Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai
130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa
memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya
berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di dalam tubuh.
Jika dibiarkan hipertensi bisa menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti:
1. Aterosklerosis
2. Kehilangan penglihatan
3. Terbentuk aneurisma
4. Gagal ginjal
Kegiatan
No
Tahap Waktu UraianKegiatan Metode
.
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
1. Pembukaan 5 menit - Menjelaskan tujuan Presentasi
penyuluhan
- Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. Isi 15 menit - Menjelaskan hipertensi Presentasi
- Melakukan Tanya. Jawab ke
Diskusi dan
3. Evaluasi 5 menit peserta mengenai materi yang
Tanya jawab
disampaikan
- Mengucapkan terima kasih atas
4. Penutup 5 menit peran serta masyarakat Presentasi
- Mengucapkan salam penutup
Waktu dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2019 di Jl. Pelajar
Timur gg. Kelapa Lingkungan 18
Tujuan
o Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang Hipertensi.
o Agar masyarakat dapat mengetahui cara mencegah terjadinya hipertensi dan tau
kapan harus berobat ke puskesmas serta tau kapan harus mengkonsumsi obat anti
hipertensi.
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang hipertensi serta
cara mencegah terjadinya hipertensi dan tau kapan harus berobat ke puskesmas serta tau
kapan harus mengkonsumsi obat anti hipertensi.
Dokumentasi
Diabetes Melitus
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar
gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di
dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai
gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai
komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam darah
dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di
belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin
sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah
glukosa menjadi energi.
Jenis-jenis Diabetes
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun
ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor
genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini
disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin
yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin).
Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang
dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan
hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Gejala Diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa
hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa
mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak
spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
Beberapa gejala juga bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:
1. Mulut kering.
2. Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
3. Gatal-gatal.
4. Disfungsi ereksi atau impotensi.
5. Mudah tersinggung.
6. Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah
makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
7. Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis
nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.
Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam
darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang
yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.
Pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki
faktor-faktor risiko, seperti:
Komplikasi Diabetes
Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:
1. Penyakit jantung
2. Stroke
3. Gagal ginjal kronis
4. Neuropati diabetik
5. Gangguan penglihatan
6. Depresi
7. Demensia
8. Gangguan pendengaran
9. Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
10. Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur
Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh
komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat
muncul pada bayi adalah:
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes
tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:
Kegiatan
No
Tahap Waktu UraianKegiatan Metode
.
- Membuka kegiatan dengan W
mengucapkan salam a
- Memperkenalkan diri k
penyuluhan u
dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2019 di Jl. Pelajar
Timur gg. Kelapa Lingkungan 18
Tujuan
o Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang Diabetes Mellitus tipe
2.
o Agar masyarakat dapat mengetahui cara mencegah terjadinya diabetes mellitus
tipe 2 dan tau kapan harus berobat ke puskesmas serta tau kapan harus
mengkonsumsi obat diabetes mellitus tipe 2.
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang diabetes mellitus
tipe 2 serta cara mencegah terjadinya hipertensi dan tau kapan harus berobat ke puskesmas
serta tau kapan harus mengkonsumsi obat diabetes mellitus tipe 2.
Dokumentasi
Penjelasan TORCH
Beberapa pemeriksaan lain yang dapat dilakukan selama kehamilan antara lain
pemeriksaan TORCHyaitu singkatan dari toxoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes
simpleks virus. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut tidak
pernah terinfeksi, pernah terinfeksi ataupun sedang terinfeksi dengan penyakit tersebut.
Infeksi dari kuman-kuman tersebut bisa menjadi masalah serius selama kehamilan karena
mampu menembus ari-ari dan menyebabkan kelainan pada bayi. Pemeriksaan ini disarankan
pada ibu yang terutama memiliki hewan peliharaan dirumah dan memiliki riwayat keguguran
yang berulang.
Adapun saran – saran yang dapat dilakukan dalam mencegah penyakit TORCH adalah:
1. Makan makanan bergizi.
2. Melakukan pemeriksaan TORCH sebelum kehamilan.
3. Melakukan vaksinasi guna mencegah penyakit TORCH.
4. Makan makanan yang matang.
5. Periksa kandungan secara teratur.
6. Jaga kebersihan tubuh.
7. Hindari kontak dengan penderita penyakit TORCH.
Selain itu, terdapat juga kelas ibu hamil yang merupakan sarana belajar ibu-ibu dengan
kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang.
Tujuan dari kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan
akte kelahiran.
Kegiatan
No
Tahap Waktu UraianKegiatan Metode
.
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
1. Pembukaan 5 menit - Menjelaskan tujuan Presentasi
penyuluhan
- Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. Isi 15 menit - Menjelaskan Antenatal care Presentasi
- Melakukan Tanya. Jawab ke
Diskusi dan
3. Evaluasi 5 menit peserta mengenai materi yang
Tanya jawab
disampaikan
- Mengucapkan terima kasih atas
4. Penutup 5 menit peran serta masyarakat Presentasi
- Mengucapkan salam penutup
Waktu dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2019 di Posyandu
Lingkungan IX Wilayah Puskesmas Desa Binjai.
Tujuan
o Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang Antenatal care.
o Agar masyarakat dapat mengetahui pentingnya kunjungan antenatal care selama
masa kehamilan.
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang Antenatal care
serta mengetahui pentingnya kunjungan antenatal care selama masa kehamilan.
Dokumentasi
D. Penyuluhan Diare
Pokok Bahasan : Diare
Tempat : Posyandu Lingkungan XV, Jl. Raya Menteng
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Maret 2019
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa FK UISU
Diare
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih
cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan
anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-
rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam
Cara Penularan
Cara penularan diare melalui cara faecal-oralyaitu melalui makanan atau minuman
yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui lalat
( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger)
Faktor risiko terjadinya diare adalah:
1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
Faktor perilaku antara lain:
a. Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan
Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena
sangat sulit untuk membersihkan botol susu
c. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi
ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak
d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis
Faktor lingkungan antara lain:
b. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi Cuci
Kakus (MCK)
c. Kebersihan lingkungan dan pribadiyang buruk Disamping faktor risiko tersebut diatas
ada beberapa faktor dari penderita yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk
diare antara lain: kurang gizi/ malnutrisi terutama anak gizi buruk, penyakit
imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak
Cara Pencegahan
Pencegahan diare menurut Pedoman Tatalaksana Diare Depkes RI (2006) adalah
sebagai berikut:
Memberikan ASI
Memberikan makanan pendamping ASI
Menggunakan air bersih yang cukup
Menuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang tinja bayi yang benar
Imunisasi campak
Pengobatan
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia
dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan
mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotik Selektif
5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Kegiatan
No
Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode
.
- Membuka kegiatan dengan W
mengucapkan salam a
- Memperkenalkan diri k
penyuluhan u
dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2019 di Posyandu
lingkungan XV wilayah Puskesmas Desa Binjai.
Tujuan
o Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang Diare.
o Agar masyarakat dapat menerapkan cara pencegahan dari pada diare.
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang diare dan dapat
mencegah dari terjadinya dehidrasi.
Dokumentasi
Sumber vitamin A
Sumber vitamin A terdapat di dalam beberapa jenis makanan tertentu. Adapun
makanan yang menjadi sumber vitamin A bisa dibedakan menjadi dua berdasarkan
bentuknya. Sudah disinggung sebelumnya tentang bentuk vitamin A, yaitu preformed vitamin
A dan provitamin A.
Makanan yang mengandung preformed vitamin A merupakan sumber vitamin A
hewani yang banyak dikandung di dalam daging, ikan, susu, dan semua produk turunannya.
Provitamin A adalah sumber vitamin A nabati yang terdapat pada sayuran. Umumnya,
sayuran tersebut berwarna jingga, hijau, dan kuning seperti wortel dan bayam.
Berapa kebutuhan vitamin A per hari?
Kebutuhan vitamin A harian sebaiknya dipenuhi agar tubuh bisa menjalankan
fungsinya dengan baik. Angka kecukupan vitamin A berbeda sesuai dengan usia, jenis
kelamin, dan kondisi fisiologis seperti kehamilan.
Bayi membutuhkan vitamin A sebesar 375-400 mcg dalam sehari. Pada anak usia 1-3
tahun memerlukan vitamin A sebanyak 400 mcg, anak usia 4-6 membutuhkan 450 mcg
vitamin A, dan anak usia 7-9 memerlukan kecukupan 500 mcg vitamin A dalam sehari.
Pada lelaki, kebutuhan vitamin A sejak usia 10 tahun hingga lansia tetap yaitu sebanyak
600 mcg A. Pada perempuan kebutuhan vitamin A meningkat menjadi 600 mcg sejak
menginjak usia 10 tahun, tetapi mengalami penurunan setelah memasuki usia 19 tahun
hingga lansia menjadi 500 mcg.
Kebutuhan vitamin A pada perempuan bisa mengalami peningkatan jika ia sedang
dalam kondisi hamil atau menyusui. Peningkatan kebutuhan pada saat hamil trimester 1 dan 2
mencapai 300 mcg, sedangkan sejak trimester 3 dan selama menyusui membutuhkan
penambahan sebesar 350 mcg vitamin A.
Kegiatan
No
Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode
.
- Membuka kegiatan dengan W
mengucapkan salam a
- Memperkenalkan diri k
penyuluhan u
dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2019 di TK Genesis
wilayah Puskesmas Desa Binjai.
Tujuan
o Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang Pentingnya Pemberian
Vitamin A.
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang Pentingnya
Pemberian Vitamin A dan dapat mencegah terjadinya rabun senja.
Dokumentasi
Sayangnya, cara mencuci tangan yang selama ini kita lakukan ternyata masih salah lho. Tak
hanya membilas dengan air saja, banyak orang yang hanya menggosok tangannya dengan
sabun dalam waktu yang singkat atau tidak benar-benar membersihkan tangan hingga sela-
sela jari dan kuku. Cara mencuci tangan ini tidak akan benar-benar membunuh kuman
sehingga kita tentu masih rentan terkena penyakit. Berikut adalah cara mencuci tangan yang
benar menurut Badan Kesehatan Dunia WHO.
Gunakan sabun anti bakteri untuk mencuci tangan, bukannya sabun cuci yang
terlalu keras bagi kulit.
Gosok kedua pungggung tangan hingga bersih.
Buka telapak tangan dan gosoklah jari satu per satu termasuk sela-selanya.
Balik telapak tangan dan bersihkan sela-sela punggung jari satu per satu.
Gosok ibu jari dengan gerakan melingkar searah beberapa kali.
Gosok ujung jari telapak tangan pada kedua tangan.
Gosok pergelangan tangan dengan gerakan memutar.
Bilas dengan air bersih yang mengalir, bukannya merendam tangan di wadah
berisi air.
Lakukan cara mencuci tangan ini setiap kali akan makan, setelah keluar dari kamar mandi
atau toilet, atau setelah menyentuh benda-benda yang sepertinya kotor. Dengan
melakukannya, maka kita akan tetap sehat dan tidak akan mudah terkena penyakit.
Kegiatan
No
Tahap Waktu Uraian Kegiatan Metode
.
- Membuka kegiatan dengan W
mengucapkan salam a
- Memperkenalkan diri k
penyuluhan u
dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2019 di SD GKPS,
Wilayah Puskesmas Desa Binjai.
Tujuan
o Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang Pentingnya Mencuci
Tangan setelah beraktivitas dan sebelum makan.
o Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang cara mencuci tangan
yang baik menurut World Health Organization (WHO).
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang Pentingnya
Mencuci Tangan setelah beraktivitas dan sebelum makan, serta cara melakukan cuci tangan
yang baik menurut WHO.
Dokumentasi
G. Tuberkulosis
Pokok Bahasan : Tuberculosis Paru (TB Paru)
Tempat : Puskesmas Desa Binjai
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa FK UISU
Tuberculosis Paru
Tuberculosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosa, dengan bagian tubuh yang tersering dijangkiti adalah
paru-paru.
Bahaya Merokok
Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan dan janin Peringatan akan bahaya merokok semacam itu sudah sering terlihat dan
terdengar baik di media cetak maupun media elektronik bahkan di setiap bungkus rokok,
akan tetapi peringatan semacam itu tidak menyurutkan niat para perokok untuk tetap
menghisap candu yang berisi ratusan bahan kimia mematikan itu. Data statistik menunjukan
34,7 persen penduduk Indonesia adalah perokok aktif artinya 1 dari 3 penduduk Indonesia
merokok.
Merokok pertama kali di kenal oleh bangsawan Eropa yang datang ke benua Amerika
pada abad ke 16, saat itu merokok dilakukan oleh suku Indian dalam rangka ritual
penyembahan terhadap roh-roh leluhur mereka, selanjutnya kebiasaan merokok ini di tiru dan
kemudian meyebar ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia.
Kegiatan
No
Tahap Waktu UraianKegiatan Metode
.
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
1. Pembukaan 5 menit - Menjelaskan tujuan Presentasi
penyuluhan
- Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. Isi 15 menit - Menjelaskan bahaya Merokok Presentasi
- Melakukan Tanya.
Diskusi dan
3. Evaluasi 5 menit jawabkepeserta mengenai
Tanya jawab
materi yang disampaikan
- Mengucapkan terimakasih atas
4. Penutup 5 menit peran serta masyarakat Presentasi
- Mengucapkan salam penutup
Waktu dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 Maret 2019 di SD Islam
Darul Mustafa
Tujuan
o Agar siswa dapat mengetahui dan memahami tentang bahaya merokok.
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang bahaya
merokok.
Dokumentasi
I. Kesehatan Reproduksi
Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi
Tempat : SD Islam Darul Mustafa
Hari/Tanggal : Jumat, 29 Maret 2019
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa FK UISU
Kesehatan Reproduksi
Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting, terutama pada remaja. Sebab,
masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik menjaga kebersihan,
yang bisa menjadi aset dalam jangka panjang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah orang yang berusia 12 hingga
24 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya,
proses pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada
masa ini. Secara sederhana, reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan
“produksi” yang artinya membuat atau menghasilkan.
Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam menghasilkan kembali
keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut, seringnya reproduksi hanya dianggap
sebatas masalah seksual atau hubungan intim. Alhasih, banyak orang tua yang merasa tidak
nyaman untuk membicarakan masalah tersebut pada remaja. Padahal, kesehatan reproduksi,
terutama pada remaja merupakan kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi, dan proses
reproduksi.
Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu
terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi karena kurangnya
sosialiasi dan edukasi adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga
aborsi yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja.
Nyatanya peran orangtua merupakan satu hal yang penting dalam edukasi seksual pada
remaja. Apalagi saat ini masih belum banyak orang yang peduli terhadap risiko-risiko yang
bisa menyerang remaja “salah pergaulan” tersebut. Mulai dari ancaman HIV/AIDS, angka
kematian ibu yang meningkat karena melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja
perempuan karena nekat mengambil tindakan aborsi.
Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak hanya
untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap
pembahasan ini juga bisa menghindari remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga
kesehatannya, diharapkan mampu membuat remaja lebih bertanggung jawab. Terutama
mengenai proses reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat
merugikan.
Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja. Sebab,
anak laki-laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat.
Pergaulan yang salah juga pada akhirnya bisa memberi dampak merugikan pada remaja laki-
laki pula. Lantas pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja?
Pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Usahakanlah untuk
menyampaikan informasi sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Tapi sebaiknya
hindari penggunaan istila-istilah tertentu yang malah bisa mengaburkan makna dan
membuat anak tidak mengenal dengan pasti masalah reproduksi.
Risiko penyakit. Aspek ini juga sebaiknya sudah mulai dikenalkan dan disampaikan
pada remaja yang sudah beranjak dewasa. Dengan mengetahui risiko yang mungkin
terjadi, remaja tentu akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksi.
Kekerasan seksual dan cara meghindarinya. Remaja perlu dikenalkan dengan hak-hak
reproduksi yang ia miliki. Selain itu, diperlukan juga pengetahuan tentang kekerasana
seksual yang mungkin terjadi, apa saja jenisnya, dan bagaimana cara mencegahnya
terjadi.
Menjaga kesehatan reproduksi tentu lebih mudah jika kesehatan tubuh terjaga seluruhnya.
Agar lebih sehat, pastikan untuk menerapkan pola makan sehat, olahraga, serta konsumsi
vitamin tambahan.
Kegiatan
No
Tahap Waktu UraianKegiatan Metode
.
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
1. Pembukaan 5 menit - Menjelaskan tujuan Presentasi
penyuluhan
- Menyebutkan materi yang akan
diberikan
- Menjelaskan kesehatan
2. Isi 15 menit Presentasi
reproduksi
- Melakukan Tanya.
Diskusi dan
3. Evaluasi 5 menit jawabkepeserta mengenai
Tanya jawab
materi yang disampaikan
- Mengucapkan terimakasih atas
4. Penutup 5 menit peran serta masyarakat Presentasi
- Mengucapkan salam penutup
Waktu dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 Maret 2019 di SD Islam
Darul Mustafa.
Tujuan
o Agar siswa dapat mengetahui dan memahami tentang kesehatan reproduksi.
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang kesehatan
reproduksi.
Dokumentasi
mengucapkan salam k
- Memperkenalkan diri t
1. Pembukaan 5 menit Presentasi
- Menjelaskan tujuan penyuluhan u
dan tempat
o Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 29 Maret 2019 di SD Islam Darul
Mustafa
Tujuan
o Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat.
o Agar masyarakat dapat menerapkan cara bagaimana berperilaku Hidup Bersih dan
Sehat.
Hasil
o Setiap masyarakat yang hadir sangat antusias terhadap topik penyuluhan yang
diberikan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang di berikan responden.
Saran
Diharapkan kepada para responden mengetahui dan memahami tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari agar tercapainya
individu ataupun keluarga yang bersih dan sehat.
Dokumentasi
F. Laporan Kegiatan Senam Lansia Di Puskesmas Desa Binjai
Pokok Bahasan : Senam Lansia
Tempat : Di Puskesmas Desa Binjai
Hari/ Tanggal : 22 Maret 2019 dan 29 Maret 2019
Waktu : 1x 30 menit
Tujuan:
1. Tujuan Umum
Peningkatan fungsi organ tubuh serta meningkatkan imunitas dalam tubuh masyarakat
sekitar Puskesmas Desa Binjai.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan senam lansia dapat meningkatkan fungsi organ tubuh serta
meningkatkan imunitas dalam tubuh.
Sasaran:
Sasaran senam lansia adalah masyarakat lansia sekitar Puskesmas Desa Binjai.
Hasil:
Seluruh masyarakat lansia sangat antusias terhadap kegiatan senam lansia.
Dokumentasi: