Anda di halaman 1dari 33

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Interaksi sosial

1. Pengertian interaksi sosial

Manusia merupakan makhluk sosial di samping makhluk individual. sebagai

makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan

dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk

mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia juga mempunyai dorongan sosial. Dengan

adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk

mengadakan hubungan atau berinteraksi. Dengan demikian maka akan terjadilah interaksi antara

manusia satu dengan manusia yang lain. 1

Aristoteles seorang ahli filsafat Yunani kuno juga menyatakan dalam ajaranya,

bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia sebagai mahkluk, pada dasarnya

selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena sifatnya yang ingin bergaul satu sama lain, maka

manusia tersebut sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai individual mempunyai kehidupan

jiwa yang menyendiri, namun manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat. Manusia lahir, hidup berkembang, dan meninggaldunia di dalam masyarakat.

sebagai individu, manusia tidak dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkan dengan mudah

tanpa bantuan orang lain. 2

Pada hakekatnya manusia memiliki sifat yang dapat digolongkan ke dalam:

1
Bimo walgito , 2003, psikologi sosial suatu pengantar ,. Yogyakarta, hlm 65.
2
Herimanto, 2011, ilmu sosial dan budaya dasar, bumi aksara, hlm 44
a. Manusia sebagai makhluk individual

b. Manusia sebagai makhluk sosial

c. Manusia sebagai makhluk berketuhanan

individu berasal dari bahasa latin individuum yang artinya tak terbagi. Kata individu

merupakan sebutan yang di pakai untuk menyatakan satu kesatuan yang paling kecil dan

terbatas. Dalam perkembangannya manusia sebagai makhluk individu tidak hanya

bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak

kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya. Dengan demikian manusia sebagai

individu merupakan pribadi yang terpisah, berbeda dari pribadi lain. Manusia sebagai

makhluk individu adalah manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-

sendiri, yang mana bersifat nyata dan mempunyai cirri khas tertentu yang berupaya

merealisasikan potensi dirinya.3

Manusia sebagai makhluk sosial, dituntut untuk melakukan hubungan sosial antar sesama

dalam hidupnya di samping tuntutan untuk hidup berkelompok. Hubbungan sosial

merupakan salah satu hubungan yang harus dilaksanakan, dan mengandung pengertian

bahwa dalam hubungan itu setiap individu menyadari tentang kehadiranya di samping

kehadiran individu lain. Hal ini disebabkan bahwa dengan kata sosial berarti hubungan

yang berdasarkan dengan adanya rasa kesadaran yang satu terhadap yang lain, ketika
4
mereka saling berbuat, saling mengakui dan saling mengenal.

Interaksi merupakan satu pertalian sosial antar individu sedemikian rupa sehingga

individu-individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lainya

3
Herimanto, 2016, ilmu sosial dan budaya dasar, bumi aksara, hlm 41
4
Santosa, Dinamika Kelompok, Jakarta, Bumi Aksara,2006
Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara 2 individu atau lebih di mana kelakuan

individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang

lain atau sebaliknya. 5

Ada banyak definisi mengatakan tentang interaksi sosial, di antaranya adalah:

a. Soerjono soekanto, mendefinisikan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-

hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan,

antar kelompok-kelompok manusia maupun antar orang perorangan dengan

kelompok manusia.

b. Young Boner, mendefinisikan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara 2

individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah

atau memperbaiki kelakuan individu yang lain.

c. Bimo walgito, mendefinisikan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu

dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau

sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbale balik. Hubungan

tersebut dapat antara individu dengan individu , individu dengan kelompok atau

kelompok dengan kelompok.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial

merupakan hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, baik antara individu

dengan individu, individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan

kelompok dan masing-masing orang terlibat di dalamnya secara aktif.

2. Syarat- Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Dalam suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi

dua syarat yaitu:


5
Abu ahmadi,2007, psikologi sosial, Rineka Cipta, halm 49
a. Adanya kontak sosial (social-contact)

Kata kontak sosial dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama) dan

tanga ( yang artinya menyentuh ). Jadi artinya secara harfiah bersama-sama

menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadihubungan

badaniah, sebagai gejala sosial itu tidak berarti suatu hubungan badaniah,

karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa

menyentuhnya.

Jadi kontak sebagai gejala sosial yang tidak harus terjadinya hubungan

badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan orang lain tanpa

terjadinya kontak fisik. Seperti, berkirim kabar melalui surat, orang berbicara

melalui telefon.6

Dalam kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk

a. Antara orang perorangan, minsalnya apabila anak kecil mempelajari

kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga. Proses demikian terjadi melalui

sosialisasi (socialization), yaitu suatu proses, di mana anggota masyarakat

baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia

menjadi anggota

b. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau

sebaliknya, minsalnya apabila seseorang merasakan bahwa tindakan –

tindakanya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila

suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan

diri dengan ideologi dan programnya.

c. Antar suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainya


6
Ridwan effendi,2008, ilmu sosial dan budaya dasar, kencana, Jakarta, hlm 94
Suatu kontak dapat bersifat primer dan sekunder

1) Kontak primer, terjadi apabila yang mengadakan hubungan

langsung bertemu dan berhadapan muka, minsalnya apabila orang-

orang tersebut berjabat tangan, saling tersenyum dan seterusnya.

2) Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Minsalnya

seseorang berbicara melalui telepon. Jadi yang menjadi perantara

dalam kontak tersebut adalah telepon.7

Kontak sosial ada juga yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif. Kontak sosial

yang bersifat positif dapat mengarahkan pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial yang

bersifat negatif dapat mengarahkan seseorang pada suatu pertentangan bahkan dapat

menyebabkan tidak terjadinya interaksi sosial. 8

b. Adanya Komunikasi

komunikasi merupakan faktor yang amat penting di dalam proses interaksi

sosial. Arti penting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan

tafsiran pada prilaku orang lain ( yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak

badaniah atau sikap), perasaan-perasaaan apa yang ingin di sampaikan oleh

orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi

terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebu ,dance

mengartikan komunikasi sebagai usaha menimbulkan respon melalui lambing-

lambang verbal, ketika lambing-lambang verbal tersebut bertindak sebagai

stimuli. Minsalnya jika anda melambaikan tangan dipinggir jalan atau halte

bus maka salah satu bus yang lewat pasti akan berhenti

7
Soekanto, 2005, Sosiologi suatu pengantar, Jakarta, PT Raja Grafindo
8
Setiadi,2008, ilmu sosial dan budaya dasar,Kencana, hlm 94
jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian daan

penerimaan pesan dari satu pihak ke pihak lain sehingga terjadi pengertian

bersama. Dalam komunikasi terdapat dua pihak yang terlibat pihak yang

menyampaikan pesan disebut komunikator dan pihak penerima pesan disebut

komunikasi.

berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada berbagai

faktor antara lain: faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. 9

1) Faktor imitasi

Gabriel Tarde mengungkapkan bahwa imitasi berasal dari imitation

yang berarti peniruan. Hal ini disebabkan karena manusia pada

dasarnya individualis, namun di pihak lain manusia mempunyai

kesanggupan untuk meniru sehingga di dalam masyarakat terdapat

kehidupan sosial salah satu positif bahwa imitasi dapat mendorong

seseorang untuk memenuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.

Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-

hal yang negative, minsalnya yang ditiru adalah tindakan-tidakan yang

menyimpang. Jadi interaksi merupakan dorongan untuk meniru orang

lain, sehingga interaksi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam proses interaksi sosial.10

Menurut A.M.T Chorus ada beberapa syarat yang diperlukan dalam

imitasi antara lain.

9
Abu ahmadi, 2002, psikologi sosial, rineka cipta, Jakarta, hlm 57
10
Santoso,2006, Dinamika Kelompok, Jakarta, Bumi Aksara
a) Individu yang hendak melakukan imitasi harus mempunyai

minat dan perhatian yang cukup besar terhadap yang hendak

diimitasinya.

b) Individu yang hendak melakukan imitasi yang harus

mempunyai sikap menjunjung tinggi atau mengagumi yang

hendak diimitasnya

c) Yang diimitasi harus mempunyai penghargaan sosial yang

tinggi dalam lingkunganya.11

2) Faktor sugesti

Istilah sugesti ini mula-mula dikenalkan secara luas oleh Gustave Le

Bon. Istilah sugesti berasal dari kata latin suggere yang berarti

mempengaruhi jadi yang dimaksud dengan sugesti adalah pengaruh

psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari

orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari

individu yang bersangkutan. berlangsungnya sugesti dapat terjadi

karena pihak yang menerima dilandai oleh emosi, sehingga

menghambat daya berpikirnya secara rasional. Mungkin juga proses

sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah

orang yang berwibawa atau orang yang bersifat otoriter.

Dalam proses sugesti akan terjadi dan berlangsung dengan mudah

oleh karena:

a) Hambatan –hambatan berfikir yang dialami seorang , hambatan

berfikir ini bisa juga terjadi karena telah lelah berfikir atau
11
Nurfarida deliani,2010,psikologi sosial,Jakarta, hlm 50
karena letih jasmani. Bisa juga karena seseorang sedang

mengalami perangsang emosional seperti sedih, marah, merasa

kasihan, merasa kagum dan sebagainya.

b) Keadaan pikiran terpecah-pecah. Bila seseorang menghadapi

kesulitan-kesulitan hidup yang sangat kompleks ( terlalu

banyak seluk-beluknya) maka orang itu bisa mengalami

disosiasi (terputus-putus, terpecah belah ) dalam pikiranya.

c) Otoritas , kecendrungan seseorang atau sekelompok orang

menerima pandangan – pandangan atau sikap-sikap tertentu

karena sikap dan pandangan tersebut berasal dari orang yang

dianggap ahli.

d) Disokong oleh mayoritas. Sugesti cenderung juga terjadi pada

saat sebagian besar anggota kelompok atau masyarakat

menyokong suatu pendapat pada suatu pilihan berlangsung.

