PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:
1. Bagaimana biografi dari Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana kondisi sosial masyarakat Mekkah pada masa awal Islam?
3. Bagaimana dakwah Nabi Muhammad SAW pada periode Mekkah?
C. Tujuan Penelitian
Dalam menyusun makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan,yaitu :
1. Untuk mengetahui biografi dari Nabi Muhammad SAW
2. Untuk mengetahui kondisi masyarakat Mekkah pada masa awal Islam
3. Untuk mengetahui dakwah Nabi Muhammad SAW pada periode
Mekkah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun
Gajah dan bertepatan tanggal 22 April 571 M, di Mekkah (Makkah)1dan
wafat pada 8 Juni 632 di Madinah pada usia 63 tahun. Muhammad lahir
sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan
ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi terlahir dari keluarga bangsawan Bani
Quraisy. dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullāh ia merupakan
seorang pembawa ajaran/agama Islam, dan diyakini oleh umat Muslim
sebagai nabi dan (Rasul) yang terakhir. Kedua kota tersebut terletak di daerah
Hijazh, Arab Saudi.
1
Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi, Muhammad My Beloved Prophet teladan sepanjang
zaman, Terj Iman Firdaus , (Jakarta: Qisthi Press, 2008), hlm. 71.
3
merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib
,Dengan tak disangka Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya
menghadap ke Abrahah. Yang pada akhirnya Abdul Munthalib meminta
Untanya untuk dikembalikan dan bersedia mengungsi bersama penduduk dan
Abdul Munthalib berdo'a kepada Allah supaya Kakbah diselamatkan.
4
kepada Halimah Sa'diyah istri Haris dari kabilah Bani Saad. Semenjak
kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar,
umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur 9 bulan sudah lancar
berbicara serta umur 2 tahun sudah menggembalakan kambing dan
wajahnya memancarkan cahaya.
2. Dibelahnya Dada Muhammad
Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad
didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada
dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad
SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan
Muhammad tetap dalam keadaan bugar2. Dengan adanya peristiwa
pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad
ke ibundanya aminah, untuk diasuh olehnya dan di lindungi oleh
kakeknya, abdul muththaalib.3
3. Sepeninggal Ibunda Muhammad dan Menjadi Yatim – Piatu
Pada usia 6 th Nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam
ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang
ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak
antara Makkah dan Madinah.Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu
Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul
Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu.
Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada
usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh
pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th.
Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah
perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi
Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah. Abu Thalib mengasuh
menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak
2
Susmihara dan Rahmad, Sejarah Islam Klasik, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm. 33.
3
Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi, Muhammad My Beloved Prophet teladan sepanjang
zaman, Terj Iman Firdaus , (Jakarta: Qisthi Press, 2008), hlm. 81.
5
Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan
pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib
kembali ke Makkah. Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar
antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut
bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah buat
paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.4
4
Susmihara dan Rahmad, Sejarah Islam Klasik, (yogyakarta: penerbit ombak, 2013), Hlm. 36.
6
umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara
Mekah.5 Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian
berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad
SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di
gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya,
seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar,
seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang
menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika
beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar perintah,
“Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan ini beliau bukan penyair terdidik,
bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan
baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah
buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu
rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat
Al-‘Alaq :
5
Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi, Muhammad My Beloved Prophet teladan sepanjang
zaman, Terj Iman Firdaus , (Jakarta: Qisthi Press, 2008), hlm.96.
7
menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang
menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda
(fatrah). Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan
merasakan beban emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan
perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah
turun wahyu yang kedua yang berbunyi :
Dan seterusnya, setelah wahyu kedua ini diikutilah dengan wahyu wahyu
selanjutnya. Wahyu kedua ini berisi perintah agar beliau mengajak manusia
6
menerima agama yang dibawanya.
8
Data yang banyak ditemukan adalah kondisi geografis pada masa
sebelum Islam datang. Hal ini memberikan asumsi bahwa kondisi geografis
Mekkah pada masa sebelum Islam dengan pada awal Islam adalah sama.
