Anda di halaman 1dari 12

Bahasa Indonesia dalam Berbagai Ragam

Pengertian Bahasa

Disusun Oleh :

Kikan firdha putri (40400120004)


Maimuna Dwi Wahyu (40400120011)
Ratmi Harun (40400120018)
Rifdayanti (40400120025)
Fiona Fahrani Wongso (40400120033)
Diva hasan (40400120041)
Muh. Fadlillah Nur Rahman (40400120047)
Siti Nur Fadilah (40400120050)

2020
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
ILMU PERPUSTAKAAN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami

dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa Indonesia tepat waktu. Tidak lupa

shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Bahasa Indonesia dalam Berbagai Ragam Pengertian Bahasa” dapat

diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini menjadi referensi bagi banyak

pihak . Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah

membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema ragam bahasa ilmiah ini masih memerlukan penyempurnaan,

terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi

penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon

maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa Indonesia ini dapat

bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gowa, 22 November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Dalam kehidupan social dan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik secara lisan maupun
tulisan, digunakan berbagai bahasa daerah termasuk dialeknya , bahasa Indonesia, dan / atau
bahasa asing. Bahkan, dalam situasi tertentu, seperti dalam keluarga perkawinan campuran
digunakan pula bahasa yang bersifat campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah
satu atau kedua bahasa ibu pasangan perkawinan campuran itu (Lumintaintang 1982: 73).
Dalam situasi kebahasaan seperti itu, timbul berbagai ragam atau variasi bahasa sesuai
dengan keperluannya, baik secara lisan maupun tulisan. Timbulnya ragam bahasa tersebut
disebabkan oleh latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan bahasa para pemakainya itu

            Yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang
ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping
ditandai oleh ciri-ciri linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh ciri-ciri nonlinguistik,
misalnya, lokalisasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakainya, dan lingkungan
keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.

1.2     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan rumusan


masalah sebagai berikut :

1.  Bagaimana Ragam ilmiah di Bahasa Indonesia?

2.  Bagaimana penggunaan Ragam Bahasa Ilmiah itu?

3. Bagaimana ragam bahasa ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah?

1.3 Tujuan

1.  Untuk mengetahui Ragam ilmiah

2.  Untuk memahami penggunaan ragam ilmiah

3.  Untuk mengetahui menulis dan presentasi ilmiah dengan ragam ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ragam Ilmiah

2.1.1 Pengertian Ragam Bahasa Ilmiah

            Ilmiah itu merupakan kualitas dari tulisan yang membahas persoalan dalam bahasa indonesia
bidang ilmu tertentu. Kualitas keilmuan itu didukung juga oleh pemakaian bahasa dalam ragam
ilmiah. Jadi, ragam bahasa ilmiah itu mempunyai sumbangan yang tidak kecil terhadap kualitas
tulisan ilmiah.

Ragam ilmiah merupakan pemakaian bahasayang mewadahi dan mencerminkan sifat


keilmuan dari karya ilmiah.sebagai  wadah, ragam ilmiah harus menjadi ungkapan yang tetap bagi
kerumitan (sofistifikasi) pemikiran dalam karya ilmiah. Dari pemakaian ragam ilmiah itu juga bukan
saja tercermin sikap ilmiah, melainkan juga hati-hatian, kecendekiaan, kecermatan, kebijaksanaan
(wisdom) dan kecerdasandari penulisnya.

Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah merupakan salah satu ragam Bahasa Indonesia yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta,
konsep, prinsip,teori, atau gabungan dari keempatnya, Bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi
media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan.

2.1.2 Ranah Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah

Penggunaan bahasa dalam berbagai karya ilmiah adalah sebagai berikut ;

a. Laporan berbentuk naskah

Contoh : artikel makalah, laporan hasil penelitian, laporan surat.

b. Skripsi (pada S1), Tesis (pada S2), Desertasi (pada S3)


c. Laporan pekerjaan yang berbentuk surat/ naskah
d. Laporan pertanggung jawaban

Contoh : laporan kegiatan, keuangan, laporan pemegang saham.

