Kondisi pada wanita yang menyebabkan peningkatan androgen (hormon pria) dan siklus
menstruasi yang tidak teratur. Perubahan pola makan dan gaya hidup telah terbukti mengurangi
risiko penyakit dan memperbaiki gejala pada wanita dengan kondisi ini. Gejala yang biasa
dialami pada wanita penderita PCOS meliputi (OSF HealthCare, 2015) :
a. Resistensi Insulin
Banyak wanita penderita PCOS mengalami resistensi insulin, suatu kondisi di mana tubuh Anda
tidak merespons insulin, hormon yang memungkinkan glukosa / gula (energi yang menjadi
bahan bakar tubuh Anda) untuk memasuki sel Anda. Tanpa insulin yang bekerja dengan baik di
dalam tubuh, kadar glukosa / gula yang tinggi dapat menumpuk di dalam darah. Akibatnya,
wanita dengan PCOS
berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan faktor risiko yang dapat
menyebabkan kondisi kesehatan lainnya. Resistensi insulin dapat diperbaiki dengan:
1. Menurunkan berat badan
Jika kelebihan berat badan, penurunan berat badan 5 sampai 10% dari total berat
badan terbukti meningkatkaninsulin resistensidan gejala PCOS lainnya.
2. Olahraga teratur
3. Makan makanan yang sehat dan mengikuti pola makan teratur
4. Membatasi karbohidrat
b. Penambahan Berat Badan yang Berlebihan
• Olahraga teratur. Bertujuan untuk setidaknya 30 menit aktivitas fisik per hari
seperti berjalan kaki, hiking, kelas kebugaran, berpartisipasi dalam olahraga,
atau berkebun.
• Mengurangi sekitar 300-500 kalori dari hari Anda dengan makan lebih sedikit
dan membakar kalori melalui olahraga dapat membantu Anda menurunkan
sekitar satu pon per minggu.
c. Acanthosis nigricans (bercak gelap dan berubah warna pada kulit)
d. Rambut rontok dari kepala (alopecia)
e. Pertumbuhan rambut yang berlebihan di wajah
Tujuan Intervensi Gizi untuk Memperbaiki PCOS (OSF HealthCare, 2015)
• Makan makanan yang kaya buah, sayuran, biji-bijian, susu rendah lemak, dan kacang-
kacangan.
• Makan makanan yang mengandung protein seperti daging tanpa lemak, unggas, dan
telur, dengan makanan dan kudapan untuk menambah rasa kenyang dan membantu
mengatur kadar gula darah.
• Pilih makanan yang tinggi asam lemak omega-3. Contohnya termasuk ikan berlemak
(salmon, mackerel, herring, sarden, dan tuna albacore), biji-bijian (biji rami, biji chia),
minyak (canola, zaitun, kacang tanah) dan kacang-kacangan (kenari).
• Batasi gula sederhana dan karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta, nasi, dan gula
dalam minuman dan makanan penutup.
Modifikasi gaya hidup merupakan terapi lini pertama, yang mencakup intervensi diet dan
aktivitas fisik. Modifikasi diet pada perempuan dengan SOPK memiliki efek perbaikan profil
hormonal dan metabolik. Pengaturan diet harus didasari pada diet seimbang dengan
mempertimbangkan indeks glikemik dari jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Pembatasan
asupan nutrisi dan olahraga merupakan landasan utama tatalaksana SOPK dengan obesitas.
Dengan melakukan modifikasi gaya hidup, diharapkan dapat menurunkan kadar lemak dalam
tubuh serta meningkatkan sensitivitas insulin. Dengan berolahraga, kadar glukosa dapat
diperbaiki serta menurunkan risiko gangguan kardiovaskular. Kombinasi antara olahraga dan
pembatasan jumlah kalori yang dikonsumsi lebih cepat mengecilkan lingkar pinggang dan
menurunkan massa lemak pada hepar dibandingkan hanya pembatasan nutrisi saja
(Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2016)
Sekitar 30-75% perempuan dengan SOPK di seluruh dunia mengalami kelebihan berat
badan atau obesitas. Berdasarkan data RSCM tahun 2008, sebesar 73% perempuan SOPK
mengalami obesitas sedangkan non obes mencapai 12%. Sehingga penanganan pertama pada
perempuan SOPK dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m2 adalah penurunan berat badan
dan pada perempuan SOPK dengan IMT ≤25kg/m2 disarankan untuk menjaga berat badan agar
tidak berlebih. Pada kedua
kelompok perempuan tersebut disarankan untuk mengurangi asupan kalori dan berolahraga
