Anda di halaman 1dari 6

PENGESAHAN ARTIKEL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


PERDARAHAN POSTPARTUM DI PUSKESMAS LEMBO
KABUPATEN KONAWE UTARA
TAHUN 2019

disusun oleh
Ari Idria
B.18.03.121

Untuk memenuhi persyaratan wisuda

KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Dr.Nilawaty Uli,S.Si.,Apt.,M.Kes) (Maswaty Madjid STr.Keb,SKM,M.Si,M.Kes)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
STIKES Mega Buana Palopo

(Yuniar Dwi Yanti,S.ST.,M.Keb)


NIK. 0913068813
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN
POSTPARTUM DI PUSKESMAS LEMBO
KABUPATEN KONAWE UTARA
TAHUN 2019

Ari Idria
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Buana Palopo

Abstrak
Latar belakang ; Perdarahan postpartum adalah perdarahan berlebihan yang terjadi setelah
melahirkan. Kondisi ini sangat serius dan dapat menyebabkan kematian pada ibu. Tujuan ; Untuk
mengetahui faktor yang berhungan dengan kejadian perdarahan postpartum di Puskesmas Lembo
Kabupaten Konawe Utara tahun 2019. Metode ; Penelitian ini menggunakan desain penelitian
deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil ; hasil penelitian dengan menggunakan uji chi
square melalui bantuan program komputerisasi yang menghasilkan,1) nilai ρ (ρ value) sebesar 0,000
lebih kecil (<) dari nilai α (0,05), artinya ada hubungan antara anemia ibu dengan perdarahan
postpartum, 2) nilai ρ (ρ value) sebesar 0,000 lebih kecil (<) dari nilai α (0,05), artinya ada
hubungan antara umur ibu dengan perdarahan postpartum.3) nilai ρ (ρ value) sebesar 0,001 lebih
kecil (<) dari nilai α (0,05), artinya ada hubungan antara paritas ibu dengan perdarahan
postpartum. Kesimpulan ; ada hubungan anemia, umur ibu dan paritas dengan perdarahan
postpartum di Puskesmas Lembo Kabupaten Konawe Utara tahun 2019.

Kata kunci : Anemia, umur ibu, paritas, perdarahan postpartum.

Abstract
Background; postpartum bleeding is the excessive bleeding that occurs after childbirth. This
critical condition can cause death of mothers. Purposes; This study aims to investigate the
factors attributed to the bleeding in postpartum at the health distric of Lembo North Konawe
Regency in 2019. Method; This descriptive study involved 37 participants as the sample who
were chosen through total sampling technique. Results; The statistical evidence generated
by chi square using a computer software showed that,1) the value ρ (ρ value) 0,000 was less
than (<) the value α (0,05), which means that there was a correlation between the anemia of
the mothers and postpartum bleeding, 2) that the value ρ (ρ value) 0,000 was less than (<) α
(0,05), which indicates that there was a correlation between the ages of the mothers and the
postpartum bleeding, 3) that the value ρ (ρ value) 0,001 less than (<) the value α (0,05),
which means there was a correlation between the parity of the mothers and the postpartum
bleeding. Conclusion; there was a correlation between the case of anemia, ages, and parit of
the mothers and the postpartum bleeding at the health district of Lembo North Konawe
regency in 2019.

Keywords: Anemia, ages of the mothers, parity, postpartum

PENDAHULUAN
Perdarahan postpartum merupakan salah satu faktor penyumbang terbesar dalam angka
kematian ibu. Perdarahan postpartum merupakan perdarahan atau kehilangan darah ≥ 500 cc setelah
kelahiran atau kehilangan darah ≥ 1000 cc setelah seksio sesaria (Wuryanti, 2011; Cunningham,
2006). Anemia dalam kehamilan dan perdarahan postpartum merupakan dua kondisi yang dapat
terjadi pada kehamilan yang dapat berakibat buruk pada ibu maupun anak. Anemia yang merupakan
kondisi fisiologis dan perdarahan postpartum yang merupakan salah satu dampak dari anemia adalah
keadaan yang berbahaya bagi kehamilan.
Ada dua jenis perdarahan pasca persalinan: 1) Perdarahan postpartum primer terjadi saat
Anda kehilangan lebih dari 500 ml darah dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Kondisi ini umum,
terjadi pada 5 dari 100 wanita. Perdarahan parah (lebih dari 2 liter) lebih jarang terjadi, hanya
menyerang 6 dari 1000 wanita. 2) Perdarahan postpartum sekunder terjadi saat Anda memiliki
perdarahan berat melalui vagina di antara 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan. Kondisi ini
menyerang kurang dari 2 dari 100 wanita.
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, infeksi
dan kelainan darah. Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan,
persalinan dan nifas.Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti: 1) Gangguan dan
hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) Kekurangan Hb dalam darah
mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak (Manuaba,
2001). Ibu hamil yang menderita anemia memiliki kemungkinan akan mengalami perdarahan
postpartum yang disebabkan karena atonia uteri.
Paritas merupakan factor risiko yang mempengaruhi perdarahan postpartum primer. Pada
paritas yang rendah (paritas 1) dapat menyebabkan ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan
sehingga ibu hamil tidak mampu dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan,
persalinan dan nifas. Sedangkan semakin sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan (paritas
lebih dari 3) maka uterus semakin lemah sehingga besar risiko komplikasi kehamilan (Manuaba,
2008).
Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh penelitian Wuryanti (2011) didapatkan
bahwa p-value 0,008 < 0,05 maka anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan perdarahan
postpartum salah satunya adalah karena atonia uteri. Atonia uteri terjadi karena kontraksi serat-serat
myometrium terutama saat berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlekatan plasenta tidak dapat berkontraksi secara adekuat.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan potong lintang (Cross-
secsional) dimana variabel independen (paritas, umur dan anemia) diukur secara bersaman dengan
variabel dependen yakni perdarahan postpartum. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Lembo, Kabupaten Konawe Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
bersalin mei s/d agustus 2019 yang berjumlah 37 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah keseluruhan dari jumlah populasi, dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 37 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ibu yang mengalami
anemia sebanyak 10 orang (27%) dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 27 orang (73%) dari 37
orang responden dan dengan menggunakan uji chi square menghasilkan nilai ρ (ρ value) sebesar
0,000 lebih kecil (<) dari nilai α (0,05) yaitu signifikan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
ada hubungan antara anemia dengan perdarahan post partum Di Puskesmas Lembo.
Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi
kehamilan serta persalinan. Anemia juga menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca
persalinan. Rasa cepat lelah pada penderita anemia disebabkan metabolisme energi oleh otot tidak
berjalan secara sempurna karena kekurangan oksigen. Selama hamil diperlukan lebih banyak zat besi
untuk menghasilkan sel darah merah karena ibu harus memenuhi kebutuhan janin dan dirinya sendiri
dan saat bersalin ibu membutuhkan hemoglobin untuk memberikan energi agar otot-otot uterus dapat
berkontraksi dengan baik. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat
myometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi saat myometrium tidak dapat berkontraksi secara adekuat
(Wiknjosastro, 2002). Anemia menjadi salah satu pemicu terjadinya atonia uteri, karena jumlah
oksigen yang diikat dalam darah kurang. Sehingga jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun
kurang. Hal ini menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul
atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum.Penelitian ini sesuai dengan penelitian
Herianto (2003) di RS Sardjito Yogyakarta yang menyatakan bahwa anemia bermakna sebagai factor
risiko yang mempengaruhi perdarahan postpartum. Ibu yang mengalami anemia berisiko 3 kali
mengalami perdarahan postpartum disbanding ibu yang tidak mengalami anemia (OR= 2,76; 95%CI
1,25;6,12).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ibu yang memiliki umur
berisiko yakni < 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 10 orang (27%) dan yang memiliki umur tidak
berisiko yakni usia 20 tahun hingga 35 tahun sebanyak 27 orang (73%) dari 37 orang responden dan
dengan menggunakan uji chi square menghasilkan nilai ρ (ρ value) sebesar 0,000 lebih kecil (<) dari
nilai α (0,05) yaitu signifikan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara umur
ibu dengan perdarahan post partum. Usia berkaitan dengan ketidaksiapan ibu dalam reproduksi,
wanita usia dibawah 20 tahun masih berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga
kondisi hamil akan membuat dirinya harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. Sebaliknya ibu yang berumur lebih dari 35 tahun mulai
menunjukkan pengaruh poses penuaannya, seperti sering muncul penyakit seperti hipertensi dan
diabetes melitus yang dapat meghambat masuknya makanan janin melalui plasenta (Proverawati,
2010).
Menurut (Cunningham, 2006) pada usia <20 tahun merupakan resiko tinggi kehamilan yang
mengancam keselamatan ibu dan bayi hal ini disebabkan pada usia muda organ-organ reproduksi
dan fungsi fisiologi snyabeum optimal dan secara psikologis belum tercapainya emosi dan
kejiwaan yang cukup dewasa sehingga akan berpengaruh terhadap penerimaan kehamilannya yang
akhirnya akan berdampak pada proses kehamilan, persalinan hingga masa nifas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ibu yang memiliki jumlah
paritas berisiko yakni > 3 (tiga) sebanyak 11 orang (29,7%) dan yang memiliki jumlah paritas tidak
berisiko yakni ≤ 3 (tiga) sebanyak 26 orang (70,3%) dari 37 orang responden dan dengan
menggunakan uji chi square menghasilkan nilai ρ (ρ value) sebesar 0,000 lebih kecil (<) darinilai α
(0,05) yaitu signifikan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara umur ibu
dengan perdarahan postpartum. Pada ibu dengan paritas tinggi akan mempengaruhi keadaan uterus
ibu, karena semakin sering ibu melahirkan maka fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot uterus
terlalu regang dan kurang dapat berkontraksi dengan normal sehingga kemungkinan terjadi
perdarahan postpartum primer lebih besar. Paritas tinggi bukan saja berhubungan dengan fungsi
reproduksi yang telah menurun, tetapi juga riwayat perdarahan pada persalinan sebelumnya atau
riwayat anemia yang bias menambah risiko perdarahan postpartum primer. Oleh karena itu, pada ibu
dengan paritas tinggi dan memiliki riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk harus dirujuk
kerumah sakit untuk mendapatkan fasilitas dan pengawasan yang optimal sehingga persalinannya
dapat berjalan dengan baik.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismil Khairi Lubis (2011)
mengatakan bahwa risiko perdarahan postpartum 2 kali lebih besar pada ibu yang memiliki paritas >3
dibandingkan ibu yang memilik iparitas 2 dan 3 (OR=1,53 ; 95% CI 0,62;3,77). Penelitian ini juga
sesuai dengan penelitian Herianto (2003) di RS Sardjito Yogyakarta yang menyatakan bahwa paritas
lebih dari 3 bermakna sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum primer
(OR=2,87; 95% CI 1,23;6,73).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Ada hubungan anemia dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Lembo
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2019.
2. Ada hubungan umur ibu dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Lembo
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2019.
3. Ada hubungan paritas dengan kejadian perdarahan postpartum di Puskesmas Lembo
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2019.

