PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
- Divisi bryophitha, pengertian bryophita, beserta kelas, family, dan spesies yang digunakan
dalam obat-obatan?
-- Divisi pterodophyta, pengertian pterodophyta beserta kelas, family, dan spesies yang
digunakan dalam obat-obatan?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Bryophyta dan Pteridophyta serta peranannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Dan juga divisi dari Bryophyta dan Pteridophyta.
BAB II
BRYOPHYTA (LUMUT)
Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya
hanya beberapa milimetersaja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja.
Hampir semua tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun
kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat-tempat yang basah. Pada tumbuhan lumut
kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu antara keturunan yang bersifat
haploid biasa disebut keturunan gametofit (tumbuhan yang menghasilkan gamet), sedangkan
yang diploid disebut sporofit (tumbuhan yang menghasilkan spora).
1. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa
2. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu
sel lapis sel. Sel-sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun
seperti jala. Diantaranya terdapat sel-sel mati yang besar-besar dengan penebalan dinding
dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air dan
cadangan makanan.
4. Rizoid tampak seperti rambut atau benang-benang. Berfungsi sebagai akar untuk
melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan). Rizoid
terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
· Apofisis, ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta
dengan kotak spora
· Kaliptra
· Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spor.
B. Klasifikasi Bryophyta
1. Lumut hati
Lumut hati merupakan tumbuhan kecil yang berbentuk lembaran. Lumut hati tidak
memiliki akar, batang, dan daun sebenarnya sehingga mereka disebut juga tumbuhan talus.
Struktur talus pada lumut hati dikenal dengan istilah lobus. Salah satu jenis lumut hati yang
terkenal adalah Marchantia. Setiap lobus lumut tersebut memiliki ukuran panjang sekitar 1 cm
atau lebih. Permukaan atas lobus licin, sedangkan permukaan bawahnya terdapat sejumlah rizoid
yang tertanam ke dalam tanah.
Lumut tanduk dapat ditemukan di sepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan. Struktur
tubuhnya hampir serupa dengan lumut hati. Itulah sebabnya sebagian ahli mengelompokkan nya
kedalam lumut hati. Lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan. Salah satu spesies
lumut tanduk adalah Anthoceros sporophytes.
· Merupakan tumbuhan kecil yang memiliki batang semu tegak dengan lembaran
daun yang tersusun spiral
· Memiliki kutikula dan stomata, sehingga dapat mencegah hilangnya air dari dalam
sel nya
Reproduksi lumut sejati dapat secara aseksual dan seksual. Kebanyakan reproduksi
aseksual dilakukan dengan cara Fragmentasi. Bagian dari tumbuhan tersebut dapat tumbuh
menghasilkan tunas atau kuncup yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan
baru.
Lumut sejati juga mengalami pergiliran keturunan dari fase gametofit ke fase
sporofit yang berlangsung secara bergantian. Pada fase gametofit (generatif), lumut
menghasilkan gametangium yang berupa anteredium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan
spermatozoid, sedangkan arkegonium menghasilkan sel telur. Hasil peleburan kedua sel kelamin
akan membentuk zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi sporogonium (fase sporofit)
yang tetap menempel pada lumut (fase gametofit).
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan yang
menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang menghasilkan gamet
(gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot
yang merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk individu
yang diploid (sporofit) karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora inilah
yang merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan terbentuk protalium melalui
perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku
purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).
A. Ciri-ciri Pterydophyta
Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :
3) Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan
berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus
berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh
kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang
keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang.
Akar memiliki kaliptra.
5) Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri
atas xylem dan floem.
6) Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk
pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai
sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
8) Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan
pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
B. Klasifikasi Pterydophyta
1) Divisi Psilotophyta
Anggota divisi ini tidak memiliki daun atau akar sejati. Fungsi akar digantikan oleh
rizoid. Psilotophyta memiliki sporangium yang terletak pada ujung-ujung cabangnya.
Psilotophyta merupakan kelompok tumbuhan paku yang sudah hampir punah. Salah satu jenis
divisi Psilotophyta yang masih ada hingga sekarang ini adalah Psilotum.
2) Divisi Lycopodophyta
Jumlah anggota divisi Lycopodophyta mencapai sekitar 1.000 spesies. Mereka memiliki
daun berupa mikrofil yang tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium yang
muncul dari ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (bentuk seperti pentungan kayu).
Kebanyakan hidup menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit. Contoh anggota divisi ini
adalah Lycopodium dan Selaginella.
3) Divisi Equisetophyta
Jumlah anggota divisi ini hanya terdapat sekitar 15 spesies. Biasa tumbuh subur di
tempat-tempat yang lembap. Daun berukuran menengah, bersisik, dan tersusun melingkar pada
setiap buku. Salah satu contoh dari divisi ini adalah Equisetum.
4) Divisi Pteridophyta
Divisi Pteridophyta meliputi tumbuhan paku menurut pengertian kita sehari-hari. Mereka
memiliki makrofil yang dilengkapi dengan tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi
tumbuhan paku ini bervariasi mulai dari yang pendek dan tampak seperti lumut hingga tinggi
menjulang seperti pohon. Anggota divisi ini ada yang tingginya mencapai 6 kaki. Beberapa
contoh dari Pteridophyta adalah paku tiang (Alsophilla glauca), paku resam (Gleichenia linearis),
suplir (Adiantum cueatum), dan semanggi (Marsilea crenata).
BAB III. KESIMPULAN