METADATA
Penulis :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahbahasa indonesia tentang
“Metadata”.
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna mengetahui penjelasan
tentang “Metadata” dan semua yang berhubungan dengan “Metadata” tersebut.
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Namun tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan saran saran positif yang bersifat membangun
guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga
bagi penulis pada khususnya. Sekian dan terima kasih.
Penuliss
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalambentuk data
yang bias diakses lewatjaringan komputer).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang di maksud dengan Senayan?
2. Apakah yang di maksud dengan Ganesha Digital Library?
3. Apakah yang di maksud dengan Athenaeum Light?
4. Apakah yang di maksud dengan INLISLite?
5. Apakah yang di maksud dengan IBRA?
C. TUJUAN
1. Mampu memahami yang di maksud dengan Senayan.
2. Mampu memahami yang di maksud dengan Ganesha Digital Library.
3. Mampu memahami yang di maksud dengan Athenaeum Light.
4. Mampu memahami yang di maksud dengan INLISLite.
5. Mampu memahami yang di maksud dengan IBRA.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Senayan Library Management System atau yang sering disebut dengan SLiMS
merupakan salah satu Free Open Sources Software (FOSS) berbasis web yang dapat
digunakan untuk membangun sistem otomasi perpustakaan yang dilisensikan dibawah
GPL v3. Sebagai perangkat lunak SLiMS mampu berjalan sempurna didalam sistem
jaringan lokal (intranet) maupun internet. SLiMS sendiri telah banyak diminati
masyarakat Indonesia bahkan Dunia khususnya para pustakawan dikarenakan SLiMS
memiliki berbagai fasilitas yang dimilikinya dapat memenuhi kebutuhan sistem otomasi
suatu perpustakaan jauh lebih cepat dibandingkan saat masih manual.
Aplikasi web yang awalnya diproduksi oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dikembangkan dengan
beberapa kolaborasi perangkat lunak berbasis open source. Beberapa perangkat lunak
yang digunakan umtuk membangun SLiMS, antara lain Apache sebagai web server;
HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa standar yang digunakan oleh
5
browser untuk menampilkan informasi dalam halaman-halaman web; PHP (Hypertext
Preprocessor) adalah bahasa script yang disisipkan dalam HTML yang digunakan
sebagai bahasa pemrograman web; dan MySQL adalah sistem manajemen database
yang digunakan untuk menyimpan semua data. Semua perangkat lunak ini dibangun
dengan kode sumber (source code) yang bersifat terbuka (open source). Kode sumber
yang bersifat terbuka inilah yang memberikan peluang bagi para pengguna untuk
mengembangkan SLiMS lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.
Selain aplikasi Apache, HTML, PHP, dan MySQL, SLiMS juga menggunakan
beberapak aplikasi open source lainnya yang digunakan untuk mendukung
pengelolaan manajemen perpustakaan, seperti Simbio2 sebagai framework atau
kumpulan script coding (library) yang membangun aplikasi SLiMS; Genbarcode dan
Zenbarcode untuk pembuatan (generate) baecode; TinyMCE untuk penyuntingan teks
berbasis web; PHPThumb untuk menampilkan gambar dalam bentuk thumbnail;
Flowplayer untuk menapilkan video secara streaming dalam halaman web; Zviewer
untuk menampilkan dokumen pdf; PHPLot untuk menampilkan informasi berupa
laporan dalam bentuk grafik; Jquery untuk memanipulasi komponen didalam HTML,
menangani berbagai event, animasi, efek, dan memproses interaksi ajax; teknologi
AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) untuk memudahkan interaktif pengguna
dalam menggunakan aplikasi web dan aplikasi open source yang lainnya.
6
Untuk mendukung perkembangan SLiMS ke depan dibentuk sebuah komunitas
pengembang yang tergabung dalam Senayan Developer Community (SDC), juga
dikembangkan oleh komunitas pengguna SLiMS yang tersebar di berbagai wilayah di
Indonesi bahkan Mancanegara.
