Kelas : 1B – D3 Keperawatan
NIM : 17120020054
1. Demam Remiten
merupakan demam yang suhunya tidak bisa lagi kembali ke suhu normal aslinya. Suhu tetap di atas
normal sepanjang hari dan berfluktasi lebih dari 1 derajat celcius dalam 24 jam. Suhu tetap di atas normal
sepanjang hari dan berfluktuasi lebih dari 1 derajat Celcius dalam 24 jam. memungkinkan tubuh
terjangkit berbagai penyakit, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, dan demam tifoid.
Demam jenis ini bisa ditemukan pada penyakit seperti endokarditis dan brucellosis.
2. Demam Intermiten
adalah, suhu naik secara tiba-tiba, kemudian kembali lagi ke suhu normal. Demam jenis ini bisa ditemui
pada penderita malaria, penyakit kala-azar, pyaemia, atau sepsis. Penyebabnya bakteri
3. Demam Contonuous
Biasanya demam jenis terjadi selama 1x24 jam. Suhu penderita tetap berada di atas batas normal selama
sehari atau bahkan lebih, tetapi suhu tidak akan mengalami perubahan terlalu drastic. pemicunya bisa
karena alergi, influenza, atau batuk.
4. Demam Septik
suhu tubuh berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di
atas normal pada pagi hari. Demam sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. Biasanya sering terjadi pada
penyakit infeksi seperti Typhoid. Penyakit yang di temukan yaitu Kawasaki dan infeksi
5. Demam Persisten
Demam persisten akan hilang dengan sendirinya setelah 1-3 hari. Namun, jenis demam persisten bisa
bertahan atau terus muncul hingga 14 hari. Demam jenis ini biasanya akan stabil pada suhu 38-38,5
derajat celcius. Penyebab demam jenis ini adalah infeksi kronis seperti tuberkulosis paru dan bronchitis
.
6. Hiperpireksia
Demam dengan suhu tubuh melebihi 41,1 derajat Celcius. Gejala yang menyertai biasanya meliputi
denyut jantung meningkat atau tidak teratur, kram, napas cepat, kejang, kebingungan atau perubahan
kondisi mental, hilang kesadaran, dan koma. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari infeksi,
keracunan, sampai penyakit seperti kanker atau tumor. Hiperpireksia dianggap sebagai kondisi darurat
medis. Jika tidak ditangani dengan benar, kerusakan organ dan kematian dapat terjadi. penyakit nya
peradangan pada arteri di seluruh tubuh.
Tatalaksana Demam
Suhu yang dibahas dalam buku panduan ini merupakan suhu rektal, kecuali bila dinyatakan lain. Suhu
mulut dan aksilar lebih rendah, masing-masing sekitar 0.5° C dan 0.8° C.
Demam bukan merupakan indikasi untuk pemberian antibiotik, bahkan dapat membantu kekebalan tubuh
melawan penyakit. Namun demikian, demam yang tinggi (>39° C) dapat menimbulkan efek yang
mengganggu seperti:
Semua anak dengan demam harus diperiksa apakah ada tanda atau gejala yang melatar-belakanginya dan
hal ini harus ditangani sebagaimana semestinya.
Pemberian Antipiretik
Parasetamol
Pemberian parasetamol oral harus dibatasi pada anak umur ≥ 2 bulan yang menderita demam ≥ 39° C dan
gelisah atau rewel karena demam tinggi tersebut. Anak yang sadar dan aktif kemungkinan tidak akan
mendapatkan manfaat dengan parasetamol. Dosis parasetamol 15 mg/kgBB per 6 jam.
Obat lainnya
Aspirin tidak direkomendasikan sebagai antipiretik pilihan pertama karena dikaitkan dengan sindrom
Reye, suatu kondisi yang jarang terjadi namun serius yang menyerang hati dan otak. Hindari memberi
aspirin pada anak yang menderita cacar air, demam dengue dan kelainan hemoragik lainnya.
Obat lain tidak direkomendasikan karena sifat toksiknya dan tidak efektif (dipiron, fenilbutazon) atau
mahal (ibuprofen).
Perawatan penunjang
Anak dengan demam sebaiknya berpakaian tipis, dijaga tetap hangat namun ditempatkan pada ruangan
dengan ventilasi baik dan dibujuk untuk banyak minum. Kompres air hangat hanya menurunkan suhu
badan selama pemberian kompres.
Penggunaan antipiretik rutin untuk demam derajat rendah tidak dapat dibenarkan. Gunakan anti piretik
sesuai dengan indikasi klinis. Pada kondisi demam akut yang mengarah kepada diagnosis infeksi bakteri
atau virus maka demam dapat ditatalaksana secara simptomatis.