Orang yang belum mempunyai pendapat pada saat pemilihan

cenderung memihak kepada pendapat terbanyak (mayoritet).

e) Will of believe (ingin lebih percaya lagi). Orang yang sedang

merasa mengalami gejala-gejala suatu penyakit, akan lebih

percaya lagi bahwa ia benar-benar sedang menerima suatu

penyakit, bila ada orang lain juga mengalami hal yang sama. 12

3. Faktor identifikasi

Menurut Sigmund Freud, identifikasi berarti dorongan untuk menjadi

identik(sama) dengan individu yang lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam


12
Nurfarida deliani,2010,psikologi sosial Jakarta, hlm 51
dari imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

Contohnya seorang anak laki-laki mengidenfikasikan dirinya terhadap ayahnya.

Anak laki-laki itu berusaha berbuat dan berprilaku seperti ayahnya karena

ayahnya dianggap sebagai tokoh yang ideal. Jadi identifikasi merupakan sebagai

proses menyamankan dirinya dengan individu lain, dengan kata lain, identifikasi

sebagai alat untuk sosialisasi individu dalam kehidupan sehari-hari.

4. Faktor simpati

Istilah simpati berasal dari bahasa latin sympathia yang berarti turut merasakan.

Simpati merupakan suaru proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak

lain Oleh karena simpati merupakan perasaan, maka simpati timbul tidak atas

dasar logis rasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi. Jadi simpati pada

dasarnya suatu proses tertariknya seseorang individu kepada individu lain dalam

suasana atau situasi sosial.

Hal di atas merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi

berlangsungnya proses interaksi sosial . dapat dikatakan bahwa imitasi dan sugesti

terjadi lebih cepat , walau pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan

dengan identifikasi dan simpati yang secara relative agak lebih lambat proses

berlangsungnya.

3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat orang atau sekelompok orang, baik dalam

keluarga ,di pasar atau pun di manapun berada tetap melakukan interaksi sosial dalam berbagai

bentuk. Interaksi sosial yang dilakukan terjadi dalam satu irama menuju pada terjalinya

kerjasama dan bahkan dapat menimbulkan persaingan dan pertikaian.


Bentuk –bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation) , persaingan

(competition) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Suatu

pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesian. Penyelesian tersebut hanya akan dapat

diterima untuk sementara waktu, proses ini dinamakan akomodasi (accommodation), dan berarti
13
bahwa kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya.

a. Kerja sama (cooperation)

Kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial ketika tujuan individu satu

dengan individu lain atau anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan

anggota yang lain sehingga setiap individu dapat mencapai tujuan apabila individu

lain juga mencapai tujuan tersebut

Proses terjadinya kerja sama (cooperation) apabila individu menyadari bahwa

mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai

cukup pengetahuan dan pengendalian diri untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dalam fungsi kerja sama di gambarkan oleh Charles H. Cooley sebagai berikut:

Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan

yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan

pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan –kepentingan tersebut;

kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-

fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.

Dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, maka kebudayaan itu

yang mengarahkan dan mendorong terjadinya kerja sama. Di Indonesia minsalnya, di

kalangan masyarakat Indonesia dikenal bentuk kerja sama tradisional dengan nama

gotong -royong.
13
Soekanto Soejono, 2005, sosiologi suatu pengantar, Jakarta, Raja wali Grafindo
Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama, yaitu 14

a) Kerukunan yang mencakup gotong – royong dan tolong

menolong.

b) Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran

barang-barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.

c) Co-optation adalah suatu proses penerimaan unsure-unsur baru

dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu

organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari

terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang

bersangkutan.

d) Coalition (koalisi) adalah kombinasi antara dua organisasi atau

lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

e) Joint-venture adalah kerja sama dalam pengusahaan proyek-

proyek tertentu.

b. Persaingan (competition)

Persaingan adalah suatu proses sosial ketika individu atau kelompok saling berusaha

dan berebut untuk mencapai sesuatu dalam waktu yang bersamaan. Persaingan pada

umumnya terbagi kepada dua , yaitu persaingan pribadi (rivalry) adalah persaingan antara

orang perorangan secara langsung dan persaingan antara dua kelompok dalam mencapai

tujuan tanpa melakukan ancaman atau kekerasan. Bidang-bidang yang dapat digunakan

sebagai tempat persaingan adalah bidang ekonomi, kebudayaan, kedudukan, dan

kesukuan atau ras.

Dalam persaingan memiliki fungsi-fungsi antara lain:


14
Setiadi, 2011, ilmu sosial budaya dasar, Kencana, hlm 78
a) Persaingan dapat menyalurkan keinginan yang bersifat perorangan atau

kelompok.

b) Persaingan sebagai jalan untuk menarik perhatian umum atau masyarakat.

c) Persaingan sebagai sarana seleksi atas seks atau kesosialan untuk member peranan

atau kedudukan.

d) Persaingan sebagai alat untuk menempatkan seseorang pada bidang-bidang kerja

yang sesuai dengan kemampuanya.

Suatu persaingan dapat membawa akibat-akibat disosiasi yang dapat

menjuruskan menjadi pertentangan atau pertikaian. Namun di sisi lain dapat juga

bersifat asosiasi atau positif jika dilakukan dengan jujur, maka solidaritas

kelompok tidak akan goyah , sebab persaingan yang jujur akan menyebabkan para

individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya

hingga mencapai keserasian. 15

c. Pertentangan atau pertikaian (conflict)

Konflik adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk

mencapai tujuanya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan.

Jadi konflik merupakan suatu proses sosial ketika individu-individu atau kelompok

individu berusaha memenuhi tujuanya dengan jalan menentang pihak lain dengan

ancaman atau kekerasan.

Terjadinya konflik disebabkan oleh

I. Adanya perbedaan pendirian atau perasaan antar individu sehingga terjadi konflik

diantara mereka.

15
Setiadi, 2011, ilmu sosial budaya dasar, Kencana, hlm 78
II. Adanya perbedaan kepribadianya diantara mereka yang disebabkan oleh latar

belakang kebudayaan.

III. Adanya perbedaan kepentingan individu atau kelompok di antara mereka.

IV. Adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat karena

perubahan nilai atau sistem yang berlaku.16

Dalam bentuk-bentuk konflik atau pertentangan dapat diuraikan sebagai

berikut:

a) Pertentangan pribadi adalah pertentangan yang berlangsung antara dua

orang.

b) Pertentangan rasial adalah pertentangan antar suku bangsa yang ada.

c) Pertentangan kelas sosial adalah pertentangan antar kelas yang ada dalam

masyarakat.

d) Pertentangan politik adalah pertentangan yang menyangkut golongan

masyarakat.

e) Pertentangan internasional adalah pertentangan antar Negara yang

disebabkan oleh perbedaan kepentingan.

Walaupun konflik atau pertentangan merupakan suatu proses disosiasi

yang agak tajam akan tetapi pertentangan sebagai salah satu proses sosial

mempunyai fungsi positif bagi masyarakat terutama pertentangan dalam

bentuk lunak dan dapat dikendalikan seperti seminar atau diskusi ilmiah.

Dengan adanya pertentangan memungkinkan terjadinya penerangan

tentang permasalahan yang semula agrar menjadi lebih terang.

d. Akomodasi (Accomodation)
16
Setiadi, 2011,ilmu sosial budaya dasar, Kencana, hlm 91
Akomodasi merupakan upaya untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian atau

konflik. Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk menunjuk pada suatu

keadaan dan untuk menunjuk suatu proses.

Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseibangan

dalam interaksi orang perorangan atau kelompok- kelompok manusia dalam kaitanya

dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.

Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan

suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.

Adapun beberapa tujuan akomodasi antaranya:

a) Untuk mengurangi perbedaan paham, pertentangan politik, atau permusuhan antar

kelompok seperti suku ras, dan kelompok kepentingan lain

b) Untuk mencegah terjadinya ledakan konflik yang berupa benturan antar

kelompok, seperti perang, perpecahan yang mengarah pada disintegrasi sosial.

c) Untuk menyatukan dua kelompok atau lebih yang terpisah-pisah untuk mencapai

persatuan dan kesatuan, sebagaimana di Negara Indonesia yang menggunakan

lambang bhineka tunggal ika sebagai langkah ideologis untuk mempersatukan

kelompok masyarakat yang majemuk.

d) Untuk mengupayakan terjadinya proses pembaruan antar suku, etnis atau ras,

antar- agama, antar golongan, dan sebagainya sehingga mengarah pada proses

terjadinya asimilasi.

Menurut Gililin dan Gililin dalam menggolongkan ada dua macam proses

sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu:

I. Proses interaksi Asosiatif


Proses interaksi sosial yang asosiatif terjadi apabila orang saling

pengertian dan kerja sama timbale balik antara orang perorang atau

kelompok melakukan suatu interaksi sosial yang memiliki kesamaan atau

keserasian pandangan dan tindakan sehingga mengarah pada kesatuan.

Proses sosial yang menuju kearah kesatuan ini akan bisa terwujud dalam

bentuk kerja sama (cooperation) akomodasi (accommodation), asimilasi

(assimilation).

II. Bentuk interaksi disosiatif

Proses –proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes,

yang dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau

sekelompok manusia untuk suatu tujuan tertentu. Proses disosiatif

mempunyai tiga bentuk yaitu persaingan (competition), kontravensi

(contravention), pertentangan atau pertikaian (conflict).

5. Lanjut usia

a. Pengertian lanjut usia

Proses menjadi tua merupakan perubahan fisik yang menyebabkan seseorang

berkurang harapan pada hidupnya, proses menjadi tua di pengaruhi oleh faktor

kehidupan bersama dan faktor pribadi. Lansia adalah tahap akhir siklus hidup

manusia , merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan

dan akan dialami setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak

perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam

berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan

fisik sebagian dari proses penuan normal, seperti rambut mulai memutih, kerut-
kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajamam panca indera, serta kemunduran

daya tahan tubuh, merupakan ancama bagi integritas orang usia lanjut. Di

samping ini mereka harus berhadapan dengan kehilangan- kehilangan peran diri,

kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal

tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat

menyikapi secara bijak (soejono, 2000). Hidup dan kehidupan manusia tidak akan

bisa lepas dari lingkungan waktu yang telah ditetapkan Allah SWT yaitu “umur”

secara matematika selalu bertambah, namun pada hakekatnya adalah berkurang

Lanjut usia menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun

sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan

seseorang telah lanjut usia. Kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas

(Hardywinoto dan setia budi 1999:8). Usia tua adalah periode penutup rentang

hidup seseorang. Yaitu suatu periode di mana seseorang telah beranjak jauh dari

periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang

penuh dengan manfaat. Bila seseorang yang sudah beranjak dari periode hidupnya

yang telah terdahulu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh

penyesalan, cendrung ingin hidup pada masa sekarang mencoba mengabaikan

masa depan sedapat mungkin.

Beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia anrara lain:

a. Menurut organisasi Kesehatan Dunia lanjut usia meliputi: usia pertengahan

yakni kelompok usia 46 sampai 59 tahun. Lanjut usia (Elderly) yakni antara

usia 60-74 tahun. Usia lanjut tua (old) yaitu antara 75 sampai 90 tahun
b. Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 lanjut usia adalah seseorang

yang mencapai usia 60 tahun keatas. Dapat dijelaskan bahwa yang dikatakan

lanjut lansia berumur berkisar dari 46 tahun sampai 90 tahun. Pada lanjut usia

akan terjadi perubahan yang bertahap –tahap seperti perubahan pada fisik

psikologi

Koesoemato Setyonegoro pengelompokkan lanjut usia sebagai berikut: usia

dewasa muda (Elderly adulthood) :18 atau 20-25 tahun. Usia dewasa penuh

(middle years) 25-60 tahun. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 70

tahun. Terbagi untuk seumur 75-80 tahun (old) dan lebih dari 80 tahun (very

old). Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih, belum

ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak

pendapat tentang batasan umur lanjut usia. Di bawah ini di kemukakan

batasan umur lansia (nugroho, 1999:19)

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa usia

lanjut merupakan proses perubahan secara fisik maupun psikologis, dari

perubahan tersebut akan berkurang fungsi anggota tubuh yang dimiliki oleh

lanjut usia , dalam menjalankan kehidupan sehari-hari akan menurunya daya

kekuatan yang dimiliki oleh para lanjut usia.

Hidup dan kehidupan manusia tidak akan bisa lepas dari lingkungan waktu

yang telah ditetapkan Allah SWT yaitu “umur” secara matematika selalu

bertambah, namun pada hakekatnya adalah berkurang (Hurlock,1978:380) ,

menjadi tua merupakan perubahan fisik yang menyebabkan seseorang


berkurang harapan pada hidupnya, proses menjadi tua di pengaruhi oleh faktor

kehidupan bersamadan faktor pribadi.

Usia tua adalah periode penutup dalam rentang dalam kehidupan

seseorang, suatu periode dimana seseorang sudah beranjak jauh dari periode

hidupnya yang terdahulu yang menyenangkan dengan penuh manfaat, ia

sering melihat masa lalunya biasanya penuh penyesalan dan cendrung ingin

hidup pada masa sekarang mencoba mengabaikan masa depan.

b. Cirri-ciri lanjut usia

Perubahan pada usia lanjut. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

menurut Nugroho (2000) yaitu : perubahan-perubahan fisik yang terjadi

diakibatkan oleh adanya proses degenerative yang meliputi:

a. Sel terjadi perubahan menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar

ukuranya, serta berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya

intraseluler

b. Sistem pada syaraf terjadi perubahan berat otak 10-20, lambat dalam respond

an waktu untuk beraksi dan mengecilnya syaraf panca indera yang

menyebabkan berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran menurunya

sensasi perasa dan penciuman sehingga dapat menakibatkan terjadinya

masalah kesehatan minsalnya glukoma dan sebagainya.

c. Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran pada

telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi suara

yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata 50% terjadi pada usia di atas umur

65 tahun dan pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang


mengalami ketegangan jiwa atau stress. Hilangnya kemampuan pendengaran

meningkat sesuai dengan proses penuaan dan hal yang seringkali merupakan

keadaan potensial yang dapat disembuhkan dan berkaitan dengan efek-efek

kolateral seperti komunikasi yang buruk dengan pemberi perawatan, isolasi,

dan penyimpang fungsional.

d. Sistem penglihatan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar kornea

lebih terbentuk spesies, lensa lebih suram sehingga menjadi katarak yang

menyebabkan gangguan penglihatan, hilangnya daya akomodasi,

meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan

lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap, menurunya lapang

pandang sehingga luas pandangnya berkurang luas.

e. Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding menurun katup

jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah

menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan

menurunya kontrak dan volume kehilangan elastisitas pembuluh darah karena

kurangnya efektivitas pembukuh darah feriver untuk oksigen, perubahan

posisi dari tidur ke duduk- duduk keberdiri bisa mengakibatkan pusing

mendadak, tekana darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi

dari pembuluh darah perifer.

6. Pandangan islam terhadap interaksi sosial

Al-quran sebagai pedoman untuk manusia secara keseluruhan memeiliki konsep-

konsep yang mengatur proses interaksi sosial. Secara komplementer terhadap


kajian pengabdian masyarakat, ditampilkan tiga konsep interaksi sosial dalam al-

quran (thosihikuizutsu,1993: 247) yaitu

a. Konsep Ta’aruf (social contact)

Konsep ta’aruf dalam al-quran sangat banyak diantaranya kata ‘arafa yang

artinya mengetahui atau mengenali. Selain itu berasal dari kata ‘aruf yang

artinya suatu kebiasaan atau cara hidup, dan ma’ruf berarti pekerjaan yang

diakui kebaikan, baik secara akal maupun syariat

Dalam hal ini Al-Qur’an memberikan penjelasan yang berkenaan dengan

ta’aruf dalam proses interaksi sosial dilakukan dengan perkataan jujur,

sebagaimana di jelaskan dalam surat Muhammad:30

     


        
Artinya : dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga

kamu benar-benar dapat Mengenal mereka dengan tanda-tandanya. dan kamu benar-benar

akan Mengenal mereka dari kiasan-kiasan Perkataan mereka dan Allah mengetahui

perbuatan-perbuatan kamu.

Ayat ini menjelaskan bahwa islam melalui Al-Quran memberikan konsep ta’aruf kepada

umat islam untuk lebih mengenal dengan sebenarnya orang-orang yang akan dijadikan teman.

Seperti halnya melalui perkataan, perbuatan, dan segala prilaku mereka, sebab ini akan

membawa pengaruh dalam proses interaksi sosial di dalam masyarakat. Mereka yang tidak

berkata jujur, suka berdusta atau bermuka dua akan menjadikan tahanan sosial yang ada di dalam

masyarakat menjadi hancur dan timbulnya pertikaian dan pertentangan. Islam mengajurkan

kepada umat islam bahwa dalam proses ta’aruf atau kontak sosial dengan orang lain dilakukan
dengan perkataan yang jujur, komunikasi yang baik sehingga timbulnya perasaan senang dalam

melakukan hubungan selanjutnya.

Dalam ayat ini juga menjelaskan tentang interaksi sosial dalam perspektif islam dalam surat

QS. Al-Hujurat:13

        


           
 
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dalam konteks ajaran islam menjelaskan bahwa proses terjadinya interaksi sosial diawali

dengan ta’aruf atau terjadi kontak antara satu individu dengan individu yang lainya, sehingga

terjadi komunikasi diantara kedua belah pihak.

Dapat dilihat kandungan makna yang terlibat dalam proses ta’aruf menurut al-quran antara

lain:

a. ‘arafa (ma’rifah, pengetahuan apa adanya) yang menghasilkan

b. Ma’ruf (hal-hal yang diakui kebaikanya oleh akal dan syariat)

c. ‘aruf (hal-hal yang menjadi kebiasaan dan kebaikan diakui, baik oleh akal maupun oleh

syariat) (Abidin,2002:110)

b. Konsep Istibaqah atau Musabaqah

Konsep istibaqah atau musabaqah dalam kontak interaksi sosial dalam ajaran

islam adalah melakukan persaingan dalam melakukan kebijakan atau berbuat

amal shaleh, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat (Al-Hasyir,:10)


       
   
Artinya : orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah

hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat

rahmat.

Ayat ini menjelaskan bahwa konsep istibaqah atau musabaqah (kompetitif) adalah

dalam bidang iman dan amal sholeh. Islam tidak melarang umatnya untuk

melakukan persaingan dalam mencapai keimanan yang tinggi terhadap Allah dan

bahkan ajaran islam meanjurkan seluruh umatnya untuk beriman. Dalam Al-

Quran memberikan peluang kepada umat islam untuk melakukan kompetisi dalam

perbuatan amal shaleh sebanyak mungkin.

Selain itu bentuk interaksi sosial yang bersifat komperatitif yang lebih luas

terutama menyangkut toleransi umat beragama yang dapat dijelaskan dalam surat

Al-Baqarah :148

         


           

Artinya :. dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah

(dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari

kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ayat ini menjelaskan bahwa konsep kompetisi tidak hanya dalam menjalankan ajaran islam

untuk mencapai tingkatan taqwa, namun dalam islam memberikan kesempatan atau toleransi

kepada pemeluk ajaran lainya untuk menjalankan ajaranya masing-masing sesuai dengan paham

dan ajaranya. Dan ayat ini juga menekankan kepada umat islam untuk melakukan kompetisi

kabajikan dimana saja dengan tidak mengenal waktu, tempat maupun bentuk kebijakan tersebut
baik besar maupun kecil. Hal ini menunjukan bahwa umat islam dituntut melakukan kebajikan

dengan sebanyak mungkin, sehingga menjadi sikap dan prilaku serta cara hidup yang telah

digariskan oleh ajaran islam.

c. Konsep Ta’awun (cooperation)

Konsep ta’awun dalam ajaran islam tidak begitu banyak mengandung

pengertian selain tolong-menolong atau saling membantu. Kata ta’awun terdapat

dalam surat Al-Maidah :2

         


  
Artinya :Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Pada ayat ini menjelaskan terdapat dasar dan isi dari proses interaksi

cooperatif adalah kata birr dan taqwa dalam Al-Quran menurut Thosihiku Izutsu

termasuk dalam salah satu kata yang paling sulit untuk dipahami karena banyak

bentuk kebajikan yang terkandung di dalamnya, selain itu kata ta’awun

mengandung pengertian untuk hidup saling membantu serta meminta hubungan

dalam segala ragam bentuk baik dan perbuatan berfaedah yang didasarkan kepada

menegakkan taqwa.

Kata birr dapat di defenisikan cukup panjang sebagaimana ayat menjelaskan

dalam surat Al-Baqarah :177

        


       
      
    
      
      
      
     
Artinya :bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan

tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat,

kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak

yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang

meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;

dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam

kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya);

dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

Menurut ayat di atas ada beberapa pengertian dari kata birr yang menjelaskan

tanda-tanda orang-orang bertaqwa antara lain:

a. Dimensi spiritual, adalah iman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat,

kitab-kitab dan para nabi

b. Dimensi sosial, adalah memberikan harta yang masih disukainya kepada kaum

kerabatnya, orang-orang miskin, ibnu al-sabil, peminta-minta, hamba sahaya

untuk pembebasanya, dan membayar zakat.

c. Dimensi ritual adalah mendirikan sholat

d. Dimensi psikologis adalah sabar dalam kesempatan, penderitaan, dan situasi

darurat.

B. Bimbingan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling


a. Pengertian Bimbingan

Dalam Hallen (2005:2) mendefenisikan tentang bimbingan yaitu secara

etimologis berasal dari istilah inggris “ Guidance” berasal dari kata kerja “to

guide” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun atau

membantu. Maka secara umum bimbingan adalah suatu bantuan atau tuntutan

adalah bimbingan pertama kali pengertian bimbingan yang dikemukakan

dalam Year’s Book of Education, yang menyatakan bahwa Bimbingan adalah

suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan

dan menyumbangkan kemampuan agar memperoleh kebahagian pribadi dan

pemanfaatan sosial.

Ada beberapa pengertian bimbingan menurut para ahli:

a) Arthur. J. Jones, bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada

individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-

penyesuaian yank bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip

demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk

memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang

lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan

(diwarisi), tetapi harus dikembangkan. 17

b) Mortensen dan Schmuller, Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian

dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan

kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara

mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan

dan kesanggupan sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demorkasi.


17
Prayitno, 2015, dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta, hlm 95
c) Crow dan Crow, Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh

seseorang laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang

memadai dan terlatih dengan baik, kepada individu-individu setiap

usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,

mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan

sendiri dan menanggung bebanya sendiri. 18

Walaupun adanya penegaskan dari beberapa pendapat para ahli

di atas tentang bimbingan, namun pada dasarnya bimbingan

merupakan bantuan diri pribadi untuk orang lain agar membuat pilhan-

pilihan yang tujuannya penyesuaian diri dengan baik. Bimbingan

adalah suatu usaha bantuan menuntun, membantu dan menunjukan

secara teratur dan sistematis yang diberikan oleh seorang yang ahli

(konselor) kepada klien untuk secara berkelanjuttan agar tercapai

kemandiriaan dalam pemahaman diri dan penerimaan diri yang

tujuanya tercapai kepribadian yang memadai dan bisa hidup secara

mandiri dan bahagia.

b. Pengertian konseling

Secara etimologi istilah konseling berasal dari bantuan latin, yaitu

“consilium” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah

konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau

menyampaikan. 19

Secara terminologis konseling ada beberapa pendapat menurut para ahli

18
Prayitno, Op. Cit.,h.94
19
Prayitno, 2015, dasar-dasar bimbingan dan konseling , Rineka Cipta, hlm 99
a. Prayitno dan Erman Amti, Konseling adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh

seseorang yang disebut (konselor) kepada individu yang sedang

mengalami sesuatu masalah yang disebut (klien) yang bermuara

pada teratasi masalah yang dihadapi klien. 20

b. Roger, konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan

individu konseli dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya

agar dapat mengubah sikap dan prilakunya. 21

c. Tolbert Winkel, konseling adalah bantuan pribadi secara tatap

muka antara dua orang yaitu seorang yang disebut sebagai

konselor yang berkompeten dalam bidang konseling membantu

seseorang disebut konseli. 22

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan, bahwa konseling adalah suatu teknik

pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu memberikan bantuan secara individu

melalui hubungan langsung yang dilakukan secara kontiniu. Di samping itu konseling

merupakan pertalian timbale balik antara konselor dengan klien, dengan tujuan klien agar dapat

memahami diri dan mampu mengatasi permasalahan baik di masa sekarang ataupun masa

datang agar bias merubah tingkah laku baik menjadi lebih baik.

Jadi bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan atau pertolongan yang

diberikan oleh konselor kepada individu (klien) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan

timbale balik antara keduanya.untuk menyelesaikan masalah klien dan mengembangkan potensi

yang ada dalam dirinya

20

21
Hartono, 2012, psikologi konseling, Kencana, hlm 27
22
Hartono., Op., Cit.,h, 27
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling ,memiliki

macam-macam fungsi layanan konseling antara lain:

a. Fungsi pemahaman (Understanding Function)

Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling

dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang

masalah klien serta pemahaman tentang lingkungan

b. Fungsi pencegahan (Preventive Fuction)

Fungsi pencegahan adalah untuk mencegah timbulnya masalah pada klien

sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat

perkembanganya.23

c. Fungsi pengentasan (Curative Function)