Sebagai salah satu perangkat yang termasuk dalam kategori FOSS, SLiMS
berkembang dengan pesat. Sejak dirilis akhir tahun 2007 hingga sekarang, perangkat
ini telah mengalami upgrade system mulai dari Senayan3 Stable 3 hingga mencapai
versi paling terbaru yaitu Senayan versi 8. SLiMS versi 8 dengan code name Akasia ini
merupakan penyempurnaan dari SLiMS versi-versi sebelumnya. Pada tahun 2009,
aplikasi SLiMS berhasil memenangkan INAICTA (Indonesia ICT Award) yang diadakan
oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo)
untuk kategori open source(INAICTA, 2009).
7
SLiMS dirancang untuk mengelola koleksi perpustakaan sesuai dengan
International Standard Biblioghraphic Description (ISBD) berdasarkan Anglo
American Cataloguin Rules (AACR2) level 2. Standar ini umum digunakan di
seluruh dunia. Metadata yangg digunakan pada SLiMS adalah Metadata Object
Description Schema (MODS). MODS ini dikelola oleh Network Development
and MRC Standards Office dari Library of Congress dibant olleh pakar-pakar
bidang pengawasan bibliografi serta berbagai masukan dari para pengguna.
MODS ini dikembangkan sebagai respon terhadap keluhan bahwa skema
Dublin Core terlalu sederhana untuk lingkungan perpustakaan, sedangkan
format MARC 21 terlalu kompleks dan kurang bersahabat bagi pengguna di
luar sistem perpustakaan (Library of Congress, 2013). Dengan menggunakan
MODS sebagai metadata standar, SLiMS mampu melakukan pertukaran
bibliografi dari berbagai aplikasi sistem otomasi perpustakaan lainnya.
3. Komitmen dari developer dan komunitas
Developer dan komunitas mau berkomitmen untuk terus mengembangkan
aplikasi SLiMS. Terbukti dengan terus adanya upgrade sistem dengan tujuan
perbaikan, penyempurnaan, dan penambahan fitur-fitur baru.
4. Banyak perpustakaan yang menggunakan SLiMS
Banyak sekali perpustakaan di Indonesia yang telah terbantu dalam melakukan
otomosi perpustakaan. SLiMS memiliki fleksibilitas yang tinggi yang mampu
menyesuaikan tingkat kebutuhan perpustakaan. SLiMS terbukti banyak
digunakan di berbagai jenis perpustakaan, seperti perpustakaan sekolah,
perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan jenis perpustakaan
lainnya. Bahkan nayak perpustakaan luar negeri yang juga menggunakan
SLiMS.
5. Memiliki manual atau dokumentasi yang lengkap
Salah satu indikator memilih aplikasi sistem otomasi perpustakaan yang baik
adalah tersedianya manual atau dokumentasinya secara lengkap. Manual berisi
informasi bagaimana cara menggunakan aplikasi SLiMS dengan optimal mulai
dari instalasi, menggunakan berbagai modul, trik-trik, hingga mengatasi
berbagai masalah. Manual ini dapat didownload di website resmi SLiMS.
6. Dukungan komunitas SLiMS
8
pahami, meskipun sudah mempelajari manual SLiMS, c) sarana menyampaikan ide
dan masukan untuk pengembangan SliMS ke depannya.
