Anda di halaman 1dari 24

TUGAS FARMAKOLOGI

OBAT-OBAT VITAMIN

Dosen Pengampu:

OKTAVERA, M. Si, Apt

Di susun oleh :

Netri Ninda Monica (204330796)


Nofia Maulida (204330797)
Novita Eka Dwiningrat (204330798)
Nurjihan Ladesta (204330799)
Rahma Sariwulan (204330800)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmatNya sehingga
dapat terselesaikannya Makalah ini berjudul Pemberian Obat-Obat Vitamin, yang disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi Kebidanan, yang dibimbing ibu
Oktavera,M.Si,Apt, ini disusun bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan
teori Pemberian Obat Vitamin.

Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan,
bantuan, serta doanya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktu. Namun demikian,
penulis meminta masukan berupa saran dan kritikan dari seluruh pihak.

Diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Aamiin.

Solok, 14 Oktober 2020

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISIi.....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….….2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Vitamin...................................................................................................3
B. Jenis-jenisVitamin beserta fungsinya......................................................................4
C. Akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin.............................................12
D. Golongan obat vitamin............................................................................................18

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan………………………………………………………………….....23
B. Saran…………………………………………………………………………..23

Daftar Pustaka.................................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Vitamin, Mineral dan Air merupakan bagian dari komponen-komponen yang di butuhkan
oleh tubuh manusia. Namun, pada saat ini banyak sekali masyarakat mengabaikan komponen –
komponen tersebut. Vitamin, mineral dan air adalah komponen yang tidak dapat dibuat oleh
tubuh manusia seutuhnya, bahkan  mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga mineral hanya
dapat diperoleh tubuh melalui makanan yang kita konsumsi. Sehingga kesadaran tentang
pentingnya vitamin, mineral dan air sangat penting di kembangkan dalam kehidupan masyarakat 
Indonesia.

Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai mengikuti gaya hidup orang Barat dapat
mengubah pola pikir mereka pula, seprti gaya makan. Orang Indonesia pada zaman dahulu
sangat berbeda dengan orang Indonesia pada zaman sekarang, wanita Indonesia  yang dahulu
rajin memasak dan pandai memasak sekarang mulai hilang. Gaya hidup barat telah menelan
kebiasaan memasak para wanita Indonesia, mereka lebih suka bekerja dan bekerja bukan di
rumah dan memasak untuk kebutuhan asupan gizi yang baik. Mereka cenderung memilih
makanan cepat saji yang terkesan lebih cepat dan mudah dengan rasa yang enak. Namun,
pernahkah mereka berpikir kandungan gizi apa yang ada di dalannya, apa yang dapat di
timbulkan  makanan – makanan cepat saji yang mengandung bahan pengawet yang kurang baik
bagi tubuh kita.

Cara hidup yang menginginkan semua serba praktis dan tidak merepotkan yang seringkali
membuat masyarakat melupakan kesehatan, asupan gizi yang bagus. Bahkan hampir 89%
masyrakat Indonesia gemar mengkonsumsi makanan instant yang mungkin di mata mereka lebih
simple. Tapi dengan semakin sering dan semakin banyak mereka mengkonsumsi makanan
sejenis itu berarti mereka juga melupakan pentingnya vitamin, mineral dan air yang mungkin
hanya sedikit saja terkandung dalam makanan instant atau cepat saji tersebut. Bahkan, tak jarang
makanan tersebut sama sekali tidak mengandung vitamin , mineral dan air dan tak jarang pula
makanan istant atau cepat saji banyak mengandung msg, pengawet makanan, pemanis buatan
bahkan bagi produen yang curang mereka tidak segan  menggunakan pewarna tekstil, yang dapat
merusak organ-organ dalam tubuh, bahkan untuk balita dapat mengalami kelainan kecerdasan
misalnya hiperaktiv dan masih banyak lagi yang lainnya.

Vitamin adalah sekelompok senyawa organikamina berbobot molekul kecil yang memiliki


fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari
sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal.

Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K ) serta vitamin yang larut
dalam air ( B kompleks dan C ) yang masing-masing memiliki peranan penting. Buah-
buahandan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah
baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat
kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan
maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan
oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya
adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu,
asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme
pada tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Mejelaskan Pengertian Vitamin ?
2. Menjelaskan Jenis-jenisVitamin beserta fungsinya ?
3. Menjelaskan Akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin ?
4. Menjelaskan Golongan obat vitamin ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui Pengertian Vitamin
2. Mampu Memahami Jenis-jenisVitamin beserta fungsinya
3. Mampu Memahami Akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin
4. Mampu Mengetahui dan memahami Golongan obat vitamin
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Vitamin

1. Vitamin

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organikamina
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-
vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu
harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi.(Rhina Abdullah: 2011)

Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup, dan amin yang artinya senyawa
yang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil penelitian,tidak semua vitamin mengandung
gugus N. Jadi, kata vitamin sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang sebenarnya, tetapi
sampai saat ini masih tetap saja dipakai. Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang
esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak
disintesis dalam tubuh,kecuali Vitamin K. Oleh karena itu,makanan yang dikonsumsi harus ada
yang mengandung Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan mengakibatkan penyakit
defiensi atau avitamiosis. (Abdul Hadi : 2013)

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap vitamin memiliki peranan dan
fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak akan dapat melakukan aktifitasnya.
Namun perlu diperhatikan agar tidak mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang
dibutuhkan tubuh. Jika kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian
tubuh, tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut. (Jupri Malino: 2013)

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin,
riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).Walau memiliki
peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam
bentuk provitamin yang tidak aktif.Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang
berasal dari makananyang kita konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan
vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat
diperoleh melalui suplemen makanan.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat
kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan
maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan
oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya
adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu,
asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme
pada tubuh.

B.  Jenis-jenis Vitamin beserta fungsinya

1. Vitamin

a. Vitamin Larut Air

Vitamin yang larut dalam air adalah Vitamin B dan C.

1. Vitamin B1 (aneurin atau tiamin)  =  antineuritik

Vitamin B1 sering disebut antiberi-beri.dalam keadaan normal,setiap hari tubuh


memerlukan 1-2mg Vitamin B1.

Fungsi Vitamin B1 yaitu:

a) Sebagai koenzim dari enzim yang diperlukan dari enzim yang diperlukan dalam
metabolisme karbohidrat.

b) Untuk mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh

c) Untuk mempengaruhi penyerapan zat lemak oleh jonjot usus

d) Memelihara nafsu makan yang sehat dan pencernaan fungsinya.

Bahan makan yang mengandung vitamin B1 adalah hati,jantung,ginjal,otak,susu,kuning


telur,kulit ari beras,gandum,wortel biji buah polong dan ragi.
2. Vitamin B2 (riboflavin atau laktoflavin)

Fungsi Vitamin B2 adalah

a) Untuk memnidahkan rangsangan sinar ke saraf mata

b) Sebagai enzim pada proses oksidasi di dalam sel

c) Memelihara jaringan kulit sekitar mulut

d) Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf

e) Menghasilkan energi dalam sel

Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning
telur, dan susu.

3.   Vitamin B3 Niasin (asam nikotinat atau antipelagra)

Fungsi asam nikotin adalah untuk

a) Pertumbuhan dan perbanyakan sel

b) Perombakan karbohidrat,lemak dan protein

c) Mencegah penyakit pellagra

d) Memelihara pencernaan

e) Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh semua proses hidup dalam sel.

Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani,
seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan
lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang
manis.

4.Vitamin B6 (adermin atau piridoksin)

Vitamin ini banyak terdapat di hati,ikan,daging  dan sayuran. Vitamin ini merupakan
bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan transaminase tertentu.

Fungsi Vitamin ini adalah untuk;

a) Pertumbuhan dan pekerjaan urat saraf

b) Pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel kulit


5.   Vitamin B5 (Pantetonat)

Vitamin ini berfungsi untuk:

a) Bahan pelengkap koenzim A yang penting dlam pembentukan karbohidrat,lemak dan


protein

b) Menjaga tingkat normal gula darah

Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging,
susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau.

6.   Vitamin B11 (asam folat)

Vitamin B11 penting untuk pembentukan sel darah merah, antianemia pernisiosa,
membentuk asam nukleat (DNA dan RNA), serta metabolisme kelompok metil. Vitamin ini
banyak terdapat dalam hati, ginjal, sayuran, ragi, biji gandum, daging sapi, pisang, lemon, dan
polongan.

7.   Vitamin B12 (sianokobalamin)

Vitamin ini juga dikenal sebagai vitamin antianemia pernisiosa.banyak terdapat dalam
hati,daging ,unggas,ikan,telur,susu,keju,udang, dan kerang.Vitamin B12 dapat disimpan di dalam
hati.

Fungsi vitamin B12 yaitu untuk:

a) Metabolisme sel dalam pertumbuhan

b) Metabolisme atau pembentukan sel darah.

8.   Vitamin C (asam askorbinat)

Kebutuhan Vitamin C dipengaruhi oleh keadaan, kebutuhan dan umur seseorang. Bila
konsumsi vitamin C berlebihan, selalu akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal.

Kebutuhan Vitamin C untuk bayi adalah 30mg,anak-anak 60 mg dan orang dewasa 75 mg.Ibu
hamil memerlukan 100 mg dan ibu menyusui 150 mg tiap harinya.

Fungsi vitamin C adalah untuk

a. Mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal

b. Mempengaruhi pembentuka trombosit


c. Menjaga gigi melekat kuat pada gusi

d. Berperan dalam proses pembentukan kolagen.

Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran, buah-buahan,hati dan ginjal.Di dalam jeruk,
selain mengandung vitamin C, juga mengandung sitrin dan rutin. Oleh San Gyorgy zat ini
sering disebut Vitamin P yang penting untuk mencegah pendaran dan memperkuat permeabilitas.
Vitamin C termasuk jenis Vitamin yang mudah larut dan rusak oleh pemanasan. oleh karena
itu,dalam memasak sayur-sayuran perlu memperhatikan sifat vitamin ini.

b. Vitamin Larut Lemak

Vitamin-vitamin di bawah ini adalah vitamin yang tidak dapat larut dalam air, tetapi
dapat larut dalam lemak. Vitamin yang dapat larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E, dan K.
Vitamin ini umumnya dapat disimpan dalam tubuh.

1.   Vitamin A (aseroftol)

Fungsi Vitamin A di dalam tubuh adalah:

a) Untuk pertumbuhan sel-sel epitel

b) Sebagai bahan yang diperlukan dalam proses penerimaan rangsangan cahaya oleh sel-sel
basilus pada retina waktu senja.

Sumber Vitamin A adalah minyak, ikan, hati mentega, serta tumbuhan yang berwarna hijau
dan kuning. Tumbuhan berwarna kuning banyak mengandung karotin yang merupakan
provitamin A. Di dalam hati karotin akan di ubah menjadi Vitamin A.

2.Vitamin D
Vitamin D ditemukan oleh Mc.Collum, Hezs, dan Sherman. Mereka menyebutnya dengan
vitamin antirakitis. Sekarang telah ditemukan ada empat macam Vitamin D, yaitu: Vitamin D 1
(ergostein) ,D2 (kalsiferol), D3,dan D4.Vitamin D3 adalah yang paling aktif.

Fungsi Vitamin D di dalam tubuh adalah untuk:

a. Mengatur kadar zat kapur dan fosfor di dalam darah bersama kelenjar anak gondok
(parathormon)

b. Memperbesar penyerapan zat kapur dan fosfor dalam usus


c. Mempengaruhi kerja kelenjar endokrin

d. Memperngaruhi proses osifikasi

Sumber Vitamin D adalah minyak ikan,mentega,kuning telur,susu, dan ragi.

3. Vitamin E (tokoferol)

Penemu Vitamin E adalah Evans dan Burr. Kita mengenal ada tiga macam Vitamin E,yaitu :
vitamin E1 (alfa tokoferol),  vitamin E2 (beta tokoferol), dan vitamin E3(gama tokoferol).

Fungsi vitamin E di dalam tubuh adalah untuk:

a.    Membantu proses pembelahan sel

b.    Mencegah pendarahan pada ibu yang sedang hamil,serta dapat mencegah keguguran.

Vitamin E banyak terdapat pada susu, lemak, daging, kecambah kacang hijau (touge), hati
ginjal, dan kuning telur.

4. Vitamin K

Vitamin K ini ditemukan oleh Dam dan schondeyder. Vitamin ini sering disebut
antihemoragia atau anti pendarahan. Vitamin K dapat dibentuk oleh tubuh sendiri dengan
bantuan bakteri usus besar, Escherichia coli.

Fungsi Vitamin K adalah membentuk protrombin di dalam hati. Zat ini penting dalam proses
pembekuan darah.

C. Akibat kekurangan dan kelebihan konsumsi vitamin

1. Kekurangan Vitamin

1) Vitamin A
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A yaitu Keratomalasia, kulit pucat,
kering rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh,
kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.
2) Vitamin B1
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 yaitu kulit kering/kusik/busik,
kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3) Vitamin B2
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 yaitu turunnya daya tahan tubuh,
kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya
4) Vitamin B3
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 yaitu terganggunya sistem
pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, badan lemas, mudah muntah dan
mual-mual, dan lain-laiN
5) Vitamin B5
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 yaitu otot mudah menjadi kram,
sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain
6) Vitamin B6
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 yaitu pelagra alias kulit pecah-
pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
7) Vitamin B12
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 yaitu kurang darah atau
anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya
8) Vitamin C
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C yaitu sisitem imun kurang,
sariawan, kurangnya daya pikir, mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada
persendian, dan lain-lain
9) Vitamin D
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D yaitu gigi akan lebih mudah
rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang
biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
10) Vitamin E
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E yaitu bisa mandul baik pria
maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll
11) Vitamin K
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K yaitu darah sulit membeku bila
terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.
2. Kelebihan Vitamin
a) Vitamin A
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin A yaitu Keracunan hatiKulit kering,
Rambut rontok, Efek Teratologikal, Osteoporosis (suspected, long-term)
b) Vitamin B1
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena
reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas
marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi
cepat.Vitamin B2
c) Vitamin B3
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin B3 yaitu Niasin dalam jumlah yang besar
dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala – gejala
seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat
berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, Pusing,
mual, ataksia,neuropati perifer.
Sedangkan untuk vitamin B12 tidak ada gejala keracunan yang berhubungan dengan
vitamin B12
d) Vitamin C
Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan
susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil
yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.
e) Vitamin D
Jangan makan vitamin D secera berlebihan kerana dapat merusak ginjal dan hati.Di
Indonesia sebenarnya seseorang tidak perlu menembah konsumsi vitamin D kerana di
Indonesiacukup banyak sinar matahari.Kulit dapat memprroduksi vitamin D bila terkena
Sinar ultra violet dari matahari
f) Vitamin E
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin E yaitu bila dikonsumsi dalam dosis tinggi,
vitamin ini diduga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, demikian dilaporkan
sebuah riset yang dipublikasikan awal Februari ini.Penelitian di Amerika Serikat yang
melibatkan 77 ribu partisipan mengindikasikan bahwa mengonsumsi 400 miligram per
hari dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker hingga 28 persen,
khususnya di antara para perokok.

D. Golongan obat vitamin


1. Golongan obat vitamin
 Thiamin
Gejala kekurangan
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang. Penyakit
ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles' (polish rice)
tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan
thiamin. Beri-beri dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan
yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah
berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.
Keracunan
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini
karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat
lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi
cepat.
Perhatian: dapat terjadi syok anafilaktik pada pemberian tiamin injeksi. Tidak aman bagi
ibu menyusui.
Dosis
o Defisiensi kronik ringan: 10-25 mg per hari per oral

o Defisiensi kronik berat: 200-300 mg per hari per oral

o Koma/delirium akibat alkohol atau obat opioid dan barbiturat: infus intravena selama 30
menit.