2.1.3 Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah

Ciri-ciri bahasa ragam ilmiah pada dasarnya ada dua, yaitu ciri umum dan ciri khusus. Ciri
umumnya adalah bahasa yang digunakan harus bersifat ilmiah, artinya sesuai dengan kaidah tata
bahasa baku bahasa Indonesia. Ciri-ciri khusunya adalah:

a) Cendekia

Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah mampu mengungkapakan hasil berpikir logis secara tepat. Hal itu diwujudkan dalam
penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis, artinya teratur dan runtut sehingga
menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau penulis.

b) Lugas dan Logis

Ciri lugas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda, sedangkan ciri logis adalah bahasa
Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah sesuai dengan logika atau dapat diterima
oleh akal sehat. Hal itu membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau gagasannya dan
membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.

c) Jelas

Ciri jelas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah jelas struktur kalimat dan maknanya. Hal itu sangat membantu penulis dalam memaparkan
gagasan atau pola pikirannya dan mempermudah pembaca untuk memahami makna yang
dimaksudkan.
d) Padat dan Ringkas

Padat yang dimaaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapakan tidak
tercampur unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak diperdulikan. Ciri ringkas yang
dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan a ilmiah harus singkat, tidak
menggunakan kata-kata yang berlebihan (mubazir). Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah
menunjukkan gagasan atau pola pikir yang padat dan tertuang dalam kalimat yang ringkas.
e) Formal dan Objektif

Formal yang dimaksud mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui tulisan
ilmiah merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga bahasa Indonesia yang digunakannya
harus bahasa Indonesia formal, artinya bahasa Indonesia yang digunakan harus bahasa yang dalam
situasi formal atau resmi pada struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur kebahasaan.
Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri objektif, yaitu daoat diukur kebenarannya
secara terbuka umum.
f) Gagasan sebagai Pangkal Tolak

Gagasan sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir bukan pada penulis. Gagasan
sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas

g) Penggunaan Istilah Teknis

penulis, artinya penggunaan bahasa tersebut secara dominan harus bertolak pada objek
yang dibicarakan dan bukan pada penulis secara pribadi. Oleh karena itu, objektivitas harus ditandai
dengan upaya penulis untuk menghindari penggunaan kata saya,kami, dan kita.

Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan bidang
keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka, lambing, dan
istilah sesuai dengan bidang ilmu.

h) Konsisten

Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan
struktur bahasa) harus ajeg. Arti ajeg adalah taat asas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk atau
unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.

Contoh-contoh Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Keseluruhan ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah seperti yang telah disebutkan harus terwujud
dalam karya tulis ilmiah yang dibuat oleh penulis. Untuk itu, perhatikan contoh-contoh dan ciri-ciri
penulisan karya ilmiah berikut. Contoh-contoh berikut disajikan dalam bentuk yang salah sekaligus
bentuk yang benar.

A.Cendekia
Contoh :
1)      Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral
bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara Indonesia yang
dimungkinkan tidak sesuai dengan nili-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
2)      Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya pengaruh budaya barat ke Indonesia.

B.Lugas dan Logis


Contoh:
1)      Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan sebagai
media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi pekerti
dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.
2)      Kalau pada zaman Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai media
penyebaran agama, sekarang, kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi pekerti
melalui apresiasi.
3)      Saat terjadi kekacauan di pasar, pencuri berhasil ditangkap sama polisi.
4)      Saat terjadi kekacauan di pasar, polisi berhasil menangkap pencuri
C.Jelas
Contoh:
1)      Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya sehari-hari.
2)      Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
3)      Perkara diajukan kemeja hijau berjumlah lima puluh satu. Sedangkan perkara disidangkan berjumlah
dua puluh satu. 
4)      Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah, sedangkan perkara yang telah disidangkan
berjumlah 21 buah.

D.Padat dan Ringkas


Contoh:
1)      Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya
dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.
2)      Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.

E.Formal dan Objektif


Contoh:
1)      Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran
dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)
2)      Menurut Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan
ketaksaan dalam pengungkapan.
3)      Moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran
dan ketaksaan dalam pengungkapan.

F.Gagasan Sebagai Pangkal Tolak


Contoh:
1)      Kita semua tahu bahwa pendidikan itu dilingkungan keluarga sangat penting dalam menanamkan
moral Pancasila.
2)      Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral
Pancasila.

G.Penggunaan Istilah Teknis


Contoh:
1)      Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan pangan
yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission
untuk diterapkan di industry pangan.
2)      Hazard Anaylisis Critical Control Point (HACCP) adala sistem penjaminan mutu dan keamanan
pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius
Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.

H.Konsisten
Contoh:
1)      Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untik mereka yang
penting adalah pencabutan embargo senjata.
2)      Perluncutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang
penting adalah pencabutan embargo senjata.

2.2 Menggunakan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah dalam Menulis dan Presentasi Ilmiah

Menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah berarti dalam tujuan menulis dan presentasi
kita berpedoman pada bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam hal ini kita harus
memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau
gabungan dari keempat haltersebut secara hasil penelitian secara tertulis dan lisan.

Pada saat menulis tulisan ilmiah penulis harus menunjukkan karakteristik bahasa Indonesia
ragam ilmiah, yaitu sifat yang cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmatis, bertolak dari
gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat cendekia. Artinya, bahasa ilmiah itu mampu


digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis. Bahasa yang cendekia mampu
membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat
diterima secara tepat oleh pembaca. Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian yang
objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika. Karena itu, apabila sebuah
kalimat digunakan untuk mengungkapkan dua buah gagasan jelas dalam kalimat yang mewadahinya.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah yang bersifat  Lugas dan Jelas  dimaknai bahwa bahasa
Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan
diungkapkan secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Pemaparan
bahasa Indonesia yang lugas akan menghindari kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi
kalimat. Penulisan yang bernada sastra pun perlu dihindari. Gagasan akan mudah dipahami apabila
dituangkan dalam bahasa yang jelas dan hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga
jelas. Kalimat yang tidak jelas umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.

 Bahasa Indonesia ragam ilmiah yang sifatnya menghindari kalimat fragmentaris artinya
bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat fragmentaris. Kalimat
fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat terjadi antara lain karena adannya
keinginan penulis menggunakan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan
gagasan yang diungkapkan. Bahasa Indonesia bersifat bertolak dari gagasan artinya bahasa ilmiah
digunakan dengan orientasi gagasan.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan. Artinya, penonjolan
diadakan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-
kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai
pelaku perlu dihindari.

Bahasa Indonesia yang bersifat formal artinya bahasa yang digunakan dalam komunikasi
ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada kosa kata,
bentukan kata, dan kalimat. Bentukan kata yang formal adalah bentukan kata yang lengkap dan utuh
sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Kalimat formal dalam tulisan
ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata
fungsi atau kata tugas, kebernalaran isi, dan tampilan esei formal.

Bahasa ilmiah barsifat objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh adalah menempatkan
gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur kalimat
yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Terwujudnya sifat objektif tidak cukup dengan
hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Sifat objektif juga diwujudkan dalam
panggunaan kata. Kata-kata yang menunjukkan sifat subjektif tidak digunakan.Bahasa Indonesia
yang bersifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang
mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Ciri padat merujuk pada
kandungan gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang
terungkap sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan
sudah terpenuhi.Keringkasan dan kepadatan penggunaan bahasa tulis ilmiah juga ditandai dengan
tidak adanya kalimat atau paragraf yang berlebihan dalam tulisan ilmiah.

Bahasa Indonesia bersifat konsisten artinya konsisten unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa
tulis ilmiah digunakan secara konsisten. Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain,
dan istilah digunakan sesuai dengan  kaidah, itu semua selanjutnya digunakan secara konsisten.
Sebagai contoh, kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan dan kata
tugas bagi mengantarkan objek (Suparno, 1998). Selain itu, apabila pada bagian awal uraian telah
terdapat singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama), pada uraian selanjutnya digunakan singkatan
SMP tersebut. Sifat-sifat bahasa Indonesia yang demikian ditempatkan pada pilihan kata,
pengembangan,kalimat, pengembangan paragraph, kecermatan dalam penggunaan ejaan, tanda
baca, dan aspek-aspek mekanik lainnya.

2.2.1 Pengertian presentasi Ilmiah

            Secara bahasa presentasi ilmiah berasal dari kata presentasi dan ilmiah:

1.      Presentasi berasal dari bahasa Inggris yang berarti menyajikan atau memaparkan.

2.      Ilmiah berarti bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan.

Sehingga Presentasi ilmiah menurut bahasa adalah menyajikan ata memaparkan suatu karya
tulis yang bersifat ilmiah. Sedangkan secara umum presentasi ilmiah adalah hal yang besangkutan
dengan situasi resmi atau formal sehingga dalam presentasi ragam ilmiah haruslah berpedoman
pada kaidah bahasa Indonesia yang tepat. Presentasi ilmiah ilmiah bertjan untuk menyebarkan atau
memberikan informasi kepada peserta seperti seminar, diskusi, dan lain-lain.

2.2.2 Hal yang dipedomani dalam presentasi ilmiah

Dalam upaya mengefektifkan presentasi ilmiah maka ada tata cara yang perlu dipedomani:

1.      Menarik minat dan perhatian peserta.

Untuk menarik minat dan perhatian peserta, maka seorang penyaji materi atau orang akan
memaparkan satu karya ilmiah dapat menggunakan media (dapat berupa; media gambar, power
point, dan media presentasi yang lainnya), menjaga suara agar tidak monoton serta terdengar
dengan jelas oleh seluru peserta yang berada pada sat ruangan di mana pemaparan karya ilmiah di
adakan.

2.      Menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas


Untuk menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas, penyaji harus
menaati bahan yang telah disiapkan dan memberi penjelasan singkat, padat, terhadap butir-butir inti
dari apa yang akan dijelaskan.

3.      Menjaga etika atau tingkah laku ketika sedang memberikan materi atau memaparkan suatu
karya ilmiah.

Etika sangat perlu diperhatikan dalam memberikan atau memaparkan suatu karya ilmiah
karena hal ini akan berdampak pada sukses atau tidak suksesya suatu presentasi karya ilmiah. Hal
yang sangat perlu diperhatikan pada etika saat presentasi karya ilmiah yaitu jangan sampai dalam
berlangsungnya diskusi atau pun pemaparan karya ilmiah terdapat kata-kata yang menyinggung
peserta dalam pemaparan karya ilmiah tersebut.

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, bahwa dalam melakukan presentasi ilmiah haruslah
memaparkan suatu fakta, kosep, teori, dan gabungan dari keempat hal tersebut serta sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan bena atau yang dikenal sebagai bahasa Indonesia yang resmi.

Bagaimana halnya dalam presentasi ilmiah? Pada saat melakukan presentasi ilmiah
presenter atau orang yang melakukan pemaparan karya ilmiah dituntut agar bahasa Indonesia lisan
yang digunakan diwarnai oleh sifat-sifat ragam bahasa Indonesia ilmiah  yaitu cendekia, lugas dan
jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan
padat, dan konsisten.

Sementara itu, beberapa fasilitasa dalam penggunaaan bahasa lisan tetap bisa
dimamfaatkan misalnya adanya kesempatan untuk menuglang-ulang, menekan dengan
menggunakan intonasi, jedah, dan unsure suprasegmntal lainnya.

Presentasi ragam ilmiah adalah hal yang sangat menarik untuk diikuti sehingga dapat di
perkirakan pesertanya akan terdiri dari beberapa kalangan atau pun suku, sehingga di sinilah peran
bahasa Indonesia yang resmi. Selain penggunaan bahasa Indonesia yang resmi, kita juga dapat
dibantu dengan media yang ada seperti media visual yaitu berupa bantan LCD projector dan power
point, atau pun juga media yang lebih sederhana yang berupa poster atau gambar serta mind map.

Meskipun dalam presentasi karya ilmiah, presenter dituntut untuk menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar tetapi akan lebih baik jika bahasa yang digunakan sederhana sehingga
semua kalangan yang terlibat dalam forum tersebut dapat mengerti apa yang kita sedang bicarakan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam kehidupan social dan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik secara lisan maupun
tulisan, digunakan berbagai bahasa daerah termasuk dialeknya , bahasa Indonesia, dan / atau
bahasa asing. Bahkan, dalam situasi tertentu.Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah merupakan salah satu
ragam Bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip,teori, atau gabungan dari keempatnya, Bahasa
Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis
maupun lisan.Ranah Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah meliputi;Laporan berbentuk naskah, Skripsi
(pada S1), Tesis (pada S2), Desertasi (pada S3), Laporan pekerjaan yang berbentuk surat/ naskah,
Laporan pertanggung jawaban. Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah meliputi :Cendekia, Lugas dan logis,
Jelas, Ringkas dan padat , Formal dan objektif, Gagasan sebagai pangkal tolak, Penggunaan istilah
teknis, Konsisten.

3.2     Saran dan Kritik

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari
segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar
dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA
http://ainunnashiroh.blogspot.com/2016/11/ragam-ilmiah.html?
m=1
https://www.gurupendidikan.co.id/ragam-bahasa-indonesia/
http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/supriadi
-suhartawan.html?m=1#:~:text=Menggunakan%20bahasa
%20Indonesia%20ragam%20ilmiah%20berarti%20dalam%20tujuan
%20menulis%20dan,Indonesia%20yang%20baik%20dan
%20benar.&text=Bahasa%20Indonesia%20ragam%20ilmiah
%20bersifat,untuk%20mengungkapkan%20hasil%20berpikir
%20logis

Anda mungkin juga menyukai