QH Kelompok 3 (Managemen QH) - 1
QH Kelompok 3 (Managemen QH) - 1
Dosen Pengampu :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses pengubahan tingkah laku siswa melalui
pengoptimalan lingkungan sebagai sumber stimulus belajar.1 Pembelajaran
juga diartikan sebagai proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
guru dan peserta didik dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.2 Pembelajaran pada hakikatnya sangat terkait dengan bagaimana
membangun interaksi yang baik antara guru dan peserta didik. Interaksi yang
baik dapat digambarkan dengan suatu keadaan di mana guru dapat membuat
peserta didik belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri.
Oleh karena itu, setiap pembelajaran hendaknya berupaya menjabarkan nilai-
nilai yang terkandung di dalam kurikulum dan merealisasikannya dengan
kenyataan yang ada di sekitar peserta didik. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
merupakan mata pelajaran yang berisi tentang Al-qur’an dan Hadits , mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits ini merupakan unsur mata pelajaran pendidikan
agama Islam pada Madrasah yang memberikan pendidikan kepada siswa
untuk memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber ajaran agama
Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk hidup di dalam
kehidupan.
B. Managemen Kurikulum Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
1
Marno & Triyo Supriyanto, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Bandung: Refika
Aditama, 2013), 1.
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran. (Jakarta: Rajagrafindo Persada,2011), 4.
3
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1992),152.
Kesimpulannya Manajemen kurikulum pembelajaran Al-Qur’an
hadits adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka
tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam
membentuk perilaku dan kepribadian individu sesuai dengan prinsip dan
konsep Islam. Manajemen program pembelajaran sering disebut dengan
manajemen kurikulum dan pembelajaran (Bafadhal, 2004: 11)4. Pada dasarnya
manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan
pembelajaran, baik dikategorikan berdasarkan kurikulum inti maupun
penunjang berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya, oleh
Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional.
4
Bafadal,Peningkatan Profesionalisme Guru SD (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 11.
5
Rivai, V., & Murni, Education Management (Analisis Teori dan Praktik) (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
106.
Jadi Managemen perencanaan Al-Qur’an dan Al-Hadits adalah proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dan penilaian dalam
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk
mencapai tujuan dalam pembelajaran Al-Quran Hadits efisien.
6
M. Saroni, Manajemen Sekolah: Kiat Menjadi pendidik yang Kompeten (Yogyakarta: Ar Ruzz Media,
2006), 155).
7
Mulyono,Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2009),4.
a. Antara bidang yang satu dengan yang lain dapat diketahui batasbatasnya,
serta dapat dirancang bagaimana antar bagian dapat melakukan kerjasama
sehingga tercapai sinkronisasi tugas.
b. Dengan penugasan yang jelas terhadap orang-orangnya, masingmasing
mengetahui wewenang dan kewajibannya.
c. Dengan digambarkannya unit-unit kegiatan dalam sebuah struktur
organisasi dapat diketahui hubungan vertikal dan horizontal, baik dalam
jalur struktural maupun jalur fungsional.
a. Memiliki tujuan yang jelas yang dapat dipahami dan diterima oleh siswa
maupun guru. Dalam sebuah pembelajaran pendidikan, harus mempunyai
tujuan yang jelas dan rinci. Sebagai contoh, sebuah pembelajaran
menghafal Al-Qur’an perlu merumuskan visi dengan jelas agar siswa
mampu menghafal dengan baik dan benar sehingga dapat diketahui apakah
visi itu sudah tercapai atau belum.
ت أَ َّن لَهُ ْم أَجْ رًا َح َسنًا ّ ٰ قَيِّ ًما لِّيُ ْن ِذ َر بَأْسًا َش ِديدًا ِّم ْن لَّ ُد ْنهُ َويُبَ ِّش َر ْال ُم ْؤ ِمنِينَ الَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ ال
ِ صلِ ٰح
Artinya : "Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang
sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang
mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang
baik,".9
9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, 293.
Pengelolaan kelas adalah satu upaya memperdayakan potensi kelas
yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif
mencapai tujuan pembelajaran.10
11
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), 36-37.
12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, 123.
Evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat di perlukan untuk
membuat keputusan. Ada tiga aspek yang perlu di perhatikan dalam
memahami apa yang di maksud dengan evaluasi pembelajaran, antara lain:
Dalam hal ini kegiatan evaluasi menempati posisi yang cukup penting.
Sebab dengan informasi yang di peroleh kita dapat memperbaiki konsep buku
sumber atau bahan ajar dan selanjutnya menyempurnakan sesuai dengan
kebutuhan. Dengan demikian apakah keputusan menganai suatu bahan ajar
cukup berarti kiranya bergantung pada informasi yang di peroleh melalui
kegiatan evaluasi yang menyeluruh, objektif, kooperatif, dan
berkesinambungan.13
13
Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)
14
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: 2008)
- menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat
- mengenal latar belakang psikologis, fisik, dan lingkungan siswa.
3) Jenis-jenis Evaluasi dalam pembelajaran al-qur’an hadits
Sesuai dengan tujuan diatas maka jenis evaluasi digolongkan sebagai berikut:
- Penilaian formatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar dan mengajar.
- Penilaian sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan tiap semester yang
bertujuan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa
pada akhir periode pelaksanaan progam pengajaran.
- Penilaian penempatan, yaitu evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam progam pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
- Penilaian diagnose, yaitu penilaian yang dilakukan setelah selesai
penyajian sebuah satuan pelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk
mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta
factor-faktor penyebabnya.15
4) Metode penilaian dalam pembelajaran Al-qur’an Hadits
Metode penilaian di sekolah dalam pembelajaran Al-qur’an hadits
dapat berbentuk sebagai berikut:
- Tes tulis
Penilaian ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam
memahami materi Al-qur’an Hadits
- Penilaian kinerja
Penilaian kinerja dapat diarahkan pada kemampuan mengemukakan
pendapat, kemampuan bekerja sama, partisipasi dalam diskusi, dan
kemampuan menanggapi masalah
- Portopolio
Penilaian ini di tujukan untuk mengukur kemampuan kreatifitas dibidang
seni kaligrafi
- Sikap
15
Arikunto, Suharsismi dan jabar, Evaluasi Progam Pendidikan Pedoman Praktis Bagi Mahasiswa Dan
Praktis Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
Penilaian ini dapat dilakuakn pada waktu siswa melaksanakan pembacaan
Al-qur’an (cara membaca, duduknya, dan sebagainya).16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta:2000)
Manajemen kurikulum pembelajaran Al-Qur’an hadits adalah segala
usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam membentuk perilaku dan
kepribadian individu sesuai dengan prinsip dan konsep Islam.
DAFTAR PUSTAKA