Patogenesis Dan Gejala Klinis Rajungan
Patogenesis Dan Gejala Klinis Rajungan
A. Klasifikasi
Dilihat dari sistematikanya, rajungan termasuk ke dalam :
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Eumetazoa
Grade : Bilateria
Divisi : Eucoelomata
Section : Protostomia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Sub Ordo : Reptantia
Seksi : Brachyura
Sub Seksi : Branchyrhyncha
Famili : Portunidae
Sub Famili : Portunninae
Genus : Portunus
Spesies : Portunus pelagicus
Parasit ini termasuk jenis ektoparasit yang sering ditemukan pada bagian
luar inang seperti insang maupun kulit luar (karapaks), namun jarang terjadi
kerusakan pada kulit luar dari inang yang terserang. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sneiszko and Axelrod (1971), bahwa parasit ini dijumpai di bagian
insang dan kulit luar inang yang terserang. Tanda-tandanya penyakit yang
ditimbulkan sama dengan penyerangan Cryptocaryon irritans, namun jarang
terjadi kerusakan kulit luar inang yang terserang. Pada tingkat akut organisme
yang terserang Brooklynella sp. dapat menyebakan kematian massal dan
epizootic pada inang karena menyerang dan merusak bagian epitel sel pada
insang. Kerusakan epitel pada insang ini akan mengakibatkan laju respirasi
meningkat dan sulit bernafas (Anshary, 2008).
3. Parasit Ascarophis sp. merupakan ektoparasit yang termasuk dalam kelas
Cacing Nematoda, dimana jenis parasit ini dapat menginfeksi berbagai jenis
spesies air laut termasuk rajungan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan
parasit ini ditemukan pada organ karapaks rajungan. Rajungan yang terinfeksi
Ascarophis sp. dalam jumlah kecil mungkin tidak menunjukan gejala, namun
dapat mengganggu pergerakan dari inangnya sehingga pertumbuhannya akan
menjadi lambat. Infeksi dari parasit ini belum membahayakan inangnya
karena hanya didapatkan pada bagian karapaks serta jumlahnya juga masih
sedikit, apabila parasit ini sudah menginfeksi organ insang walaupun dalam
jumlah kecil maka akan membuat rajungan menjadi stres hingga dapat
menyebabkan kematian (George and Gerard, 2011).
4. Parasit Chelonibia patula merupakan salah satu jenis parasit metazoa
(lebih dari satu sel) yang tergolong dalam kelompok crustaceans yang banyak
menyerang rajungan pada bagian karapaks, kaki jalan, maupun kaki renang.
parasit Chelonibia patula yang ditemukan masih berukuran kecil dan
merupakan parasit yang dominan menginfeksi rajungan. Parasit ini ditemukan
menempel pada rajungan, karena lebih banyak mendapatkan cahaya untuk
proses perkembangannya. Selain itu, pada karapaks juga memiliki permukaan
biologis aktif yang terbuat dari kitin, kalsium serta lapisan mikroba yang lebih
menarik jika dibandingkan dengan substrat lain yang tidak hidup. Parasit ini
tidak ditemukan pada permukaan ventral karena diduga akibat pengendapan
kepiting ketika berjalan disepanjang dasar laut. Infeksi Chelonibia patula pada
kepiting dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan sebab akan
mempengaruhi proses molting dan mengurangi nilai komersial dari rajungan
karena penurunan berat badan serta secara estetika dapat mempengaruhi nilai
jual rajungan tersebut (Tania et al, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Anshary, H. 2008. Modul Pembelajaran Berbasis Student Center Learning (SCL) Mata
Kuliah Parasitologi Ikan. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Cholik, F., A.G. Jagatraya., R.P. Poernomo. dan A, Jauzi. 2005. Akuakultur: Tumpuan
Harapan Masa Depan Bangsa. Penerbit Masyarakat Perikanan Nusantara
dengan Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini ”Indonesia Indah”. Jakarta.
415 h
Costa, T.M., Christofoletti, R.A. and Pinheiro, M.A.A. 2010. Epibionts on Arenaeus
cribrarius (Brachyura: Portunidae) from Brazil. Zoologia 27 (3): 387-394.
George O. P. Jr. And Gerard M. T., 2011. Occurrence of Ascarophis (Nematoda:
Spiruridea) in Callianassa californiensis Dana and Other Decapod Crustaceans.
Division of Entomology and Parasitology, University of California, Berkeley,
California, 94720; and The Bodega Marine Laboratory, University of
California, Bodega Bay, California.
Ikan Mania. 2007. Pengamatan Aspek Biologi Rajungan dalam Menunjang Teknik
Perbenihannya.
Jeffries,W.B., Voris, H.K., Naiyanetr, P.H and Panha. S., 2005. Pedunculate Barnacles of
the Symbiotic Genus Octolasmis (Cirripedia: Thoracica: Poecilasmatidae) from
the Northern Gulf of Thailand. The Natural History Journal of Chulalongkorn
University, Chulalongkorn University : Thailand. (2005, May). 5(1): 9-13.
_______ and Voris, H.K. 1983. The Distribution, Size Reproduction of the pedundculate
barnacle Octolasmis mulleri. Fieldiana –Zoologi.
Moler, H and K. Andres, 1986. Diseases and Parasites of Marine Fishes, Kiel : Moller.
365 Hal.
Ratmin, R. 2002. Inventarisasi Ektoparasit dan Endoparasit Pada Tubuh Ikan Lema
(Rastrelliger canagurta, curiver) di Perairan Seri Kotamadya Ambon. Skripsi.
Fakultas Perikanan Universitas Pattimura. Ambon. 100 hal.
Ross, A., Jackson, C.G.Jr., (1983). Barnacle fouling of the ornate diamondback terrapin
Malaclemys terrapin macrospilota. Crustaceana 22: 203-205.
Tania, M.C. Ronaldo, A.C. & Marcelo, A.A.P., 2010. Epibionts on Arenaeus cribrarius
(Brachyura: Portunidae) from Brazil. Zool., 27: 387–394.