Fungsi pengentasan adalah fungsi konseling yang menghasilkan kemampuan

konseli atau kelompok konseli untuk memecahkan masalah-masalah yang

dialaminya dalam kehidupan.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan (Development and Presertive)

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi konseling yang

menghasilkan kemampuan konseli atau kelompok konseli untuk memelihara

dan mengembangkan berbagai potensi atau kondisi yang sudah baik agar tetap

menjadi baik untuk lebih dikembangkan secara mantap.

e. Fungsi Advokasi

23
Tohirin, 2013, bimbingan dan konseling , Raja Wali , jakarta
Fungsi advokasi adalah fungsi konseling yang menghasilkan kondisi

pembelaan terhadap berbagai bentuk pengingkaran atas hak-hak dan

kepentingan pendidikan dan perkembangan

1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling yang dapat membagi layanan

bimbingan dan konseling kepada Sembilan layanan antara lain:24

a) Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk

memperkenalkan klien atau seseorang dengan lingkungan yang baru.

b) Layanan Informasi

Layanan informasi adalah suatu layanan yang berupaya memenuhi

kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan.

Dalam kehidupan bermasyarakat bahwa masyarakat umumnya masyarakat

Indonesia dikatakan juga masyarakat yang majemuk karena berasal dari

berbagai suku bangsa, agama, data istiadat dan kebiasaan-kebiasaan berbeda.

c) Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran yaitu, layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan

penyaluran yang sesuai dengan potensi. Sedangkan dalam masyarakat

penempatan dan penyaluran bisa mengikuti kegiatan-kegiatan seperti, lomba

volley dengan mengikuti mereka dalam kegiatan tersebut maka tersalur lha

bakat dan minatnya


24
Tohirin,2013,bimbingan dan konseling , Raja Wali, pers, Jakarta
d) Layanan layanan penguasaan konten

Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada

individu (klien) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai

kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.25

e) Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling perorangan bermakna layanan konseling yang

diselenggarakan oleh seorang klien dalam rangka pengentasan masalah

pribadi klien. Konseling perorangan berlangsung dalam suasana komunikasi

atau tatap muka secara langsung atau konselor dengan klien yang membahs

berbagai masalah di alami klien.

f) Layanan bimbingan kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan

(bimbingan) kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan

bimbingan kelompok, aktifitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan

untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau

pemecahan masalah individu yang menjadi peserta layanan.

g) Layanan konseling kelompok

Layanan konseling kelompok mengikuti sejumlah peserta dalam bentuk

kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan

konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas

berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan

masalah individu yang menjadi peserta layanan.

h) Layanan konsultasi
25
Tohirin, Op., Cit, hlm 152
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh

konselor (pembimbing) terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang

memungkinkan memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu

dilaksanakan dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga

i) Layanan mediasi

Layanan mediasi istilah “mediasi” terkait dengan istilah “media” yang berasal

dari kata sama dengan istilah “wasilah” yang juga perantara. Berdasarkan arti

di atas, mediasi bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengantarai atau

menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula terpisah.

Layanan mediasi merupakan layanan yang dilaksanakan konselor terhadap

dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan

kecocokkan.

j) Layanan Advokasi

Layanan bimbingan dan konseling advokasi ini adalah membantu klien

memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang dapat

perhatian.

2. Bidang-Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling

a. Bidang bimbingan pribadi

Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan

konseling membantu siswa atau individu menemukan dan

mengembangkan pribadi yang beriman dan bertqwa terhadap


tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani

dan rohani

b. Bidang bimbingan sosial

Bimbingan sosial bermakna atau bantuan dalam menghadapi

dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti, pergaulan,

penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan

sebagainya. Bimbingan sosial juga bermakna suatu bimbingan

atau bantuan dari pembimbing kepada individu agar dapat

mewujudkan pribadi yang mampu bersosiolisasi dan

menyesuaikan diri dengan lingkunganya secara baik.

c. Bidang Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah suatu

bantuan dari pembimbing kepada individu (klien) dalam hal

menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program

studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran

yang timbul berkaitan dengan tuntutan- tuntutan belajar di

institusi pendidikan

d. Bidang Pengembangan Karier

Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan dan

konseling di tujukan untuk mengenal potensi diri,

mengembangkan dan memantapkan pilihan karir.

f. Bidang Bimbingan Keluarga


Bimbingan kehidupan berkeluarga merupakan suatu bimbingan yang

diberikan oleh individu (pembimbing) kepada induvidu lain (klien) dalam

menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan berkeluarga. Melalui

bimbingan kehidupan sosial berkeluarga, individu dibantu mencarikan

alternatif bagi pemecahan masalah yang berkenaan dengan kehidupan

berkeluarga.

g. Bidang Bimbingan Kehidupan Beragama

Bimbingan kehidupan beragama adalah bantuan yang di berikan

pembimbing kepada terbimbing (klien) agar mereka mampu menghadapi dan

memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama.

Jadi antara keenam bidang bimbingan dan konseling diatas yang lebih

diutamakan dalam penelitian ini adalah bidang bimbingan sosial karena sesuai

dengan tujuan yaitu agar individu yang dibimbing mampu melakukan

interaksi sosial secara baik dengan lingkunganya

Anda mungkin juga menyukai