Anda di halaman 1dari 38

SISTEM SARAF

OTONOM

Widya Kardela, M.Farm, Apt


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM)
Padang
2017
S. Saraf Tepi

S.Saraf Tepi

S.Saraf Somatik S.Saraf Otonom

Tidak ada ganglion (no ganglia), Memiliki ganglion  kumpulan


impuls dari SSP langsung menuju
organ target (otot skelet) sel saraf selain di SSP
Ganglion

Kumpulan sel-sel saraf yang terdapat di


luar sistem saraf pusat. Biasanya ganglion
berbentuk ovoid kecil yang dibungkus oleh
jaringan pengikat padat.
PARAVERTEBRAL
CHAIN
SISTEM SARAF OTONOM

Mempersarafi organ dalam tubuh yang


bekerja diluar kehendak
SISTEM SARAF OTONOM
Terbagi menjadi 2 sistem saraf


SS simpatis

SS parasimpatis

Stimulasi SS simpatis >< SS parasimpatis

Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem lain justru


menstimulasinya

Ada keseimbangan di antara keduanya


SISTEM SARAF OTONOM
Reseptor SS Simpatis
Reseptor Adrenergik
 α 1(pembuluh darah), α 2
 β 1, β 2

Reseptor Dopaminergik  pembuluh


darah ginjal
Reseptor SS Parasimpatis/
Kolinergik
 Nikotinik
 Muskarinik
Reseptor SS
Parasimpatis

Reseptor Ach Nikotinik

Mampu
mengikat nikotin
RESEPTOR
PARASIMPATIS
Reseptor kolinergik terbagi 2 type :
 Reseptor ACh Nikotinik
 Reseptor ACh Muskarinik

Banyak dijumpai sistem saraf otonom di


perifer maupun di pusat.
Keduanya berbeda dlm hal transduksi
sinyalnya.
Transmisi Transmisi
Kolinergik Adrenergik
autoreceptor : sebagai sensor utk
produksi Ach/NE, jika Ach/NE sudah
banyak, produksi Ach/NE dihentikan.
Medulla Adrenal
 Perangsangan saraf simpatis  Ach
berikatan pada reseptor di medulla
adrenal medulla adrenal mengeluakan
Contoh Efek perangsangan
simpatis dan parasimpatis
 Mata
Rangsangan cahaya berlebihan memasuki
mata  parasimpatis bekerja 
mengecilkan pupil shg cahaya yang masuk
sedikit  simpatis terangsang  pupil
kembali normal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai