Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ALAT ALAT LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI

Dosen Pembimbing Zulnifitri,SKM

Disusun Oleh :

Yurike Mala

205110519

Kelas 1B

PRODI DIII KEPERAWATAN GIGI

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam

melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar kita

mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat di butuhkan

dalam proses penilitian atau pun praktikum. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan

mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu

alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi

kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium

agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan

benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting agar

mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat akan meningkatkan

kualitas penelitian seseorang.

Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium akan dijelaskan alat-alat dilaboratorium

mikrobiologi dan kegunaannya disertai dengan gambar alat . Sterilisasi adalah usaha untuk

membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan. Jadi Alat-alat sterilisasi adalah

alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikrobia yang tidak

diinginkan.
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan alat laboratorium ?
2. Sebutkan jenis – jenis dan kegunaan alat laboratorium ?
3. Bagaimana cara penanganan alat laboratorium?
C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari praktikum Pengenalan Alat-alat Laboratorium adalah sebagai berikut :

1.        Kita dapat mengetahui jenis dan Kegunaan peralatan laboratorium yang dibutuhkan

dalam pengujian mikrobiologis.

2.        Kita dapat mengoperasikan peralatan dan mengetahui cara penanganan agar dapat

berfunsgsi dengan benar.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alat Laboratorium

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan

ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-

kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin

ilmunya, misalnya laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium

biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Selain itu, peralatan yang ada di dalam

Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang

sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan

digunakan.

Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Hal yang harus diperhatikan

adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat dapat menunjang hasil pratikum.

Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja

bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam

pratikum.
B. Jenis Dan Kegunaan alat laboratorium

1.Ose / Jarum Inokulum (inoculating loop)

jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ ditumbuhkan ke media
baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat
berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose
atau  inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating
needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar,
sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak
(stab inoculating.

2.Mikropipet (Micropippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang
dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur
volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet
yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette)
misalnya mikropipet 5 μl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.

3.Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung
reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar)
dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang
kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak
terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-
12 ml tiap tabung.

4.Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

C.

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan
untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades,
kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan
yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
5.Beaker Glass

Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat
digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll.

6.Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki
beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
7.Cawan Petri (Petri Dish)

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam
berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media
sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10
ml.

8.Batang L (L Rod)

Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan mediaagar supaya bakteri yang
tersuspensidalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut spreader.

9.Tabung Durham (Durham Tube)


Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung reaksi tetapi
memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi untuk menampung hasil
fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam penggunaannya, maka tabung durham itu
ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi
dengan medium cair. Setelah seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat
dilakukan inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut memang
menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar tabung durham.

10.Termometer (thermometer)

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air raksa dan
gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi untuk mengukur suhu suatu larutan
atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam
thermometer.

Apparatus

11.Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)


Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen.
Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan
diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum
ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau
metanol.

12.Hot plate stirrer dan Stirre bar

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot
plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai
10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

13.Autoklaf (Autoclave)
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme,
melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh
microorganisme.

14.oven

Oven Berfungsi untuk sterilisasi kering. alat-alat yang disterilkan menggunakan oven antaralain
peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, dll. serilisasi kerning dengan oven dilakukan
dengan cara memanaskan dengan suhu 180oC selama 1 jam.Oven adalah alat yang digunakan
pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas uap
air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan barang-barang dengan memanfaatkan
aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan secara elektrik.  Barang-barang yang
disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek metal (Collins &
Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan tergores dan rusak apabila diberikan panas
uap air (Harley & Prescott, 2002).Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang
diperlukan untuk melakukan sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang
diizinkan untuk melakukan sterilisasi pada oven, berkisar antara 160-170 °C.  Apabila lebih dari
180 °C, barang yang disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002).

15.Inkubator (Incubator)

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol.
Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Inkubator merupakan alat yang
digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu biakan.  Inkubator menyediakan kondisi
temperatur yang optimum untuk mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator
memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur dapat diatur sesuai biakan yang akan
diinkubasi. Inkubator memanfaatkan panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator,
kelembapan disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode pertumbuhan
mikroba.  Lingkungan yang basah memperlambat dehidrasi pada medium sehingga menghindari
kondisi lingkungan yang bias (Cappuccino & Sherman, 2001).

 
16. Inkubator.

Inkubator memiliki banyak tipe, misalnya inkubator statis, inkubator kocok, dan inkubator
waterbath shaker. Inkubator statis adalah jenis inkubator yang digunakan untuk mengerami
mikroba pada medium padat. Sementara itu, inkubator kocok dan inkubator waterbath shaker
digunakan untuk mengerami mikroba pada medium cair. Pengocokan pada inkubator kocok
dilakukan untuk memberikan pengaruh terhadap temperatur dan beberapa aspek metabolisme
mikroba (Patching & Rose, 1970). Adanya prosedur pengocokan pada proses inkubasi mikroba
sangat bermanfaat pada mikroba yang dikultur di medium cair, seperti meningkatkan kontak
antara mikroba dan media.Penggunaan inkubator waterbath shaker memiliki keuntungan
dibandingkan dengan jenis inkubator yang lain.  Keuntungannya adalah penghantaran panas
lebih cepat dan merata kepada kultur mikroba, karena penghantaran panas melalui air. Agitasi
atau pergolakan air juga akan meningkatkan aerasi. Namun, inkubator waterbath shaker juga
memiliki kekurangan, yaitu hanya dapat menginkubasi mikroba pada medium cair (Cappuccino
& Sherman, 2001).Selanjutnya, timbul masalah khusus mengenai inkubasi terhadap bakteri
anaerob. Hal tersebut disebabkan bakteri anaerob akan terbunuh jika terpapar dengan oksigen.
Inkubasi bakteri anaerob dapat dilakukan pada alat khusus  yang mencegah kondisi lingkungan
yang kaya oksigen, yaitu alat yang disebut anaerobic jar. Anaerobic jar mempunyai banyak tipe,
salah satunya adalah yang memanfaatkan teknik GasPak system (Cappuccino & Sherman,
2001).Prinsip kerja dari alat anaerobic jar yang menggunakan teknik GasPak system adalah
dengan mengeluarkan oksigen dari botol yang tertutup dengan bantuan GasPak Generator dan
katalis. Sistem tersebut menggunakan bungkus kimia GasPak Generator yang terdiri dari sodium
bikarbonat dan sodium borohidrit, yang nantinya akan bereaksi dengan air sehingga
menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen. Proses penambahan air dilakukan sebelum botol
ditutup, dengan cara dipipet ke dalamnya. Setelah itu, paladium, yang terletak di tutup botol,
mengkatalisis pembentukan air yang berasal dari hidrogen dan oksigen residu. Akhirnya,
kandungan oksigen semakin berkurang dan kandungan karbon dioksida semakin meningkat,
sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bakteri anaerob
(Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003; Tortora dkk., 2010).Untuk mengecek alat
anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak, dapat menggunakan indikator biologi dan
kimia. Indikator biologi yang dapat digunakan seperti Pseudomonas aeruginosa dan Clostridium
welchii. Indikator biologi dapat digunakan untuk melihat kecukupan prosedur anaerob yang
terjadi pada alat anaerob jar. Namun, pengecekan dengan indikator biologi memerlukan waktu
yang lama (harus menunggu tahap inkubasi sampai selesai) dan hasilnya bergantung juga pada
medium yang digunakan (Watt dkk., 1976). Sementara itu, indikator kimia yang sering
digunakan adalah metilen biru. Metilen biru akan menjadi berkurang warnanya pada kondisi
yang kehilangan oksigen (Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003; Tortora dkk.,
2010).

17.Penangas air (Water bath)


D.

Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan untuk analisa dengan
teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam kondisi leleh/cair, bisanya suhu diatur pada
kisaran 40-45oC. Untuk menjaga air pada penangas air tidak terkontaminasi mikro organisme
maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan potassium sorbat 0.1%.

18.PH Meter

PH meter berfungsi untuk mencek derajat keasaman / PH media, karena derajat keasaman sangan
berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba.

19.Timbangan digital / neraca digital


E.

Neraca digital berfungsi untuk menimbang media dan juga sample atau contoh uji saat preparasi.

20.Biological Safety Cabinet / Laminar Air Flow

Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat
yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan
penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum
digunakan.Microbiological safety cabinet (MSC) adalah suatu tempat atau ruangan yang
didesain untuk memproteksi suatu pekerjaan dari kontaminasi, contohnya adalah transfer box
atau laminar flow. Selain itu, MSC berguna untuk menciptakan keadaan yang aseptis pada saat
pembuatan medium atau manipulasi objek mikroorganisme. Alat MSC mempunyai berbagai tipe
sirkulasi udara, setidaknya ada tiga tipe. Salah satu tipenya, udara yang telah terfiltrasi dialirkan
ke seluruh MSC agar tercipta sirkulasi udara yang baik, kemudian dikeluarkan melalui
suatu exhaust air. Sirkulasi udara bersih tersebut dapat mencegah kontaminasi pada saat
melakukan kegiatan pembuatan medium atau manipulasi objek mikroorganisme (Collins &
Lyne, 2004).

F. 21.Colony counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di
dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/
kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah
koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

G. 11.Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)


Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop
kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya
mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm.

H. 22.Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope)

Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar.
Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara
detail bentuk koloni dan jamur.

23. Desikator

Desikator adalah alat yang menjaga suatu material dalam kondisi kering dan menjauhkannya dari
uap air. Desikator disebut juga kotak pengering karena segala sesuatu yang disimpan di
dalamnya akan menjadi kering. Hal tersebut karena adanya suatu desiccant, yaitu suatu agen
yang dapat mengabsorpsi semua uap air yang ada di udara pada lingkungan desikator yang
tertutup. Salah satu desiccant yang sering digunakan adalah silika gel. Silika gel akan berubah
warna setelah mengabsorpsi uap air. Perubahan warna pada silika gel karena reaksi kimia yang
terjadi antara silika gel dengan air yang telah diabsorpsi.

24. Vorteks

Vorteks merupakan alat yang digunakan untuk mencampur sejumlah bahan dalam suatu botol.
Prinsip kerja dari vorteks adalah dengan memberikan putaran atau guncangan pada botol
sehingga berbagai campuran bahan yang ada di dalam botol tersebut menjadi tercampur secara
merata. Proses pencampuran bahan pada vorteks harus dilakukan di ruangan mikrobiological
safety cabinet untuk mencegah terjadinya kontaminasi (Collin & Lyne, 2004).
25. Sentrifugator

Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan fungsi suatu komponen
sel. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau memfraksionasi setiap komponen sel
berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel. Alat tersebut memberikan gaya sentrifugal
sehingga substansi yang lebih berat akan mengendap dan substansi yang lebih ringan akan
berada di atas. Jika kecepatan sentrifugator semakin meningkat, komponen yang lebih ringan
akan mengendap di dasar. Komponen sel yang mengendap disebut pellet, dan komponen sel
yang tersuspensi di atasnya disebut supernatan. Pellet yang berhasil didapatkan nantinya akan
dipelajari lebih lanjut untuk diketahui fungsinya (Campbell & Reece, 2009).

26. Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan suatu
sampel kultur. Pengukuran tingkat kekeruhan bertujuan untuk menghitung jumlah konsentrasi sel
bakteri yang berada pada suatu sampel (Benson 2001; Nester dkk. 2003). Prinsip kerja yang
digunakan adalah dengan mengkonversi jumlah cahaya yang diserap oleh sampel
(absorban/densitas optik, O.D.) menjadi jumlah konsentrasi sel bakteri. Sebelumnya, jumlah
cahaya yang diteruskan (%T) oleh sampel harus diketahui dengan cara melihat jarum
galvanometer yang tertera pada alat spektrofotometer. Jumlah cahaya yang diteruskan (%T) tadi,
kemudian dimasukkan ke dalam rumus densitas optik (O.D.) sebagai berikut:

O.D. = 2 – log . (%T)Angka O.D. yang telah didapatkan kemudian dikonversi dengan
menggunakan tabel logaritma atau kalkulator, sehingga jumlah konsentrasi sel bakteri pada
sampel tersebut dapat diketahui (Benson, 2001).
C. Cara Penanganan Alat Laboratorium

