Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

METADATA

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah Dasar-Dasar Organisasi dan Informasi

Penulis :

Murni Thahara Syam 40400120102

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIOR


JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahbahasa indonesia tentang
“Metadata”.

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna mengetahui penjelasan
tentang “Metadata” dan semua yang berhubungan dengan “Metadata” tersebut.

Dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Namun tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan saran saran positif yang bersifat membangun
guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga
bagi penulis pada khususnya. Sekian dan terima kasih.

Gowa, 8 Desember 2020

Penuliss

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah perkembangan perpustakaan telah dimulai jauh sebelum Masehi.


Perkembangan perpustakaan itu di warnai oleh perkembangan peradaban dan
kebudayaan manusia itu sendiri. Pada awal mulanya konsep perpustakaan masih
sangat sederhana, karena hanya berupa kumpulan ukiran dan gambar yang
dipahatkan pada dinding, tablet atau papyrus. Kemudian sesudah masehi,
perpustakaan gereja timbul di Eropa yang pada periode berikutnya berkembang
menjadi perpustakaan yang berfungsi melestarikan dan mengembangkan budaya
dan ilmu pengetahuan baik mendukung kaum cendekiawan maupun pendidikan di
universitas. Seiring dengan berkembangnya kegairahan membaca masyarakat,
perpustakaan umum timbul dan berkembang mengikuti kebudayaan
masyarakatnya.

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah ruangan untuk koleksi buku


dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan,
namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang
dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh
masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya
sendiri. Seiring dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk
menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat
penimpanandan/ atau akses ke map, cetak atau hasil senilainnya, mikrofilm,
mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas
umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang


bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan
kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah
didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format
apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut
atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak,

3
sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalambentuk data
yang bias diakses lewatjaringan komputer).

Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak


kedepan. Pada saat ini, perkembangan dunia perpustakaan sangat didukung oleh
perkembangan teknologi informasi yang pemanfaatannya telah merambah
kesegala bidang. Dari segi dokumen yang disimpan, perkembangan dunia
perpustakaan dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari
kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi
modern yang menggunakan catalog untuk penelusuran informasinya.
Perkembangan saatini adalah munculnya perpustakaan digital (digital library) yang
memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data
digital dan media jaringan komputer atau internet.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang di maksud dengan Senayan?
2. Apakah yang di maksud dengan Ganesha Digital Library?
3. Apakah yang di maksud dengan Athenaeum Light?
4. Apakah yang di maksud dengan INLISLite?
5. Apakah yang di maksud dengan IBRA?

C. TUJUAN
1. Mampu memahami yang di maksud dengan Senayan.
2. Mampu memahami yang di maksud dengan Ganesha Digital Library.
3. Mampu memahami yang di maksud dengan Athenaeum Light.
4. Mampu memahami yang di maksud dengan INLISLite.
5. Mampu memahami yang di maksud dengan IBRA.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Senayan Library Managemen System

Senayan Library Management System atau yang sering disebut dengan SLiMS
merupakan salah satu Free Open Sources Software (FOSS) berbasis web yang dapat
digunakan untuk membangun sistem otomasi perpustakaan yang dilisensikan dibawah
GPL v3. Sebagai perangkat lunak SLiMS mampu berjalan sempurna didalam sistem
jaringan lokal (intranet) maupun internet. SLiMS sendiri telah banyak diminati
masyarakat Indonesia bahkan Dunia khususnya para pustakawan dikarenakan SLiMS
memiliki berbagai fasilitas yang dimilikinya dapat memenuhi kebutuhan sistem otomasi
suatu perpustakaan jauh lebih cepat dibandingkan saat masih manual.

Gambar 2.1.1 : OPAC SLiMS versi 8 Akasia

Aplikasi web yang awalnya diproduksi oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dikembangkan dengan
beberapa kolaborasi perangkat lunak berbasis open source. Beberapa perangkat lunak
yang digunakan umtuk membangun SLiMS, antara lain Apache sebagai web server;
HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa standar yang digunakan oleh

5
browser untuk menampilkan informasi dalam halaman-halaman web; PHP (Hypertext
Preprocessor) adalah bahasa script yang disisipkan dalam HTML yang digunakan
sebagai bahasa pemrograman web; dan MySQL adalah sistem manajemen database
yang digunakan untuk menyimpan semua data. Semua perangkat lunak ini dibangun
dengan kode sumber (source code) yang bersifat terbuka (open source). Kode sumber
yang bersifat terbuka inilah yang memberikan peluang bagi para pengguna untuk
mengembangkan SLiMS lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

Selain aplikasi Apache, HTML, PHP, dan MySQL, SLiMS juga menggunakan
beberapak aplikasi open source lainnya yang digunakan untuk mendukung
pengelolaan manajemen perpustakaan, seperti Simbio2 sebagai framework atau
kumpulan script coding (library) yang membangun aplikasi SLiMS; Genbarcode dan
Zenbarcode untuk pembuatan (generate) baecode; TinyMCE untuk penyuntingan teks
berbasis web; PHPThumb untuk menampilkan gambar dalam bentuk thumbnail;
Flowplayer untuk menapilkan video secara streaming dalam halaman web; Zviewer
untuk menampilkan dokumen pdf; PHPLot untuk menampilkan informasi berupa
laporan dalam bentuk grafik; Jquery untuk memanipulasi komponen didalam HTML,
menangani berbagai event, animasi, efek, dan memproses interaksi ajax; teknologi
AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) untuk memudahkan interaktif pengguna
dalam menggunakan aplikasi web dan aplikasi open source yang lainnya.

Gambar 2.1.2 : Kolaborasi Open Source Software yang membangun SLiMS

6
Untuk mendukung perkembangan SLiMS ke depan dibentuk sebuah komunitas
pengembang yang tergabung dalam Senayan Developer Community (SDC), juga
dikembangkan oleh komunitas pengguna SLiMS yang tersebar di berbagai wilayah di
Indonesi bahkan Mancanegara.

Sebagai perangkat lunak otomasi perpustakaan, SLiMS mampu mempermudah


kegiatan manajemen administrasi perpustakaan. jika melihat modul yang disediakan
SLiMS, peragkat lunak ini mampu menjalankan berbagai fungsi manajemen
administrasi yang ada di perpustakaan. kegiatan pengolahan, peminjaman,
pengembalian, pengadaan koleksi, manajemen anggota, pembuatan barcode (untuk
koleksi dan anggota), serta berbagai jenis laporan. Semua kegiatan ini bisa dilakukan
denan menggunakan modul dari SLiMS. Modul SLiMS berisi antara lain modul
Bibliografi, Sirkulasi, Keanggotaan, OPAC (Online Public Access Catalog),
Inventarisasi Koleksi, Master File, Sistem Pelaporan, dan Kontrol Terbitan Berseri.

Sebagai salah satu perangkat yang termasuk dalam kategori FOSS, SLiMS
berkembang dengan pesat. Sejak dirilis akhir tahun 2007 hingga sekarang, perangkat
ini telah mengalami upgrade system mulai dari Senayan3 Stable 3 hingga mencapai
versi paling terbaru yaitu Senayan versi 8. SLiMS versi 8 dengan code name Akasia ini
merupakan penyempurnaan dari SLiMS versi-versi sebelumnya. Pada tahun 2009,
aplikasi SLiMS berhasil memenangkan INAICTA (Indonesia ICT Award) yang diadakan
oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo)
untuk kategori open source(INAICTA, 2009).

Selain itu,SLiMS juga mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari kalangan


akademisi program studi Ilmu Perpustakaan. SLiMS diajarkan dalam maa kuliah
Sistem Otomasi Perpustakaan dalam program studi Ilmu Perpusakaan di berbagai
universitas terkemuka di Indonesia, seperti di Universitas Indonesia, Universitas Yarsi,
UIN Syarif Hidayatullah, dan universitas-universitas lainnya.

Kelebihan Software SLiMS

1. Aplikasi open source berlisensi


SLiMS berlisensi GNU General Repiblic License (GPL) version 3. SLiMS bisa
diunduh secara gratis melalui website resminya http://slims.web.id (SLiMS)
Developer Community, 2013)
2. Memenuhi standar pengelolaan koleksi perpustakaan

7
SLiMS dirancang untuk mengelola koleksi perpustakaan sesuai dengan
International Standard Biblioghraphic Description (ISBD) berdasarkan Anglo
American Cataloguin Rules (AACR2) level 2. Standar ini umum digunakan di
seluruh dunia. Metadata yangg digunakan pada SLiMS adalah Metadata Object
Description Schema (MODS). MODS ini dikelola oleh Network Development
and MRC Standards Office dari Library of Congress dibant olleh pakar-pakar
bidang pengawasan bibliografi serta berbagai masukan dari para pengguna.
MODS ini dikembangkan sebagai respon terhadap keluhan bahwa skema
Dublin Core terlalu sederhana untuk lingkungan perpustakaan, sedangkan
format MARC 21 terlalu kompleks dan kurang bersahabat bagi pengguna di
luar sistem perpustakaan (Library of Congress, 2013). Dengan menggunakan
MODS sebagai metadata standar, SLiMS mampu melakukan pertukaran
bibliografi dari berbagai aplikasi sistem otomasi perpustakaan lainnya.
3. Komitmen dari developer dan komunitas
Developer dan komunitas mau berkomitmen untuk terus mengembangkan
aplikasi SLiMS. Terbukti dengan terus adanya upgrade sistem dengan tujuan
perbaikan, penyempurnaan, dan penambahan fitur-fitur baru.
4. Banyak perpustakaan yang menggunakan SLiMS
Banyak sekali perpustakaan di Indonesia yang telah terbantu dalam melakukan
otomosi perpustakaan. SLiMS memiliki fleksibilitas yang tinggi yang mampu
menyesuaikan tingkat kebutuhan perpustakaan. SLiMS terbukti banyak
digunakan di berbagai jenis perpustakaan, seperti perpustakaan sekolah,
perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan jenis perpustakaan
lainnya. Bahkan nayak perpustakaan luar negeri yang juga menggunakan
SLiMS.
5. Memiliki manual atau dokumentasi yang lengkap
Salah satu indikator memilih aplikasi sistem otomasi perpustakaan yang baik
adalah tersedianya manual atau dokumentasinya secara lengkap. Manual berisi
informasi bagaimana cara menggunakan aplikasi SLiMS dengan optimal mulai
dari instalasi, menggunakan berbagai modul, trik-trik, hingga mengatasi
berbagai masalah. Manual ini dapat didownload di website resmi SLiMS.
6. Dukungan komunitas SLiMS

Peran pentingdari adanya komunitas ini adalah : a) melaporkan setiap


kelemahan (bugs) yang terdapat dalam SLiMS dan sesegara mungkin diperbaiki, b)
wadah tanya jawab dan diskusi seputar penggunaan SLiMS yang belum mereka

8
pahami, meskipun sudah mempelajari manual SLiMS, c) sarana menyampaikan ide
dan masukan untuk pengembangan SliMS ke depannya.

2.2 Ganesha Digital Library

Knowledge Management Reseach Group (KMRG) bersama Computer Network


Research Group (CNRG) dan Perputakaan Pusat ITB sejak tahun 1998 mencoba
mengembangkan teknologi digital library atau perpustakaan digital. Di luar negeri,
teknologi ini sudah cukup lama berkembang. Bahkan di Amerika, pengembangan
perpustakaan digital dianggap merupakan tantangan dan kebutuhan bangsa Amerika.
Jutaan dolar biaya dikeluarkan agar perpustakaan digital benar-benar nyata dan
memberi manfaat dan kemudahan bagi masyarakatnya.

KMRG mengembangkan teknologi ini dengan mengadopsi teknologi-teknologi


yang sudah ada di internet, sehingga waktu dan biaya yang dibutuhkan murah.Hal ini
penting, karena tidak ada satu pun sumber pendanaan untuk mengembangkan
perpustakaan digital di ITB. Mahasiswa ITB dan sebagian alumni  yang menjadi
peneliti di CNRG bergabung membentuk  KMRG agar tujuan diatas tercapai.

Setelah melalui beberapa revisi, akhirnya  perpustakaan digital ITB yang


bernama Ganesha Digital Library (GDL) ini mencapai versi 3, dan siap diluncurkan
pada 2 Oktober 2000.  Peluncuran ini dimaksudkan agar civitas ITB dan masyarakat
mengetahui apa itu perpustakaan digital, mengapa perlu dibangun, dan bagaimana
realisasi di lingkungannya. Filosofi yang mendasari dibangun GDL adalah, bahwa
adanya kewajiban berbagi ilmu pengetahuan.

