Anda di halaman 1dari 18

PENCEGAHAN

KECELAKAAN
Pendahuluan
Tujuan utama penerapan sistem SMK3 adalah untuk
mengurangi atau mencegah kecelakaan yang
mengakibatkan cedera atau kerugian materi.
Upaya pencegahan kecelakaan di Indonesia masih
mengalami kendala, salah satunya adalah pola pikir
masih tradisionil yang menganggap kecelakaan
adalah musibah, sehingga masyarakat bersifat
pasrah.
Persyaratan Keselamatan Kerja
Persyaratan keselamatan kerja tertuang dalam UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
upaya pencegahan kecelakaan dari setiap pekerjaan atau kegiatan
berbahaya.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
berkaitan dengan system proteksi dan pencegahan kebakaran dalam rancang
bangun, operasi dan penggunaan sarana, pabrik, bangunan dan fasilitas
lainnya.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran
meliputi upaya pencegahan bahaya kebakaran (fire prevention) dalam
kegiatan yang dapat mengandung bahaya kebakaran, menggunakan api atau
kegiatan lain
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri dalam kejadian
kebakaran atau kejadian lainnya.
berkaitan dengan system tanggap darurat (emergency response) serta
fasilitas penyelamatan di dalam bangunan atau tempat kerja.
e. Memberikan pertolongan dalam kecelakaan
menyangkut aspek P3K atau pertolongan jika terjadi kecelakaan
termasuk resque dan pertolongan korban.
f. Memberikan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja
berkaitan dengan penyediaan alat keselamatan yang sesuai untuk
setiap pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angina, cuaca, sinar
atau radiasi, suara atau getaran.
berkaitan dengan keselamatan lingkungan kerja, pencemaran atau buangan
industry serta kesehatan kerja.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik,
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
berkaitan dengan aspek kesehatan dan hygiene industri
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerja.
n. Mengamankan dan mempeerlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman dan barang.
berkaitan dengan keselamatan transportasi baik darat, laut, dan udara.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
berkaitan dengan keselamatan konstruksi dan bangunan mulai dari
pembangunan sampai penempatan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan,
dan penyimpanan barang.
Berkaitan dengan pergudangan dan kegiatan pelabuhan.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
Berkaitan dengan keselamatan ketenagalistrikan
r. Menyesuaikan dan memyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayanya menjadi bertambah tinggi.
Konsep Kecelakaan

Dalam proses terjadinya kecelakaan terkait 4 unsur produksi


yaitu People, Equipment, Material, Environment (PEME),
yang saling berinteraksi dan bersama-sama menghasilkan
suatu produk dan jasa.
Kecelakaan terjadi ketika terjadi kontak antara manusia
dengan alat, material, dan lingkungan dimana dia berada.
Menurut Frank Bird : “kecelakaan terjadi karena adanya kontak dengan suatu
sumber energi seperti mekanis, kimia, kinetik, fisis yang dapat mengakibatkan
cedera pada manusia, alat, atau lingkungan”
Dikembangkan lagi oleh Derek viner (1998) dengan Konsep energy.
Energi hadir di alam dalam berbagai bentuk sepert energy kinetic, kimia,
mekanik, radiasi, panas dan lainnya.
Dalam konsep ini, kecelakaan terjadi akibat energy yang lepas dari
penghalangnya mencapai penerima.
Cedera atau kerusakan terjadi karena kontak dengan energy yang melampaui
ketahanan atau ambang batas kemampuan penerima. Besarnya keparahan
tergantuk besarnya energy yang diterima.
 Contoh :
- benda yang jatuh dari ketinggian dapat mengakibatkan kerusakan atau
cedera berat bagi penerimanya
- energi suara dari mesin gerinda dapat mengakibatkan gangguan mulai dari
cedera ringa sampai ketulian tergantung intensitas kebisingan yang dating dan
ketahana fisik manusia yang menerima.
Teori Domino oleh H.W. Heinrich (1930)
Faktor penyebab kecelakaan digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)
misalnya tidak menggunakan APD, melepas alat pengaman,
bekerja sambil bergurau.
2. Kondisi tidak aman (unsafe condition)
Kondisi di lingkungan kerja baik alat, material atau
lingkungan yang tidak aman dan membahayakan. Contoh
lantai licin, tangga rusak, penerangan kurang baik, bising
melampaui NAB.
Dikembangkan oleh Frank Bird yang menggolongan atas:
Sebab langsung (immediate cause) : pemicu yang langsung
menyebabkan terjadinya kecelakaan, mis terpeleset karena
ceceran minyak di lantai
Penyebab tidak langsung (basic cause) : factor yang turut
memeberikan kontribusi terhadap kejadian tersebut, mis ceceran
minyak disebabkan ada kebocoran wadah penyimpanan, kondisi
peneranga tidak baik, terburu-buru atau kurangnya pengawasan di
lingkungan kerja
Selain factor manusia ada juga factor lain yaitu ketimpangan
system manajemen seperti perencanaan, pengawasan,
pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan.
Jadi kecelakaan bisa bersifat multi causal.
Filosofi Keselamatan

“APAKAH KECELAKAAN DAPAT DICEGAH ?”


Anggapan masyarakat tradisional bahwa kecelakaan merupakan nasib atau takdir
masih banyak terjadi sehingga seolah-olah kecelakaan tidak dapat di hindari.
Menurut Heinrich pada tahun 1930 dalam bukunya Accident Prevention
mengemukakan :
 Bahwa setiap kecelakaan pasti ada sebabnya. Tidak ada kejadian apapun yang
tanpa sebab pemicunya.
 Jika factor penyebab tersebut dihilangkan, maka dengan sendirinya
kecelakaan dapat dicegah.
10 aksioma menurut Heinrich
1. Bahwa kecelakaan merupakan rangkaian proses sebab dan akibat
2. Bahwa sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh factor manusia
3. Bahwa kondisi tidak aman dapat membahayakan dan menimbulkan kecelakaan
4. Bahwa tindakan tidak aman dari seseorang dipengaruhi oleh tingkah laku, kondisi
fisik, pengetahuan dan keahlian serta kondisi lingkungan kerja
5. Untuk itu upaya pencegahan kecelakaan harus mencakup berbagai usaha
6. Keparahan suatu kecelakaan berbeda satu dengan lainnya
7. Program pencegahan kecelakaan harus sejalan dengan program lainnya dalam
organisasi
8. Pencegahan kecelakaan atau program keselamatan dalam organisasi tidak akan
berhasil tanpa dukungan dan peran serta manajemen puncak
9. Pengawas merupakan unsur kunci dalam program K3
10. Bahwa usaha keselamatan menyangkut aspek ekonomis
Pendekatan pencegahan kecelakaan
A. Pendekatan Energi
1) Pengendalian pada sumber bahaya
2) Pendekatan jalan energy
3) Pengendalian penerima
B. Pendekatan Manusia
 Pembinaan & pelatihan
 Promosi K3 & kampanye K3
 Pembinaan Perilaku Aman
 Pengawasan dan Inspeksi K3
 Audit K3
 Komunikasi K3
 Pengembangan prosedur kerja aman (safe working practices)
C. Pendekatan Teknis
 Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan persyaratan teknis dan
standaryang berlaku untuk menjamin kelayakan instalasi atau peralatan kerja
 Sistem pengaman pada peralatan atau instalasi untuk mencegah kecelakaan dalam
pengoperasian alat atau instalasi
D. Pendekatan Admministratif
 Pengaturan waktu dan jam kerja
 Penyediaan alat keselamatan kerja
 Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan tentang K3
 Mengatur pola kerja, system produksi dan proses kerja
E. Pendekatan manajemen
 Menerapkan SMK3
 Mengembangkann organisasi K3 yang efektif
 Mengembangkan komitmen dan kepemimipinan dalam K3, khususnya manajemen
tingkat atas
Hirarki Pengendalian Bahaya

Eliminasi

Subtitusi

Teknis

Administratif

APD
TUGAS

 Cari berita/video kecelakaan kerja yang disebabkan


unsafe act dan unsafe condition (masing-masing satu
artikel/video), kemudian Anda tanggapi/komentari
disesuai dengan materi diatas.
 Diketik di MS word,
 Kirim ke Edmodo : artikel berita/link video, MS word
tanggapan

Anda mungkin juga menyukai