Sediaan :

tablet tiamin hidroklorida 50 mg dan 100 mg, tablet vitamin B kompleks, injeksi
intramuscular potensi tinggi (Pabrinex im: isi vitamin C 500 mg, nicotinamide 160 mg,
pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin HCl 250mg/7 ml), injeksi intravena potensi
tinggi (Pabrinex iv: isi vitamin C 500 mg, glukosa anhidrosa 1 g, nicotinamide 160 mg,
pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin HCl 250mg/10 ml).

 Vitamin B2 (Riboflavin)

Gejala kekurangan

Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan riboflavin. Kekurangan riboflavin
dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut
mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini
dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis).

Dosis:

o Terapi defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak hingga 30 mg sehari.

o Pencegahan defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak 1-2 mg per hari.

Sediaan: tablet 5 mg, tablet vitamin B kompleks

 Vitamin B3 (Niacin)

Gejala kekurangan

Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis,


diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala
kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan
kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral,
khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung.

Keracunan

Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak
darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan
dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah.
 Vitamin B5 (asam pantotenat)

Gejala kekurangan

Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi
vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain
yang akan diderita adalah keram otot serta insomnia.

Keracunan

Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung.

 Vitamin B6(Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)

Gejala kekurangan

Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah,
sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan
fungsi motorik dan sawan.

Keracunan

Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf, yang
kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki;
selanjutnya, perasaan hilang pada tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa.
Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika
konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya.

Indikasi: defisiensi vitamin B6, neuropati pada penggunaan isoniazid dalam terapi TB,
anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya, sindrom premenstrual.

Dosis:

o Defisiensi vitamin B6: 20-50 mg s.d 3x sehari

o Neuropati akibat isoniazid: 10 mg sehari untuk pencegahan, 50 mg 3x sehari untuk terapi

o Anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya: 100-400 mg sehari, dosis terbagi

o Sindrom premenstrual: 50-100 mg per hari

Sediaan: tablet 10 mg, injeksi intramuskular dan intravena (lihat Tiamin), tablet vitamin B
kompleks
Efek Samping: neuropati sensorik (pada penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi)

 Vitamin B8 (biotin)

Gejala kekurangan

Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien rumah sakit yang
menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan,
mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien
untuk mencegah defisiensi.

 Vitamin B9 (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)

Gejala kekurangan

Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas, seperti
sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini
disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12.
Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan
sring terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi
sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.

Keracunan

Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis
tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.

 Vitamin B12 (Kobalamin)

Gejala kekurangan

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang


sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat
berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-
sel darah merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA
yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan
pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat
menyebabkan hipersensitif pada kulit.
Indikasi: anemia megaloblastik, pasca pembedahan lambung total dan pemotongan usus,
defisiensi vitamin B12.

Farmakokinetik

Absorpsi
Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK . Kadar dalam
plasma mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan IM. Hidroksokobalamin dan
koenzim B12 lebih lambat diabsorpsi, agaknya karena ikatanya yang lebih kuat dengan protein .
absorpsi per oral berlangsung lambat di ileum; kadar puncak di capai 8-12 jam setelah
pemnerian 3 mg. Absorpsi ini berlangsung dengan 2 mekanisme yaitu dengan perantaraan faktor
instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara langsung

Distribusi
Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan protein
plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin ( transkobalamin II),Sisanya terikat pada alfa-
glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12
Yyang terikat pada transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang
merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal vitamin B12
dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam hepar.

