Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidur adalah suatu kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan tidur dirasakan
dalam kehidupan setelah seharian lelah beraktivitas dan secara otomatis tubuh
akan memberi sinyal untuk istirahat. Tidur merupakan kegiatan normal dan
menjadi aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Durasi tidur yang ideal adalah
selama 7-9 jam. Durasi tidur yang terpenuhi dengan baik akan membawa
manfaat positif bagi kesehatan. Sebaliknya, kualitas tidur yang tidak dijaga
akan mendatangkan efek negatif untuk tubuh. Kelebihan atau kekurangan
tidur sama-sama bisa berbahaya bagi kesehatan. Menurut (Iqbal, 2017)
Tidur pada remaja memiliki pola yang berbeda dibandingkan dengan usia
lainnya, hal ini disebabkan di akhir masa pubertas mengalami sejumlah
perubahan yang seringkali mengurangi waktu tidur. Remaja lebih sering tidur
tidur waktu malam dan bangun lebih cepat karena tuntutan sekolah, sehingga
remaja seringkali mengantuk berlebihan pada siang hari kurang tidur
merupakan salah satu masalah kesehatan, dengan prevalensi gangguan tidur
remaja. Menurut (Baso, 2018)
Dalam jurnal kesehatan Indonesia melaporkan lebih dari 90% remaja di
Indonesia tidur <8-10 jam sehari. Pada penelitian serupa, 10% remaja
dilaporkan tidur kurang dari 6 jam sehari (5). Menurut WHO tahun 2011 di
Amerika terdapat 30-50 juta penduduk remaja mengalami gangguan tidur
yaitu 5%-10%. Pada survey yang dilakukan di Singapura menyatakan bahwa
8%-10% remaja mengalami gangguan tidur. Di Indonesia dari 28,053 juta
jiwa yang mengalarni gangguan tidur sekitar 11,7% dan dari golongan remaja
terdapat 10%. Menurut (Sofiah, Rahmawati, & Setiawan, 2020)
Masa remaja merupakan periode awal terjadinya perubahan fisik,
intelektual dan psikologi. Permasalahan kesehatan pada usia remaja akan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tubuh, sehingga dapat
memberikan dampak terhadap status kesehatan pada usia dewasa. Kebutuhan
waktu tidur pada usia anak-anak lebih banyak apabila dibandingkan dengan
usia dewasa. Hal ini dikarenakan, kebutuhan waktu akan mengalami
penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Remaja dengan aktivitas fisik
berat memiliki kualitas tidur baik sebesar 2,48 kali dibandingkan remaja
dengan aktivitas fisik ringan.16 Berdasarkan studi pada anak usia sekolah,
pemberian intervensi sleep hygiene selama 8 minggu dapat mengurangi
keluhan mengantuk pada pagi hari, mood sehari-hari, dan kesulitan bangun di
pagi hari. Menurut (Yolanda, Wuryanto, Kusariana, & Dian, 2019)
Latihan dan kelelahan dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur
seseorang karena keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan
lebih bayak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan.
Berdasarkan hasil survei World Helath Organization (WHO), menyatakan
bahwa 81% remaja berusia 11-17 tahun kurang aktif dalam melakukan
aktivitas fisik dimana remaja perempuan (84%) masih kurang aktif
dibandingkan remaja laki-laki (78%) (WHO, 2018)
Gadget merupakan salah satu kebutuhan utama untuk menunjang aktifitas
sehari-hari. Merek dan kualitas pada produk-produk gadget juga menjadi
pertimbangan bagi masyarakat untuk membelinya. Penggunaan gadget
berjam-jam dapat melupakan aktifitas lainnya. Terkait pengguna gadget,
Indonesia termasuk 5 besar Negara komsumen gadget aktif setelah China,
India dan Amerika Serikat, Brazil dan Indonesia. Hampir setiap orang
sekarang memegang gadget setiap waktunya dan memiliki gadget lebih dari
satu, gadget yang.dimiliki hamper seluruhnya tersambung internet dan aktif
tiap waktu. Menuru Lela kania
Perkembangannya smartphone mengalami peningkatan pengguna yang
sangat pesat, di tahun 2015 telah diprediksikan terdapat lebih dari 55 juta
orang pengguna smartphone dengan total penetrasi pertumbuhan mencapai
37,1%. Selanjutnya pada tahun 2016 diprediksikan terdapat 65,2 juta
pengguna, lalu pada tahun 2017 diperkirakan terdapat 74,9 juta orang
pengguna hingga pada tahun 2019 diperkirakan pengguna smartphone di
Indonesia mencapai terdapat 92 juta orang. Menurut Clauthya M. Pandey
Remaja dalam hal kurangnya pemenuhan kebutuhan sangatlah penting
untuk diperhatikan, namun kenyataannya remaja lebih memilih tidur larut
malam dan harus bangun pagi karena kewajiban sebagai pelajar. Padahal
seharusnya kebutuhan tidur mereka adalah 8-9 jam/ hari. Remaja sekarang ini
mengalami gangguan saat tidur, seperti kurangnya waktu tidur. Hal ini terjadi
dikarenakan lebih suka berada di depan layar seperti Handphone, Televisi,
dan komputer. Menurut armaya jarmi
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan,
pengguna internet di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta orang.
Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia. Dari
jumlah pengguna internet tersebut, 80 persen di antaranya adalah remaja
berusia 15-19 tahun. Untuk pengguna facebook, Indonesia di peringkat ke-4
besar dunia, kata Septriana. Jumlah pengguna internet tahun 2017 telah
mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari total jumlah
penduduk Indonesia. Jumlah tersebut menunjukan kenaikan sebesar 10,56
juta jiwa dari hasil survei pada tahun 2016. Demikian diumumkan Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) setelah melakukan survei
penetrasi dan perilaku pengguna internet di Indonesia. Adapun komposisi
pengguna internet berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari perempuan sebanyak
48,57 persen, dan lelaki sebanyak 51,43 persen. Untuk komposisi berdasarkan
usia, angka terbesar ditunjukan oleh masyarakat berumur 19 - 34, yakni
sebesar 49,52 persen. Namun untuk penetrasi terbesar berada pada umur 13-
18, yakni sebesar 75,50 persen. Sedangkan angka penetrasi pengguna internet
kedua terbesar berdasarkan tingkat ekonomi, yakni berturut-turut berada pada
masyarakat menengah bagian bawah sebesar 74,62 persen, dan masyarakat
mengengah bagian atas sebesar 16,02 persen. Menurut Keminfo, 2018
Kualitas tidur dapat di tingkatkan dengan cara menjaga aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin akan memberikan manfaat positif
untuk kesehatan, membuat metabolisme tubuh menjadi baik, peredaran darah
lancar sehingga dapat membuat seseorang tidur dengan tenang dan nyaman.
Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang membutuhkan pengeluaran energi - termasuk kegiatan yang dilakukan
saat bekerja, bermain, melakukan pekerjaan rumah tangga, bepergian, dan
terlibat dalam kegiatan rekreasi. Aktivitas fisik berhubungan dengan
kebugaran kardiorespirasi pada anak-anak dan remaja, dan dapat mencapai
perbaikan dalam kebugaran kardiorespirasi dengan latihan olahraga. Menurut
(Valentin, 2016)
Penelitian sebelumnya yang membahas tentang hubungan penggunaan
gadget dengan kejadian insomia pada siswa Siswi kelas x sma negeri 9 Kota
tangerang selatan, dari penelitian tersebut menunjukkan siswa siswi banyak
mengalami insomnia yang diakibatkan oleh penggunaan gadget berlebihan
dan berakibat buruk. Berdasarkan latar belakang diatas dimana remaja dengan
usia 16-18 tahun banyak yang menggunakan gadget yang tidak seimbang
dimana akan mempengaruhi kualias tidur. Dengan demikian pada penelitian
ini penulis tertarik membahas hubungan penggunaan gadget dengan kualitas
tidur pada remaja usia 16-18 tahun.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan diatas maka rumusan masalah penelitian ini yaitu
“Adakah hubungan penggunaan gadget dengan kualitas tidur pada remaja
usia 16-18 tahun?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitan ini untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget
dengan kualitas tidur pada remaja usia 16-18 tahun
2. Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan kualitas tidur pada
remaja usia 16-18 tahun di SMA N 3 Singaraja

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1) Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca terutama mahasiswa tentang hubungan penggunaan gadget
dengan kualitas tidur pada remaja usia 16-18 tahun di SMA N 3
Singaraja
2) Menambah ilmu dalam dunia pendidikan pada umumnya dan
keperawatan pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
1) Digunakan sebagai sarana untuk menerapkan dan mengembangkan
ilmu yang secara teoritik diperoleh diperkuliahan serta untuk
meningkatkan ilmu pengeahuan dalam bidang ilmu keperawatan
2) Hasil penelitian ini dapat memeberikan informasi bagi masyarakat dan
pihak sekolah akan pentingnya penggunaan gadget dan pentingnya
menjaga kualitas tidur bagi tubuh remaja agar tetap seimbang untuk
kesehatan tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Baso, M. (2018). Hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada
remaja di sma negeri 9 manado. 7(5), 5–10.
Iqbal, M. (2017). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur Mahasiswa
Perantau di Yogyakarta. 1–11.
Sofiah, S., Rahmawati, K., & Setiawan, H. (2020). Hubungan Aktivitas Fisik
dengan Kualitas Tidur pada Santriwati Pondok Pesantren Darul Hijrah
Puteri. (Wong 2008), 59–65. https://doi.org/10.20527/dk.v8i1.7255
Valentin, V. V. (2016). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur pada
Siswa Kelas XI di SMAN 1 Medan.
Yolanda, A. A., Wuryanto, M. A., Kusariana, N., & Dian, L. (2019). Hubungan
Aktivitas Fisik, Screen Based Aktivity dan Sleep Hygien dengan Kualiatas
Tidur pada Remaja usia 15-18 tahun. 7, 123–130.
Kominfo.(2018).
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo
%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker
Komfo.(2018). https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/12640/siaran-pers-
no-53hmkominfo022018-tentang-jumlah-pengguna-internet-2017-
meningkat-kominfo-terus-lakukan-percepatan-pembangunan-
broadband/0/siaran_pers
HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN KUALITAS
TIDUR PADA REMAJA USIA 16-18 TAHUN DI SMA N 3
SINGARAJA

Oleh :

Ni Nengah Paniari

17089014060

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2020

Anda mungkin juga menyukai