Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nur Amira Lisana S.

Kelas : 8D

Old Angel’

Setelah hujan yang telah mengguyur kota Beijing bagian barat , dan perlahan sinar hangat sore
hari menghampiri pinggiran mulut kota ini , terlihat siswa-siswa sekolah yang mulai
berhamburan keluar sekolah. Setelah berpamitan ke keteman-teman , aku pun berlanjut
menginjaki kaki ku di trotoar, ya biasa nya aku selalu di antar dan dijemput oleh Si Nenek tua itu
, tapi tidak untuk hari ini entah karena kesibukan kerja atau apa, sudahlah jangan memikirkan Si
Tua itu. Kalau kalian bingung kemana pergi nya ke dua orang tua ku itu. Ya, mereka sibuk
dengan pekerjaan kantor nya.

TokTokTok!

Entah lah sudah keberapa kali nya aku mengetok pintu itu , yang alhasil tidak ada tanda-tanda
jawaban dari seseorang.

Jina : “Ck, kemana pergi nya Si Tua itu? Dasar merepotkan.” Geram jina.

Sudah lebih dari 20 menit Jina menunggu, tetapi nihil. Tidak ada siapa pun disini. Tetapi Jina
merasakan ada langkahan manusia yang secara perlahan mendekati nya. “Jina?” terdengar suara
wanita yang memanggil nama perawan itu, saat Jina lihat kebelakang nya, terlihat sebuah wanita
paruh baya yang sedang tersenyum kearahnya.

Jina : “Kemana saja kau?, kau tahu aku sudah menunggu mu sangat lama disini.” Sambil
memutarkan kedua mata nya kearah yang berlawanan dari wanita tua itu.

Nenek : “Ya ampun? Benarkah?” terlihat si wanita yang menggunakan sepasang baju dan rok
berwarna hijau tua sedang menutup mulut nya dengan kaget.

Nenek : “maafkan nenek ya Jina, tadi nenek ada panggilan dari tetangga kita yí Huǎn. Juga tadi
nenek sedikit tersesat saat ingin pulang kerumah.”

Jina : “Cih, bukan urusan ku, apa peduli ku. Sudah bukakan pintu ini, aku lapar”
Dengan sigap wanita Tua itu memngambil kunci rumah dari saku kanan nya, dan cepat-cepat
membukakan pintu tersebut.

Terdengar suara keran kamar mandi Yang telah dimatikan, yang tanda nya ada seseorang
didalam sana. Ya orang itu adalah Jina seorang, Jina terlihat sedang mengosok-gosok rambutnya
ke handuk yang berwarna peach tersebut. Saat Jina memasuki ruang tengah dia terlihat sedang
mencari-cari seseorang.

Jina : “Neeek!” teriak Jina yang tidak terlalu keras, Jina memanggil wanita itu sebanyak 3 kali
tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari wanita tua itu. Setelah itu Jina memanggil panggilan
untuk si wanita Tua untuk sekian kali nya.

Nenek : “Eh Jina? Ada apa? Nenek tadi sedang mencuci di belakang.”

Jina : “Aku lapar, cepat ambilkan aku makanan.” Jawab Jina yang sambil memainkan ponselnya.

Nenek : “Sebentar ya Nak Jina, nenek ambilkan.” setelah tersenyum kepada cucu nya, pergilah
wanita paruh baya tersebut ke pekarangan dapur rumah yang di tinggali nya. Sekitar 1 menitan
nenek itu pergi ke dapur, akhirnya dia kembali ke ruangan tengah rumah itu.

Nenek : “Jina, makanan dirumah seperti nya sudah habis, di rumah hanya ada tahu goreng yang
kemarin malam.”

Jina :”Tidak. Aku tidak mau.” Ketus Jina

Nenek : “Hmm? Lalu Jina mau makan apa? Nanti nenek belikan ya?” Kata nenek sambil senyum
ke Jina.

Jina : “Aku tidak mau nanti. Aku mau sekarang. Aku mau ayam goreng.” Ketus Jina sekali lagi.

Wanita Tua itu mengangguk sambil terseyum, lalu pergi kekamar nya. Mungkin untuk
mengambil uang nya? Setelah mengambil uang nya yang ada dikamarnya, wanita itu berpamitan
ke cucu tercinta nya.

Jika kalian tahu, sebenarnya nenek itu sudah cukup tua, dan tidak dimungkin kan untuk
mengingat suatu hal. Yang benar saja, dia suka lupa nama anak dan cucu nya, bagaimana dengan
mengingat jalan pulang? Oke sebenarnya nenek ini cukup ingat jika pergi. Entah jika pulang.
Setelah melewati pinggiran kota Beijing dan Akhirnya memasuki pasar makanan yang cukup
ramai pada waktu itu. Dan menghampiri tukang yang menjual ayam goreng tersebut.

Penjual : “Eh nek? Mau beli ayam ini?” Kata penjual itu sambil menunjuk ayam goreng tersebut.
Nenek : “ Ya, aku ingin beli itu 1 potong untuk cucuku.” Kata nenek itu sambil tersenyum
Penjual : “Ini ayam punya cucu mu Nek” Kata penjual tersebut sambil memberi ayam nya ke si
Nenek itu.

Nenek : “ini uang nya terimakasih ya” Kata nenek itu dan dijawab oleh senyuman oleh si penjual
tersebut. Setelah bermenit-menit berjalan melewati gaduhnya pasar, wanita tua rentan itu
terhentak diam. Dia menghentikan jalannya.

Nenek : “ Oh tidak, aku harus pergi kemana? Kesana? Atau kesana?” Kata nenek itu sambil
menunjuk-nunjuk arah mana yang harus dilewatinya Barat atau Timur? Wanita itu berlari-lari
tanpa mengetahui arah mana yang harus di tujunya.

Nenek : “Permisi, apa kau tahu rumahku?” Tanya nenek itu kepada ibu-ibu

Ibu-ibu : “Maaf aku tidak tahu.” Kata si ibu-ibu itu

Setelah itu wanita yang selalu dipanggil ‘Si Tua’ itu berlari-lari dan menanyakan hal yang sama
ke orang-orang.

Sementara di kediaman Jina, Ibu dan Ayah Jina sudah sampai dirumah.

Ibu : “Jina, dimana ibu?” Tanya Ibu Jina kepada Jina,

Jina : “ Dia pergi ke luar.” Kata Jina

Ayah & Ibu : “Apa?!” Sambar mereka bersamaan

Ibu : “Jina! Apa kamu tahu?! Nenek mu itu tidak bisa mengingat jalan pulang! Kenapa kau
biarkan!” Bentak ibu Jina

Setelah Jina menjelaskan, Tanpa basa-basi mereka langsung keluar dan mulai mencari nenek.
Sasaran utama mereka adalah tukang ayam goreng, bukan apa-apa tapi kan dia orang yang
terakhir ditemui nenek. Setelah samapai dipasar dan mendengar jawaban dari tukang penjual
ayam itu, mereka langsung bergegas pergi da melanjutkan mencari wanita paruh baya itu.

Jina : “NENEK! IBU AYAH! NENEK DISINI!” Teriak Jina kepada nenek nya yang ada di
pinggir jalanan yang sambil menangis khawatir. Setelah mereka menghampiri mereka menangis
bersamaan, nenek itu menyodorkan kantong plastik yang berisi ayam goreng.

Jina : “Tidak nek! Maafkan aku nek! Aku menyesal.” pecah tangisan Jina di tengah-tengah
ramainya pasar.

Nenek : “Tidak Jina nenek tidak apa-apa.” Setelah itu Jina dan nenek berjalan bersamaan lalu
menyebrang bersamaan yang diikuti ayah ibu nya. Tetapi saat Jina ingin menyebrang mungkin
Tuhan berhendak lain. Ya , Jina mendorong Nenek kearah depan dan alhasil Jina tertabrak
mobil.

Disini sudah tidak ada matahari yang artinya sudah tengah malam. Ya sekarang sekitar jam 23.34
Waktu Bagian Timur China. Anggota keluarga itu sudah berkumpul di kamar inap Jina,
terdengar hisak tangisan Ibu Jina yang pecah, yang mereka harapkan hanyalah kembali nya Jina
seorang. Ibu Jina menangis sambil memegang tangan Jina.

Ibu : “Nak.. ini ibu nak, ibu ayah disini..”Mungkin tidak akan terdengar jelas karna suara yang
dominan isakan yang keras dan airmata. 5 menit berlalu berlalu tapi masih tidak ada tanda-tanda
dari Jina.

Jina : “I.. bu?” betapa bersyukurnya mereka, ternyata Tuhan sedang berada dipihak mereka.

Ibu : “I..ya nak ini ibu..” Kata Ibu Jina sambil memegang tangan Jina

Lemas badan Jina secara perlahan dia menegokan kepala nya kearah kanan kiri,

Ayah : “Kenapa nak?” tanya Ayah Jina

Jina : “Mana nenek? Aku ingin memeluk nya” sambil memasang muka bingung

Ayah : “Nak maafkan nenek mu ya” kata Ayah Jina, jina membuka mata nya denga sangat lebar
yang artinya ‘apa maksudnya?’

Ibu : “Nak nenek sudah pamit duluan, dia sudah ada dia Alam lu..ar”

Jina: “APA!?” Jina bergerak rusuh sambil menangis karna tidak percaya apa yang terjadi

Ibu : “Sekarang hanya ada jantung nenek mu yang ada di dirimu”

Jina memegang dada kiri nya sambil menangis kencang yang di peluk oleh kedua orang tua nya.

Ibu : “sekarang dia adalah malaikat yang akan menjaga mu Jina”

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai