Abstrak
Dalam perkembangan peradaban, Islam telah memberikan dorongan kepada umatnya untuk mencari, dan
berinovasi dalam keilmuan selama hal yang terkandung di dalamnya tidak menyimpang dari syariat agama
Islam. Salah satunya kegiatan melakukan perjalanan atau pariwisata. Dalam bahasa arab, kata yang
digunakan untuk melakukan perjalanan disebut rihlah. Istilah rihlah bermakna berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Sasaran dalam rihlah salah satunya ialah tafakur terhadap
penciptaan langit dan bumi. Pengembangan kepariwisataan yang tertuang dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, salah satu prinsipnya adalah menjunjung tinggi
norma agama dan nilai budaya sebagai penjelmaan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan
antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan
antara manusia dan lingkungan. Salah satu program dalam nawacita adalah pengembangan 10 destinasi
wisata nasional, diantaranya berada di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Pulau Lombok yang akan
dibangun dalam konsep pariwisata halȃl. Untuk menggambarkan rencana perkembangan pariwisata halâl
metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, untuk merumuskan kriteia pariwisata
halâl adalah analisis qiyâs, untuk menentukan arahan peningkatan sektor pariwisata pasca gempa adalah
analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukan kriteria yang diperlukan dalam pariwisata halȃl
diantaranya terdapat fasilitas ibadah yang layak, terdapat makanan halȃl atau jaminan makanan tidak
mengandung darah, babi, dan olahan bahan haram lainnya, serta fasilitas dan kegiatan yang dilakukan
terhindar dari kemusrikan, maksiat, pornoaksi, dan tindakan tercela lainnya. Pulau Lombok pada tanggal
29 Juli 2018 tepatnya bagian Lombok Utara, Lombok Barat, hingga Kota Mataram telah terjadi bencana
alam gempa bumi berkekuatan 7 Skala Ritchers, dan mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerugian
karena hancurnya rumah penduduk dan sarana prasarana pariwisata. Adapun peranan KEK Mandalika
untuk meningkatkan kembali psektor pariwisata di Lombok, yaitu menguatkan hubungan manusia dengan
Allȃh, memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Lombok, membantu pelesatarian budaya
masyarakat lokal.
Kata Kunci : Kriteria Pariwisata Halȃl, Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Peranan KEK Mandalika.
1
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
2
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
4. Studi pustaka/ litelatur. Melakukan tela’ah dan budaya bangsa, serta terpeliharanya
secara rinci dari buku, jurnal, media yang terkait lingkungan hidup. Falsafah pembangunan
dengan penelitian. kepariwisataan Indonesia mengutamakan
keseimbangan, yaitu:
C. Metode Analisis • Hubungan manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa, artinya agama harus selalu
1. Metode Analisis Kualitatif
ditempatkan sebagai acuan nilai fundamental
Digunakan untuk mengekplorasi dan memahami
tertinggi.
suatu gejala dalam objek penelitian. Dalam
penelitian ini, model analisis kualitatif yang • Hubungan anatar sesame manusia dan
digunakan, yaitu: hubungan manusia dengan lingkungan.
a. Metode Analisis Deskriptif Kualitatif Perkembangan pariwista halȃl diawali dengan
Digunakan untuk menggambarkan secara jelas adanya kegiatan wisata ziarah dan religi. Seiring
perkembangan pariwisata halȃl di KEK Mandalika perkemabangan, kegiatan wisata tersebut
dan menggambarkan peranan pariwisata halȃl KEK berkembang ke dalam kegiatan baru yang lebih
Mandalika untuk meningkatkan kembali pariwisata umum, yaitu kearifan lokal yang bermanfaat
Lombok pasca gempa. bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dengan
b. Metode Penafsiran Kualitatif demikian wisatawan muslim menjadi target
Digunakan untuk manafsirkan pemahaman baru dalam pengembangan.
terhadap terori atau data terkait penelitian yang Indonesia merupakan negara yang tergabung
didapati melalui buku, jurnal, Al-Qur’ȃn dan Al- dalam Organisation of Islamic Cooperation
Hadits. Dan membantu dalam penafsiran analisis (OIC) yang meupakan organisasi bagi negara
qiyȃs. muslim yang tingkatannya dinilai melalui
fasilitas pelayanan yang diberikan kepada
2. Metode Qiyȃs ()قياس wisatawan.
Digunkaan sebagai alat untuk menetapkan hukum Peringkat
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar Indonesia sejak
nashnya dengan membandingkan kepada suatu tahun 2015
kejadian yang telah ditetapkan hukumnya dalam hingga tahun
nash. Terdapat 4 unsur dalam penerapan metode 2018 selalu
qiyȃs, yaitu: mengalami
a. Terdapat pokok, persoalan yang telah dijelaskan peningkatan.
ketentuan hukumnya. Tahun 2015
b. Terdapat cabang, persoalan yang tidak ada Indonesia
penjelasan hukumnya dan akan disamakan masih berada
hukumnya dengan pokok. pada peringkat
c. Terdapat ketetapan hukum asal, hukum yang 6 sedangkan Gambar 1- Tingkat Pelayanan
sudah pasti melekat pada pokok. pada tahun 2018
d. Terdapat ‘illat, suatu sifat atau keadaan yang telah naik hingga posisi 2 setara dengan Emirat
menjadi dasar penetapan hukum. Arab. Hal tersebut dikarenakan terdapat
peningkatan infrastruktur pada destinasi
DATA DAN ANALISA pariwisata serta akomodasi untuk wisatawan
musli semakin membaik.
1. Perkembangan Pariwisata Halȃl, kepariwisataan Pulau Lombok ditetapkan sebagi destinasi
di Indonesia sudah dimulai sejak abad ke-19. pariwisata halȃl karena pada tahun 2015 dan
Destinasi pariwisata di Indoensia sangat 2016 berhasil meraih penghargaan World’s Best
beragam mulai dari lautan hingga pegunungan. Halȃl Tourism Destination dalam penghargaan
Pembangunan kepariwisataan di Indonesia Global Muslim Travel Index, dan tahun 2019
harus tetap menjaga terpeliharanya kepribadian
3
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
4
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
5
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
6
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
7
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Dan termasuk ke dalam sifat hukum/ Syariat a. Melakukan perjalanan dengan niat untuk
Akhlâqî, pengelola jasa harus bersikap tegas meraih Ridha Allȃh, dengan menjalankan
terhadap wisatawan yang berkunjung untuk perintahNya dan menjauhi laranganNya;
menghindari perbuatan zina LGBT/ Liwat. b. Menguatkan hubungan manusia dengan
e. Destinasi pariwisata, tetap memelihara Allȃh Subhanahu wa Ta’ala, manusia dengan
kebersihan, kelestarian alam, dan manusia, dan manusia dengan makhluk
lingkungan, adanya pemenuhan kebutuhan ciptaan Allȃh karena pariwisata halȃl
wisatawan diantaranya kebutuhan need to memiliki tujuan perjalanan dilakukan untuk
have, good to have, dan nice to have, serta menyadari dan meyakini segala kuasa dan
menjunjung tinggi norma agama dan ciptaan Allȃh;
menghormati nilai sosial budaya kearifan c. Memberikan lapangan pekerjaan baru bagi
lokal. Dan termasuk ke dalam sifat hukum/ masyarakat sekitar KEK Mandalika dan
Syariat Fiqhî dan Akhlâqî, segala sesuatu masyarakat yang kehilangan mata pencarian
aktifitas baik dalam keadaan berdiri, duduk, pasca gempa Lombok;
dan berbaring dengan mengingat keagungan d. Meningkatan kunjungan wisatawan dari
Allâh dan ciptaan Allâh menguatkan dan negara-negara muslim ke Indonesia dengan
meningkatkan keimanan seorang. Serta sifat konsep pariwisata halȃl;
hukum/ Syariat, I’tiqâdî dan Fiqhî, menjaga e. Meningkatkan kepercayaan diri masyarakat
dan menjauhkan diri dari segala bentuk lokal Lombok;
atraksi atau kegiatan yang mempersekutukan f. Mengembangkan tingkat pendidikan
Allâh. masyarakat, meningkatkan rasa kejujuran
f. Relaksasi, kegiatan ini bukan merupakan dan toleransi agama dan budaya masyarakat
kegiatan utama yang harus ada pada setiap lokal dengan wisatawan yang berkunjung;
kegiatan pariwisata, namun apabila ada g. Membantu pemulihan kembali daya tarik
maka kriterianya adalah menggunakan wisata dan destinasi pariwisata serta
bahan halâl dan tidak najis, menjaga dan pembangunan sarana prasarana lainnya yang
menghormati privasi dan aurat dari meningkatkan pendapatan daerah;
wisatawan baik muslim maupun non- h. Membantu dalam pelestarian budaya
muslim. Dan termasuk ke dalam sifat masyarakat lokal berupa kerajinan
hukum/ Syariat Fiqhî dan Akhlâqî, saling tradisional, seni bela diri peresean, kesenian
menjaga dan menghargai privasi antara gendang beleq, pameran pakaian tradisional,
karyawan dan wisatawan maupun sesama dan menunjukan arsitektur bangunan lokal
wisatawan. dalam skala lebih besar hingga internasional;
3. Gempa 7 SR dengan 2.000 kali gempa susulan i. Mendorong keingin masyarakat dan
yang terjadi di Lombok khususnya di bagian wisatawan untuk melindungi dan
utara Lombok, mengakibatkan 60% dari 100% memelihara lingkungan;
destinasi wisata di Lombok hancur dan j. Memberikan kemudahan kepada wisatawan
mematikan pendapatan masyarakat dari sektor muslim maupun non-muslim dalam
pariwisata. Sedangkan KEK Mandalika yang melakukan perjalanan;
berada pada bagian selatan Lombok aman dan k. Penerapan Sapta Pesona (keamanan,
tidak berdampak gempa, oleh karena itu untuk ketertiban, dan kebersihan) di KEK
mempertahankannya, pemerintah Mandalika.
mengutamakan promosi destinasi pariwisata
Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika yang SARAN
mengusung konsep halȃl, adapun peranan yang
diberikan untuk kembali meningkatkan 1. Bagi pengelola jasa pariwisata ketentuan
pariwisata di Lombok diantaranya sebagai pariwisata halâl agar tetap sejalan dengan
berikut: syariat Islam, adalah:
8
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
a. Bar dan restoran, baik pemerintah dan 2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti
pengelola harus bertindak tegas kepada menganai Pariwisata Halâl baik di KEK
karyawan, masyarakat, maupun wisatawan Mandalika maupun lokasi pariwisata lainnya,
untuk tidak membawa dan mengkonsumsi yaitu:
minuman yang memabukan ketikan a. Peneliti selanjutnya dapat melaku
memasuki KEK Mandalika, dan pembahasan lebih detail masing-masing
memberikan jaminan kepada wisatawan kriteria pariwisata halâl, bahkan menjadikan
terutama wisatawan muslim bahwa makanan satu kriteria untuk dijadikan satu
yang disediakan adalah halâl atau tidak pembahasan tersendiri.
mengandung bahan dari darah, bangkai b. Peneliti selanjutnya dapat menyusun kriteria
(kecuali ikan dan belalang), babi, dan olahan pariwisata halâl untuk atraksi yang berbeda,
babi (minyak). tidak hanya destinasi secara umum, tetapi
b. Perbankan, pengelola sarana pariwisata halâl dapat juga penerapan pariwisata halâl pada
di KEK Mandalika harus tegas dan amanah wisata alam, wisata edukasi, wisata budaya,
dalam menjalankan tugas. Semaksimal bahkan wisata belanja.
mungkin menghindar dari transaksi yang c. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu
berujung riba dan menyediakan bank Syariah mengkaji lebih banyak referensi sehingga
di Kawasan pariwisata. kriteria pariwisata halâl semakin
c. Biro perjalanan, pengelola harus membuat berkembang.
dan menyelenggarakan panduan perjalanan d. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan
wisata yang mencegah dan menjauhi diri dari hasil penelitian ini sebagai pembanding
tindakan syirik, maksiat, zina/liwat, dengan regulasi yang berlaku.
pornografi, berjudi, mabuk-mabukan, 3. Bagi Intitusi Pendidikan, khususya dalam
narkotika, dan sebagainya. bidang Perencanaan Wilayah dan Kota untuk
d. Perhotelan, pemerintah dan pengelola harus lebih sering lagi mengadakan kegiatan
bekerjasama dan tegas dalam menerapkan seminar maupun penyuluhan mengenai
aturan syariat Islam yang diberlakukan di pariwisata ataupun pariwisata halâl karena
KEK Mandalika. Perhotelan adalah sarana elemen dalam pariwisata termasuk bagian dari
utama dalam perjalanan wisata, pemerintah tata ruang wilayah, baik sumberdaya manusia,
dan pengelola harus tegas untuk menyeleksi sumberdaya alam, maupun sumberdaya
wisatawan yang datang berpasangan, harus buatannya. Diharapakn penelitian ini
berani untuk menanyakan hubungan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
identitas satu sama lain. Perencanaan Wilayah dan Kota.
e. Destinasi pariwisata, pemerintah dan pihak-
pihak yang terkait pengembangan pariwisata DAFTAR PUSTAKA
halâl KEK Mandalika harus mampu
mempertahankan kebersihan, kelestarian 1. Ali, Muhammad, Ibrohim, Abu. Agar
alam dan lingkungan untuk terwujudnya rasa Tamasya Tidak Membawa Murka. Lajnah
aman dan nyaman bagi wisatawan yang Dakwah Ma’had Al Furqon Al Islami, Jawa
berkunjung. Dan memberikan atraksi yang Timur, 2011.
jauh dari kemusrikan, kemaksiatan, dan 2. Ash-Sha’idi, Abdul Hakam. Berpergian
pornoaksi. (Rihlah) Secara Islam. Gema Insani Press,
f. Relaksasi, pengelola dan wisatawan harus Jakarta, 1998.
saling diberikan pengertian adanya batasan 3. Bartholomew, John Ryan. Alif Lam Mim:
aurat antar laki-laki dan laki-laki, laki-laki Kearifan Masyarakat Lombok. Tiara Wacana
dan perempuan, serta perempuan dan Yogya, Yogyakarta, 2001.
perempuan. Sehingga privasi wisatawanpun
terjaga, dan tetap merasa nyaman dan aman.
9
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
4. Bawazir, Tohir. Panduan Praktis Wisata 20. Azhari, Fathurrahman. Qiyas Sebuah Metode
Syariah Wisata Nyaman, Ibadah Lancar. Penggalian Hukum Islam. Jurnal. Fakultas
Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur, 2013. Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari.
5. Hadinoto, Prof.Ir.Kusudianto. Perencanaan Surabaya.
Pengembangan Destinasi Pariwisata. 21. Jaelani, Aan. Industri Wisata Halâl di
Universitas Indonesia UI-Press, Jakarta, 1996. Indonesia: Potensi dan Prospek. Munich
6. Haroen, H. Nasrun. Ushul Fiqih. Logos Personal RePEc Archive. IAIN Syekh Nurjati.
Wacana Ilmu, Pamulang Timur, 1997. Cirebon, 2017.
7. Khallaf, Abd Wahhab. Ilmu Ushul al-Fikih. 22. Widagyo, Kurniawan Gilang. Analisis Pasar
Dȃr al-Kutub al-Islȃmiyah, Jakarta, 2010. Pariwisata Halâl Indonesia. Jurnal
8. Munadi. Pengantar Ilmu Usul Fiqih. Unimal Tauhidinomics. Universitas Sahid Jakarta.
Press, Lhokseumawe, 2017. Jakarta, 2015.
9. Nata, Dr.H.Abuddin. Metodologi Studi Islam. 23. Purba, Hasim. Kawasan Ekonomi Khusus
Raja Grafindo Persada, Jakarta, cetakan (KEK) Fenomena Global: Suatu Kajian Aspek
sembilan 2004. Hukum. Jurnal Fakultas Hukum Universitas
10. Rakhmat, Jalaluddin. Dahulukan Akhlak di Sumatera Utara, 2010.
atas Fiqih. Mizan, Muthahhari Press, 24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Bandung, 2007. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
11. Rusli, Dr.Nasrun. Konsep Ijtihad Al- 25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Syaukani: Relevansi bagi Pembaruan Hukum Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Kawasan
Islam di Indonesia. Logos Wacana Ilmu, Ekonomi Khusus Mandalika.
Pamulang Timur, 1999. 26. Desan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN-
12. Sofyan, Riyanto. Bisnis Syariah Mengapa MUI No: 108/DSN-MUI/X/2016 tahun 2016
Tidak. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Tentang Pedoman Penyelenggaraan
2011. Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.
13. Supriadi, Bambang. Roedjinandari, Nanny. 27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Barat Nomoe 2 Tahun 2016 Tentang
Pariwisata. Universitas Negeri Malang, Pariwisata Halâl.
Malang : 2017.
14. Widiani, Baiq Titiek. Dampak Pengembangan
Pariwisata terhadap Kehidupan Sosial di
Daerah Nusa Tenggara Barat. Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1997.
15. Yoeti, Drs.H.Oka.A. Pengantar Ilmu
Pariwisata. Angkasa, Bandung, 1996.
16. Mastercard-Crescentrating, Global Muslim
Travel Index 2017. Singapura, 2018.
17. Kajian Pengembangan Wisata Syariah,
Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan
Kebijakan Kepariwisataan. 2015.
18. Arifin, Johar. Wawasan Al-Qur’an dan
Sunnah Tentang Pariwisata. Jurnal. Fakultas
Ushuluddin UIN Suska Riau. Riau, 2015.
19. Aryadi, Mahrus. Metode Menafsir Data
Kualitatif. Makalah. Magister Sains
Administrasi Pembangunan Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru, 2010.
10