Ganesha Digital Library atau GDL adalah alat untuk mengelola dan
mendistribusikan koleksi digital dengan menggunakan web berbasis teknologi.Hal ini
dikembangkan oleh KMRG ITB sejak tahun 2000 dan telah banyak digunakan untuk
jaringan IndonesiaDLN.Sekarang ini, lebih dari 40 lembaga telah bergabung dengan
jaringan, dan sekitar 90 node telah terdaftar. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat
sejak melepas dari versi 4.0 GDL. Versi ini mendukung Jaringan Networks (Neons)
model topologi.Versi terakhir dari GDL adalah GDL4.2. Perkembangan ini didukung
oleh dana dari INHERENT-DIKTI. Dan sekarang, KMRG harus tetap digunakan dan
dipelihara.GDL 4.2 dikembangkan dengan menggunakan standar pengembangan

9
aplikasi (analisis, desain, implementasi, pengujian). Kode mengadopsi konsep
berorientasi objek, sehingga orang lain pengembang dapat menggunakan kembali
kelas untuk mengembangkan aplikasi mereka dengan lingkungan sendiri. Hal-hal lain
di GDL4.2 adalah dukungan untuk mengubah tema easilly. Fitur yang paling mungkin
sama. Perbedaan utama adalah bahwa GDL 4.2 mencoba untuk mengadopsi standar
Web2.0, mereka adalah RSS dan folksonomy.

Dengan perpustakaan digital salah satunya dalam bentuk GDL setiap orang
dapat mempublikasikan tulisannya kapanpun, tanpa perantara orang lain, seperti editor
journal, surat kabar, penerbit buku yang mungkin akan menolak tulisannya karena cara
penulissannya kurang baik. Tetapi dalam perpustakaan digital, semuanya akan
diterima. Cukup dengan membuka akses ke internet lewat jaringan dalam kampus atau
warnet, membuka situs GDL di http://digital.lib.itb.ac.id, mengisi kode akses, lalu meng-
upload (mengirim) karyanya dalam bentuk digital ke server GDL. Selanjutnya server
GDL akan mengelola karya-karya berisi ilmu pengetahuan tersebut dan menyajikannya
kepada pengguna lain.

GDL dapat menampung ilmu pengetahuan dalam format elektronik apapun.


Antara lain, teks, suara, gambar, peta, maupun video. Berbagai ilmu pengetahuan
dalam format teks dapat diambil (download) dari server GDL, dibaca di layar komputer
atau dicetak di kertas.Pengguna GDL juga dapat belajar bahasa inggris dengan
mendengarkan suara dari komputer yang terhubung ke server GDL bagian multimedia
suara.Selain itu juga bisa mendengarkan ceramah, khutbah, seminar, dll yang pernah
diadakan sebelumnya. Video dokumentasi sejarah yang penting, atau yang berisi
kurikulum pelajaran  tertentu juga dapat dilihat dari komputer yang terhubung ke GDL
bagian multimedia video.

Dengan berbagai keuntungan GDL maka user bisa belajar berbagai ilmu
pengetahuan yang sudah dikelola dalam GDL secara digital.User dapat melakukannya
kapanpun, dimanapun tanpa dibatasi oleh jam buka perpustakaan atau jarak yang jauh
dari ITB.Selain memanfaatkan user juga bisa berbagi ilmu pengetahuan dengan
mudah. Dengan mengirim ilmu pengetahuan dalam bentuk digital ke server GDL, maka
karya user siap dimanfaatkan oleh orang lain.

Selain disediakan dalam media online yang dapat diakses melalui internet, ilmu
pengetahuan dalam GDL juga disimpan dalam CD-ROM, sehingga akan lebih mudah

10
penyebarannya, hingga ke daerah pelosok yang sulit mendapatkan akses tetapi ada
sebuah komputer yang dilengkapi CD-ROM. Jika dilengkapi dengan multimedia, maka
user dapat pula mendengarkan suara dan melihat video dalam CD-ROM tersebut,
sama persis dengan yang ada di server GDL.

Di tingkat nasional, kini dimulai upaya pembicaraan tentang pembangunan


perpustakaan digital nasional. KMRG ITB dan PP ITB mengundang perwakilan
beberapa perguruan tinggi dan institusi yang berminat dalam pengembangan
perpustakaan digital, untuk mengadakan meeting pada tanggal 3-4 Oktober 2000 di
Lembang. Meeting tersebut untuk membahas segala aspek yang diperlukan bagi
sebuah jaringan perpustakaan digital, seperti standard interoperability
metadata/informasi, protokol komunikasi antar server, bentuk kerjasama, dan isu-isu
lain seperti copyright dan plagiarisme.

IDLN merupakan suatu jaringan perpustakaan digital di Indonesia yang memiliki


misi untuk mengelola ilmu pengetahuan bangsa Indonesia dengan cara yang mudah,
murah dan bisa diikuti oleh siapapun, juga untuk membudayakan tradisi knowledge
sharing menuju terciptanya masyarakat madani berbasis ilmu pengetahuan.
Diharapkan melalui IDLN, dapat dihasilkan standard bersama yang menjadi acuan
institusi dalam mengembangkan digital library masing-masing. GDL juga akan
mengikuti standard tersebut. Goal selanjutnya yang ingin dicapai adalah GDL ingin
bergabung dengan jaringan perpustakaan digital terbesar di dunia, yaitu NDLTD,
Networked Digital LIbrary of Theses and Dissertation yang berpusat di Universitas
Virginia, Amerika.Saat ini ada lebih dari 80 perguruan tinggi dari selusin lebih negara
telah bergabung. Melalui NDLTD, mereka bisa saling berbagi ilmu pengetahuan dalam
bentuk tesis dan disertasi.Setelah cukup matang, GDL akan didaftarkan sebagai salah
satu member NDLTD dari Indonesia. Harapannya IDLN yang akan dibicarakan juga
memiliki visi ke depan yang sama, yaitu kolaborasi yang lebih luas, tidak hanya
nasional, tetapi juga dengan internasional.

Fitur Pada Ganesha Digital Library

1. Klasifikasi User
User GDL ini dibagi atas 5 (lima) tipe dengan fungsi dan hak akses yang
berbeda-beda, diantaranya adalah :
a. Guest

11
Merupakan user yang tidak login ke aplikasi GDL. User ini dapat meng-
explore digital library tetapi hanya sebatas metadata. Guest juga dapat
meng-upload file yang akan disimpan dalam sub-folder /Top/Temporary
b. Public
Merupakan user yang telah melakukan registrasi dan telah diaktifkan.
Otoritas yang dimiliki meliputi browsing, searching, view article sampai
dengan file versi selengkapnya.
c. Editor
Merupakan member yang bertanggung jawab terhadap pemuatan berita di
GDL. Otoritas editor hampir sama dengan member, dimana editor dapat
memasukkan berita yang akan dimuat di GDL.
d. Chief Knowledge Officer (CKO)
Merupakan member yang mempunyai tanggung jawab untuk mengelola isi
dari digital library.CKO dapat mengelola metadata, file maupun struktur
digital library yang berada dibawah otoritasnya.
e. Admin
Merupakan member yang mempunyai otoritas paling tinggi dari useruser
lainnya.Superuser ini dimiliki seorang administrator yang bertanggung
jawab untuk mengelola server GDL.

