Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ISNAINI ANNUR

BP : 1801109

KELAS : 2018B

SISTEM IMUN

Pengertian Sistem Imun

Sistem imunitas merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh yang memiliki
peran dalam mengenali dan menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang
merugikan tubuh kita. Sistem imunitas kita ini tidak memiliki tempat khusus di tubuh kita
dan tidak dikontrol oleh otak, temen-temen. Sistem imunitas ini berbentuk sel-sel tertentu
yang berfungsi sebagai pasukan pertahanan tubuh kita dalam memerangi patogen yang sudah
disebutkan di atas tadi, yang berpotensi menyebabkan gangguan pada tubuh kita. Saat
Patogen masuk ke tubuh kita, antigen atau molekul yang terletak pada dinding sel bakteri
atau lapisan organisme, merangsang sistem imunitas kita untuk menghasilkan antibodi untuk
melawan dan melindungi tubuh kita. Nah, sistem imunitas tubuh kita ini berlapis-lapis dan
dibagi menjadi dua jenis, temen-temen. Pertama, sistem imunitas nonspesifik dan sistem
imunitas spesifik.

Sistem Imunitas Nonspesifik

Sistem imunitas nonspesifik seringkali disebut juga sebagai pertahanan tubuh bawaan.
Disebut pertahanan tubuh bawaan karena sistem imunitas nonspesifik ini merupakan garis
utama tubuh yang pertama dalam melawan semua patogen yang masuk ke tubuh kita. Sistem
pertahanan tubuh bawaan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya peradangan setelah adanya
luka atau infeksi pada tubuh kita.

Terus kenapa disebut sebagai sistem imunitas nonspesifik? Itu karena sistem
pertahanan pertama tubuh kita ini tidak bisa membedakan patogen yang masuk ke tubuh kita.
Semua patogen yang terdeteksi oleh sistem imunitas lapis pertama ini akan dianggap sebagai
benda asing yang berpotensi mengganggu tubuh kita. Anggota sistem imunitas nonspesifik
tubuh kita ini ada kulit, membran mukosa, sel-sel fagosit, protein antimikroba, dan inflamasi.

Kulit merupakan garis pertahanan pertama tubuh kita karena susunan sel
epidermisnya yang sangat rapat, sehingga menyulitkan patogen masuk ke tubuh kita. Kalau
patogen berhasil menembus kulit, kita memiliki membran mukosa, sel-sel fagosit, protein
antimikroba, dan inflamasi sebagai garis pertahanan kedua tubuh kita. Mereka berperan
sebagai pertahanan kimiawi dan mekanis. Mereka akan mengeluarkan bahan kimia dan, kalau
diperlukan, mereka juga bisa memakan patogen yang masuk ke tubuh kita. Kalau kulit kita
gatal, bentol-bentol, bengkak, memerah, dan demam, itu merupakan tanda bahwa sedang
terjadi perang antara patogen dengan sistem imunitas nonspesifik dalam tubuh kita, temen-
temen. Sistem imunitas kita sedang berperang melawan patogen yang berhasil masuk ke
tubuh kita.

Sistem Imunitas Spesifik

Kalau patogennya ternyata kuat banget dan berhasil menembus pertahanan kedua
tubuh kita, patogen ini harus melewati garis pertahanan ketiga tubuh kita, yaitu sistem
imunitas spesifik. Anggota sistem imunitas spesifik ini terdiri dari sel limfosit B, limfosit T,
makrofag, dan juga antibodi. Mereka ini akan beredar di seluruh tubuh kita untuk mengatasi
patogen-patogen yang berhasil masuk ke tubuh kita, temen-temen. Mereka udah kayak
tentara yang patroli dan siap berperang di dalam tubuh kita.

Misalnya, kalau kita pernah terserang cacar air dan sembuh, terus virus cacar mau
menyerang tubuh kita lagi untuk yang kedua kalinya, sistem imunitas spesifik dalam tubuh
kita udah tau gimana caranya ngalahin si virus cacar air tadi. Jadi kita gak bakalan, tuh, kena
cacar air lagi karena virusnya udah dibunuh duluan sebelum gejala cacarnya muncul. Ingatan
yang kuat ini kemudian dimanfaatin sama ilmuan buat bikin imunisasi yang berguna untuk
meningkatkan kekebalan tubuh kita. Imunisasi ini juga sering disebut sebagai peningkatan
kekebalan tubuh buatan.
RESPON IMUN

Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks
terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan
berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin
yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas
mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.

Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate,
atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu
jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi
lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan
khusus untuk antigen tertentu.

Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif atau
imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis
antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan
pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau
ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan
pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen.

Mekanisme Pertahanan Non Spesifik

Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga
respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita
adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan
enzimnya seperti kelenjar air mata. Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit,
polimorfonuklear) dan komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non
spesifik.

Permukaan tubuh, mukosa dan kulit

Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme.


Bila penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan
berjumpa dengan pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.

Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit

Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada


mukosa. Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.

Komplemen dan makrofag

Jalur alternatif komplemen dapat diaktivasi oleh berbagai macam bakteri secara
langsung sehingga eliminasi terjadi melalui proses lisis atau fagositosis oleh makrofag atau
leukosit yang distimulasi oleh opsonin dan zat kemotaktik, karena sel-sel ini mempunyai
reseptor untuk komponen komplemen (C3b) dan reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan
memanggil sel monosit dan polimorfonuklear ke tempat mikroorganisme dan memfagositnya.
Protein fase akut

Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan
jaringan. Hati merupakan tempat utama sintesis protein fase akut. C-reactive protein (CRP)
merupakan salah satu protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein
khas ini dikenal karena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari pneumokok. Interaksi
CRP ini juga akan mengaktivasi komplemen jalur alternatif yang akan melisis antigen.

Sel ‘natural killer’ (NK) dan interferon

Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus atau sel
tumor. Interferon adalah zat yang diproduksi oleh sel leukosit dan sel yang terinfeksi virus,
yang bersifat dapat menghambat replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi sel
NK.

Mekanisme Pertahanan Spesifik

Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka
imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme
pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem
imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka
mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons imun didapat.

Sel yang berperan dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan
antigen (APC = antigen presenting cell = makrofag) sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel
limfosit T dan limfosit B masing-masing berperan pada imunitas selular dan imunitas
humoral. Sel limfosit T akan meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni
antigen. Sel limfosit B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi
yang akan menetralkan atau meningkatkan fagositosis antigen dan lisis antigen oleh
komplemen, serta meningkatkan sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang dinamakan
proses antibody dependent cell mediated cytotoxicy (ADCC).

Imunitas selular

Imunitas selular adalah imunitas yang diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa
bantuan komponen sistem imun lainnya. Limfosit T adalah limfosit yang berasal dari sel
pluripotensial yang pada embrio terdapat pada yolk sac; kemudian pada hati dan limpa, lalU
pada sumsum tulang. Dalam perkembangannya sel pluripotensial yang akan menjadi limfosit
T memerlukan lingkungan timus untuk menjadi limfosit T matur.

Pajanan antigen pada sel T

Umumnya antigen bersifat tergantung pada sel T (TD = T dependent antigen), artinya
antigen akan mengaktifkan sel imunokompeten bila sel ini mendapat bantuan dari sel Th
melalui zat yang dilepaskan oleh sel Th aktif. TD adalah antigen yang kompleks seperti
bakteri, virus dan antigen yang bersifat hapten. Sedangkan antigen yang tidak tergantung
pada sel T (TI = T independent antigen) adalah antigen yang strukturnya sederhana dan
berulang-ulang, biasanya bermolekul besar.

Limfokin

Limfokin akan mengaktifkan makrofag dengan menginduksi pembentukan reseptor


Fc dan C3B pada permukaan makrofag sehingga mempermudah melihat antigen yang telah
berikatan dengan antibodi atau komplemen, dan dengan sendirinya mempermudah
fagositosis. Selain itu limfokin merangsang produksi dan sekresi berbagai enzim serta
metabolit oksigen yang bersifat bakterisid atau sitotoksik terhadap antigen (bakteri, parasit,
dan lain-lain) sehingga meningkatkan daya penghancuran antigen oleh makrofag.

Aktivitas lain untuk eliminasi antigen

Bila antigen belum dapat dilenyapkan maka makrofag dirangsang untuk melepaskan
faktor fibrogenik dan terjadi pembentukan jaringan granuloma serta fibrosis, sehingga
penyebaran dapat dibatasi.

Sel Th aktif juga akan merangsang sel B untuk berproliferasi dan berdiferensiasi
menjadi sel plasma yang mensekresi antibodi (lihat bab tentang imunitas humoral). Sebagai
hasil akhir aktivasi ini adalah eliminasi antigen. Selain eliminasi antigen, pemajanan ini juga
menimbulkan sel memori yang kelak bila terpajan lagi dengan antigen serupa akan cepat
berproliferasi dan berdiferensiasi.

Imunitas humoral

Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau
tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita
kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.

Pajanan antigen pada sel B

Antigen akan berikatan dengan imunoglobulin permukaan sel B dan dengan bantuan
sel Th (bagi antigen TD) akan terjadi aktivasi enzim dalam sel B sedemikian rupa hingga
terjadilah transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresi
antibodi dan membentuk sel B memori. Selain itu, antigen TI dapat secara langsung
mengaktivasi sel B tanpa bantuan sel Th.

Anda mungkin juga menyukai