Metabolisme & ekskresi


Baik sianokobalamin maupun hidrosokobalamin dalam jaringan dan darah terikat oleh
protein . seperti halnya koenzim B12, ikatan dengan hidroksokobalamin lebih kuat sehingga
sukar diekskresi melalui urin. Di dalam hati ke dua kobalamin tersebut akan di ubah menjadi
koenzim B12. Pengurangan jumlah kobalamin dalam tubuh di sebabkan oleh ekskresi melalui
saluran empedu; sebanyak 3-7mg sehari harus di reabsorbsi dengan perantaraan FIC. Ekskresi
bersama urin hanya terjadi pada bentuk yang tidak terikat pritein.80-90% vitamin B12 akan
diretensi dalam tubuh bila di berikan dalam dosis sampai 50mg; dengan dosis yang lebih bersar,
jumlah yang diekskresi akan lebih banyak . jadi bila kapasitas ikatan protein dari hati, jaringan
dan darah lebih jenuh,vitamin B12 bebas akan di keluarkan bersama urin sehingga tidak ada
gunanya memberikan vitamin B12 dalam jumlah yang terlalu besar.
Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk kedalam sirkulasi bayi.Dosis
sianokobalamin untuk pasien anemia permisiosa tergantung dari berat anemianya, ada tidaknya
komplikasi dan respons terhadap pengobatan. Secara garis besar cara penggunaannya dibagi atas
terapi awal yang intensif dan terapi penunjang.

Dosis:

o Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan: dewasa 50-150 mikrogram
atau lebih, anak 50-105 mikrogram sehari, 1-3x/hari

o Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan interval 2-3 hari. Dosis rumatan
1 mg per bulan.

Sediaan: tablet 50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml, injeksi 1 mg/ml.

 Vitamin C (asam askorbat)

Gejala kekurangan

Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan disekitar gigi dan merusak
pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages . Kekurangan
banyak vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat
menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala
selanjutnya adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam
menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam
bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan
dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian
secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga
menyebabkan penyakit kudisan.

Keracunan

Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan
susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil
yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.

2.Golongan Obat Mineral


 Tablet Besi ( Fe )
Zat besi merupakan mineral yang di perlukan oleh semua sistem biologi di dalam tubuh.
Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi
panas dan sebagai komponen enzim-enzim tertentu yang di perlukan untuk produksi
adenosin trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel. Besi di butuhkan untuk produksi
hemoglobin ( hb ), sehingga defisiensi fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah
merah yang lebih kecil dengan kandungan hb yang rendah dan menimbulkan anemia
hipokroanik mikrositik.

a. Cara kerja

Distribusi dalam tubuh


Tubuh manusia sehat mengandung ± 3,5 g fe yang hampir seluruhnya dalam bentuk ikatan
kompleks dengan protein. Kira-kira 70% dari fe yang terdapat dalam tubuh merupakan fe
fungsional atau esensial, dan 30% merupakan fe yang nonesensial.

b. Farmakokinetik

Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum
proksimal; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi
dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion
fero yang sudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion
feri akan masuk kedalam plasma dengan perantara transferin, atau si ubah menjadi feritin dan
di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan
kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak fe di ubah menjadi feritin. Bila cadangan
rendah atau kebutuhan meningkat, maka fe yang baru di serap akan segera di angkut dari sel
mukosa ke sum-sum tulang untuk eritropoesis.
Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta
1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum
tulang dan depot fe
Metabolisme
Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu protein yang di sebut
apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel mukosa usus halus dan
dalam sel-sel retikuloendotelial ( di hati, limpa dan sumsum tulang ). Cadangan ini tersedia
untuk di gunakan oleh sumsum tulang dalam proses eritropoesis; 10% di antaranya terdapat
dalam labile pool yang cepat dapat dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di
gunakan bila labile pool telah kosong. Besi yang terdapat dalam parenkim jaringan tidak
dapat di gunakan untuk eritropoesis.
Bila fe diberikan IV,cepat sekali di ikat oleh apoferitin ( protein yang membentuk feritin
an) di simpan terutama di dalam hati. Sedangkan setelah pemberian per oral terutama akan di
simpan di limpa dan sumsum tulang. Fe yang berasal dari pemecahan eritrosit akan masuk
ke dalam hati dan limpa. Penimbunan fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat
transfusi darah yang berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat fe dalam jumlah
berlebihan yang di ikuti absorpsi yang berlebihan pula.
  Eksresi
Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-1 mg sehari.
Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas,
selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang di potong. Pada
proteinuria jumlah yang di keluarkan dengan urin dapat meningkat bersama dengan sel yang
mengelupas. Pada wanita usia subur dengan siklus haid 26 hari. Jumlah fe yang
diekskresikan sehubungan dengan haid di perkirakan sebanyak 0,5-1 mg sehari.

c. Indikasi

Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia defisiansi fe


penggunakan diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan penyakit penimbunan besi dan
keracunan besi. Anemia defisiensi fe paling sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain
itu, dapat pula terjadi misalnya pada wanita hamil ( terutama multipara ) dan pada masa
pertumbuhan, karena kebutuhan yang meningkat. Banyak anemia yang mirip anemia
defisiensi fe. Sebagai pegangan untuk diagnostik dalam hal ini ialah, bahwa pada anemia
defisiensi fe dapat terlihat granula berwarna kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial
sumsum tulang
d. Efek samping

Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan oral, dan ini
sangat tergantung dari jumlah fe yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian.
Gejala yang timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung (± 7-20% ), konstipasi (± 10% ), diare
(± 5% ) dan kolik. Gangguan ini biasanya ringan dan dapat di kurangi dengan mengurangi dosis
atau dengan cara ini diabsorpsi dapat berkurang. Perlu diterangkan kemungkinan timbulnya
feses yang berwarna hitam kepada pasien.
Pemberian fe secara IM dapat menyebabkan reaksi lokal pada tempat suntikan yaitu
berupa rasa sakit, warna coklat pada tempat suntikan, peradangan lokal dengan pembesaran
kelenjar inguinal. Peradangan lokal lebih sering terjadi pada pemakaian IM dibanding IV , selain
itu dapat pula terjadi reaksi sistemik yaitu pada 0,5-0,8% kasus. Reaksi yang dapt terjadi dalam
10 menit setelah suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, hemolisis, takikardia,
flushing, berkeringat, mual, muntah, bronkospasme, hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi,
sedangkan reaksi yang lebih sering timbul dalam ½-24 jam setelah suntikan misalnya sinkop,
demam, menggigil, rash, urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada seluruh badan dan ensefalopatia.
Reaksi sistemik ini lebih sering terjadi pada pemberian IV, demikian pula syok atau henti
jantung.

e. Dosis

Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka preparat besi untuk
pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero seperti fero sulfat, fero glikonat, dan
fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan
absorpsi di antar garam-garam fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutannya
dalam asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat, ternyata fe sukar
diabsorpsi: demikian pula sebagai garam feri ( Fe3+ ).

yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :


 Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur

 Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat menganggu proses
penyerapan.
 Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya dengan air jeruk

 Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran vitamin sangat penting dalam proses
metabolisme tubuh manusia. Penggunaan vitamin yang utama adalah untuk pengobatan terhadap
defisiensi (kekurangan), dan penyakit-penyakit menurun. Selain itu vitamin juga digunakan
untuk mengobati berbagai macam penyakit, misalnya kanker (vit. A, C, dan E), jantung dan
saluran napas (vit. E dan C), skizofrenia (vit. B3). Defisiensi vitamin dapat berdampak negative
dalam tubuh. Penggunaan vitamin dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan
pada system kerja tubuh sehingga diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dalam
mengkonsumsi vitamin. Pemenuhan kebutuhan akan vitamin dapat dipenuhi dari konsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin.

B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat lebih memahami dan
mengetahui tentang konsep dan prinsip pemberian obat vitamin
DAFTAR PUSTAKA

1) Drs. Sunaryo, M.Kes. 2004. Vitamin dan mineral untuk kesehatan. Jakarta: Penerbit EGC
2) http://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA3&lpg=PA3&dq=Nutrisi-
Parenteral-untuk-kesehatan.
3) Sadikin Muhamad.2002.Biokimia Darah.widia medika.Jakarta
4) Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi, Jilid1, EGC, Jakarta
5) Setiabudy, Rianto. 2007.Farmakologi dan Terapi, edisi 5.Gaya Baru.Jakarta
6) http://www.scribd.com/doc/37220094/Obat-Anti-Anemia-Defisiensi

Anda mungkin juga menyukai