Kalau ada perubahan, maka tidak signifikan. Dari kondisi cuaca,
semenanjung Arab merupakan salah satu wilayah terkering dan terpanas.
Meskipun diapit dua lautan di Barat dan di Timur, lautan itu terlalu kecil
untuk dapat mempengaruhi cuaca Afro-Asia yang jarang turun hujan. Lautan
di sebelah selatan memang membawa partikel air hujan, tapi badai gurun
musiman menyapu wilayah tersebut dan hanya menyisakan sedikit
kelembaban di wilayah daratan.
Kondisi Sosial Politik Mekkah Awal Islam
Mekkah merupakan kota penting pada waktu itu, baik karena tradisi
maupun karena kedudukannya. Di samping berhadapan dengan agama
politeisme yang telah mengakar kuat, ajaran Nabi Muhammad SAW juga
harus melawan oposisi dari pemerintahan oligarki. Dakwah Nabi Muhammad
SAW yang menyeru kepada Islam dianggap sebagai perusakan terhadap
tatanan masyarakat yang dianut oleh kalangan bangsawan. Inilah yang
menyebabkan terjadinya banyak konflik. Sikap kontra tersebut tidak sekedar
dilatarbelakangi faktor sosial dan faktor ekonomi saja. Para bangsawan belum
siap untuk sejajar kedudukannya dengan sekelompok masyarakat yang
selama ini merupakan budak. Selain itu, adanya larangan menyembah berhala
tidak saja berdampak dalam hal kepercayaan, tapi juga dampak ekonomi. Hal
ini karena pembuatan berhala merupakan salah satu penghasilan masyarakat
saat itu.
Penentangan terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW, tersebut terjadi
setelah dakwah dilaksanakan secara terang-terangan. Ada lima faktor yang
mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam, yaitu:
1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka
mengira bahwa tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib. Hal
ini sangat tidak mereka inginkan.
9
2. Nabi Muhammad SAW menyerukan persamaan hak antara bangsawan
dengan budak. Hal ini tentu tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy.
3. Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan
kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat-berakar pada
bangsa Arab.
5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang
rezeki.8
Kondisi Hukum di Mekkah Awal Islam
Pertumbuhan hukum Islam tidak terhindarkan dari peran Nabi
Muhammad SAW, hukum Islam mulai tumbuh dan membentuk diri menjadi
pranata hukum. Sumber asasi dari masa ini adalah Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi Muhammad SAW. Pada masa ini, Nabi Muhammad SAW, menjadi
satu-satunya sumber hukum, karena semua persoalan hukum yang muncul
dikembalikan kepada beliau. Dalam fase ini, Nabi Muhammad SAW telah
mencurahkan perhatiannya untuk memperbaiki kepercayaan masyarakat Arab
dengan menanamkan tauhid ke dalam akidah mereka serta memalingkannya
dari menyembah kepada selain Allah SWT.
Oleh karena itu, ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah sebelum hijrah
berisi tentang larangan untuk menyekutukan Allah dan seruan untuk beriman
kepada-Nya dengan menerangkan kisah para Nabi terdahulu dan sejarah dari
umat-umat yang lalu, mengajarkan mereka untuk meninggalkan tradisi-tradisi
buruk yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka, serta
mengajarkan mereka untuk bersikap baik terhadap sesama. Ringkasnya,
kebanyakan ayat makiyyah itu berisi hal-hal yang berkaitan dengan akidah,
akhlak dan sejarah.
Muhammad Hadhori menjelaskan bahwa periode Mekkah dapat dilihat
dari karakteristik ayat-ayatnya sebagai berikut:
1. Tidak menjelaskan secara rinci tentang aspek hukum, tetapi fokus pada
tujuan agama, yaitu tauhid.
8
A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam 1, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983), hlm.87-90.
10
2. Penegakan dalil-dalil keberadaan Allah.
3. Peringatan tentang azab Allah dan sifat-sifat hari kiamat.
4. Seruan untuk berakhlak mulia, sebagaimana tujuan Nabi Muhammad
SAW diutus yaitu menyempurnakan akhlak manusia.
5. Berkenaan dengan umat terdahulu ditimpa musibah karena tidak taat
kepada Nabi mereka.
Dari karakteristik di atas, fase Mekkah merupakan fase revolusi akidah
untuk mengubah sistem kepercayaan masyarakat jahiliyah menuju ibadah
kepada Allah SWT semata. Suatu revolusi yang menghadirkan perubahan
fundamental, rekontruksi sosial dan moral pada seluruh dimensi kehidupan.
Akidah yang kuat menjadi fondasi yang sangat kuat bagi terbangunnya
hukum Islam yang ditaati oleh para pemeluknya.
9
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2013) hlm. 72.
10
Safrodin Halimi, Etika Dakwah dalam Prespektif Al-Qur’an antara Edialis Aqurani dan
Realitas Sosial, (Semarang: Walisongo Pres, 2008), hlm.32.
11
diajarkan Nabi Muhammad SAW tak lain untuk mengajarkan cara
berkehidupan yang benar, sehingga dapat meraih kebahagiaan dunia maupun
akhirat.
Pada periode Mekkah ini, dakwah Nabi Muhammad SAW kepada
masyarakat Makkah lebih terfokus pada peningkatan aqidah atau ketauhidan,
dan mengajak mereka untuk meninggalkan segala bentuk peribadatan yang
menyembah selain Tuhan yang Maha Esa yaitu Allah SWT. Berikut ini
prioritas dakwah Nabi Muhammad SAW pada masyarakat Mekkah, yaitu :
Ketauhidan
Menjelaskan adanya kehidupan setelah mati
Merubah perilaku jahiliyah masyarakat Mekkah
Menegakkan HAM dan menghapus kasta
12
Khadijah binti Khuwailid
Zaid bin Haritsah
Ali bin Abi Thalib
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Utsman bin Affan
Zubair bin Awwam
Abdurrahman bin Auf
Sa’ad bin Abi Waqqas
Thalhah bin Ubaidillah
Bilal bin Rabah
Abu Ubaidah Amir bin Jarrah
Abu Salamah bin Abd al-Asad
Arqam bin Abi Arqam
Utsman bin Madz’un
Fatimah bin Khatthab
Khabbab bin ‘Art
Abdullah bin Mas’ud11
Ibnu Hisyam menghitung jumlah Assaabiquunal Awwaluun lebih
dari 40 orang. Mereka masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Nabi
Muhammad SAW menemui mereka dan mengajarkan Islam secara
kucing-kucingan. Sebab, dakwah saat itu dilakukan secara sembunyi dan
perorangan.12 Adapun alas an Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah
secara sembunyi adalah 1) menghindari kofrontasi fisik secara langsung,
2) mereka yang mengikuti Nabi pada waktu itu masih dalam fase
pendasaran pembangunan kualitas keimanan, 3) masyarakat Mekkah yang
masih berperilaku jahiliyah dengan beragam paganism. Untuk
11
Nahi Munkar, Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Secara Sembunyi
Sembunyi dan Terang Terangan, diakses dari www.nahimunkar.org/dakwah-nabi-muhammad-
shallallahu-alaihi-wa-sallam-secara-sembunyi-sembunyi-dan-terang-terangan/ , diakses pada
tanggal 03 Maret 2020, pukul 20:21 WIB.
12
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2013) hlm. 74.
13
menghindari hal-hal tersebut Nabi sangat berhati-hati dalam menyiarkan
dakwahnya. Metode yang beliau pakai untuk berdakwah adalah
pendekatan personal, dengan bertatap muka secara langsung materi
dakwah yang disampaikan mudah diterima dengan baik karena selaras
dengan tutur kata dan perilaku beliau yang agung.13
2. Dakwah Secara Terang-Terangan
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Hijr : 94.
ِ مِب
َ ض َع ِن الْ ُم ْش ِرك
ني ْ اص َد ْع َا ُت ْؤ َم ُر َوأ َْع ِر
ْ َف
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik.” (Q.S. Al-Hijr : 94)
Setelah turunnya ayat ini, Nabi Muhammad SAW menyampaikan
dakwahnya kepada seluruh lapisan masyarakat kota Mekkah yang
Pluralistik, dari golongan bagsawan sampai golongan budak serta
pendatang kota Mekkah yang mempunyai agama berbeda dan berbagai
suku. Untuk berdakwah secara terang-terangan ini beliau memilih bukit
Shafa sebagai tempat dakwahnya. Nabi Muhammad SAW menyampaikan
dakwah di bukit Shafa sebanyak dua kali, namun orang-orang banyak yang
mendustakannya. Sebagian ada yang menerima dan sebagian ada yang
menolak dengan kasar. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Selamatkanlah
diri kalian dari bahaya api neraka, sesungguhnya aku memberi peringatan
kepada kalian dari siksa yang pedih.” Lalu Abu Lahab menjawab :
“Binasalah hai Muhammad! Adakah engkau mengumpulkan kami hanya
untuk ini saja?”
Pada waktu itu orang-orang Islam di Mekkah jumlahnya masih
sedikit. Agama Islam dianggap sebagai ancaman bagi suku Quraisy (suku
bangsa Arab yang terpandang dan terhormat di Mekkah), karena mereka
menolak ajaran Nabi Muhammad SAW. Dakwah Nabi Muhammad SAW
13
Mubasyaroh, Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah Muhammad SAW Pada
Periode Makkah, (Kudus: At-Tabsyir STAIN Kudus, 2015), hlm. 399.
14
di Mekkah adalah perjalanan dan perjuangan yang berat karena titik awal
untuk membentuk umat muslim pertama yang merupakan minoritas dan
membuntuhkan bimbingan moral.14 Nabi Muhammad SAW berdakwah
secara terang-terangan kurang lebih selama tujuh tahun di Mekkah.
Adapun metode yang dilakukan Nabi dalam dakwah secara terang
terangan adalah :
Mengundang Bani Muttalib ke rumahnya dan menjelaskan bahwa
beliau telah diutus oleh Allah, mendengar penjelasan Nabi, Abu Lahab
marah sambil berkata; “Celakalah engkau! Apa untuk inikah kami
engkau panggil?” hal inilah yang melatarbelakangi turunnya Q.S AL-
Lahab.
Undangan terbuka kepada seluruh masyarakat Quraisy di bukit Shafa.
Nabi ingin melihat bagaimana pandangan masyarakat Quraisy terhadap
kepribadian beliau.
Nabi Muhammad SAW memproklamirkan keEsaan Tuhan dan
mengajarkan kesatuan dan persamaan antara manusia.
Nabi mengadakan pertemuan khusus dengan orang-orang yang percaya
kepada beliau untuk aktivitas pembacaan (tilawah), pengajaran (ta’lim),
dan pensucian (tazkiyah), di rumah Aqram bin Abil Arqam, dan
merupakan sekolah Islam pertama.
Melakukan hijrah ke beberapa kota untuk menyiarkan agama Islam.
15
dijemur (panas matahari), dadanya ditindih dengan batu besar dan dicambuk.
Sahabat yang lain adalah Usman bin Mazam dipukul kepalanya hingga
matanya rusak sebelah. Meskipun demikian, hal ini tidak menyurutkan kaum
muslim untuk mempercayai kebenaran ajaran Nabi Muhammad SAW. Salah
satu tujuan dakwah Nabi adalah untuk melenyapkan penyembahan berhala,
namun akibat hal ini timbul tuntutan dari kaum Quraisy kepada paman Nabi
Muhammad SAW yakni Abu Thalib, antara lain:
16
dikepala Nabi dan masih banyak lagi perbuatan Abu Jahal yang menyakiti
Nabi saat hendak shalat di Baitullah.
Kedua, Abu Lahab bin Abdul Muthalib (paman Nabi Muhammad
SAW), layaknya bukan kerabat. Ia senang sekali melempari kotoran-kotoran
ke rumah Nabi, demikian juga istrinya Ummu Jamil bin Haib bin Umayyah
tukang penyebar fitnah.
Ketiga, Aqobah bin Mu’itah orang yang telah meludahi wajah Nabi
Muhammad SAW, sehubungan dengan itu turunlah wahyu Allah SWT dalam
Q.S. Al-Furqan : 27-29.
