BERKEMBANG
Lima ciri administrasi yang ditemukan pada negara
berkembang yaitu :
1. Pola dasar adm Publik bersifat jiplakan, perilaku
birokrat dan penampilannya mengikuti karakteristik
penjajahnya dan kelanjutan dari administrasi kolonial.
2. Birokrasi di negara berkembang kekurangan SDM
terampil dalam penyelenggaraan pembangunan. (bukan
jumlah tapi kualitas).
3. Birokrasi lebih mengarah pada hal-hal lain daripada
pada suatu hal yang benar2 menghasilkan dalam arti
birokrat lebih berusaha mewujudkan tujuan pribadinya
dibandingkan pencapaian sasaran program.
4. Adanya kesenjangan yang lebar antara
perbuatan(keadaan) dan kenyataan.
5. Birokrasi di negara berkembang sering bersifat otonom
artinya lepas dari proses politik dan pengawaasan
masyarakat.
Dengan demikian, administrasi pembangunan lahir
dari sebuah kebutuhan negara berkembang untuk
membangun dan memperbaiki tatanan
kehidupannya. Selain itu, administrasi pembangunan
juga terlahir dari kepedulian negara-negara dunia
kedua dan pertama (dengan berbagai kepentingan di
dalamnya) untuk membantu negaranegara
berkembang menjalankan administrasi negaranya ke
arah yang lebih baik.
Hal tersebut dapat menjawab empat pertanyaan,
yaitu sebagai berikut.
a. When, kapan administrasi pembangunan mulai
dibangun?
b. Who, siapa aktor yang ada di dalam administrasi
pembangunan?
c. Where, di manakah administrasi pembangunan itu
ada?
d. Why, mengapa administrasi pembangunan
dibutuhkan?
PERBEDAAN ADINISTRASI NEGARA DENGAN
ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
Agus Sjafari
publik. Menurut Goulet, ada tiga rasionalitas yang saling ber-inter-
relasi dalam penentuan keputusan-keputusan publik, yaitu :
Technological Rationality bersandar pada epistemologi ilmu
modern yang mengedepankan logika efisiensi.
Sosiologi Pembangunan
politican rationality merupakan logika kepentingan yang selalu
mengedepankan pemeliharaan institusi dan kebijakan. Lebih
jauh dari itu, pada realitasnya seringkali motif-motif
pemeliharaan institusi dan kebijakan itu menjadi alasan yang
menyelubungi motif-motif mempertahankan kekuasaan dan
mencari keuntungan.
ethical rationality lebih menekankan pada pencitraan,
pemeliharaan atau mempertahankan norma-norma.
Political dan ethical rationality lebih mengacu pada apa yang
dianggap “baik” oleh masyarakat, sementara technological
rationality biasanya mengacu pada apa yang dianggap “benar” oleh
perencana. Dilema timbul saat sesuatu yang dianggap “benar” itu
belum tentu dianggap “baik” oleh masyarakat.
[1] Goulet, D (1986), “Three Rationalities in Development
Decision-Making”. World Development vol 14, no 2, page
310-317.
16
Agus Sjafari
Sosiologi Pembangunan
17 PEMBANGUNAN TEKNOKRATIK DAN
PEMBANGUNAN PARTISIPATIF
TERMINOLOGI KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN TEKNOKRATIS
Agus Sjafari
Teknokrasi secara etimologis berasal dari kata-kata techné
(teknik) dan kratein (memerintah). Teknokrasi ialah
pemerintahan yang menekankan pentingnya prinsip-prinsip
teknologi, seperti efisiensi, kuantifikasi, produktivitas,
Sosiologi Pembangunan
perencanaan, dan penggunaan kiat, serta SOTA (state of the
art).
Pembangunan yang teknokratik menempatkan pemerintah
sebagai pihak yang secara mutlak berwenang untuk
merencanakan dan melaksanakan pembangunan untuk
kepentingan publik, berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan teknis dari pemerintah sendiri.
Model ini biasanya berafiliasi dengan pola pembangunan top-
down, dimana pemerintah berwenang mengatur masyarakat
dan tingkat pemerintahan dibawahnya dengan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan dari pemerintah itu sendiri.
Dalam pembangunan teknokratis, yang diutamakan adalah
pertimbangan teknis dan keilmuan dari pemerintah dalam
membangun fondasi argumentatif strategi pembangunan. 18
TERMINOLOGI PEMBANGUNAN
PARTISIPATIF
Partisipasi merupakan proses anggota masyarakat
sebagai individu maupun kelompok sosial dan
organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi
proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi
kehidupan mereka (Sumarto, 2004)
“Perencanaan tidak dapat efektif, kecuali bila
dilakukan dengan pengenalan, pemahaman, dan
pemanfaatan struktur kekuatan pemerintah dan non-
pemerintah” (Branch, 1995)
Agus Sjafari
PERENCAAAN DULU PERENCANAAN YANG DIINGINKAN
Daftar Usulan - “Shopping List” Rencana Kerja - “Working Plan”
• Sebanyak-banyaknya • Input (Rp., Tenaga Kerja, Fasilitas, dll.)
• Seindah-indahnya • Kegiatan (Proses)
23
• Tidak terbatas • Hasil nyata: Output, Outcome, Dampak
24