Ganesha Digital Library atau GDL adalah alat untuk mengelola dan
mendistribusikan koleksi digital dengan menggunakan web berbasis teknologi.Hal ini
dikembangkan oleh KMRG ITB sejak tahun 2000 dan telah banyak digunakan untuk
jaringan IndonesiaDLN.Sekarang ini, lebih dari 40 lembaga telah bergabung dengan
jaringan, dan sekitar 90 node telah terdaftar. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat
sejak melepas dari versi 4.0 GDL. Versi ini mendukung Jaringan Networks (Neons)
model topologi.Versi terakhir dari GDL adalah GDL4.2. Perkembangan ini didukung
oleh dana dari INHERENT-DIKTI. Dan sekarang, KMRG harus tetap digunakan dan
dipelihara.GDL 4.2 dikembangkan dengan menggunakan standar pengembangan
9
aplikasi (analisis, desain, implementasi, pengujian). Kode mengadopsi konsep
berorientasi objek, sehingga orang lain pengembang dapat menggunakan kembali
kelas untuk mengembangkan aplikasi mereka dengan lingkungan sendiri. Hal-hal lain
di GDL4.2 adalah dukungan untuk mengubah tema easilly. Fitur yang paling mungkin
sama. Perbedaan utama adalah bahwa GDL 4.2 mencoba untuk mengadopsi standar
Web2.0, mereka adalah RSS dan folksonomy.
Dengan perpustakaan digital salah satunya dalam bentuk GDL setiap orang
dapat mempublikasikan tulisannya kapanpun, tanpa perantara orang lain, seperti editor
journal, surat kabar, penerbit buku yang mungkin akan menolak tulisannya karena cara
penulissannya kurang baik. Tetapi dalam perpustakaan digital, semuanya akan
diterima. Cukup dengan membuka akses ke internet lewat jaringan dalam kampus atau
warnet, membuka situs GDL di http://digital.lib.itb.ac.id, mengisi kode akses, lalu meng-
upload (mengirim) karyanya dalam bentuk digital ke server GDL. Selanjutnya server
GDL akan mengelola karya-karya berisi ilmu pengetahuan tersebut dan menyajikannya
kepada pengguna lain.
Dengan berbagai keuntungan GDL maka user bisa belajar berbagai ilmu
pengetahuan yang sudah dikelola dalam GDL secara digital.User dapat melakukannya
kapanpun, dimanapun tanpa dibatasi oleh jam buka perpustakaan atau jarak yang jauh
dari ITB.Selain memanfaatkan user juga bisa berbagi ilmu pengetahuan dengan
mudah. Dengan mengirim ilmu pengetahuan dalam bentuk digital ke server GDL, maka
karya user siap dimanfaatkan oleh orang lain.
Selain disediakan dalam media online yang dapat diakses melalui internet, ilmu
pengetahuan dalam GDL juga disimpan dalam CD-ROM, sehingga akan lebih mudah
10
penyebarannya, hingga ke daerah pelosok yang sulit mendapatkan akses tetapi ada
sebuah komputer yang dilengkapi CD-ROM. Jika dilengkapi dengan multimedia, maka
user dapat pula mendengarkan suara dan melihat video dalam CD-ROM tersebut,
sama persis dengan yang ada di server GDL.
1. Klasifikasi User
User GDL ini dibagi atas 5 (lima) tipe dengan fungsi dan hak akses yang
berbeda-beda, diantaranya adalah :
a. Guest
11
Merupakan user yang tidak login ke aplikasi GDL. User ini dapat meng-
explore digital library tetapi hanya sebatas metadata. Guest juga dapat
meng-upload file yang akan disimpan dalam sub-folder /Top/Temporary
b. Public
Merupakan user yang telah melakukan registrasi dan telah diaktifkan.
Otoritas yang dimiliki meliputi browsing, searching, view article sampai
dengan file versi selengkapnya.
c. Editor
Merupakan member yang bertanggung jawab terhadap pemuatan berita di
GDL. Otoritas editor hampir sama dengan member, dimana editor dapat
memasukkan berita yang akan dimuat di GDL.
d. Chief Knowledge Officer (CKO)
Merupakan member yang mempunyai tanggung jawab untuk mengelola isi
dari digital library.CKO dapat mengelola metadata, file maupun struktur
digital library yang berada dibawah otoritasnya.
e. Admin
Merupakan member yang mempunyai otoritas paling tinggi dari useruser
lainnya.Superuser ini dimiliki seorang administrator yang bertanggung
jawab untuk mengelola server GDL.
GDL dikembangkan oleh KMRG ITB sejak tahun 2000 dan telah banyak
digunakan pada IDLN (Indonesia Digital Library Network).Sekarang ada lebih dari
12
empat puluh lembaga yang telah bergabung dalam jaringan ini dan sekitar Sembilan
puluh rekanan yang telah terdaftar. Jumlah ini diharapkan akan teerus meningkat sejak
dirilisnya GDL versi 4.0. Versi terakhir dari Ganesha Digital Library ini adalah versi 4.2.
Pengembangan software ini didukung oleh dana dari INHERENT-DIKTI.
GDL merupakan open source software dan juga merupakan free software
bersyarat, yaitu software yang gratis digunakan oleh siapapun, tapi pengembangan
software GDL ini mempunyai syarat bagi yang bersangkutan untuk membagi ilmu yang
digunakan dalam GDL ke seluruh bangsa Indonesia dan jika tidak bersedia, maka
yang bersangkutan dikenai biaya untuk memberli lisensi GDL. GDL terdiri dari hub
(server) dan client (partner).Melalui server GDL, semua partner dapat mengirim
informasinya dan melalui server pula mereka apat mengambil informasi yang ada
dalam GDL hub yang berasal dari seluruh GDL partner seperti institusi, warnet,
maupun personal.Jaringan server-server perpustakaan digital yang menggunakan GDL
ini akhirnya membentuk sebuah sub-jaringan dari IIndonesia-DLN, yaitu GDL-Network.
Hal yang sama juga terjadi pada perpustakaan digital berbasis New Spektra (Petra),
yang membentuk sebuah sub-jaringan lagi, New Spektra Network. Kedua sub-jaringan
ini dan sub-sub jaringan mendatang lainnya, akan saling berkomunikasi melalui
Indonesia-DLN Hub server
13
Gambar 2.2.1 : Tampilan Home Ganesha Digital Library
14
Sekalipun aplikasi ini gratis dan sekedar potongan perangkat lunak untuk tujuan
promosi perangkat lunak versi berbayarnya (Athenaeum Pro dan Athenaeum Express)
namun fasilitas yang ada sangat menarik untuk dipakai sebagai salah satu perangkat
lunak penunjang sistem otomasi perpustakaan, fasilitas paling menarik pada
Athenaeum Light adalah fasilitas dapat dimodifikasi dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan perpustakaan masing-masing. Selain menyuguhkan fasilitas untuk
mengemas pangkalan data buku (collections), aplikasi ini juga menyediakan fasilitas
untuk melakukan peminjaman dan membuat laporan. Fasilitas lain seperti seperti
pembuatan label, barcode, statistik dan stock opname juga disediakan. Hal ini menjadi
nilai tambah tersendiri yang jarang dijumpai pada aplikasi gratisan lain.
15
Sejarah Singkat Athenaeum Light 8.5
Athenaeum Light 8.5 hanya dapat bekerja pada OS Windows XP dan 2000
service pack 4 , dengan processor minimal Pentium 3 atau yang lebih tinggi. Hal yang
dibutuhkan dalam instalasi Athenaeum Light 8.5 adalah:
1. Satu komputer dengan hardisk 1 giga, bekerja pada OS windows walau hanya
pakai pentium
2. Satu librarian yang ngerti Ms Office untuk handel Satu perpustakaan dengan
layanan one-stop service
3. Dan Tentu saja syarat diatas akan lebih maksimal jika sebuah perpustakaan
memilki spesifikasi komputer yang sangat baik.
Pada dasarnya Aplikasi Athenaeum Light ini menurut kami sudah layak untuk
dijadikan sebagai alat bantu untuk mempermudah sistem kerja dalam pengelolaan
atau pelayanan perpustakaan, namun masih terdapat kekurangan dalam aplikasi ini.
16
Untuk itu diperlukan pengembangan ke depan, agar aplikasi Athenaeum Light ini lebih
baik, sehingga aplikasi ini diharapkan banyak di manfaatkan di lembaga perpustakaan
untuk mempermudah sistem kerja dalam pengelolaan dan pelayanan di perpustakaan.
17
Selain itu Pada Athenaeum Light 8.5 yang belum memiliki kemampuan
mengelola data selain koleksi tercetak (monograph), ke depannya diharapkan bukan
hanya koleksi tercetak saja yang di otomasi melainkan juga koleksi non cetak seperti
koleksi kartografi (peta), rekaman video, rekaman suara, foto
(image), slide, filmstrips dan file komputer. Dan kami berharap nantinya Athenaeum
Light dapat dijalankan dengan cara berbasis web (web base) dalam jaringan global
(internet) tanpa harus menggunakan perangkat lunak Filemaker.
18
Kita membutuhkan software File Maker untuk diinstal terlebih dahulu, dan itu
belum tersedia versi freenya.
Keamanan datanya rendah (low security) karena aplikasi ini bersifat portable.
DCC belum bisa update artinya masih tetap menggunakan versi DDC 21
Kebanyakan hanya digunakan di perpustakaan sekolah
Penamaan INLIS diambil dari kata Integrated Library System, nama dari
perangkat lunak manajemen informasi perpustakaan terintegrasi yang dibangun sejak
tahun 2003 untuk keperluan kegiatan rutin pengelolaan informasi perpustakaan di
internal Perpusnas.
Sebagai tool perpustakaan digital untuk mengelola koleksi full teks dan
multimedia
19
Bibliografi Nasional Indonesia (BNI) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
2. Instalasi perangkat lunak INLISLite cukup dilakukan pada satu komputer yang
difungsikan sebagai pangkalan data. Komputer operator cukup
mengkoneksikan dirinya melalui perangkat jaringan, baik secara lokal
(LAN), WAN, maupun Internet.
3. Dapat dioperasikan secara bersamaan dalam satu waktu secara simultan (multi
user ready)
20
Karakteristik INLISLite V.3.0
3. Instalasi perangkat lunak INLIS Lite cukup dilakukan pada satu komputer yang
difungsikan sebagai pangkalan data (server). Pengoperasian aplikasi cukup
dilakukan melalui komputer kerja (workstation) dengan cara
mengkoneksikannya melalui perangkat jaringan komputer, baik secara lokal
(local area network), antar wilayah (wide area network), maupun Internet.
4. Dapat dioperasikan secara bersamaan dalam satu waktu secara simultan (multi
user ready)
21
Gambar 2.4.3 : Tampilan Menu Statistik Perpustakaan pada INLISLite
INLISLite versi 3 dibangun dalam dua pilihan platform bahasa pemrograman yaitu:
2.5 IBRA
22
IBRA merupakan software yang digunakan dalam sistem otomasi
perpustakaan. IBRA sendiri terbagi menjadi jenis yaitu IBRA-FOS (Free Open
Sources) dan IBRA Advance. IBRA- FOS (Free Open Sources) adalah software IBRA
yang bersifat open sources atau gratis, sedangkan IBRA Advance adalah software
IBRA yang komersial atau berbayar. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
jenis IBRA,
23
Kelemahan Software IBRA FOS:
Hanya untuk keperluan Entri Data Koleksi dan untuk kebutuhan OPAC;
Hanya dapat berjalan di sistem operasi windows;
Struktur teknis di database dan scripting kurang teratur.
2. IBRA Advance
IBRA advance adalah software perpustakaan yang bersifat komersial
yang dapat digunakan untuk mengelola hampir semua jenis koleksi
bahanpustaka secara terintegrasi. Software ini dikembangkan oleh Tim TTA
(Teratama Technology System).Design system IBRA antara lain WEB Base
programing, Sistemclient-server, dapat berjalan di semua sistem operasi,
Sistem Barcode, dan Tampilan yang user friendly.
Dengan software ini perpustakaan akan mampu mengelola hampir
semuajenis koleksi bahan pustaka secara terintegrasi, baik
pustakatercetak/material, maupun pustaka non-material seperti pustaka
digitaldan pustaka multimedia. Program ini telah teruji di hampir semua
jenisperpustakaan, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah (TK, SD, SMP,
SMA,SMK), perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan
lembaga/instansibahkan juga perpustakaan pondok pesantren dengan
dukungan huruf arab.
Terdapat empat jenis software IBRA Advance yaitu IBRA Box Edition,
IBRA Standar Edition, IBRA Digital Edition, dan IBRA Advance Edition. Berikut
adalah penjelasan dari masing-masing jenis IBRA Advance :
24
pustaka digital secara terpadu. Program ini telah teruji diberbagai jenis
perpustakaan, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan
sekolah ( TK, SD, SMP, SMA, Madrasah), perpustakaan perguruan tinggi,
perpustakaan lembaga /instansi.
Jika kita membeli paket IBRA Box Edition maka kita akan mendapatkan
fasilitas :
BOX CD/DVD Master Instaler program IBRA
Manual IBRA ( Buku penggunaan IBRA )
Warranty Certivicate ( Kartu Garansi)
Free E-Books sejumlah 100 judul (sudah ter-input di IBRA)
Member KOB (Katalog Online Bersama www.katalogbersama.com)
Software KATPUS (Katalog Perpustakaan untuk user / anggota
perpustakaan)
Voucher Pelatihan Operator dan Admin IBRA Box Gratis
Bimbingan dan konsultasi instalasi IBRA Via Online & SMS
Merchandise
25
Free E-Books sejumlah 1000 judul (sudah ter-input di IBRA)
Member KOB (WEB Katalog Online Bersama
www.katalogbersama.com)
Software KATPUS (Software Katalog Perpustakaan untuk user
perpustakaan)
Pelatihan (untuk Operator dan Admin IBRA)
Konversi data pustaka dari software perpustakaan lama ke software
IBRA
Merchandise
26
Merchandise
27
Modul sirkulasi
Modul Public Access Catalogue (OPAC)
Modul Report, statistik dan cetak
Modul administrasi surat menyurat
Modul kounter pengunjung
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
29
DAFTAR GAMBAR
30
DAFTAR ISTILAH
AJAX : Asynchronous JavaScript and XML suatu teknik pemrograman berbasis web
untuk menciptakan aplikasi web interaktif. Mill
CKO : Chief Knowledge Officer merupakan member yang mempunyai tanggung jawab
untuk mengelola isi dari digital library.
FOSS : Free Open Source Software merupakan perangkat software atau aplikasi yang
dapat diakses secara terbuka oleh siapapun dan tidak berbayar.
GDL : Ganesha Digital Library adalah alat untuk mengelola dan mendistribusikan
koleksi digital dengan menggunakan web berbasis teknologi.
HTML :Hypertext Markup Language adalah bahasa standar yang digunakan oleh
browser untuk menampilkan informasi dalam halaman-halaman web.
IBRA-FOS: adalah software IBRA yang bersifat open sources atau gratis.
31
MARC : Machine Readable Cataloging
MySQL : sistem manajemen database yang digunakan untuk menyimpan semua data.
PHP : Hypertext Preprocessor adalah bahasa script yang disisipkan dalam HTML yang
digunakan sebagai bahasa pemrograman web.
SLiMS : Senayan Library Management System merupakan salah satu Free Open
Sources Software (FOSS) berbasis web yang dapat digunakan untuk membangun
sistem otomasi perpustakaan yang dilisensikan dibawah GPL v3.
32
DAFTAR PUSTAKA
https://pddi.lipi.go.id/metadata-perpustakaan/
http://mediapustak4.blogspot.com/2017/09/pengertian-metadata-
pengatalogan-abad.html?m=1
https://appkey.id/pembuatan-website/backend/metadata-adalah/
https://www.ganipramudyo.web.id/2017/06/aplikasi-perpustakaan-
dan-standar.html?m=1
33