2. Fasilitas-Fasilitas yang ada pada Software GDL


a. Manajemen User
Manajemen User terdiri dari klasifikasi user, registrasi dan aktivasi, login
GDL, dan Edit dan Delete user.
b. GDL Fundamental
GDL Fundamental terdiri dari browsing, pencarian atau searching,
download file, up load metadata, Mengedit dan menghapus data,
folder/kategori, bookmark dan request, komentar pada metadata, bahasa,
dan organisasi.
c. Data Manajemen
Data Manajemen terdiri dari up load database index, publisher, sinkronisasi,
migrasi dari GDL 4.0 ke GDL 4.2, configuration dan folksonomi.

GDL dikembangkan oleh KMRG ITB sejak tahun 2000 dan telah banyak
digunakan pada IDLN (Indonesia Digital Library Network).Sekarang ada lebih dari

12
empat puluh lembaga yang telah bergabung dalam jaringan ini dan sekitar Sembilan
puluh rekanan yang telah terdaftar. Jumlah ini diharapkan akan teerus meningkat sejak
dirilisnya GDL versi 4.0. Versi terakhir dari Ganesha Digital Library ini adalah versi 4.2.
Pengembangan software ini didukung oleh dana dari INHERENT-DIKTI.

GDL merupakan open source software dan juga merupakan free software
bersyarat, yaitu software yang gratis digunakan oleh siapapun, tapi pengembangan
software GDL ini mempunyai syarat bagi yang bersangkutan untuk membagi ilmu yang
digunakan dalam GDL ke seluruh bangsa Indonesia dan jika tidak bersedia, maka
yang bersangkutan dikenai biaya untuk memberli lisensi GDL. GDL terdiri dari hub
(server) dan client (partner).Melalui server GDL, semua partner dapat mengirim
informasinya dan melalui server pula mereka apat mengambil informasi yang ada
dalam GDL hub yang berasal dari seluruh GDL partner seperti institusi, warnet,
maupun personal.Jaringan server-server perpustakaan digital yang menggunakan GDL
ini akhirnya membentuk sebuah sub-jaringan dari IIndonesia-DLN, yaitu GDL-Network.
Hal yang sama juga terjadi pada perpustakaan digital berbasis New Spektra (Petra),
yang membentuk sebuah sub-jaringan lagi, New Spektra Network. Kedua sub-jaringan
ini dan sub-sub jaringan mendatang lainnya, akan saling berkomunikasi melalui
Indonesia-DLN Hub server

Cara koneksivitas partner ke IDLN dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengisi form registrasi dapat didownload di URL


http://gdlhub.indonesiaDLN.org/faqgdl.php
2. Mengisi pilihan form yaitu untuk personal, warnet, atau intitusi
3. Mengirimkannya ke KMRG ITB
4. Mendapatkan ID server dan serial number yang diperlukan data sinkronisasi
data

13
Gambar 2.2.1 : Tampilan Home Ganesha Digital Library

2.3 Athaneum Light


Athenaeum Light merupakan sebuah perangkat lunak sistem otomasi
perpustakan versi freeware untuk mengelola data (Buku dan dokumen lain) yang
diproduksi oleh Sumware Consulting.  Athenaeum Light yang pertama kali di rilis
adalah versi 5.0 pada tahun 2000, versi berikutnya yang di rilis adalah versi 6.0 pada
tahun 2004 dan kemudian versi yang terbaru saat ini adalah versi 8.5. Athenaeum light
8.5 ini dikembangkan dari athenaeum light 6 yang merupakan bagian dari aplikasi
athenaeum 6 pro yang dibuat oleh sumware consulting NZ dari perusahaan aplikasi di
New Zeland.

Athenaeum dibangun dari Software Database Filemaker Pro 6.0


(www.filemaker.com). Sebuah perangkat lunak untuk mengelola data dengan operasi
yang sangat mudah dan sederhana. Kemudahan yang diberikan Filemaker telah
menobatkannya sebagai software yang “paling mudah” digunakan, versi majalah PC
World 2004. Kemudahannya pula yang memberi peluang pada banyak orang (non-
programer) mampu untuk memodifikasi bahkan membuat sendiri sebuah aplikasi yang
sesuai dengan kebutuhan. Athenaeum versi Light merupakan Athenaeum dengan fitur-
fitur yang telah dibatasi (limited features) dibandingkan dengan versi yang lebih
lengkap yaitu Athenaeum Pro dan Express yang sifatnya berbayar (proprietary).

14
Sekalipun aplikasi ini gratis dan sekedar potongan perangkat lunak untuk tujuan
promosi perangkat lunak versi berbayarnya (Athenaeum Pro dan Athenaeum Express)
namun fasilitas yang ada sangat menarik untuk dipakai sebagai salah satu perangkat
lunak penunjang sistem otomasi perpustakaan, fasilitas paling menarik pada
Athenaeum Light adalah fasilitas dapat dimodifikasi dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan perpustakaan masing-masing. Selain menyuguhkan fasilitas untuk
mengemas pangkalan data buku (collections), aplikasi ini juga menyediakan fasilitas
untuk melakukan peminjaman dan membuat laporan. Fasilitas lain seperti seperti
pembuatan label, barcode, statistik dan stock opname juga disediakan. Hal ini menjadi
nilai tambah tersendiri yang jarang dijumpai pada aplikasi gratisan lain.

Sejarah Singkat Athenaeum Light 6.0

Athenaeum Light 6.0 dibangun dengan menggunakan DBMS Filemaker yang


awalnya khusus (native) untuk Macintosh (Apple Mac) baru kemudian Windows. Untuk
menjalankannya, dibutuhkan komputer dengan spesifikasi minimal. Athenaeum Light
6.0, bersifat gratis (freeware) dikemas secara open script dan disajikan dalam
bentuk portable, artinya code atau formula di dalamnya tidak ditutup oleh pembuatnya.
Hal ini memungkinkan para pemakainya untuk memperbaiki, memodifikasi tampilan,
field, ruas, bahasa serta relasi data sesuai kebutuhan masing-masing. Meskipun
Athenaeum Light sekedar potongan perangkat lunak untuk tujuan promosi, namun
fasilitas yang ada sangat menarik untuk dipakai sebagai salah satu otomasi
perpustakaan, terlebih adanya fasilitas untuk bebas memodifikasi dan
mengembangkan Athenaeum Light sesuai dengan kebutuhan masing-masing
pengguna.