sebagai terapi lini pertama SOPK. Intervensi gizi yang dilakukan untuk menurunkan berat badan
adalah pengurangan jumlah kalori sebesar 500-1000 kkal/hari dengan komposisi seimbang
disertai peningkatan asupan serat (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2016)
Komposisi makanan seimbang yang dimaksud adalah 50% karbohidrat, 20% protein, dan 30%
lemak. Asupan lemak tersebut juga dibagi menjadi 10% lemak jenuh, 10% lemak
polyunsaturated, dan 10% lemak monounsaturated. Umumnya, penurunan berat badan berkisar
0,5-1,0 kg/minggu, yakni sebesar 3.500-7.000 kalori/minggu. Selain itu, diet rendah kalori tidak
harus kurang dari 1.200 kalori setiap hari, karena pembatasan kalori yang cukup besar dapat
menyebabkan penurunan berat badan yang cepat, namun penurunan berat badan ini hanya
sementara dan berat badan akan naik kembali (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia,
2016)
Mahasiswi yang memiliki status gizi tidak normal (overweight/underweight) berisiko 2,8 kali
untuk mengalami siklus menstruasi tidak teratur (Islamy and Farida, 2019)
2 cntng
16.00 nasi nasi 1,0 ricecooker 100,0 175,0 4,0 0,0 40,0
ayam taliwang ayam 1,0 1 ptng 75,0 7,0 5,0 0,0
minyak 3,0 15,0 150,0 0,0 15,0 0,0
kerupuk 2 ptng 20,0 95,2 0,0 14,3 2,1
TOTAL 495,2 11,0 34,3 42,1
FFQ
Bahan Makanan Penukar (P) E P L KH
Makanan Pokok 6 1050 24 0 240
Lauk Hewani 3 225 21 15 0
Lauk Nabati 2 150 10 6 14
Sayur 1 25 1 0 5
Buah 2 50 2 0 10
Lemak 7 350 0 35 0
Krakers Krim 3 330 3 18 39
TOTAL 2180 61 74 308
roti gandum
07.00 Roti Gandum dengan selai kacang 1/2 P 1 lbr 35 95 3 2 15,5
selai kacang 1 sdm 94 4 8 3,1
TOTAL 189 7 10 18,6
09.00 Frisian flag Lowfat stroberi 225 ml 150 5 4,5 23
TOTAL 150 5 4,5 23
12.00 Nasi Nasi 1P 175 4 0 40
oseng ati ampla ati 1/4P 29 4,075 1,2 0
ampla 1/4P 22 32 1,65 0 0
minyak 1P 50 0 5 0
capcay tofu buncis 20 5 0,2 0 1
Jamur kancing 20 0 0 0 0
sawi putih 20 5 0,2 0 1
brokoli 20 5 0,2 0 1
jagung muda 20 5 0,2 0 1
tahu sutra 50 37,5 2,5 1,5 3,5
minyak 1P 50 0 5 0
pisang pisang kepok 50 50 1 0 5
TOTAL 443,5 14,025 12,7 52,5
15.00 biskuit regal 3 keping biskuit regal 1/2 P 3 ptng 15 140 3 5 21
salak salak 1P 50 1 0 5
TOTAL 190 4 5 26
18.30 Nasi Nasi 1P 175 4 0 40
Tuna asam manis Tuna Fillet 1P 50 7 2 0
Minyak 1P 50 0 5 0
Tumis Kacang Panjang + tempe kacang panjang 50 12,5 0,5 0 2,5
tempe 25 37,5 2,5 1,5 3,5
Minyak 1P 50 0 5 0
Apel apel 25 0,5 0 2,5
TOTAL 400 14,5 13,5 48,5
TOTAL 1372,5 44,525 45,7 168,6
Kebutuha
n 1900 71,25 52,7 285
% 72% 62% 87% 59%
4. Monitoring-Evaluasi
Asupan Gizi Seimbang dengan asupan maksimal 1900 kkal/ hari dan pembatasan
gula 50 gr/ hari, garam 5 gr/ hari, dan lemak 5 sdm/hari sesuai anjuran Kemenkes
Penurunan BB 0,5-1 kg/ mgg
Aktivitas Fisik : zumba 30 menit, 3-4x/ mgg
Pengetahuan gizi terkait PCOS
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan oral Membandingkan asupan oral Setiap hari Asupan oral minimal 80% dari
dengan kebutuhan sehari kebutuhan
Berat badan Membandingkan BB Aktual 1x/ mgg Berat badan normal
dengan BBI
Aktifitas fisik Melakukan aktifitas fisik secara 1x/hr Aktifitas fisik/ olahraga 3-4x/ mgg
rutin (30 mnt/ hr)
Pengetahuan Membandingkan makanan yang 1x/mgg Pasien mengurangi kebiasaan makan
terkait gizi dikonsumsi, sebelum dan snack dengan tambahan krim atau
sesudah snack yang mengandung tinggi gula,
garam dan lemak
Pola makan Menepati jadwal makan dan Setiap hari Pola makan teratur dan konsumsi
peningkatan konsumsi sayur sayur dan buah harian masing-
dan buah masing 2-3P/ hr
MONEV PCOS
Daftar Pustaka
1. Islamy, A. and Farida (2019) ‘FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS MENSTRUASI
PADA REMAJA PUTRI TINGKAT III’, Jurnal Keperawatan Jiwa FIKKes Universitas
Muhammadiyah Semarang, 1, pp. 13–18.
2. OSF HealthCare (2015) ‘Patient Education Nutrition : Polycystic Ovarian Syndrome’, OSF
Health Care, pp. 14–15.
3. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (2016) ‘Konsensus tata laksana sindrom
ovarium polikistik’.