Keempat, golongan yang suka mencemooh antara lain Al-Ashy bin
Wail Assahmi Al-Quraisy, ayah Amrun bin Al-Ash, dia juga membenci Nabi
Muhammad SAW, dia berkata “Muhammad penipu teman-temannya
bahwasannya mereka akan hidup setelah mati, demi Allah tidak ada yang
membinasakan kita melainkan massa”.
Selain empat orang tersebut, banyak lagi penghalang dakwah Nabi
Muhammad SAW. Orang-orang yang menghalangi dakwah Nabi, mereka
mengharuskan kepada setiap suku untuk menangkap orang yang masuk Islam
dan menyiksanya dengan keji. Mereka dihadapkan dengan dua pilihan, mati
atau mengingkari Nabi Muhammad SAW.15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah
dan bertepatan tanggal 22 April 571 M, di Mekkah (Makkah). Pada masa
15
Mohammad Irfandi, Perjalanan Dakwah Islamiyah Rasulullah SAW Pada Periode
Mekkah dan Madinah, (Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hlm. 111-115.
17
kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada
serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan
Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Kakbah. Ayah Nabi meninggal saat ia
belum lahir, dan pada usia 6 tahun ibunya meninggal sejak saat itu Nabi menjadi
yatim piatu. Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala
Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke
Syam. Pada saat usia Nabi 40 tahun, beliau diangkat menjadi Rasul.
Kondisi geografis Mekkah pada masa sebelum Islam dengan pada awal
Islam adalah sama. Kalau ada perubahan, maka tidak signifikan. Dari kondisi
cuaca, semenanjung Arab merupakan salah satu wilayah terkering dan terpanas.
Kondisi sosial politik Mekkah pada awal Islam di samping berhadapan dengan
agama politeisme yang telah mengakar kuat, ajaran Nabi Muhammad SAW juga
harus melawan oposisi dari pemerintahan oligarki. Kondisi hukum awal Islam,
pertumbuhan hukum Islam tidak terhindarkan dari peran Nabi Muhammad SAW,
hukum Islam mulai tumbuh dan membentuk diri menjadi pranata hukum. Pada
masa ini, Nabi Muhammad SAW, menjadi satu-satunya sumber hukum, karena
semua persoalan hukum yang muncul dikembalikan kepada beliau.
Periode dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah selama 13 tahun.
Kehadiran Nabi Muhammad SAW dengan menyiarkan agama Islam, diwarnai
dengan berbagai reaksi masyarakat Arab pada saat itu. Ada golongan yang
menerima dakwah Nabi dan ada pula yang tidak bahkan sampai mencemooh Nabi
Muhammad SAW. Tujuan Nabi Muhammad SAW menyiarkan dakwah Islam
adalah untuk menyelamatkan manusia dari jurang yang gelap (kekafiran) menuju
ke tempat yang terang (ajaran Islam).
DAFTAR PUSTAKA
18
Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman. 2013. Sirah Nabawiyah. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
Halimi, Safrodin. 2008. Etika Dakwah dalam Prespektif Al-Qur’an antara Edialis
Aqurani dan Realitas Sosial. Semarang: Walisongo Pres.
Irfandi, Mohammad. Perjalanan Dakwah Islamiyah Rasulullah SAW Pada
Periode Mekkah dan Madinah. Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah.
Mubasyaroh. 2015. Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah Muhammad
SAW Pada Periode Makkah. Kudus: At-Tabsyir STAIN Kudus.
Nahi Munkar, Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Secara
Sembunyi Sembunyi dan Terang Terangan, diakses dari
www.nahimunkar.org/dakwah-nabi-muhammad-shallallahu-alaihi-wa-
sallam-secara-sembunyi-sembunyi-dan-terang-terangan/.
Susmihara dan Rahmad. 2013. Sejarah Islam Klasik. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Syalabi, A. 1983. Sejarah Kebudayaan Islam 1. Jakarta: Pustaka al-Husna.
Tim Penyusun. 2005. Tarikh Makkah al-Mukarramah, terjemah oleh Erwandi
Tarmizi dengan judul Sejarah Mekkah Al-Mukarramah. Riyadh:
Darussalam.
19