Sejak diperkenalkan kepada komunitas perpustakaan tahun 2005, perangkat


lunak Athenaeum Light 6.0 telah mulai banyak digunakan oleh berbagai kalangan.
Mulai dari Perpustakaan Pribadi, Taman Bacaan, Perpustakaan Komunitas,
Perpustakaan Masjid, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Umum, hingga
Perpustakaan Perusahaan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Penyebaran secara
informal dari tangan ke tangan telah membuat Athenaeum Light mulai dikenal sebagai
aplikasi yang mudah dijalankan, gratis dan openscript, sehingga terbuka untuk
dikembangkan. Jumlah pemakai Athenaeum Light terus bertambah, saat ini tercatat
lebih dari 30 perpustakaan telah menggunakan Athenaeum Light sebagai solusi
otomasi perpustakaan secara sederhana, dengan penyebaran wilayah mulai dari Aceh,
Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang.

15
Sejarah Singkat Athenaeum Light 8.5

Athenaeum light 8.5 V1 beta 2 merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh


Komunitas Athenaeum Light Indonesia (KALI). Perangkat lunak ini dibangun dengan
perangkat lunak DBMS Filemaker 8.5 Profesional Advance. Hal utama yang
ditambahkan pada perangkat ini terletak pada kemampuan menyimpan data sampai
delapan Terrabyte (8TB) atau setara dengan 8000 GB (Gigabyte) dan kestabilannya
jika dibandingkan dengan versi New Festive. Selain itu pada perangkat lunak ini juga
tertanam kemampuan Web Live, yakni fasilitas menelusuri dunia maya (internet) dalam
kerangka Athenaeum Light 8.5.

Diskusi atraktif lewat internet tentang Athenaeum Light dapat diikuti


di milisttoolib@yahoogroups.com. Kebutuhan akan pengembangan jaringan,
penambahan modul yang belum tersedia, serta dukungan terhadap segala kebutuhan
teknis dan pengembangan Athenaeum di Indonesia, menumbuhkan gagasan untuk
membentuk sebuah komunitas. Komunitas tersebut dimaksudkan sebagai wadah
bersama untuk saling belajar, bersinergi, dan menjalin hubungan dengan berbagai
organisasi kepustakawanan di Indonesia, mendorong para pengguna dan
pengembang Athenaeum Light di Indonesia mendirikan KALI (Komunitas Athenaeum
Light Indonesia).

Spesifikasi Teknis Yang Dibutuhkan

Athenaeum Light 8.5 hanya dapat bekerja pada OS Windows XP dan 2000
service pack 4 , dengan processor minimal  Pentium 3 atau yang lebih tinggi. Hal yang
dibutuhkan dalam instalasi Athenaeum Light 8.5 adalah:

1. Satu komputer dengan hardisk 1 giga, bekerja pada OS windows walau hanya
pakai pentium
2. Satu librarian yang ngerti Ms Office untuk handel Satu perpustakaan dengan
layanan one-stop service
3. Dan Tentu saja syarat diatas akan lebih maksimal jika sebuah perpustakaan
memilki spesifikasi komputer yang sangat baik.

Pengembangan Aplikasi Athenaeum Light

Pada dasarnya Aplikasi Athenaeum Light ini menurut kami sudah layak untuk
dijadikan sebagai alat bantu untuk mempermudah sistem kerja dalam pengelolaan
atau pelayanan perpustakaan, namun masih terdapat kekurangan dalam aplikasi ini.

16
Untuk itu diperlukan pengembangan ke depan, agar aplikasi Athenaeum Light ini lebih
baik, sehingga aplikasi ini diharapkan banyak di manfaatkan di lembaga perpustakaan
untuk mempermudah sistem kerja dalam pengelolaan dan pelayanan di perpustakaan.

Pengembangan Athenaeum Light 8.5 ke depan menurut kelompok kami salah


satunya adalah mengkonstruksi tampilan antar muka pengguna (interface). Komunikasi
yang baik antara komputer dengan manusia (pengguna) akan terlaksana jika
desain interface mudah dipahami oleh pengguna, dengan tidak mengurangi unsur
estetika interface itu sendiri. Struktur tampilan interface Athenaeum Light yang tidak
penuh layar, menyulitkan pengguna dan membuat kesan kurang menarik. Untuk itu
seharusnya diperbaiki menjadi penuh layar (maximize), sehingga dengan tampilan
penuh layar (maximize) akan memudahkan baik pustakawan maupun pengguna jasa
perpustakaan dalam menggunakan Athenaeum Light.

Sebuah aplikasi yang menggunakan pangkalan data membutuhkan otentifikasi


sistem agar keamanan data terjamin. Athenaeum Light memberikan dua tampilan
otentifikasi system yakni, tampilan account pengguna dan
tampilan account administrator. Kami berharap ke depannya untuk hak atas
penggunaan Athenaeum Light, jenis pemakainya dibedakan menjadi empat kategori
menurut username dan password, yakni  administrator, pustakawan, staf sirkulasi, dan
pengguna. Administrator  mempunyai hak akses atas semua fasilitas Athenaeum Light.
Pustakawan mempunyai hak akses terbatas, yakni hanya akses untuk melakukan
pemasukan (input) dan pengeluaran (output) data bibliografi, sistem laporan, sirkulasi,
dan pencarian (searching). Kemudian staf sirkulasi mempunyai hak akses terbatas,
yakni hanya hak akses untuk melakukan pemasukan (input) dan pengeluaran (output)
data keanggotaan, sirkulasi, dan pencarian (searching). Sedangkan pengguna hanya
mempunyai hak penelusuran koleksi. Sehingga tampilan interface Athenaeum Light
dapat dibedakan berdasarkan hak akses pengguna (previledge) pemilik account dan
keamanan data terjamin.

Kemudian untuk pengembangan ke depan Athenaeum Light 8.5, dapat


dilakukan dengan penambahan fitur-fitur pada modul dan memodifikasi modul-modul
yang ada, serta melakukan desain ulang interface setiap modul agar setiap modul
dapat berjalan lebih baik sesuai dengan fungsinya, dan mengubah atau memodifikasi
tampilan menjadi semenarik mungkin sehingga tampilan tidak terlalu sederhana,
sehingga proses otomasi perpustakaan dapat berjalan lebih efisien dan efektif dengan
memperhatikan unsur estetika.

17
Selain itu Pada Athenaeum Light 8.5 yang belum memiliki kemampuan
mengelola data selain koleksi tercetak (monograph),  ke depannya diharapkan bukan
hanya koleksi tercetak saja yang di otomasi melainkan juga koleksi non cetak seperti
koleksi kartografi (peta), rekaman video, rekaman suara, foto
(image), slide, filmstrips dan file komputer. Dan kami berharap nantinya Athenaeum
Light dapat dijalankan dengan cara berbasis web (web base) dalam jaringan global
(internet) tanpa harus menggunakan perangkat lunak Filemaker.

Kelebihan dari software Athenaeum Light


 Instalasi mudah, hanya cukup mengekstrak ke harddisk komputer.
 Fitur sangat lengkap, bahkan tersedia Klasifikasi DDC .
 Dapat di pindah-pindah ke komputer lain dengan cepat tanpa menghilangkan
data yang sudah kita input sebelumnya (portable).
 Ada pengembangnya (dalam hal ini adalah komunitas Athenaeum Light
Indonesia di http://kali-indonesia.blogspot.com). Jadi, ada pihak yang bisa
dimintai solusi kalau ada permasalahan dan yang mengembangkan software
tersebut lebih lanjut.
 Program ini mampu menampung data hingga 8 terabyte (setara dengan 8000
GB)
 Adanya tambahan menu weblive yang memungkinkan pengguna bisa merujuk
ke situs yang telah dipilih pustakawan untuk mencari data yang tidak ditemukan
dalam database.
 Bisa dimodifikasi dengan Filemaker 7 atau 8 bahkan 8.5 (commercial).
 Mampu menunjang kegiatan sirkulasi perpustakaan, yaitu peminjaman,
pengembalian, dan perpanjangan.
 Aplikasi ini mampu dijalankan di dalam komputer dengan spesifikasi minim,
yaitu Processor Intel Pentium II, RAM 64 MB, OS Windows / 95 / 98 / ME /
2000 / XP, dan harddisk minimum 5 GB.
 Menunjang kegiatan pelaporan dan pembuatan formulir-formulir perpustakaan
(label, barcode, surat denda, dan sebagainya).
 Mampu menunjang dalam kelestarian data karena software ini dapat dibackup
dengan mudah.
 Lebih tahan terhadap gangguan seperti listrik mati atau data scrash.
 Lebih mudah ditampilkan dalam web dengan filemaker API dan PHP.

Kelemahan dari Software Athenaeum Light adalah:

18
 Kita membutuhkan software File Maker untuk diinstal terlebih dahulu, dan itu
belum tersedia versi freenya.
 Keamanan datanya rendah (low security) karena aplikasi ini bersifat portable.
 DCC belum bisa update artinya masih tetap menggunakan versi DDC 21
 Kebanyakan hanya digunakan di perpustakaan sekolah

2.4 Integrated Library System (INLISLite)

INLISLite merupakan perangkat lunak (software) aplikasi otomasi perpustakaan


yang dibangun dan dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
(Perpusnas) sejak tahun 2011.

Penamaan INLIS diambil dari kata Integrated Library System, nama dari
perangkat lunak manajemen informasi perpustakaan terintegrasi yang dibangun sejak
tahun 2003 untuk keperluan kegiatan rutin pengelolaan informasi perpustakaan di
internal Perpusnas.

Seiring dengan perkembangan dunia perpustakaan, khususnya di Indonesia,


Perpusnas memandang perlu untuk memfasilitasi semangat pengelola perpustakaan di
seluruh daerah untuk memulai menerapkan otomasi perpustakaan menuju terwujudnya
perpustakaan digital, maka Perpusnas berinisiatif untuk mendistribusikan perangkat
lunak ini dalam versi yang lebih ringan dengan nama INLISLite.

INLISLite merupakan inisiatif Perpusnas dalam rangka penyediaan sarana


pendukung untuk :

 Membantu pengembangan otomasi perpustakaan di seluruh Indonesia.

 Sebagai tool perpustakaan digital untuk mengelola koleksi full teks dan
multimedia

 Membantu dalam pembentukan katalog elektronis berbasis MARC untuk


Indonesia (INDOMARC).

 Melaksanakan program nasional yang diamanatkan kepada Perpusnas untuk


menghimpun data koleksi nasional dalam sebuah Katalog Induk Nasional (KIN) dan

19
Bibliografi Nasional Indonesia (BNI) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

 Membantu pembentukan Katalog Induk Daerah (KID) dan Bibliografi Daerah


(BiD) yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum provinsi bersama mitra
kerjanya di tingkat kabupaten dengan memanfaatkan  teknologi informasi dan
komunikasi.

Karakteristik INLISLite V212

1. Perangkat lunak berbasis web (web application software). Dalam


pengoperasiannya menggunakan aplikasi browser internet yang umum
digunakan untuk menjelajahi informasi di internet.

2. Instalasi perangkat lunak INLISLite cukup dilakukan pada satu komputer yang
difungsikan sebagai pangkalan data. Komputer operator cukup
mengkoneksikan dirinya melalui perangkat jaringan, baik secara lokal
(LAN), WAN, maupun Internet.

3. Dapat dioperasikan secara bersamaan dalam satu waktu secara simultan (multi
user ready)

4. Menggunakan metadata MARC (MAchine Readable Cataloguing) dalam


pembentukan katalog digitalnya.

5. Bebas pakai / gratis (freeware).

Gambar 2.4.1 : Halaman demo program INLISLite V212

20
Karakteristik INLISLite V.3.0

1. Mengikuti standar metadata MARC (MAchine Readable Cataloguing) dalam


pembentukan katalog digitalnya.

2. Berbasis web (webbased application software), di mana dalam


pengoperasiannya menggunakan aplikasi browser internet yang umum
digunakan untuk menjelajahi informasi di internet.

3. Instalasi perangkat lunak INLIS Lite cukup dilakukan pada satu komputer yang
difungsikan sebagai pangkalan data (server). Pengoperasian aplikasi cukup
dilakukan melalui komputer kerja (workstation) dengan cara
mengkoneksikannya melalui perangkat jaringan komputer, baik secara lokal
(local area network), antar wilayah (wide area network), maupun Internet.

