Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Thanatologi merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian
yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi kematian
dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.1 Thanatologi menyelidiki mekanisme
dan aspek forensik kematian, seperti waktu kematian,perubahan tubuh yang menyertai kematian dan
periode post-mortem, serta aspek psikologis dan sosial yang lebih luas terkait dengan kematian2.
Menetapkan waktu kematian atau jarak antara waktu kematian dan ketika tubuh di
temukan (postmortem interval) biasanya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Kecuali kematian
disaksikan, waktu pasti kematian tidak dapat ditentukan. Namun, informasi yang memadai sering
tersedia untuk dapat menerka perkiraan rentang waktu yang meliputi saat kematian sebenarnya.
Pada umumnya, postmortem interval lebih pendek, perkirakan rentang waktu lebih sempit.
Sebaliknya, postmortem interval yang lebih panjang memerlukan berbagai perkiraan yang lebih
luas dan sering kali ada peluang yang sangat besar untukterjadi kesalahan. Tidak adanya
pengamatan tunggal mengenai mayat merupakan indikator yang tepat atau akurat
pada postmortem interval. Perkiraan yang paling dapat diandalkan didasarkan pada kombinasi
berbagai pengamatan yang dilakukan dari tubuh dan tempat kejadian kematian. Kondisi yang
diamati melibatkan tubuh termasuk rigor mortis, livor mortis, algor mortis dan dekomposisi. Isi
lambung juga dapat membantu dalam menentukan waktu kematian.

Selain memeriksa tubuh, juga penting untuk menyelidiki tempat kejadian kematian,
selama waktu yang ditentukan kondisi lingkungan harus di dokumentasi. Kondisi lingkungan,
terutama suhu, banyak faktor-faktor penting yang mempengaruhi perubahan tubuh yang dialami
setelah kematian. Penentuan interval postmortem tergantung pada beberapa faktor yang
berhubungan namun tidak terbatas pada, aktivitas antemortem. Livor mortis, rigor mortis, algor
mortis, suhu tubuh pada saat kematian, habitus tubuh, dan kondisi lingkungan seperti pakaian,
suhu lingkungan, media lingkungan (misalnya, udara, air, tanah), dan tentu saja, riwayat,
peristiwa terminal, dan tempat kejadian yang ditemukan. Sebagai akibat dari beberapa faktor
yang kompleks, melibatkan pengaruh dari perubahan postmortem, patologi forensik
menyediakan berbagai waktu untuk memperkiraan interval postmortem, sebagai perbandingan
tunggal atau kepastian waktu kematian. Pengamatan yang dilakukan selama penyelidikan tempat
kejadian dapat membantu menilai perubahan tubuh dan juga dapat memberikan informasi
tambahan yang berguna dalam memperkirakan saat kematian terjadi. Kombinasi dari
pemeriksaan tempat kejadian dan pemeriksaan tubuh akan memberikan infornasi terbaik untuk
penyidik dalam memperkirakan waktu kematian terjadi4.

Estimasi waktu setelah kematian yang paling mendekati adalah melalui pertimbangan
semua data investigasi, termasuk pemeriksaan tubuh di tempatkematian. Awal timbulnya Livor
mortis, rigor mortis, dan postmortem lainnya.Perubahan dapat dievaluasi, estimasi dari interval
postmortem semakin akurat.Dokumentasi dan studi Algor, livor, dan rigor mortis di pendingin
kamar mayatsemalam atau setelah beberapa jam atau hari itu bermakna4.

Anda mungkin juga menyukai