Anda di halaman 1dari 3

Nama: Halija A Tuhelelu

Nim:190105093
Tugas: Fiqih ibadah
Jawaban
Kerja atau mencari nafkah
● Perintah kerja dalam Al-Qur'an maupun hadits

Perintah bekerja telah Allah wajibkan semenjak nabi yang pertama, Adam Alaihi Salam
sampai nabi yang terakhir, Muhammad Saw. Perintah ini tetap berlaku kepada semua orang
tanpa membeda-bedakan pangkat, status dan jabatan seseorang. Berikut ini akan di
nukilkan beberapa dalil dari Al-Qur”an dan Sunnah tentang kewajiban bekerja.

Dalam Al-Qur”an
“Kami telah membuat waktu siang
untuk mengusahakan kehidupan
(bekerja).” (QS. Naba” : 11)
“Kami telah menjadikan untukmu
semua didalam bumi itu sebagai
lapangan mengusahakan
kehidupan (bekerja) ; Tetapi
sedikit sekali diantaramu yang
bersyukur.” (QS. A”raf : 10)
” Apabila telah ditunaikan sholat
maka bertebaranlah kamu di muka
bumi dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah
sebanyak-banyaknya supaya
kamu beruntung.” (QS. Al-Jum”at:
10)
” Dialah yang menjadikan bumi ini
mudah bagimu, maka berjalanlah
di segala penjurunya dan
makanlah sebagian dari
rizki-Nya. Dan hanya
kepada-Nyalah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan.” (QS.
Al-Mulk : 1)

Islam akan membukakan pintu kerja bagi setiap muslim agar ia dapat memilih pekerjaan
yang sesuai dengan minatnya dan kemampuannnya. Namun demikian masih banyak orang
yang ennggan untuk bekerja dan berusaha dengan alasan bertawakal kepada Allah SWT
serta menunggu-nunggu rizki dari langit. Mereka telah salah memahami ajaran Islam.
Pasrah pada Allah tidak berarti meninggalkan amal berupa bekerja. Seperti yang pernah
Rasulullah katakan : Semaikanlah benih, kemudian mohonkanlah buah dari Rabbmu.”
Allah memang telah berjanji akan memberikan rizki kepada semua makhluq-Nya. Akan
tetapi janji ini tidak dengan “cek kosong”, seseorang akan mendapatkan rizki kalau ia mau
berusaha, berjalan dan bertebaran di penjuru-penjuru bumi. Karena Allah menciptakan bumi
dan seisinya untuk kemakmuran manusia. Siapa yang mau berusaha dan bekerja ialah yang
akan mendapat rizki dan rahmat dari Allah.

Dalam Al-Hadits
Rasulullah bersabda, :
” Pekerjaan terbaik adalah
usahanya seseorang dengan tangannya sendiri dan semua
jual-beli itu baik.” (HR. Ahmad, Baihaqi dll)
"kalau ada seeorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiaya anaknya yang
masih kecil, maka ia telah berusaha Fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk dirirnya sendiri agar
tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun Fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja
untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah Fisabili Syaithan atau karena
mengikutu jalan Syaithan.” (HR. Thabrani)
” sesungguhnya Allah itu telah menjadikan rizkiku terletak dibawah tombakku.” (HR.
Ahmad)
” Burung berangkat pagi hari dengan perut kosong dan kembali sore hari dengan perut
penuh makanan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Keadaan yang paling aku senangi setelah berjihad di jalan Allah adalah maut datang
menjemputku ketika aku sedang mencari karunia Allah (bekerja).” (HR. Sa”id bin Manshur
dalam sunannya)
“Tidak seorang Rasul pun diutus Allah kecuali ia bekerja sebagai penggembala domba.
Para sahabat bertanya, “bagaimana dengan dirimu, wahai Rasulullah ? Beliau menjawab, ”
Ya, saya dulu menggembala domba di lapangan untuk penduduk Makkah.” (HR. Bukhari).

Dengan teramat jelas dan gamblang betapa Allah dan Rasul-Nya memerintahkan
seseorang untuk bekerja. Bekerja adalah sebuah ibadah yang disejajarkan dengan amalan
fisabilillah, bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga tapi ia
sebagai manesfesto penghambaan dan ketaatan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah sebagai seorang yang teladan selalu memberikan motivasi kepada semua
sahabatnya untuk selalu giat dan tekun dalam bekerja.

” Setiap muslim yang menanam satu tanaman atau menyemai satu semaian lalu (buahnya)
dimakan oleh manusia atau binatang, maka ia itu dianggap telah bersedekah.” (HR. Bukhari)

● Keutamaan Kerja
Keutamaan Bekerja dalam Islam
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya agar mereka dapat mandiri dan tidak
berpangku tangan pada orang lain, atau dikenal dengan istilah qaddirun ‘alal kasbi yang
berarti memenuhi kebutuhan finansialnya sendiri.
Dalam hidup ini manusia memiliki kebutuhan baik primer, sekunder ataupun tersier.
Oleh karena itu manusia perlu bekerja agar mampu memenuhi kebutuhannya tersebut.
Islam lebih menghargai orang yang bekerja keras untuk menghidupi dirinya daripada
menjadi pengemis. Orang yang bekerja diberi beberapa keutamaan sebagai berikut:
1. Memelihara Izzah sebagai seorang Muslim
2. Memelihara Kemuliaan sebagai Manusia
3. Menyeimbangkan Kehidupan
Tidak bekerja adalah sikap setan
4. Disejajarkan kedudukannya
dengan para syuhada
4. Laki-laki/Suami yang mencari nafkah adalah mujahid
5. Bekerja adalah kewajiban

● Etos kerja muslim mestinya gimana


Manusia adalah makhluk bekerja. Dengan bekerja manusia akan
mampu memenuhi segala kebutuhannya agar tetap bertahan. Karena itu, bekerja adalah
kehidupan. Sebab melalui pekerjaan itulah, sesungguhnya hidup manusia bisa lebih berarti.
Manusia harus bekerja dan berusaha sebagai manifestasi kesejatian hidupnya demi
menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hakiki, baik jasmaniah maupun rohaniah, dunia
dan akhirat. Namun bekerja tanpa dilandasi dengan semangat untuk mencapai tujuan tentu
saja akan sia-sia atau tidak bernilai. Inilah yang biasa dikenal dengan istilah “etos kerja”.
Menurut Izzuddin Al-Khatib At-Tamimi memberikan batasan tentang
etika kerja dalam Islam adalah bekerja dengan jujur dan tanggung jawab,
dapat dipercaya, selalu menepati janji, toleransi terhadap sesama, selalu
menjaga mulut dari rasa iri dengki terhadap orang lain dan menghindari dari suka menfitnah.
Etos kerja merupakan hal yang berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang, hendaknya
setiap pribadi muslim harus mengisinya dengan kebiasaan-kebiasaan positif, dan
menghasilkan pekerjaan yang terbaik, sehingga nilai-nilai islam yang diyakininya dapat
diwujudkan. Etos juga
menunjukkan sikap dan harapan seseorang (raja’).Secara hakiki, bekerja
bagi seorang muslim adalah ibadah, bukti pengabdian dan rasa syukurnya
untuk mengolah dan memenuhi panggilan Ilahi agar mampu menjadi yang terbaik karena
mereka sadar bahwa bumi diciptakan sebagai ujian bagi mereka yang memiliki etos yang
terbaik. Sebagaimana firman Allah:
Allah SWT berfirman:

‫ض ِز ْي َن ًة لَّ َها لِ َن ْبلُ َو ُه ْم اَ ُّي ُه ْم اَحْ َسنُ َع َماًل‬


ِ ْ‫ِا َّنا َج َع ْل َنا َما َعلَى ااْل َ ر‬
innaa ja'alnaa maa 'alal-ardhi ziinatal lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu 'amalaa
Artinya:"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan
baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 7)
Ayat ini juga mengetuk hati pribadi setiap muslim untuk mengaktualisasikan etos kerja
dalam bentuk mengerjakan segala sesuatu dengan kualitas yang tinggi.Sebagai agama
yang bertujuan mengantarkan hidup manusia kepada
kesejahteraan dunia dan akhirat, lahir dan batin, Islam telah membentangkan
dan merentangkan pola hidup yang ideal dan praktis. Pola hidup Islami
tersebut dengan jelas dalam Al-Qur‟an dan terurai dengan sempurna dalam
sunnah Rasulullah s.a.w.

Anda mungkin juga menyukai