BAHAYA BAHAN KIMIA DI LABORATORIUM KIMIA DAN TEKNIK PENANGANANNYA


Jenis  bahaya  yang  menimbulkan  kecelakaan  di  laboratorium  meliputi keracunan, iritasi, luka
kulit, luka bakar dan kebakaran.Keracunan  diakibatkan  karena  penyerapan  zat  kimia 
beracun  (toxic)  baik  melalui  oral  maupun  kulit.  Keracunan  dapat  bersifat  kronis  maupun 
akut. Misalnya keracunan fenol dapat menyebabkan diare dan keracunan CO dapat
menyebabkan   pingsan   atau   kematian   dalam   waktu   singkat.   Sedangkan penyerapan  
bahan   kimia   yang   terakumulasi   terus   menerus   pengaruhnya kronis,  contohnya 
menghirup  udara  benzena,  CHCl3,  CCl4terus  menerus dapat  menyebabkan  sakit  lever.  Uap 
timbal  dapat  menyebabkan  kerusakan dalam darah. Iritasi  dapat  berupa  luka  atau 
peradangan  pada  kulit,  saluran  pernafasan  dan mata  akibat  kontak  dengan  bahan  kimia 
korosif.  Bahan  kimia  yang  dapat menyebabkan iritasi misalnya H2SO4, HCl, NaOH, Cl2, NH3 dan
SO2. Luka  kulit  dapat  terjadi  sebagai akibat  bekerja  dengan  gelas.  Kecelakaan  ini sering
terjadi pada tangan atau mata karena pecahan gelas. Luka  bakar  dan  kebakaran  disebabkan 
kurang  hati-hati  dalam  menangani pelarut-pelarut organik  yang  mudah terbakar seperti eter,
aseton dan alkohol. Hal   yang   sama   dapat   diakibatkan   oleh   peledakan   bahan   reaktif  
seperti peroksida dan perklorat.
Bahan-bahan  kimia  Berbahaya dapat  dikategorikan  sebagai  berikut:  bahan  kimia beracun
(toxic),  korosif  (corrosive),  mudah  terbakar  (flammable),  mudah  meledak (explosive),  
oksidator   (oxidizing), reaktif   terhadap   air   (water   reactive),   reaktif terhadap  asam  (acid 
reactive),  gas  bertekanan  tinggi  (compressed  gases)  dan  bahan kimia radio aktif
(radioactive substance).

Semua bahan  kimia pada  dasarnya beracun, akan  tetapi bahaya  kesehatan bergantung pada 
jumlah zat  tersebut masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia  masuk ke dalam tubuh masuk ke dalam
tubuh melalui tiga saluran, yaitu:

1. Melalui mulut  atau  tertelan,  halini  jarang  terjadi, kecuali karena  kesalahan memipet
dengan mulut atau makan dan minum di laboratorium.
2. Melalui kulit, misalnya anilin, nitrobenzena, fenol dan asam sianida.
3. Melalui pernafasan,  gas,  debu  dan  uap  seperti  SO2,  Cl2, gas HCN,  H2S,  uap  Pb dan
Zn akan masuk ke dalam darahkemudian terdistribusi ke seluruh organ tubuh.

Untuk menghindari keracunan zat-zat di atas sebaiknya: percobaan dilakukan dalam  lemari 
asam,  diperhatikan  sirkulasi  udara  di  ruangan  kerja,  memakai alat pelindung  pernafasan 
(masker),  memakai  sarung  tangan  (gloves)  dan kaca  mata pelindung (goggles).

Syarat penyimpanan:

 Ruangan dingin dan berventilasi


 Jauh dari bahaya kebakaran
 Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
 Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
 Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang
dipergunakan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara penggunaan alat

yang dipakai saat praktikum.

2. Jika larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus atas. Jika larutan

tidak berwarna atau bening, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus bawah.

3. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat. 4. Pengenceran adalah kegiatan

untuk memperbesar konsentrasi dan volume.

5. Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dan larutan


6. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan standar

yang sudah diketahui konsentrasinya

B.     SARAN DAN KRITIK


Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
dimohon kepada ibu/bapak karna saya sangat membutuhkan saran serta kritik dari bapak/ibu
yang sifatnya membangun agar penulisan makalah – makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA :

https://lordbroken.wordpress.com/2018/06/09/alat-alat-laboratorium-mikrobiologi/

https://safetyismylife.wordpress.com/2017/04/12/teknik-penanganan-bahan-kimia-di-

laboratorium-kimia/

Anda mungkin juga menyukai