Anda di halaman 1dari 5

Hubungan antara Bahasa dan Budaya1

oleh
Muhammad Fatih Al Mutaanniq2

A. Pendahuluan/Pengantar/Mukadimah
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang
bunyi yang dihasilkan oleh ucap manusia. Bahasa juga merupakan perwujudan
tingkah laku manusia baik lisan maupun tulisan. Sehingga, orang dapat
mendengar, mengerti serta merasakan apa yang dimaksud. Sedangkan budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
pakaian, dan karya seni. Sehingga bahasa dan budaya mempunyai hubungan yang
sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.
3
Koentjaraningrat 1990 mengemukakan bahwa bahasa bagian dari
kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan
yang subordinatif, dimana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. Namun,
ada beberapa pendapat lain menyatakan bahwa bahasa dan kebudayaan
mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat dan
kedudukannya sangat tinggi.
4
Masinambouw 1985 (Chaer dan Leonie Agustina 2004:165) mengemukakan
bahwa:
Bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada
manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi
manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang
berfungsi sebagai saran berlangsungnya interaksi itu.

Hubungan bahasa dan kebudayaan seperti anak kembar siam, dua buah
fenomena yang sangat erat bagaikan dua sisi mata uang, sisi yang satu sebagai
sistem kebahasaan dan sisi yang lain sebagai sistem kebudayaan.

1
Makalah ini disusun sebagai tugas akhir UTS Mtk. bahasa Indonesia
2
P00320014067, Kelas Malam, Jurusan Manajemen, STIEE-66 Kendari.
3
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik (Jakarta, PT Rineka Cipta: 2004) hlm. 165.
4
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Ibid, hlm. 166.

1
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa dalam makalah ini
akan membahas mengenai:
1. Bagaimanakah fenomena antara bahasa dan budaya?
2. Bagaiamanakah hubungan antara bahasa dan budaya?
Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk mendeskripsikan tentang
fenomena antara bahasa dan budaya serta mengetahui hubungan antara bahasa
dan budaya.

B. Fenomena antara Bahasa dan Budaya


Bahasa bukan saja merupakan “property” yang ada dalam diri manusia
yang dikaji sepihak oleh para ahli bahasa, tetapi bahasa juga alat komunikasi antar
masyarakat. Komunikasi selalu diiringi oleh interpretasi yang di dalamnya
terkandung makna. Dari sudut pandang wacana, makna tidak pernah bersifat
absolut selalu ditentukan oleh berbagai konteks yang selalu mengacu pada tanda-
tanda yang terdapat dalam kehidupan manusia yang di dalamnya ada budaya.
karena itu, bahasa tidak pernah lepas dari konteks budaya dan keberadaannya
selalu dibayangi oleh budaya.
5
Dalam analisis semantik, Abdul Chaer (2009:
http//tamancatatan.blogspot.com) menyatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya,
maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat
digunakan untuk menganalisis bahasa lain. Umpamanya kata ikan dalam bahasa
Indonesia merujuk pada jenis binatang yang hidup dalam air dan biasa dimakan
sebagai lauk, dalam bahasa Inggris sepadan dengan fish, dalam bahasa banjar
disebut iwak. Tetapi kata iwak dalam bahsa jawa bukan hanya berarti ikan atau
fish. Melainkan juga berarti daging yang digunakan sebagai lauk. Malah semua
lauk seperti tahu dan tempe sering juga disebut iwak.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Semua ini karena bahasa itu adalah produk
budaya dan sekaligus wadah penyampaian kebudayaan dari masyarakat bahasa
yang bersangkutan. Dalam budaya masyarakat Inggris yang tidak mengenal nasi

5
Abdul Chaer , 2009, Makalah Sosiolinguistik, http//tamancatatan.blogspot.com .

2
sebagai makanan pokok hanya ada kata rice untuk menyatakan nasi, beras, gabah
dan padi. Lalu karena makan nasi bukan merupakan budaya Inggris maka dalam
bahasa Inggris dan juga bahasa lain menyatakannya tidak berbudaya makan nasi.
Tidak ada kata yang menyatakan lauk atau iwak (bahasa Jawa).
Contoh lain dalam budaya Inggris pembedaan kata saudara (orang yang
lahir dari rahim yang sama) berdasarkan jenis kelamin, disebut brother dan sister.
Padahal, budaya Indonesia membedakan berdasarkan usia: yang lebih tua disebut
kakak dan yang lebih mudah disebut adik. Maka itu brother dan sister dalam
bahasa Inggris bisa berarti kakak dan bisa berarti adik.
Fenomena lain, misalnya budaya inggris dan budaya Indonesia memandang
waktu sehari semalam yang 24 jam itu. Pukul 1 malam budaya Inggris
mengatakan good morning alias selamat pagi. Padahal budaya Indonesia
mengatakan selamat malam karena memang masih malam, matahari belum terbit.
Sebaliknya pukul sebelas siang budaya barat masih juga mengatakan selamat
pagi, padahal budaya Indonesia mengucapkan selamat siang karena memang hari
sudah siang, matahari sudah tinggi. Dengan demikian susunan bahasa dan
keistimewaan lain merupakan faktor dasar bagaimana suatu masyarakat
memandang hakikat harkat alam dan tempat mereka berada.

C. Hubungan antara Bahasa dan Budaya


Telah dikukuhkan oleh para ahli bahwa bahasa sebagai alat komunikasi
secara genetis, hanya ada pada manusia. Implementasinya manusia mampu
membentuk lambang atau memberi nama, guna menandai setiap kenyataan,
sedangkan binatang tidak mampu melakukan itu semua. Bahasa hidup di dalam
masyarakat dan dipakai oleh warganya untuk berkomunikasi.
Kelangsungan hidup sebuah bahasa sangat dipengaruhi oleh dinamika
yang terjadi dan dialami penuturnya. Dengan kata lain, budaya yang ada
disekeliling bahasa tersebut akan ikut menentukan wajah dari bahasa itu.
6
Koentjaraningrat pada tahun 1990 (Abdul Chaer dan Leonie Agustina
2004:169) menyatakan bahwa buruknya kemampuan berbahasa Indonesia
6
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, loc.cit, halaman 169.

3
sebagian besar orang Indonesia, termasuk kaum intelektualnya, adalah karena
adanya sifat-sifat negatif yang melekat pada mental sebagian besar orang
Indonesia. Sifat-sifat negatif itu adalah suka meremehkan mutu, mental
menerabas, tuna harga diri, menjauhi disiplin, enggan bertanggungjawab, dan
suka latah atau ikut-ikutan. Ternyata yang mempenagruhi perilaku berbahasa
adalah budaya. Budaya disini dalam arti luas, termasuk sifat dan sikap yang
dimiliki oleh penutur.

D. Interpretasi Masalah
Pentingnya bahasa dalam lingkungan masyarakat dan besarnya pengaruh
budaya di masyarakat dalam pemakaian bahasa, sehingga bahasa dan budaya
menjadi sangat penting serta tidak dapat dipisahkan. Maka, kita sebagai generasi
muda yang memiliki latar pendidikan, harus mampu berbahasa yang lebih baik
dan benar sekalipun kita berada dalam lingkungan budaya yang menuntut kita
untuk ikut dalam budaya tersebut. Karena sebenarnya budaya itu lahir dari kita
sendiri (individu). Oleh karena itu, kita harus memperkenalkan budaya berbahasa
yang baik dan benar serta sopan dan santun, agar budaya berbahasa dapat
ditingkatkan.

E. Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan, hubungan
antara bahasa dan budaya sangatlah erat. Hal ini dapat dilihat dari fenomena yang
terjadi di Indonesia. Ternyata yang mempengaruhi perilaku berbahasa adalah
budaya, dan budaya yang banyak masuk ke Indonesia adalah budaya kebarat-
baratan. Masyakat cenderung mengikuti pengaruh budaya asing yang masuk ke
Negara.
Pembaca diharapkan dapat mengetahui bagaimana mensikapi pengaruh
budaya asing yang bekembang di lingkungan masyarakat serta mampu
membudayakan cara berbahasa yang baik dan benar.

Daftar Bacaan

4
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik. PT Rineka Cipta:
Jakarta.

Alley, J. 2011.
http://www.manalagi.com/jamesplace/dope/kupedope.pdf.).
Diakses Senin, 18 Desember 2013, pukul 08.00 Wita.

Al-Mauki. 2009.
http://tamancatatan.blogspot.com/2009/02/bahasa-dan-budaya.html).
Diakses Senin, 18 Desember 2013, pukul 08.00 Wita.

Fauzan, M.R. 2011.


http://repository.upy.edu/operator/upload/pro).
Diakses Senin, 18 Desember 2013, pukul 08.00 Wita.

Wikipedia. 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.diakses). Diakses Senin, 18 Desember
2013, pukul 08.00 Wita.

Anda mungkin juga menyukai