4. Dapat dioperasikan secara bersamaan dalam satu waktu secara simultan (multi
user ready)

5. Bebas pakai / gratis (freeware dan opensource).

Gambar 2.4.2 : Halaman demo program INLISLite V.3.0

21
Gambar 2.4.3 : Tampilan Menu Statistik Perpustakaan pada INLISLite

Pilihan Platform INLISLite V3

INLISLite versi 3 dibangun dalam dua pilihan platform bahasa pemrograman yaitu:

1. DotNet Framework, yang dapat diinstalasi pada komputer bersistem operasi


Windows

2. PHP (opensource), yang dapat diinstalasi pada komputer bersistem operasi


Windows dan Linux

2.5 IBRA

22
IBRA merupakan software yang digunakan dalam sistem otomasi
perpustakaan. IBRA sendiri terbagi menjadi jenis yaitu IBRA-FOS (Free Open
Sources) dan IBRA Advance. IBRA- FOS (Free Open Sources) adalah software IBRA
yang bersifat open sources atau gratis, sedangkan IBRA Advance adalah software
IBRA yang komersial atau berbayar. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
jenis IBRA,

1. IBRA-FOS (Free Open Sources)


IBRA-FOS (IBRA Free Open Source) adalah Sistem informasi perpustakaan
terintergrasi (Integrated Library Information System) berbasis web yang
dikembangkan oleh CV Teratama pada tahun 2006. IBRA-FOS merupakan
softwarefree opensource sehingga dapat didownload secara gratis dan
didistribusikan dengan bebas. Pengguna IBRA FOS bisa mendapatkan atau
mengintegrasikan produk produk komplemen dari Teratama Library Support
System, diantaranya: Kamus multibahasa, Sistem klasifikasi digital DDC/UDC
terintegrasi, kamus istilah berbagai disiplin ilmu, ensiklopedi digital terintegrasi,
dan masih banyak lagi layanan lain yang bisa didapatkan.Fasilitas IBRA FOS
meliputi hal-hal dibawah ini:
 Manajemen koleksi Digital: format PDF
 Manajemen koleksi cetak.
 Report, Statistik dan Cetak
 Administrasi Surat menyurat
 Edit Username dan password
 Open Public Access Catalogue

Sama halnya dengan software lain, IBRA-FOS (IBRA Free Open


Source) juga mempunyai berbagai kelebihan dan kelemahan yaitu :

Kelebihan Software IBRA FOS:

 Mendukung diakses oleh banyak pengguna / komputer secara


bersamaan;
 Client-server system, dapat digunakan dengan 1 komputer maupun
jaringan;
 Tampilan user-friendly berbahasa Indonesia;
 Sangat mudah di instal.

23
Kelemahan Software IBRA FOS:

 Hanya untuk keperluan Entri Data Koleksi dan untuk kebutuhan OPAC;
 Hanya dapat berjalan di sistem operasi windows;
 Struktur teknis di database dan scripting kurang teratur.

2. IBRA Advance
IBRA advance adalah software perpustakaan yang bersifat komersial
yang dapat digunakan untuk mengelola hampir semua jenis koleksi
bahanpustaka secara terintegrasi. Software ini dikembangkan oleh Tim TTA
(Teratama Technology System).Design system IBRA antara lain WEB Base
programing, Sistemclient-server, dapat berjalan di semua sistem operasi,
Sistem Barcode, dan Tampilan yang user friendly.
Dengan software ini perpustakaan akan mampu mengelola hampir
semuajenis koleksi bahan pustaka secara terintegrasi, baik
pustakatercetak/material, maupun pustaka non-material seperti pustaka
digitaldan pustaka multimedia. Program ini telah teruji di hampir semua
jenisperpustakaan, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah (TK, SD, SMP,
SMA,SMK), perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan
lembaga/instansibahkan juga perpustakaan pondok pesantren dengan
dukungan huruf arab.
Terdapat empat jenis software IBRA Advance yaitu IBRA Box Edition,
IBRA Standar Edition, IBRA Digital Edition, dan IBRA Advance Edition. Berikut
adalah penjelasan dari masing-masing jenis IBRA Advance :

a. IBRA Box Edition


IBRA Box merupakan produk software IBRA yang harganya cukup
hemat yaitu sekitar 5.000.000,00. Paket IBRA Box memberi solusi untuk
perpustakaan dapat menginstal IBRA secara mandiri tanpa harus
menghadirkan teknisi dan trainer IBRA ke lokasi perpustakaan. Paket IBRA
Box yang dibeli sudah dilengkapi petunjuk instalasi praktis lengkap. Sistem
software sudah dibuat sedemikian mudah untuk bisa diinstalasikan secara
mandiri. Layanan teknis, konsultasi dan bimbingan tetap diberikan via email.
Lebih praktis, hemat dan simpel.
Dengan Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA Box Edition V6,
akan menjadikan perpustakaan mampu mengelola pustaka tercetak dan

24
pustaka digital secara terpadu. Program ini telah teruji diberbagai jenis
perpustakaan, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan
sekolah ( TK, SD, SMP, SMA, Madrasah), perpustakaan perguruan tinggi,
perpustakaan lembaga /instansi.
Jika kita membeli paket IBRA Box Edition maka kita akan mendapatkan
fasilitas :
 BOX CD/DVD Master Instaler program IBRA
 Manual IBRA ( Buku penggunaan IBRA )
 Warranty Certivicate ( Kartu Garansi)
 Free E-Books sejumlah 100 judul (sudah ter-input di IBRA)
 Member KOB (Katalog Online Bersama www.katalogbersama.com)
 Software KATPUS (Katalog Perpustakaan untuk user / anggota
perpustakaan)
 Voucher Pelatihan Operator dan Admin IBRA Box Gratis
 Bimbingan dan konsultasi instalasi IBRA Via Online & SMS
 Merchandise

Selain itu kita juga memperoleh beberapa modul yaitu :

 Modul pustaka tercetak


 Modul pustaka digital
 Modul database user
 Modul sirkulasi
 Modul Public Access Catalogue (OPAC)
 Modul Report, statistik dan cetak
 Modul administrasi surat menyurat

b. IBRA Standart Edition


IBRA Standart merupakan salah satu jenis dari software IBRA yang
komersial atau berbayar. Harga dari software IBRA Standart adalah Rp.
10.000.000,00. Jika kita membeli paket IBRA Standart Edition maka kita
akan mendapatkan fasilitas :
 BOX CD/DVD Master Instaler program IBRA
 Manual IBRA ( Buku penggunaan IBRA )
 Warranty Certivicate ( Kartu Garansi Purna Jual)

25
 Free E-Books sejumlah 1000 judul (sudah ter-input di IBRA)
 Member KOB (WEB Katalog Online Bersama
www.katalogbersama.com)
 Software KATPUS (Software Katalog Perpustakaan untuk user
perpustakaan)
 Pelatihan (untuk Operator dan Admin IBRA)
 Konversi data pustaka dari software perpustakaan lama ke software
IBRA
 Merchandise

Selain itu kita juga memperoleh beberapa modul yaitu :

 Modul pustaka tercetak


 Modul database user
 Modul sirkulasi
 Modul Public Access Catalogue (OPAC)
 Modul Report, statistik dan cetak
 Modul administrasi surat menyurat
 Modul kounter pengunjung

c. IBRA Digital Edition


IBRA Digital merupakan salah satu jenis dari software IBRA yang
komersial atau berbayar. Harga dari software IBRA Standart adalah Rp.
15.000.000,00. Jika kita membeli paket IBRA Standart Edition maka kita
akan mendapatkan fasilitas :
 BOX CD/DVD Master Instaler program IBRA
 Manual IBRA ( Buku penggunaan IBRA )
 Warranty Certivicate ( Kartu Garansi)
 Free E-Books sejumlah 1000 judul (sudah ter-input di IBRA)
 Member KOB (Katalog Online Bersama www.katalogbersama.com)
 Software KATPUS (Katalog Perpustakaan untuk user / anggota
perpustakaan)
 Pelatihan Operator dan Admin sistem IBRA
 Konversi data pustaka dari software perpustakaan lama ke software
IBRA

26
 Merchandise

Selain itu kita juga memperoleh beberapa modul yaitu :

 Modul pustaka tercetak


 Modul pustaka digital
 Modul database user
 Modul sirkulasi
 Modul Public Access Catalogue (OPAC)
 Modul Report, statistik dan cetak
 Modul administrasi surat menyurat
 Modul kounter pengunjung

d. IBRA Advance Edition


IBRA Advance merupakan salah satu jenis dari software IBRA yang
komersial atau berbayar. Harga dari software IBRA Standart adalah Rp.
25.000.000,00. Jika kita membeli paket IBRA Advance Edition maka kita
akan mendapatkan fasilitas :
 BOX CD/DVD Master Instaler program IBRA
 Manual IBRA ( Buku penggunaan IBRA )
 Warranty Certivicate ( Kartu Garansi)
 Free E-Books sejumlah 1000 judul (sudah ter-input di IBRA)
 Member KOB (Katalog Online Bersama www.katalogbersama.com)
 Software KATPUS (Katalog Perpustakaan untuk user / anggota
perpustakaan)
 Pelatihan Operator dan Admin sistem IBRA
 Konversi data pustaka dari software perpustakaan lama ke software
IBRA
 Merchandise

Selain itu kita juga memperoleh beberapa modul yaitu :

 Modul pustaka tercetak


 Modul pustaka digital
 Modul pustaka multimedia
 Modul database user

27
 Modul sirkulasi
 Modul Public Access Catalogue (OPAC)
 Modul Report, statistik dan cetak
 Modul administrasi surat menyurat
 Modul kounter pengunjung

28
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa


dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak kedepan.
Pada saat ini, perkembangan dunia perpustakaan sangat didukung oleh
perkembangan teknologi informasi yang pemanfaatannya telah merambah
kesegala bidang. Dari segi dokumen yang disimpan, perkembangan dunia
perpustakaan dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari
kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi
modern yang menggunakan catalog untuk penelusuran informasinya.
Perkembangan saat ini adalah munculnya perpustakaan digital (digital library)
yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke
data digital dan media jaringan komputer atau internet.

3.2. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis menyarankan agar kita sebagai pustakawan


senantiasa memiliki pengetahuan khusus tentang aplikasi komputer yang selalu kita
gunakan, agar dalam menjalankan pekerjaan dapat bertanggung jawab dan fokus
tanpa harus terganggu dengan berbagai macam kesulitan yang ditemukan dalam
perangkat lunak atau aplikasi yang sedang digunakan.

29
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 : OPAC SLiMS versi 8 Akasia 3


Gambar 2.1.2 : Kolaborasi Open Source Software yang membangun SLiMS 4
Gambar 2.2.1 : Tampilan Home Ganesha Digital Library 12
Gambar 2.4.1 : Halaman demo program INLISLite V212 18
Gambar 2.4.2 : Halaman demo program INLISLite V.3.0 19
Gambar 2.4.3 : Tampilan Menu Statistik Perpustakaan pada INLISLite 20

30
DAFTAR ISTILAH

AJAX : Asynchronous JavaScript and XML suatu teknik pemrograman berbasis web
untuk menciptakan aplikasi web interaktif. Mill

Athenaeum Light : merupakan sebuah perangkat lunak sistem otomasi perpustakan


versi freeware untuk mengelola data (Buku dan dokumen lain) yang diproduksi oleh
Sumware Consulting. 

CKO : Chief Knowledge Officer merupakan member yang mempunyai tanggung jawab
untuk mengelola isi dari digital library.

FOSS : Free Open Source Software merupakan perangkat software atau aplikasi yang
dapat diakses secara terbuka oleh siapapun dan tidak berbayar.

GDL : Ganesha Digital Library adalah alat untuk mengelola dan mendistribusikan
koleksi digital dengan menggunakan web berbasis teknologi.

HTML :Hypertext Markup Language adalah bahasa standar yang digunakan oleh
browser untuk menampilkan informasi dalam halaman-halaman web.

IBRA : merupakan software yang digunakan dalam sistem otomasi perpustakaan.

IBRA Advance : adalah software IBRA yang komersial atau berbayar.

IBRA-FOS: adalah software IBRA yang bersifat open sources atau gratis.

IDLN : Indonesia Digital Library Network merupakan suatu jaringan perpustakaan


digital di Indonesia yang memiliki misi untuk mengelola ilmu pengetahuan bangsa
Indonesia dengan cara yang mudah, murah dan bisa diikuti oleh siapapun, juga untuk
membudayakan tradisi knowledge sharing menuju terciptanya masyarakat madani
berbasis ilmu pengetahuan.

INLISLite : Integrated Library System merupakan perangkat lunak atau aplikasi


otomasi perpustakaan yang dibangun dan dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia.

KALI : Komunitas Anthenaeum Light Indonesia.

31
MARC : Machine Readable Cataloging

MySQL : sistem manajemen database yang digunakan untuk menyimpan semua data.

PHP : Hypertext Preprocessor adalah bahasa script yang disisipkan dalam HTML yang
digunakan sebagai bahasa pemrograman web.

SLiMS : Senayan Library Management System merupakan salah satu Free Open
Sources Software (FOSS) berbasis web yang dapat digunakan untuk membangun
sistem otomasi perpustakaan yang dilisensikan dibawah GPL v3.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://pddi.lipi.go.id/metadata-perpustakaan/

http://mediapustak4.blogspot.com/2017/09/pengertian-metadata-
pengatalogan-abad.html?m=1

https://appkey.id/pembuatan-website/backend/metadata-adalah/

https://www.ganipramudyo.web.id/2017/06/aplikasi-perpustakaan-
dan-standar.html?m=1

33

Anda mungkin juga menyukai