetahui sifat biokimia dari
bakteri secara spesifik serta menentukan spesies bakteri yang tidak
diketahui sebelumnya (Reza, 2017).
Pada praktikum menggunakan sampel kulit normal yaitu pada media
MIO (Motiliti Indol Ornitin) menunjukkan hasil positif yang menandakaan
bakteri menunjukkan adanya pergerakan, bakteri tidak membentuk indol
dari triptophan sebagai sumber karbon dan terjadi dekarbosilasi ornitin
oleh bakteri yang terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kuning.
Pada media SCA (Simon Citrate Agar) menggunakan sampel urin
ISK menunjukkan hasil positif dengan terjadinya perubahan warna media
dari hijau menjadi biru, artinya bakteri menggunakan sitrat sebagai salah
satu / satu-satunya sumber karbon.
Pada media urea menggunakan sampel urin ISK menunjukkan hasil
positif dengan terjadi perubahan warna pada media menjadi warna pink /
merah jambu artinya bakteri memecah urea membentuk amoniak.
Pada media MR menggunakan sampel urin ISK menunjukkan hasil
positif dengan terjadi perubahan warna menjadi merah pada media setelah
penambahan methyl red 1% artinya bakteri menghasilkan asam campuran
Pada media VP menggunakan sampel urin ISK menunjukkan hasil
positif dengan terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah
ditambahkan alpha naftol 5% dan KOH 40% artinya hasil akhir bakteri
adalah asetil metil karbinol (asetion).
Pada praktikum ini pada sampel urin ISK di dapatkan bakteri
Haemophilus sp. Setelah dilakukan uji biokimia dengan ciri yaitu
merupakaan bakteri gram positif berbentuk Bacil yang melakukan
pergerakan, menggunakan sitrat sebagai bahan utama sumber karbon dan
energi dan memiliki enzim urease, bakteri menghasilkan asam campuran
dan hasil akhir bakteri adalah asetil metil karbinol (asetion). Organisme ini
menghuni selaput lendir saluran pernapasan bagian atas, mulut, vagina,
dan saluran usus
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. I. Kesmipulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah didapatkan bakteri
pada sampell urin ISK Haemophilus sp Bentuk bakteri Bacil gram positif
dengan ciri bakteri melakukan pergerakan, menggunakan sitrat sebagai
bahan utama sumber karbon dan energi dan memiliki enzim urease, bakteri
menghasilkan asam campuran dan hasil akhir bakteri adalah asetil metil
karbinol (asetion). Organisme ini menghuni selaput lendir saluran
pernapasan bagian atas, mulut, vagina, dan saluran usus
V. II. Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya hendaknya menggunakan
media yang lebih beragam agar dapaat menambah wawasan untuk isolasi
dan identifikasi bakteri mrnggunakan sampel kulit
DAFTAR PUSTAKA
Asriandi Apri, dkk 2017. Jumlah Koloni Pada Media Kultur Bakteri Yang
Berasal Dari Thallus Dan Perairan Sentral Budidaya
Kappaphycus Alvarezil Di Sumenep. Madura : Universitas
Trunojoyo
Devita, 2017. Bakteriologi Bidang Keahlian Kesehatan Untuk SMK/MAK
Kompetensi Analis Kesehatan. Jakarta : EGC
Irwan Nur, 2016. Identifikasi Bakteri Di Saluran Pernapasan Bawah Orang Sehat
Pada Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2016. Jakarta : UIN
Irawan Erna, 2018. Faktor – Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Bandung : Universitas BSI
Sumolang Shirby, 2016. Pola Bakteri Pada Penderita ISK Di Blu Rsup Prof. Dr.
R.D. Kandou Manado. Manado : Sam Ratulangi