REFERENSI
BKKBN., (2006). Risiko Kehamilan Usia Muda

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, (2017). Data Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan
Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, (2015). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Data Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas.

Depkes RI., Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.

Herianto, AB. (2003). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perdarahan Postpartum Dini di RS
Sardjito Yogyakarta dari Tahun 1988-2002. Tesis. Yogyakarta: FK UGM.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
2017, Jakarta.

Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., dan Manuaba, I.B.G., (2008). Gawat DaruratObstetri
Ginekologi & Obstetri- Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan, (Edisi 2), Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.

Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., dan Manuaba, I.B.G., (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB, (Edisi 2), Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Milaraswati, D. (2008). Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer
di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2007. Karya Tulis
Ilmiah. Malang:
Poltekkes Depkes

Miswarti, (2007). Hubungan Kejadian Pendarahan Postpartum Dini dengan Paritas di RSUD
Dr. M. Djamil Padang Tahun 2005. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(1): 133-135.

Notoatmodjo, S., (2003). Pendidikan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta: Jakarta.

Notoatmodjo, S., (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta:Jakarta

Notoatmodjo, S., (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,Salemba Medika:
Jakarta.

Permenkes, (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Prawirohardjo, S., (2010). Ilmu Kebidanan, (Edisi 4), PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Jakarta.

Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Pustaka

Purwoastuti, S. dan Walyani, E. S., (2015). Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Kebidanan, Pustaka
Baru Press: Yogyakarta.

Purwoastuti, S. dan Walyani, (2015). Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial bagi Kebidanan, Pustaka
Baru Press: Yogyakarta.
Puskesmas Lembo, (2018). Profil Kesehatan Puskesmas Lembo Tahun 2017

Ryadi, A. L. S., (2016). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Andi: Yogyakarta.

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta: Bandung.

Suparlan, (2006). Guru sebagai Profesi, Hikayat: Yogyakarta.

Varney, H., Kriebs, Jan M., Gegor, dan Carolyn L., (2007). Buku-Ajar Asuhan Kebidanan, (Edisi
4), Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Wuryanti, A. 2010. Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Perdarahan Postpartum Karena
Atonia Uteri di RSUD Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai