Anda di halaman 1dari 67

KONSEP DASAR DALAM EKOLOGI:

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN


Kuliah 2
Sustainable Forest Management
Pokok Bahasan
1. Konsep Ekosistem
–Definisi Ekosistem, Biosfer/Ekosfer
–Komponen Ekosistem, Habitat dan
Relung
–Parameter dalam Analisis Ekosistem,
Siklus Biokimia
2. Tipologi Ekosistem
3. Daya dukung lingkungan
Definisi Ekosistem
• Kesatuan dinamis yang terdiri dari berbagai spesies makhluk
hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya baik biotik
maupun abiotik (materi an energi).
• Unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya
tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993).
• Unit ekologi yang di dalamnya terdapat struktur dan fungsi
(A.G. Tansley, 1935)
• Tatanan kesatuan secara kompleks, di dalamnya terdapat
habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan
menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi
(Woodbury, 1954)
KONSEP EKOSISTEM: (Matra/Dimensi Ekologi)

MANUSIA
Hubungan keterkaitan dan
ketergantungan antar ke-6
komponen ekosistem harus
dipertahankan dalam kondisi TUMBUHAN* HEWAN*
yang stabil dan seimbang.
faktor biotik
Perubahan terhadap salah
satu komponen akan faktor abiotik
mempengaruhi komponen
lainnya. TANAH AIR

UDARA
Biosfer/Ekosfer
• Biosfer atau ekosfer merupakan bulatan Bumi dimana terdapat
kehidupan.
• Kehidupan di Bumi ini berlangsung tidak hanya karena adanya
proses metabolisme, pertumbuhan, perkembangbiakan
(reproduksi) dan adaptasi (penyesuaian diri) tetapi juga adanya
keanekaragaman

• Kehidupan di Bumi terjadi dalam biosfer, dan lebih tepatnya disebut


ekosfer.
 Oikos = rumah tangga, ekosfer artinya bulatan (keutuhan)
kehidupan rumah tangga makhluk hidup.
• DI dalam ekosfer terdapat komponen:
– abiotik: air, udara, tanah, dan iklim
– biotik:
produsen primer (organisme yang melalui proses fotosintesis dari bahan
anorganik menghasilkan bahan organik)
konsumen (semua jenis yang menggantungkan kebutuhan materi dan
energinya pada makhluk hidup lain )
Supermakro /
Dunia Kosmik
Ekosfer

Ekosfer
Ekosistem
Ekosistem
Kehidupan
Komunitas Wilayah
Ekologi
Dunia Makro Populasi

Organisme Komunitas

Populasi

Dunia Mikro

Organisme
Tingkat Hirarki Organisasi Ekologi (Odum, 1971)

Komponen
Genetik - Sel - Organisme - Populasi - Komunitas
biotik

+
Komponen
Materi --------------------------------------- Energi
abiotik

=
Sistem Biologi
Sistem Sistem Sel Sistem Sistem
(Biosystem) Ekosistem
Genetik Organisme Populasi
EKOSFER (=BIOSFER)

Keseluruhan ekosistem di
Bumi; meliputi semua
bagian Bumi yang
mengandung kehidupan
(terdiri dari komponen
biotik yang berinteraksi
dengan lingkungan abiotik
yang merupakan bagian
dari atmosfer, hidrosfer &
litosfer).

(ilustrasi: Art Explosion® 1998)


Bagaimana kita memandang bumi ?

Konsep Gaia (Lovelock 1979):


Biosfer: suatu kesatuan yang mengatur diri sendiri
(self-regulating) dan mampu mempertahankan kondisi
Bumi dengan mengendalikan lingkungan kimiawi dan
fisis.
Bumi: suatu super-ekosistem dimana banyak proses
dan umpan balik saling berinteraksi untuk menjaga
kondisi kimiawi dan fisis di Bumi. Dalam hal ini,
makhluk hidup memiliki peran terpenting dalam
menjaga keseimbangan (homeostasis).
Bagaimana kita memandang bumi?

Bumi sebagai pesawat ruang angkasa


(Odum 1989)
Bumi dapat dianalogikan dengan suatu pesawat ruang
angkasa yang sangat besar karena merupakan suatu
benda/kesatuan yang ‘melayang’ di angkasa luar,
dengan sistem pendukung kehidupannya sendiri
(udara, air, makanan, energi).
Dengan adanya tekanan penduduk, pencemaran,
dan pengelolaan yang buruk, maka sistem
pendukung kehidupan ini menjadi terancam; ibarat
berkurangnya persediaan oksigen bagi astronot dalam
suatu pesawat ruang angkasa.
Percobaan yang Gagal

‘Biosphere-2’ :
•Suatu percobaan utk membuat sistem yang mandiri
(self-sustaining) dan terisolasi dari dunia luar.
•Tujuan: mempelajari cara kerja Bumi dan
mengembangkan sistem yang berpotensi untuk
digunakan dalam perjalanan luar angkasa, atau untuk
hidup di planet lain.
•Tahun 1991 di Arizona (AS), biaya US $ 200 juta.
•Dalam bangunan ‘rumah kaca’ seluas 1,3 ha, dibuat
tiruan atmosfer, hidrosfer dan litosfer, dalam berbagai
ekosistem (hutan tropis, gurun pasir, lahan pertanian,
lautan dll).
•Delapan orang direncanakan hidup di dalamnya selama
dua tahun, tanpa bantuan apa pun dari luar.
•Input: dimasukkan 4.000 jenis tumbuhan dan hewan
untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan 900.000 galon
air sebagai ‘laut’.

(ilustrasi: www.newenergy.bio2.edu/images/Bio2moon.jpg;
www.nscollegeprep.cps.k12.il.us/depts/science)
Apa yang terjadi?
Biosphere-2 gagal mensimulasikan Bumi dengan baik, dan tidak dapat mempertahankan
kondisinya  percobaan bertahan kurang dari 2 tahun:
[kandungan O2 terus menurun; CO2 meningkat; 19 dari 25 spesies vertebrata kecil menjadi
punah; hampir semua serangga/penyerbuk punah; beberapa spesies hewan & tumbuhan
merajalela; perairan tercemar nutrien; udara meracuni manusia]

Kesimpulan : Manusia belum dapat memahami dan mensimulasikan kompleksitas


keterkaitan dalam biosfer
(ilustrasi: www.newenergy.bio2.edu/images/Bio2moon.jpg;
www.nscollegeprep.cps.k12.il.us/depts/science)
Pendekatan Ekosistem
• Suatu ekosistem meliputi makhluk hidup dengan lingkungan organisme
(komunitas biotik) dan lingkungan abiotik, masing-masing memengaruhi
sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk memelihara kehidupan
sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan, dan keserasian alam di
bumi.
• Fungsi utama ekosistem di bumi memiliki penekanan pada hubungan
wajib, ketergantungan, dan hubungan sebab-akibat yang merupakan
rangkaian komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan
fungsional ekosistem.
• Dengan konsep ekosistem, komponen-komponen lingkungan hidup harus
dilihat secara terpadu sebagai komponen yang berkaitan dan tergantung
satu sama lain dalam suatu sistem.
• Cara inilah yang dimaksud dengan pendekatan ekosistem atau
pendekatan holistik.
– Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam pelbagai ukuran,:
kolam, danau, atau sebidang kebun, hutan, atau lanskap, laboratorium
– Selama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk
kerja sama untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, kesatuan
tersebut dapat dianggap sebagai suatu ekosistem.
Prinsip-prinsip Ekologi

1. Interaksi (interaction)
2. Saling bergantung (interdependence)
3. Keanekaragaman (diversity)
4. Keharmonisan (harmony)
5. Kemampuan berkelanjutan (sustainability)
Fungsi dasar Ekosistem
Analisis ekosistem dari segi fungsional:
1.Aliran energi
2.Rantai makanan
3.Keanekaragaman
4.Siklus makanan
5.Evolusi dan perkembangan
6.Pengendalian
Keseimbangan dalam Ekosistem
• Keseimbangan yang terdapat dalam suatu ekosistem disebut
homeostatis
 kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai
perubahan dalam sistem secara keseluruhan
• Homeostatis: kestabilan yang dinamis, karena perubahan
perubahan yang terjadi pada ekosistem akan tetap mengarah
pada tercapainya keseimbangan baru.
• Faktor-faktor yang terlibat dalam mekanisme keseimbangan
ekosistem mencakup mekanisme yang mengatur
penyimpanan bahan-bahan, pelepasan hara, pertumbuhan
organisme dan populasi, proses produksi, serta dekomposisi
bahan-bahan organik.
• Kondisi ekosistem dalam keseimbangan
 ekosistem telah mantap atau telah mencapai klimaks,
sehingga mempunyai daya tahan yang besar untuk
menghadapi berbagai gangguan.
Habitat
• Habitat: tempat suatu makhluk hidup.
 Semua makhluk hidup mempunyai tempat hidup.
• Menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme dari
berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas (Contoh:
habitat padang rumput, habitat hutan mangrove)
• Habitat suatu organisme umumnya mengandung faktor
ekologi yang sesuai dengan persyaratan hidup organisme
yang menghuninya.
– Persyaratan hidup setiap organisme merupakan kisaran faktor-faktor
ekologi yang ada dalam habitat dan diperlukan oleh setiap organisme
untuk mempertahankan hidupnya.
– Kisaran faktor-faktor ekologi bagi setiap organisme memiliki lebar
berbeda yang pada batas bawah disebut titik minimum, batas atas
disebut titik maksimum, di antara titik minimum dan titik maksimum
disebut titik optimum.
Komunitas
• Secara genetika, individu-individu adalah anggota suatu populasi
setempat dan secara ekologi mereka adalah anggota ekosistem.
• Bagian terbesar ekosistem terdiri atas kumpulan tumbuhan dan
binatang yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat
tumbuhan dan binatang yang disebut komunitas.
• Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam
kegoncangan (fluktuasi) populasi yang saling memengaruhi.
• Suatu komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis
komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan.
• Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan melalui
proses-proses kehidupan yang saling berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya.
• Jika salah satu organisme itu tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, maka akan berakibat fatal bagi organisme sendiri.
Relung (= niche)
• Di dalam habitat, setiap makhluk hidup mempunyai cara tertentu untuk
hidup (misal burung yang hidup di sawah ada yang makan serangga, ada
yang makan buah padi, makan katak, makan ikan).  Cara hidup
organisme disebut relung atau niche
• Relung (niche) menunjukkan peranan fungsional dan posisi suatu
organisme dalam ekosistem
• Relung: posisi atau status organisme dalam suatu komunitas atau
ekosistem tertentu.
• Relung suatu organisme ditentukan oleh tempat hidupnya (habitat) dan
oleh berbagai fungsi yang dikerjakannya, sebagai profesi organisme dalam
habitatnya.
• Berbagai organisme dapat hidup bersama dalam satu habitat.
 Jika dua atau lebih organisme mempunyai relung yang sama dalam
satu habitat, maka akan terjadi persaingan.
 Makin besar kesamaan relung dari organisme-organisme yang hidup
bersama dalam satu habitat, maka makin intensif persaingannya.
Suksesi dan klimaks
• Lingkungan alam selalu mengalami perubahan-perubahan
dalam ekosistem.
 Perubahan-perubahan atau pergantian-pergantian pada
ekosistem terjadi baik tanpa ataupun dengan campur tangan
manusia.
• Evolusi ekosistem ini disebut suksesi ekologi:
– perkembangan komunitas teratur yang menyangkut
perubahan susunan spesies dan proses-proses komunitas;
– perubahan-perubahan fisik akibat pengaruh pekerjaan
komunitas; mencapai puncak (klimaks) pada waktu
ekosistem stabil dengan biomassa dan fungsi kerja sama
antar-organisme serta komunitas berada pada titik
maksimum.
SUKSESI
DAN
KLIMAKS
Parameter dalam Analisis Ekosistem
• Aliran energi
Rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi lain mulai
dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat
tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah.

• Biomassa
Total berat seluruh komponen hidup organisme yang dinyatakan dalam berat
kering bahan organik per satuan luas (misalnya, kg.m2)
 Biomassa berhubungan dengan kandungan energi suatu organisme dan lebih
mudah diukur daripada mengukur kandungan energi itu sendiri.

• Siklus materi
– Materi yang dimanfaatkan oleh organisme akan mengalami siklus yang
berulang.
– Misalnya nitrogen yang diambil oleh akar tumbuhan dan dipakai untuk
menyusun bagian tubuhnya misalnya daun, daun dimakan belalang dan
belalang matt, selanjutnya tubuh belalang diurai melalui proses
dekomposisi, hasil uraiannya kembali ke tanah.
Energi dalam Ekosistem
• Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
kerja (Odum, 1993).
 Bentuk-bentuk energi yang nyata berguna bagi organisme
hidup dapat berupa energi mekanik, energi kimia, energi
radiasi, dan energi panas.
• Energi yang dimiliki oleh setiap organisme hidup adalah energi
kimia yang diperoleh dari makanannya dalam bentuk protein,
karbohidrat, lemak, dsb.
– Energi diciptakan pertama kali pada tingkatan produsen: tumbuhan
hijau dengan mengubah energi matahari ke dalam bentuk energi
potensial.
– Energi potensial: energi yang tersimpan dan dapat digunakan untuk
melakukan kerja, contohnya protein, karbohidrat, dan lemak.
– Energi kinetik merupakan energi yang terlepaskan atau energi yang
dibebaskan oleh organisme berupa energi gerak.
Hukum Termodinamika
• Hukum Termodinamika I
Energi dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi
yang lain, tetapi tidak pernah dapat diciptakan atau
dimusnahkan

• Hukum Termodinamika II
Setiap terjadi perubahan bentuk energi, pasti terjadi
degradasi energi dari bentuk energi yang terpusat menjadi
bentuk energi yang terpencar, dan di dalam proses
transformasi energi selalu melepaskan panas dalam bentuk
energi yang tidak dapat digunakan.
Rantai Makanan
• Rantai makanan: transfer atau pemindahan energi dari sumbernya
melalui serangkaian organisme yang dimakan dan yang memakan (Odum,
1993).

• Dalam suatu ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menangkap


energi radiasi matahari dan mengubahnya ke dalam bentuk energi kimia
dalam tubuh tumbuhan (karbohidrat, protein, dan lemak).

• Rantai makanan dapat dibedakan:


– Rantai pemangsa, yaitu pemindahan energi dan materi dari produsen
(tumbuhan) ke binatang kecil, kemudian ke binatang yang besar, dan berakhir
pada binatang paling besar.
– Rantai parasit, yaitu pemindahan energi dan materi dari organisme besar ke
organisme kecil.
– Rantai saprofit, yaitu pemindahan energi dan materi dari organisme mati
(bahan organik) ke mikroorganisme atau jasad renik.
Klasifikasi Interaksi antar Spesies
1. Kompetisi: dua spesies menggunakan/mencari sumber daya
yang sama
2. Predasi: satu spesies hewan memakan seluruh/sebagian
organisme lain (predasi: memakan hewan lain)
3. Herbivori: satu spesies hewan memakan seluruh atau
sebagian tumbuhan.
4. Parasitisme: dua spesies yang hidup secara fisik berdekatan
dan terjadi ketergantungan metabolis salah satu spesies
(parasit) kepada spesies lainnya (inang).
5. Penyakit: asosiasi antara mikroorganisme patogen dengan
inangnya yang menyebabkan inang menderita secara
fisiologis.
6. Mutualisme: dua spesies yang berasosiasi dekat dan saling
menguntungkan kedua belah pihak.
SIKLUS BIOKIMIA
• Salah satu proses fundamental dalam ekosistem adalah siklus
materi  siklus biogeokimia.

• Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik: siklus unsur


atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.

1. siklus air
2. siklus oksigen
3. siklus karbon
4. siklus nitrogen
5. siklus sulfur.
Siklus Air di Alam
Siklus Karbon dan Oksigen di Alam
Daya Lenting Lingkungan
(Resilience Capacity):
• Kemampuan suatu sistem untuk pulih kembali setelah
menyerap gangguan dari luar.

• Kemampuan alam, jika diganggu keseimbangannya, untuk


kembali ke kondisi semula  seperti pendulum setelah batas
tertentu, tidak lentur lagi
– Suaka margasatwa di Afrika perubahan musim hujan mengakibatkan
naiknya air laut pasang dan mematikan tanaman di sekitarnya.
– Contoh: bencana alam, bencana teknologi dianggap sebagai
‘gangguan’ terhadap alam. Bagaimana alam mengembalikannnya
kepada fungsi sebelumnya?
Homeostasis

• Sifat ekosistem yang selalu mencari


keseimbangan (ekuibrium) baru yang dinamik
• Artinya: jika ada gangguan, selama gangguan
tersebut tidak melampui daya lentingnya,
maka ekosistem akan mampu pulih kembali.
TIPOLOGI EKOSISTEM
1. Ekosistem Terestrial
2. Ekosistem Akuatik
 Berdasarkan perbedaan:
–karakteristik fisik dan kimia
–struktural dan fungsional

1. Ekosistem Alami
2. Ekosistem Binaan/Buatan
 Berdasarkan intensitas pengelolaan
TIPOLOGI EKOSISTEM (1)
Ekosistem Terestrial
• Distribusi tumbuhan pada ekosistem teresterial sangat dipengaruhi oleh
faktor iklim (suhu dan curah hujan).
 Tumbuhan sangat tergantung kepada air, beberapa jenis tertentu
rentan terhadap suhu tinggi dan kekeringan.

• Salah satu penentu variasi suhu adalah posisi wilayah pada garis
altitudinal dan latitudinal (bujur dan lintang)
– Suhu tinggi biasa terjadi pada daerah khatulistiwa terutama di gurun,
sedangkan suhu rendah pada daerah kutub.
– Secara ketinggian, wilayah yang berada pada pegunungan memiliki suhu rata-
rata lebih rendah daripada wilayah dekat dengan pantai atau dataran rendah.

• Curah hujan sangat ditentukan oleh posisi wilayah relatif terhadap


samudra.
 Wilayah di tengah benua biasanya jarang mendapatkan hujan.
 Akibatnya, wilayah tsb biasanya gersang.
Ekosistem Akuatik (Perairan)

• Ekosistem air tawar


• Ekosistem air laut:
– Lautan
– Estuari dan mangrove
– Terumbu karang
– Padang lamun.
CONTOH EKOSISTEM

Daratan: hutan tropis, hutan konifer, gurun pasir, savana,


lahan pertanian.
Perairan (akuatik): danau, sungai, laut.
Peralihan antara daratan dan perairan: lahan basah (rawa,
hutan bakau pesisir).
EKOSISTEM
UTAMA DI BUMI
CONTOH: EKOSISTEM HUTAN
Hutan bukan hanya sekumpulan individu pohon, tetapi merupakan suatu
komunitas tumbuhan yang kompleks, yang terdiri dari pada pohon,
semak, tumbuhan bawah, jasad renik tanah dan hewan lain. Mereka satu
sama lain terikat dalam hubungan ketergantungan.

Hutan adalah suatu ekosistem yang bercirikan liputan pohon yang cukup
luas, baik yang lebat atau kurang lebat (Departemen Kehutanan, 1981)
Ekosistem
berdasarkan intensitas pengelolaan

1. Ekosistem alami (natural ecosystem)


 tidak atau kurang mendapat pengaruh aktivitas/
pengelolaan manusia

2. Ekosistem binaan/buatan (managed ecosystem)


 Ekosistem yang mendapatkan pengelolaan/budidaya
manusia
– Ekosistem pertanian (agroecosystem)
– Ekosistem perkotaan (urban ecosystem)
• Pada ekosistem alami yang lengkap, tidak dibutuhkan
pemeliharaan atau subsidi energi karena dapat memelihara
dan memenuhi sendiri, dan selalu berada dalam
keseimbangan.
– Ekosistem agak mantap, tidak mudah terganggu, tidak
mudah tercemar kecuali karena bencana alam.
– Batas ekosistem dapat ditinjau dari kelengkapan
komponen yang ada.

• Keanekaragaman ekosistem alam dapat terbentuk:


– secara alami
 dari ekosistem yang sederhana menjadi
keanekaragaman ekosistem yang sangat rumit
– diciptakan oleh manusia (binaan).
CONTOH EKOSISTEM

Ekosistem Alami
mengalami proses-proses perubahan secara alami
tanpa campur tangan manusia.

Ekosistem Binaan
membutuhkan pengelolaan dan penambahan energi/materi oleh manusia agar
dapat dipertahankan dalam kondisinya.
Ekosistem dan Sosiosistem (Rambo, 1981)
Daya Dukung Lingkungan (DDL) (1)
• DDL: Kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lain (UU 32/2009)
• DDL: Jumlah individu suatu spesies yang dapat
didukung secara tak terbatas dalam suatu ruang
atau kawasan tertentu (Miller, 1986)
• DDL: Kemampuan untuk mendapatkan hasil dan
produk di suatu daerah dari SDA yang terbatas,
dengan mempertahankan jumlah dan kualitas
sumber dayanya (Khanna, 1999)
Daya Dukung Lingkungan (DDL) (2)
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
• Kemampuan maksimal suatu wilayah/kawasan untuk
mendukung kehidupan beserta kegiatan yang ada di
dalamnya.

• Asal mula konsep DDL:


 dari pengelolaan hewan ternak dan satwa liar.
– Dayadukung itu menunjukkan besarnya kemampuan
lingkungan untuk mendukung kehidupan hewan yang
dinyatakan dalam jumlah ekor persatuan luas lahan.
– Jumlah hewan yang dapat didukung kehidupannya itu
tergantung pada biomas (bahan organik tumbuhan) yang
tersedia untuk makanan.
 ilustrasi: Tragedy of commons
Daya Dukung Lingkungan (DDL) (3)
• Pengertian daya dukung (carrying capacity) dalam ekologi
dasar: ukuran maksimum populasi jenis tertentu yang
dapat disangga oleh suatu wilayah tanpa mengurangi
kemampuannya dalam menyangga populasi jenis yang
sama pada masa yang akan datang (Cohen, 1996)
• Suatu ukuran dari jumlah sumberdaya yang dapat
diperbaharui yang diperlukan untuk mendukung kehidupan
sejumlah organisme di suatu lingkungan (Roughgarden
1979),
• Daya dukung merupakan fungsi dari karakteristik area dan
organisma. Makin besar dan kaya suatu area, ceteris
paribus, memiliki daya dukung yang lebih besar. Atau suatu
area tertentu akan Lebih mampu menyangga populasi jenis
yang memerlukan energi yang relative lebih rendah (Daily
& Ehrlich, 1992).
Pertumbuhan penduduk, SDA dan subsistensi
SDA
Populasi

C
Level
subsistensi
SDA

Populasi

Tahun

Hukum Malthus
Populasi cenderung bertambah menurut deret ukur (geometris)
Produksi pangan (SDA) cenderung bertambah menurut deret hitung (aritimatik)
The Tragedy of The Commons
(Hardin, 1968)
Kasus peternak
yang menggembalakan ternak di padang rumput
• Lokasi padang rumput yang merupakan sumber daya dianggap
sebagai milik umum.
• Setiap peternak merasa mempunyai hak untuk membiarkan
ternaknya mencari makan di tempat itu.
• Bila banyaknya peternak dan hewan yang merumput di padang tsb
masih dalam keadaan setimpal dengan kapasitas milik umum, maka
keseimbangan serta kelangsungan hidup padang rumput masih
tidak terancam.
• Ketika jumlah peternak semakin bertambah dan besarnya ternak
semakin meningkat, sedangkan pertumbuhan rumput tidak setara
maka akan menyebabkan bencana.
The Tragedy of The Commons (2)
 Perilaku manusia dalam memanfaatkan SDA
– Manusia bertendensi menganggap SDA adalah milik
umum, sehingga dalam memanfaatkan serta
mengelolanya mereka berpegangan pada nilai-nilai milik
umum tsb.
 mengakibatkan terjadinya eksploitasi yang tidak terkendali,
sehingga menimbulkan dampak negatif yang tidak diduga,
yang dapat berakibat thd penyusutan bahkan kepunahan
SDA yang ada.
• Bencana lain berpengaruh terhadap pemakai SDA:
menurunnya kualitas SDA
 Keberlanjutan hidup si pemakai turut terancam.
• Terjadinya bencana di antara para pemakai, karena tidak
adanya mekanisme terkendali dalam menggunakan SDA
 tersisihnya sekelompok pemakai yang tidak kuat dan
mampu bersaing dengan si pemakai lain.
Penerapan Konsep DDL
untuk Kehidupan Manusia?
• Konsep daya dukung yang berasal dari kehidupan bukan
manusia kurang sesuai diterapkan untuk manusia.
• Dalam hal daya dukung terhadap kehidupan manusia,
terjadi kompleksitas penetapan daya dukung yang
disebabkan adanya perbedaan yang sangat besar dalam
hal jenis dan jumlah sumberdaya yang digunakan oleh
masing-masing individu dan perubahan budaya
(teknologi) yang sangat cepat memengaruhi, sehingga
daya dukung sangat bervariasi antara budaya dan
tingkat pembangunan ekonomi masyarakat.
• Mobilitas manusia yang sangat tinggi memengaruhi
batas wilayah pemenuhan kebutuhan manusia
menjadi tidak terbatas.
Penerapan Konsep DDL
untuk Kehidupan Manusia (2)
• Konsep daya dukung terhadap populasi manusia mulai
diterapkan pada tahun 1960an.
 Pola konsumsi manusia sangat bervariasi
dibandingkan dengan jenis hewan, menyebabkan
sangat lebih sulit untuk menduga daya dukung bumi
bagi manusia.

• Persamaan IPAT (Commoner, 1972): menjelaskan


bahwa daya dukung terhadap manusia merupakan
fungsi tidak hanya dari jumlah populasi, tetapi juga
perbedaan tingkat konsumsi yang dipengaruhi oleh
teknologi produksi dan konsumsi.
Persamaan IPAT
I=PxAxT

I Impact, dampak lingkungan


P Population, ukuran populasi manusia
A Affluence, tingkat konsumsi oleh populasi
T Technology, proses yang digunakan untuk
mendapatkan sumberdaya dan mengubahnya
menjadi barang berguna dan limbah.
Dampak lingkungan pertumbuhan penduduk
Konsep DDL untuk kehidupan manusia
• Daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari
kemampuan lingkungan dan SDA mendukung
kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan
menerima beban pencemaran dan pembangunan.
• DDL terbagi menjadi 2 (dua) komponen:
– kapasitas penyediaan (supportive capacity)
– kapasitas tampung limbah (assimilative capacity)
• Dalam UU 32/2009:
– Daya dukung lingkungan DDL: Kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya
– Daya tampung lingkungan (DTL): kemampuan lingkungan
hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen
lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
DINAMIKA SISTEM
AKTIVITAS MANUSIA
DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
DDL vs
Peningkatan
IPTEK

Peningkatan Iptek dalam cara pemanfaatan suatu SDA akan


dapat meningkatkan DDL
Karena keterbatasan dari potensi SDA, ekosistem, dan Iptek
yang dikuasai , maka peningkatan DDL dapat pula bersifat
signoid, bahkan pada ujung grafik signoid dapat menurun.
DDL tidak statis?
1. Sifat penting dari daya dukung yang perlu
diketahui adalah daya dukung dapat
dinaikkan kemampuannya oleh manusia.
2. Daya dukung lingkungan dapat meningkat
bila ditambahkan atau dimasukkan ilmu dan
teknologi ke dalam suatu lingkungan.
3. Subsidi energi ke dalam lingkungan juga
dapat meningkatkan DDL.
DDL Alamiah dan DDS
• Lingkungan tidak hanya merupakan lingkungan
alamiah saja, namun juga lingkungan sosial dan
lingkungan binaan.
• Daya dukung lingkungan dapat diperluas menjadi:
– daya dukung alamiah (lingkungan alam)
– daya dukung lingkungan binaan
– daya dukung sosial (ketersediaan SDM, kemampuan
finansial, dsb).
• Dengan adanya pengelolaan lingkungan yang baik
dan input teknologi, maka daya dukung lingkungan
secara keseluruhan dapat ditingkatkan, sehingga
dapat menyokong kualitas hidup manusia pada
tingkat yang lebih tinggi (berkelanjutan).
Deplesi SDA yang
tidak dapat
diperbaharui
Penyebab degradasi lingkungan SDA yang
dapat diperbaharui:
 Fenomena tragedy of common
– overuse terhadap milik umum / free acces
resources
– Contoh: air bersih, laut/pantai bebas, ruang
terbuka publik, udara
Bahan Bacaan
• Enger, E.D., B.F. Smith. 2004. Environmental Science: A Study of Interrelationships.
Mc. Graw Hill, Boston
• Leitmann, J. 1999. Sustaining cities: environmental planning and management in
urban design. McGraw-Hill, New York.
• Miller,G.Tyler, Jr. Living in the environment, 17 Edition Brooks/Cole Publishing
Company, 2012.
• Mitchell, B., B. Setiawan, D.H. Rahmi. 2003. Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
• Kupchella, C.C., Hyland, M.C. 1993. Environmental Science: Living within the
System of Nature. London: Prentice-Hall
• Robert, P., J. Ravetz, C. George. 2009. Environment and the city. Routledge, London
• United Nations University/Institute of Advance Studies. 2003. Urban Ecosystem
Analysis: Identifying Tools and Methods. Tokyo.
• Setyo Leksono, Amin. 2007. Ekologi: Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif.
Malang: Bayu Media

Anda mungkin juga menyukai