Anda di halaman 1dari 2

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.

Anak Balita
rentan untuk menjadi gizi buruk karena balita merupakan anak yang dalam masa tumbuh
kembang. Gizi buruk menyebabkan 10,9 Juta kematian anak balita di dunia setiap tahun. Secara
garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa mengancam jiwa karena berbagai disfungsi yang
dialami. Ancaman yang timbul antara lain hipotermi karena jaringan lemaknya tipis, hipoglikemi,
dan gangguan elektrolit dan cairan tubuh. Jika fase akut tertangani tapi tidak di follow up dengan
baik yang mengakibatkan anak tidak dapat mengejar ketinggalannya maka dalam jangka panjang
kondisi ini berdampak buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya.
Kejadian gizi buruk pada 2 tahun pertama kehidupan dapat menyebabkan balita gagal tumbuh
(BBLR, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kogntif, menurunkan produktivitas pada
usia dewasa, balita gizi buruk memiliki sistem daya tahan tubuh yang lemah sehingga mereka
sering sakit dan kemungkinan meninggal dunia. Kenyataan ini tentu berdampak pada kualitas
Sumber daya Manusia suatu bangsa. Data Riskesdas menyajikan prevalensi tahun 2013 adalah
19,6 %, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang, terjadi peningkatan anak yang
mengalami gizi buruk sebesar 0,8% dari tahun sebelumnya. Masalah gizi umumnya disebabkan
oleh dua faktor, faktor yang pertama yakni faktor langsung yang berhubungan dengan asupan gizi
atau konsumsi makanan terhadap zat gizi tertentu dan penyakit infeksi. Faktor yang kedua adalah
faktor tidak langsung berupa pengetahuan ibu tentang makanan bergizi, pendidikan orang tua,
pendapatan dalam keluarga.

An. A, berusia 2 tahun 7 bulan memiliki berat badan 9,1 kg dan tinggi 82 cm (BB/TB WHO
= z-score <-2), sehingga status nutrisi An. A tergolong gizi buruk. An. A dulu lebih senang
mengemil jajanan dibandingkan makanan utamanya, cenderung memuntahkan makanan
utama yang diberikan padanya, pasien suka pilih-pilih makanan. Dari anamnesis, didapatkan
ibu An. A dulu belum memiliki jadwal makan untuk An. A yang teratur, tetapi setelah rutin
konsultasi gizi setiap bulan, muncul usaha orang tua dalam mendorong anaknya untuk
makan-makanan utama, karena mengetahui anak gizinya kurang. Sudah ada kenaikan berat
badan dan tinggi badan pasien setiap bulannya karena pasien sekarang sudah mulai tidak
pilih-pilih makanan, tetapi anak masih tergolong gizi buruk, perlu usaha lebih dari orang
tuanya supaya anak lebih banyak makan-makanan utama. Asupan yang kurang ini
menyebabkan An. A belum bisa mendapatkan imunisasinya sejak usia 18 bulan (campak),
padahal imunisasi hanya bisa dikejar sampai usia 3 tahun. Maka, aspek tumbuh kembang
anak yang terganggu dalam kasus ini adalah nutrisi dan imunisasi sekaligus.

Perhitungan berdasarkan tinggi badan An. A (82 cm), berat ideal An. A adalah 11 kg,
sehingga An. A membutuhkan 1100 kalori dalam sehari. Maka, konseling gizi akan
membahas variasi makanan yang dapat cocok dengan An. A. Setelah itu disusun menjadi
jadwal makan sehari, terdiri dari 3 makan besar dan 2 snack, agar terpenuhi 1100 kalori yang
dibutuhkan An. A. Edukasi lain yang akan diberikan adalah perihal mengurangi jajanan yang
kurang bernutrisi.
Berdasarkan hasil konseling, disepakati makan besar An. A adalah sebanyak 3 kali dapat
terdiri dari 1 centong nasi, sepotong ikan, dan sayuran rebus (3 x 225 kalori). Sebagai
pengganti ikan, dapat diberikan telur atau ayam yang disukai An. A. Sementara selingan
diberikan sebanyak 4 kali dalam sehari, bubur kacang hijau (2 x 108 kalori) dan susu bubuk
(2 x 120 kalori). Pada selingan kacang hijau, disarankan menambahkan susu kental manis
untuk menambah selera, tetapi susu kental manis tidak bisa menggantikan susu. Jadwal
ditulis dalam secarik kertas dan diberikan pada ibu. Diharapkan dengan perencanaan makan
ini, dapat meningkatkan berat badan An. A sebanyak 0,5 ons (0,05 kg) per minggu.
Pertemuan berikutnya direncanakan 1 bulan lagi, sehingga diharapkan berat badan An. A
meningkat 0,2 kg pada pertemuan berikutnya.

Saat kunjungan, hasil pengukuran An. A naik 0,5 kg, tetapi An. A tetap tergolong berat badan
sangat rendah (BB/U = z-score <-3) dan perawakan sangat rendah (TB/U = z-score <-3).
Kenaikan berat badan An. A adalah sesuai target. An. A rencana evaluasi kembali ke poli gizi
1 bulan lagi, diharapkan dapat menerapkan pola makan yang sesuai dan menghabiskan
makanan tambahan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai