Anda di halaman 1dari 13

Laporan Pendahuluan Post Partum di Ruang Amarilis

RSUD RA KARTINI JEPARA

Disusun Oleh:

Moh. Sholahuddin
72020040055

PRODI JURUSAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM SPONTAN

A. PENGERTIAN
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Mansjoer, 2015).
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-
organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Capernito, Lynda Juall.
( 2014).
Masa nifas atau post partum merupakan masa selama persalinan dan segera
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Jones, 2016).
B. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2016)
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.

C. Tanda Dan Gejala


1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah
bayi dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah
plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini
menyebabkan rasa nyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum
terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
2. Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk
mengurangi volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi
menurun stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri
sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3.
After pain meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan
gumpalan darah (stoll cell) dalam cavum uteri .
4. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada
stratum spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas
dari stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia.
Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium
tumbuh kembali. Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan
jaringan parut, tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari
pinggir luka.
5. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi
pematangan sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui
mentruasinya terlambat karena pengaruh hormon prolaktin.
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa
nifas, sifat lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang
biak. Jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi,
berbau anyir, tetapi tidak busuk.
    Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a.       Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa
chorion, liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b.      Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir,
banyak serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c.       Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 14, setelah satu minggu berwarna agak kuning
cair dan tidak berdarah lagi.
d.      Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir,
mengandung leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit
yang telah mati.
7. Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2
jari dan pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya
dapat dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat
laun mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu
ke-3 post partum, rugae mulai nampak kembali.

D. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan lain yakni hemokonsentrasi dan
timbulonya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-pembuluh darah
yang ada antara nyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera setelah post
partum entuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk seperti cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta pada
hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan
yang kasar akibat pelepasan desisua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi
sisa-sisa sel desisua basalis yang memakai waktu 2 – 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fascia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan partus setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti
sedia kala. Nifas dibagi dalam tiga periode :
1.        Post partum dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan-
jalan.
2.        Post partum intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3.        Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
( Jones, 2016 )

E. PATHWAY POST PARTUM SPONTAN

( Jones, 2016 )
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2016:
a.    Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
b.    Keadaan umum: TTV, selera makan dan lain-lain
c.    Payudara: air susu, putting
d.   Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
e.    Sekres yang keluar atau lochea
f.     Keadaan alat kandungan

G. PENATALAKSANAAN MEDIS POST PARTUM SPONTAN


a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b.    6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c.    Hari ke- 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, latihan duduk, berdiri dan berjalan, perubahan- perubahan yang
terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a.    Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan.
Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.
b.    Status Kesehatan Saat Ini
Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini.
c.    Riwayat Obstetri
1)      Riwayat menstruasi
2)      Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
d.   Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini
1)      Tipe persalinan
2)      Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)
3)      Penggunaan analgesik dan anastesi
4)      Apakah terdapat masalah dalam persalinan.
5)      Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti breast care,
perineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui
e.    Keadaan Bayi
Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.
f.     Riwayat Keluarga Berencana
Apakah klien melaksanakan KB
1)      Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.
2)      Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.
3)      Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.
g.    Riwayat Kesehatan
1)      Penyakit yang pernah dialami klien.
2)      Pengobatan yang pernah didapat.
3)      Apakah ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit diabetes mellitus,
penyakit jantung, penyakit hipertensi.
h.    Kebutuhan Dasar Khusus
1)      Pola nutrisi.
Nafsu makan meningkat, Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
2)      Pola eliminasi/sistem urogenital.
a)      Konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urine.
b)      Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena
trauma.
c)      Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
d)     Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
3)      Pola personal hygiene.
Bagaimana frekuensi personal hygiene klien, seperti mandi, oral hygiene, maupun
cusi rambut.
a)    Pola istirahat dan tidur.
Kurang tidur, mengantuk.
b)    Pola aktivitas dan latihan.
Terganggu karena nyeri.
c)    Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun ketergantungan obat.
d)   Seksualitas/reproduksi
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri.
e)    Peran
Perubahan peran sebagai ibu.
f)     Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu.
g)    Kognitif perceptual
Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi, ibu post partum.
i.      Pemeriksaan Fisik
1)      Keadaan Umum
a)    GCS
b)    Tingkat Kesadaran
c)    Tanda-Tanda Vital
(1)    Jam I : tiap 15 menit
(2)    Jam II : tiap 30 menit
(3)    24 jam I : tiap 4 jam
(4)    Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2)      Head to toe
a)    Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.
b)    Wajah
Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus
c)    Leher
(1)Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
(2)Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar tiroid membesar,
pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.
d)   Thorak
(1)   Payudara
  Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting mudah erektil.
  Pruduksi colostrums 48 jam.
  Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau pembesaran pembuluh
limfe.
(2)   Jantung
  Tanda-tanda vital
-      Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada
awal post partum terjadi bradikardi.
  Volume darah
-      Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu
-      Persalinan normal : 200 – 500 cc.
  Perubahan hematologik
-          Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
  Jantung
-      Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.
(3)   Paru
  Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan asam-basa
kembali setelah 3 minggu post partum.
e)    Abdomen
(1)   Memeriksa bising usus pada empat kuadran.
(2)   Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi, tinggi fundus.
(3)   Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis
rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
(4)   Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican.
f)     Genetalia
(1)   Uterus
  Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi normal.
(2)   Lochea
  Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.
  Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.
  Tahap
-          Rubra (merah) : 1-3 hari.
- Sanguinolenta ( merah kecoklatan ) : 3 – 7 hari
-          Serosa (pink kecoklatan) : 7 – 14 hari
-          Alba (kuning-putih) : setelah 14 hari
Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
  Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.
  Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
(3)   Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari, struktur
internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.
(4)   Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak
hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal
dengan ovulasi.
g)    Perinium dan Anus
(1)   Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis, discharge, loss of
approximation)
(2)   Pemeriksaan adanya hemoroid.
h)    Ekstremitas
(1)   Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari, hangat,
adanya nyeri dan kemerahan.
(2)   Apakah ada varises.
(3)   Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi hypo atau hyper.
(4)   Memeriksa homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan
perineumluka episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara
b.    Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) berhubungan dengan trauma perineum
dan saluran kemih

c.    Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) berhubungan dengan kurangnya


mobilisasi; diet yang tidak seimbang; trauma persalinan.

d.    Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan immobilisasi;

e.    Resiko defisit volume cairan berubungan dengan pengeluaran yang berlebihan;
perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.

f.    Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir.

g. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang cara merawat bayi.

h. Gangguan pola tidur b.d kelemahan


3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi
No.
Keperawatan Hasil

1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. 1. Kaji tingkat nyeri


berhubungan dengan tindakan keperawatan pasien.
agen cidera fisik 1x24 jam, diharapkan
(peregangan perineum; nyeri berkurang atau 2.   2. Kaji kontraksi uterus,
luka episiotomi; involusi hilang. proses involusi uteri.
uteri; hemoroid;
pembengkakan Kriteria hasil: 3.   3. Anjurkan pasien untuk
payudara). membasahi perineum
1. Vital sign dalam dengan air hangat
batas normal. sebelum berkemih.
2. Pasien
menunjukkan 4.   4. Anjurkan dan latih
peningkatan pasien cara merawat
aktifitas. payudara secara teratur.
3. Keluhan nyeri
terkontrol. 5.    5. Jelaskan pada ibu
4. Payudara tetang teknik merawat luka
lembek, tidak perineum dan mengganti
ada bendungan PAD secara teratur setiap
ASI. 3 kali sehari atau setiap
kali lochea keluar banyak.

6.    6. Kolaborasi dokter


tentang pemberian
analgesik bila nyeri skala
4 ke atas.

2. Perubahan pola Setelah dilakukan 1.   1. Kaji haluaran urine,


eleminasi BAK (disuria) tindakan keperawatan keluhan serta keteraturan
berhubungan dengan 1x24 jam , diharapkan pola berkemih.
trauma perineum dan pola eleminasi (BAK)
saluran kemih. pasien teratur. 2.     2. Anjurkan pasien
melakukan ambulasi dini.
Kriteria hasil:
3.      3. Anjurkan pasien untuk
1. Eleminasi BAK membasahi perineum
lanca. dengan air hangat
2. Disuria tidak sebelum berkemih.
ada.
3. Bladder kosong.4.     4. Anjurkan pasien untuk
4. Keluhan berkemih secara teratur.
kencing tidak
ada. 5.     5. Anjurkan pasien untuk
minum 2500-3000 ml/24
jam.

6.     6. Kolaborasi untuk


melakukan kateterisasi
bila pasien kesulitan
berkemih.

3. Perubahan pola Setelah dilakukan 1.     1. Kaji pola BAB,


eleminasi BAB tindakan keperawatan kesulitan BAB, warna,
(konstipasi) 1x24 jam diharapkan, bau, konsistensi dan
berhubungan dengan pola eleminasi (BAB) jumlah.
kurangnya mobilisasi; teratur.
diet yang tidak 2.     2. Anjurkan ambulasi
seimbang; trauma Kriteria hasil: dini.
persalinan.
1. Pola eleminasi 3.     3. Anjurkan pasien untuk
BAB teratur. minum banyak 2500-3000
2. Feses lunak ml/24 jam.
dan warna khas
feses, bau khas4.      4. Kaji bising usus setiap
feses. 8 jam.
3. Tidak ada
kesulitan BAB. 5. Anjurkan pasien makan
4. Tidak ada feses banyak serat seperti buah-
bercampur buahan dan sayur-sayuran
darah dan hijau.
lender.
5. Konstipasi tidak
ada.

4. Gangguan pemenuhan Setelah dilakukan 1.     1. Kaji toleransi pasien


ADL berhubungan tindakan keperawatan terhadap aktifitas
dengan immobilisasi; 1x24 jam diharapkan, menggunakan parameter
kelemahan. ADL dan kebutuhan berikut: nadi 20/mnt di
beraktifitas pasien atas frekuensi nadi
terpenuhi secara istirahat, catat
adekuat. peningaktan tekanan
darah, dispnea, nyeri
Kriteria hasil: dada, kelelahan berat,
kelemahan, berkeringat,
-   1. Menunjukkan pusing atau pinsan.
peningkatan dalam
beraktifitas. 2.       2. Tingkatkan istirahat,
batasi aktifitas pada dasar
-   2. Kelemahan dan nyeri/respon
kelelahan berkurang. hemodinamik, berikan
aktifitas senggang yang
-   3. Kebutuhan ADL tidak berat.
terpenuhi secara
mandiri atau dengan 3.       3. Kaji kesiapan untuk
bantuan. meningkatkan aktifitas
contoh: penurunan
-   4. Tanda-tanda vital kelemahan/kelelahan,
dalam batas normal. Tekanan darah
stabil/frekuensi nadi,
-  
peningaktan perhatian
pada aktifitas dan
perawatan diri.

4.      4. Dorong memajukan


aktifitas/toleransi
perawatan diri.

5.       5. Anjurkan keluarga


untuk membantu
pemenuhan kebutuhan
ADL pasien.

6.       6. Jelaskan pola


peningkatan bertahap dari
aktifitas, contoh: posisi
duduk ditempat tidur bila
tidak pusing dan tidak ada
nyeri, bangun dari tempat
tidur, belajar berdiri dan
seterusnya.

5. Resiko defisit volume Setelah dilakukan 1.       1. Pantau:


cairan berhubungan tindakan keperawatan
dengan pengeluaran 1x24 jam, diharapkan  Tanda-tanda vital
yang berlebihan; kebutuhan cairan  Warna urine.
perdarahan; diuresis; terpenuhi.  Status umum
keringat berlebihan. setiap 8 jam.
Kriteria evaluasi:

1. Tak ada 2.       2. Pantau: cairan masuk


manifestasi dan cairan keluar setiap 8
dehidrasi. jam.
2. Haluaran urine3.      3. Beritahu dokter bila:
di atas 30 haluaran urine < 30
ml/jam. ml/jam, haus, takikardia,
3. Kulit gelisah, TD di bawah
kenyal/turgor rentang normal, urine
kulit baik. gelap atau encer gelap.

4.       4. Konsultasi dokter bila


manifestasi kelebihan
cairan terjadi.

6. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1.      1. Pantau: vital sign,


berhubungan dengan tindakan keperawatan tanda infeksi.
trauma jalan lahir. 3x24 jam, diharapan
infeksi tidak terjadi. 2.      2. Kaji pengeluaran
lochea, warna, bau dan
Kriteria hasil: jumlah.

1. Tanda-tanda 3.       3. Kaji luka perineum,


infeksi tidak keadaan jahitan.
ada.
2. Luka episiotomi4.       4. Anjurkan pasien
kering dan membasuh vulva setiap
bersih. habis berkemih dengan
3. Takut berkemih cara yang benar dan
dan BAB tidak mengganti PAD setiap 3
ada. kali perhari atau setiap kali
pengeluaran lochea
banyak.

5.       5. Pertahankan teknik


septik/ aseptik dalam
merawat pasien (merawat
luka perineum, merawat
payudara, merawat bayi).

7 Gangguan Pola tidur Setelah dilakukan


berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Observasi pola tidur
tanggung jawab selama... x 24 jam pasien
memberi asuhan diharapkan px tidak 2. Jelaskan pentingnya
terganggu saat tidur tidur yang adekuat.
dengan kriteria hasil : 3. Ciptakan lingkungan
yang nyaman.
1. Jumlah jam tidur 4. Kolaborasi
dalam batas normal pemberian obat tidur.
6-8 jam/hari. 5. Diskusikan dengan
2. Pola tidur, kualitas pasien dan keluarga
dalam batas normal. tentang teknik tidur
3. Perasaan segar pasien.
sesudah tidur atau
istirahat.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 2014. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan dan


masalah kolaboratif. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Mansjoer, A. 2016. Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana, Jakarta : EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 2014. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mochtar. 2014. Obstetri patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC
Nurjannah Intansari. 2011. Proses Keperawatan NANDA, NOC &NIC. Yogyakarta :
mocaMedia
Santosa, Budi. 2017. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2017-2018. Jakarta :
Prima Medika
Saifuddin, AB. 2018. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo
Sarwono Prawiroharjo. 2014. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai