PENDAHULUAN
2
Review kebutuhan pengembangan, indikasi lokasi pengembangan, indikasi
biaya fisik dan pengembangan transportasi laut yang terpilih berdasarkan
survey.
Penentuan karakteristik kapal/sarana yang cocok untuk diterapkan pada
lintasan yang melayani simpul transportasi laut yang terpilih
Identifikasi dan pemetaan teknis terinci topografi daratan
Survey terhadap kemudahan mobilisasi bahan, personil dan peralatan
1.4.2Keluaran
Keluaran yang diharapkan dalam studi ini yaitu :
1. Rancangan Rinci yang terdiri dari:
Perencanaan Fasilitas Utama Tambatan Perahu
Pembuatan Rencana kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Pembuatan Bill of Quantity
Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
2. Dokumen Desain yang terdiri dari:
Laporan Pendahuluan
Laporan Final
Draf Laporan Akhir
Laporan Akhir
Excutive Summary
3
1.5 Durasi Pelaksanaan Pekerjaan
Seluruh pekerjaan diselesaikan dalam waktu 1 (satu) bulan dari dikeluarkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Bab
4
BAB II
HASIL SURVEY
Untuk mencapai ke lokasi Desa Tumalehu Barat yaitu dari kota ambon menggunakan
angkutan darat berupa mobil atau sepeda motor menuju Desa Tohoku dan di lanjutkan
mengunakan angkutan laut berupa speed boat menuju ke Desa Tumalehu Barat
memakan waktu selama ±, 3 jam kemudian melanjutkan perjalanan ke lokasi survey
mengunakan angkutan darat berupa sepeda motor dengan membutuhkan jarak tempuh ±
10 – 15 menit perjalanan.
Sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu penunjang pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi Desa Tumalehu barat. Untuk itu diharapkan tambatan perahu yang
akan direncanakan dapat menjadi pengganti atau untuk menunjang perekonomian
masyarakat di sekitar pulau Desa Tumalehu Barat khususnya dalam sektor perikanan dan
kelautan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Bulan oktober yang pada awalnya dilakukan
koordinasi dengan Dinas Perhubungan kabupaten dalam hal ini untuk menentukan
Lokasi Rencana Pembangunan. Selanjutnya koordinasi diteruskan dengan
Pemerintah dan masyrakat setempat sebelum melakukan kegiatan survey.
Setelah melakukan tinjauan dan indentifikasi beberapa hari di lapangan dapat
diperoleh data-data pendukung untuk merencanakan satu Tambatan Perahu,
sebagai berikut :
- Areal sangat mendukung untuk pembangunan karena masih terlindung dari
pengaruh angin, ombak dan arus pada musim Barat. Pada musim Timur
masih aman bagi Aktifitas Labuh atau Tambat bagi transportasi laut.
- Kemiringan Sea Bed dari darat ke laut ± 1,47 m LWS yang dapat
dikategorikan permukaan dasar laut sangat landai.
5
- Kondisi struktur tanah Sea Bed/ permukaan dasar laut adalah Pasir dan
bebatuan kerikil.
- Tinggi elevasi antara Air Pasang Tertinggi (HWS) 2,10 m dan Air Surut
Terendah (LWS) adalah ± 1 m.
- Batas Air Surut terjauh adalah ± 144 m dari talud.
- Apabila pembangunan tambatan perahu di bangun maka bahan untuk
konstruksi Tambatan Perahu dapat dijangkau di daerah setempat atau di
pulau seram yang dapat jangkau dengan angkutan laut, sedangkan untuk
kolam tiang beton dan balok beton yang bahan-bahannnya berupa material
pasir dan batu krikil dapat juga di jangkau, bahan-bahan lain berupa besi,
semen dapat di jangkau pada kota Kabupaten dan kota Provinsi.
Selama melakukan tinjauan dan identifikasi di lapangan tidak ada hal-hal yang ditemukan
dalam hal ini masalah yang yang nantinya dapat menghambat/ tidak terlaksanya Rencana
Pembangunan Tambatan baik dari sisi Teknis maupun Non Teknis.
6
- Kolam beton 25/25 cm dibuat dengan pondasi telapak Uk. 1 x 1 m
jarak antara tiang secara memanjang 3 m dan melintang 3 m;
- Balok beton memanjang dan melintang 106 M x 3 M = 480 M;
- Lantai Papan kayu kelas I dengan tebal 5 cm
- Canstin beton 5/10;
- Pada ruang tunggu menggunakan rangka kuda-kuda kayu kelas I
dengan ukuran 5/10 tiang kuda –kuda menggunakan kayu kelas I
dengan ukuran 10/10, lisplank papan kayu kelas I ukuran 3/25
- Penambahan pagar yang terbuat dari kayu kelas I yang berukuran
5/10 yang di sertai dengan bangku tempat duduk penumpang yang
akan terangkat.
- Tangga 1 buah
7
BAB III
GAMBAR DESAIN
8
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA
9
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS
11
menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja yang
dibutuhkan sehubungan dengan pekerjaan yang dibutuhkan
b. Pemborong diwajibkan melakukan penggambaran kembal lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil ketinggian tanah, lantai, letak batas-batas dengan alat yang
sudah di tetapkan kebenarannya.
c. Dalam hal terdapat perbedaan rencana gambar dan hasil pengukuran
yang dilaksanakan Pemborong dengan kenyataan yang ada di
lapangan, maka sebelum melanjutkan pekerjaan yang mungkin di
pengaruhi perbedaan tersebut Pemborong harus melaporkan hal ini
kepada Direksi untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam
Berita Acara.
d. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara asas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang disetujui oleh direksi.
e. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggung jawab
pemborong termasuk biayanya sesuai kontrak.
12
5.2.3. Kantor Kontraktor, Gudang, dan Los kerja
a. Untuk menjamin keamanan bahan dan pelengkapan lain yang
dianggap perlu, pemborong harus menyediakan gudang penyimpanan
yang tertutup kuat dan aman dari resiko hilang atau rusak. Dan
pemborong juga diwajibkan menyediakan Gudang penyimpanan
material, barak-barak untuk pekerja, Kantor proyek di lengkapi
dengan perabotnya dan lokasinya di tunjukan oleh direksi.
b. Bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan di lengkapi dengan
ruang toilet dan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan dan
bahaya kebakaran sehingga tidak menganggu kelancaran pekerjaan.
c. Pemborong diwajibkan merawat peralatan sebagai milik proyek serta
menangung biaya perawatan peralatan selama berlangsungnya
pekerjaan.
d. Selesai proyek, seluruh bangunan sementara manjadi milik
pemborong, dan wajib membongkar serta memindahkan bangunan
tersebut setelah mendapat persetujuan dari direksi.
13
5.2.5. Direksi Keet (Ruang Kerja Konsultan)
Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan sementara harus disediakan
oleh pemborong saat dimulai pekerjaan yaitu setelah serah terima lapangan
Direksi keet dibuat sesaui dengan lokasi yang ada
a. Luas direksi keet harus sesuai dengan persyaratan yang ada pada
RAB di lengkapi toilet
b. Peralatan yang harus disediakan bersifat sewa pada dreksi keet
c. 1 buah meja rapat sesaui dengan kondisi yang ada dengan kursi
d. 4 buah meja tulis
e. 1 lembar soft board ukuran disesuaikan
f. 1 unit white board ukuran di sesuaikan
g. 1 unit computer dan printer
h. 10 buah helem lapangan
i. Peralatan P3K
j. Peralatan pemadam kebakaran, dry chemical isi 3,5 kg
Digunakan samapai dengan selesainya pekerjaan, semua biaya perawatan
dan operasional menjadi tanggung jawab pemborong sampai dengan serah
terima pekerjaan.
14
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru selama
pekerjaan berlangsung adalah menjadi tangung jawab sepenuhnya oleh
pemborong.
d. Ketidak cocokan yang mungkin ada pada gambar dan kenyataan di
lapangan harus segera dilaporkan kepada direksi.
5.3.3. Persyratan Bahan Semen
1. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah Portland semen Type I yang memenuhi ketentuan dan syarat-
syarat dalam SII 0013-81.
2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan
baru, kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan-
sobekan.
3. Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan
terlindung dari pengaruh hujan dan lembab udara dan tanah semen
ditumpuk didalamnya di atas lantai tanggung kayu minimal 30 cm di atas
tanah. Tinggi penumpukan maksimum 15 kantong semen, yang
kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar
proyek.
4. Semen yang diapaki selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya. Semen
yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan
pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di
lapangan sehingga untuk itu Pemborong diharuskan menumpuk semen
berkelompok menurut urutannya tiba di lapangan.
5. Semen yang umumnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik
tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
struktural.
6. Bilaman Direksi memandang perlu, Pemborong harus melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu
semen memenuhi syarat, atas biaya Pemborong.
15
5.3.4. Agregat
a. Semua Pemakaian koral (kerikil) batu pecah (Agregat Kasar) dan pasir
beton harus memenuhi syarat
b. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar di periksa dan harus memenuhi
styarat:
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24 %
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraks 19 – 30 lebih dari 22 %
c. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) mempunyai ukuran lebih
besar dari 38 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
dari direksi.
d. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghaslkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja
yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan
dipakai.
e. Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk mengadakan tes
kwalitasdari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang di
tunjuk oleh direksi, setiap saat dalam laboratorium yang diakaui atas
biaya pemborong.
f. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut
disuplay, maka pemborong diwajibkan untuk memberitahukan kepada
direksi.
g. Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras
ppermukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain dan terkotori.
5.3.5. Air
1. Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih,
bebas zat-zat organic atau unorganik yang terkandung dalam air, yang
dapat mempengaruhi kekuatan keawetan dari beton. Mutu air tersebut
sedapat mungkin bermutu air minum.
16
2. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas membasahi dan
lain-lain harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum diapakai.
3. Pemborong harus menyediakan tempat-tempat penampungan air kerja
di lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.
4. Untuk memenuhi kebutuhan airkerja, apabila dipandang perlu
Pemborong diperbolehkan membuat sumur air bersih dalam daerah
kerja pelabuhan sepanjang memenuhi persyaratan atas beban biaya
pihak pemborong.
17
g. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas tidak
sesuai dengan spesifikasi, harus segera dikeluarkan dari site setelah
menerima instruksi tertulis dari direksi dalam waktu 2 x 24 jam.
5.3.7. Admixture
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan maupun maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture.
Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai disetujui terlebih dahulu oleh
direksi lapangan.
18
ukuran tersebut nantinya akan digunakan selama pelaksanaan
konstruksi (seperti gambar).
Semen = s
Kerikil = k
Pasir = p
Air = a
percobaan harus terus dilakukan dengan komposisi lain, sampai
mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang diisyaratkan.
Bilamana kekuatan karakteristik telah dicapai dengan komposisi
agregat tersebut di atas dan telah disetujui oleh Direksi harus
digunakan dalam pemakaian selanjutnya.
5.3.9. Factor Air Semen
a. agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesaui dengan yang
direncanakan, maka factor iar semen ditentukan sebagai berikut:
- Faktor air semen untuk balok, sloof dan poer maksimum 0,60
- Faktor air semen untuk kolom,balok, pelat lantai tangga dinding,
beton dan lisplank/parapet maksimum 0,60
- Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat
basah lainnya maksimum 0,55.
b. untuk lrbih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan
suatu mutu sesaui dengan yang direncanakan, maka untuk konsrtuksi
beton dengan factor air semen maksimum 0,55 harus memakai
plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive
tersebut harus mendapat persetujuan dari direksi.
5.3.11.Pengecoran Beton
1. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus
dihindarkan adanya penghentian pengecoran (cold-joint) kecuali bila
sudah diperhitungkan pada tempat yang aman dan sebelumnya sudah
mendapat persetujuan Direksi.
Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya
(peralatan) untuk pengamanan, pelindung dan lain-lain yang dapat
menjamin kontinuitas pengecoran.
2. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong
harus memakai mesin pengaduk. Mesin pengaduk harus mempunyai
kapasitas yang cukup untuk melayani volume pekerjaan yang
direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan
dihindarkan dari minyak sebelum dipakai. Setiap campuran beton harus
diaduk sehingga merata/homogeny dan waktu pengadukan minimum
adalah 2 menit untuk setiap kali pencampuran.
20
3. Bilamana perlu Pemborong diperkenankan untuk menggunakan
concrete pump, gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ke
tempat yang akan dicor. Pengangkut beton tidak dibenarkan dengan
ember-ember.
4. Sebelum pengecoran dimuali, semua peralatan material serta tenaga
yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap
pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi.
5. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus
dipadatkan dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi.
Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu dengan
penyodokan apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan
dengan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.
6. Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat
yang diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan
sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Direksi. Penghentian
maksimum 2 jam.
7. Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus
dibersihkan permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar
sempurna sambungannya dan sebelumnya adukan beton dituangkan,
permukaan yang akan disambung harus disiram dengan air semen
campuran 1 PC : 0,45 air.
8. Selama waktu pengerasan beton harus dilindungi dengan air bersih
atau ditutup dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi dengan
air, terus menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
9. Apabila cuaca diragukan, sedangkan pengawas atau Direksi
menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak
Pemborong harus menyediakan alat pelindung atau terpal yang cukup
untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor. Pengecoran tidak
diizinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di atas 32 0C.
10. Untuk setiap 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil
contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus,
21
pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan
dalam PBI 1991.
Slump yang diperkenankan dalam pelaksanaan adalah antara 7 cm
dan factor air semen maksimum 0,45. Pengambilan-pengambilan
contoh di atas sesuai petunjuk Direksi. Kubus-kubus dijaga agar dapat
mengeras dengan baik.
11. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari
nilai yang disyaratkan Pemborong harus mengambil core-sample dari
bagian-bagian konstruksi yang diragukan. Jumlah core-sample untuk
tiap pemeriksaan adalah tiga buah, dan selanjutnya akan diperiksa di
laboratorium dengan persetujuan Direksi. Hasilnya akan dievaluasi
Direksi dan bila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, harus
dilakukan perbaikan konstruksi tersebut atas biaya Pemborong.
12. Seluruh pekerjaan beton bertulang ditambahkan bahan campuran
beton serat polypropylene murni yang dapat mengontrol retak yang
disebabkan oleh muai dan susut karena panas, meningkatkan daya
tahan terhadap kejut, mengurangi permeabilitas dan menambah daya
tahan beton.
22
- Beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini harus diperbaiki
atau dibongkar dan diganti dengan beton yang disetujui oleh direksi,
semua biaya yang timbul ditanggung oleh pemborong .
24
c. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
bermutu baik dari jenis dan disetujui oleh direksi.
d. Bahan semen yang dikirim ke lokasi harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan
type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak tercacat.
e. Bahan harus diletakan ditempat yang kering, berventilisai baik,
terlindung bersih. Tempat penyimpan barang harus cukup untuk
proyekini, dan dilindungi sesaui dengan jenisnya.
f. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada direksi
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangktan. Material yang tidak
disetujui harus diganti yang disyaratkan tampa biaya tambahan.
g. Bidang permukaan beton sebelum diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bakesting. Permukaan beton terlebih dahulu
harus diketrek.
h. Pekerjaan plesteran dapat dilakukan setelah ada persetujuan dari
direksi
i. Tebal plesteran sesaui dengan yang ditujukan gambar, ketebalan
plesteran yang melebihi 1,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.
j. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogeny, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering)
k. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan tidak terlalu
cepat dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindungi dari terik matahari langsung dengan penutup
yang bias mencegah penyerapan air secara cepat.
l. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
25
atas biaya sendiri selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
pemberi tugas/pemakai
26
e. Papan Lisplank/Papan Tepi
Papan lisplank terbuat dari kayu kelas I disesauikan dengan gambar
kerja. papan lisplank dipasang pada akhir/ujung kuda-kuda/gording
paling bawah. Lisplank harus dipasang lurus tidak berkelok.
Sambungan lisplank digunakan sambungan ekor burung.
27
kedua pekerjaan, maka semua barang dan peralatan milik pemborong sudah
harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
28