Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GINEKOLOGI PADA ENDOMETRIOSIS

Oleh :

NAMA : TOMMY DIMAS UTAMA


NIM : 2020207209021

PROGRAM STUDYPROFESI NERS REGULER FAKULTAS


KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
(UMPRI) LAMPUNG
TAHUN 2020
A. Pengertian Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang seharusnya

terdapat hanya dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga pelvis (Mary

Baradero dkk, 2005). Endometriosis merupakan suatu kondisi yang

dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di

luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii,

ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter

dan pelvis. ( Scott, R James, dkk. 2002).

Endometriosis adalah lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa dengan

sel-sel lapisan uterus tumbuh secara menyimpang dalam rongga pelvis diluar

uterus. (Brunner & Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, 1556 : 2002).

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan stoma)

diluar uterus (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, 381: 2001).

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium di luar kavum

uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut

adenomiosis (adenometriosis internal) sedangkan bila diluar uterus disebut

(endometriorisis ekterna).

B. Etiologi Endometriosis

Penyebab endometriosis masih belum diketahui.Beberapa teori muncul

menyangkut faktor anatomis, imunologis, hormonal, dan genetik.

a) Menstruasi retrogad.

Menurut Sampson, endometriosis terjadi karena darah haid mengalir

kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah


dibuktikan bahwa dalam darah haid didapati sel-sel endometrium yang

masih hidup.Sel-sel endometrium yang masih hidup ini kemudian dapat

mengadakan implantasi di pelvis.

b) Faktor imunologis

Faktor imunologis spesifik yang berperan dalam implantasi endometriosis

seperti VEGF (vascular endothelial growth factor), MIF (migration

inhibitory factor), dan mediator radang (interleukin, TNF) diduga

mengalami peningkatan pada situs endometriosis.

c) Faktor hormonal

Aromatase, enzim pencetus produksi estrogen, telah ditemukan pada

implantasi endometriosis, walaupun belum ditemukan data bahwa

aromatase juga ditemukan pada endometrium normal.PGE2

(prostaglandin E2) berperan sebagai induksi terkuat produksi aromatase

pada implantasi endometriosis.

d) Metaplasia selomik

Teori mengemukakan sel potensial pada ovarium dan peritoneum

bertransformasi menjadi lesi endometriosis akibat stimulasi hormon dan

paparan hormonal berulang.Robert Meyer mengemukakan bahwa

endometriosis terjadi karena ransangan pada sel-sel epitel berasal dari

selom yang dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis. Ransangan

ini menyebabkan metaplasi dari sel-sel epitel itu, sehingga terbentuk

jaringan endometrium
e) Penyebaran limfatis

Sebuah studi menunjukkan dari otopsi bahwa sel endometriosis ditemukan

dalam kelenjar limfa pelvis pada 29% wanita.Hal ini dapat menjelaskan

mengapa endometriosis pernah ditemukan di daerah paru-paru.

f) Faktor genetik

Wanita yang memiliki riwayat keluarga menderita endometriosis berisiko

tujuh kali lipat menderita endometriosis.Belum ditemukan defek genetik

pada endometriosis.

C. Patofisiologi Endometriosis

Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau

saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar

terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang

diturunkan dalam tubuh wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti

hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh.

Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan

progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium.

Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel

endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan

progesteron dalam tubuh.

Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan

menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme

tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun

menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat


seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal. Jaringan

endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial.

Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii

menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu,

ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai

endometriosis.

Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel

endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh

dan menuju ke bagian tubuh lainnya. Dimanapun lokasi terdapatnya,

endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal.

Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan

progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami

perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan

progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan

menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.

Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan

menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan,

penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding

dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi

juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi,

BAK dan saat melakukan hubungan seks. Adhesi juga dapat terjadi di sekitar

uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami

retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan

ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat.


Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis

(Scott, R James, dkk. 2002)

Pathway

D. Tanda Dan Gejala Endometriosis

Pada umumnya wanita dengan endometriosis tidak memiliki gejala. Gejala

pada umumnya terjadi ketika menstruasi dan bertambah hebat setiap tahunnya

karena pembesaran daerah endometriosis. Gejala yang paling sering terjadi

adalah nyeri panggul, dismenorea (nyeri ketika menstruasi), dispareunia


(nyeri ketika senggama), dan infertilitas (gangguan kesuburan, tidak dapat

memiliki anak).

Tanda dan gejala endometriosis antara lain:

1. Nyeri

a) Dismenore sekunder

b) Dismenore primer yang buruk

c) Dispareunia: Nyeri ovulasi

d) Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri

pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.

e) Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual

f) Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter

2. Perdarahan abnormal

a) Hipermenorea

b) Menoragia

c) Spotting sebelum menstruasi

d) Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi

atau di akhir menstruasi

e) Keluhan buang air besar dan buang air kecil

f) Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar

g) Darah pada feces

h) Diare, konstipasi dan kolik, (Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku

Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta)


E. Pemerisksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini

antara lain:

1. Uji serum

a) CA-125: Sensitifitas atau spesifisitas berkurang

b) Protein plasenta 14 : Mungkin meningkat pada endometriosis yang

mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.

c) Antibodi endometrial: Sensitifitas dan spesifisitas berkurang

2. Teknik pencitraan

a) Ultrasound: Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma

dengan sensitifitas 11%

b) MRI: 90% sensitif dan 98% spesifik

c) Pembedahan: Melalui laparoskopi dan eksisi. (Scott, R James, dkk.

2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta)

F. Penatalaksanaan

Terapi yang dilakukan ditujukan untuk membuang sebanyak mungkin

jaringan endometriosis, antara lain:

1. Pengobatan Hormonal

Pengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi,

sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati. Obat-

obatan ini bersifat pseudo-pregnansi atau pseudo-menopause, yang

digunakan adalah:

a) Derivat testosteron, seperti danazol, dimetriose


b) Progestrogen seperti provera, primolut

c) GnRH

d) Pil kontrasepsi kombinasi

2. Pembedahan

Bisa dilakukan secara laparoscopi atau laparotomi, tergantung luasnya

invasi endometriosis. (Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan

Gynekologi. Widya Medica: Jakarta)

G. Asuhan Keperawatan Endometriosis

1. Pengkajian

a) Biodata: Nama, Umur, Jenis kelamin, Pekerjaan, Alamat, Pendidikan

b) Keluhan utama

c) Riwayat penyakit sekarang

- Dysmenore primer ataupun sekunder

- Nyeri saat latihan fisik

- Dispareun

- Nyeri ovulasi

- Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan

nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.

- Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan

seksual.

- Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter

- Hipermenorea

- Menoragia
- Feces berdarah

- Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.

- Konstipasi, diare, kolik

d) Riwayat penyakit dahulu: Pernah terpapar agen toksin berupa

pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi

kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah

perkotaan.

e) Riwayat penyakit keluarga: Memiliki ibu atau saudara perempuan

(terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.

f) Riwayat obstetri dan menstruasi

g) Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah

menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau

di akhir menstruasi.

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

a) Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses

penjalaran penyakit.

b) Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi

c) Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan infertile pada

endometriosis

d) Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status

kesehatan

e) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang

endomeriosis
3. Intervensi Keperawatan

No. Dx. NOC NIC Rasional


Keperawatan
1 Gangguan rasa Setelah diberikan 1. Pantau/ catat 1. untuk mendapatkan
nyaman: nyeri asuhan keperawatan karakteristik nyeri indicator nyeri.
b.d gangguan selama 3 x 24 jam ( respon verbal, non 2. untuk mendapatkan
menstruasi, nyeri klien akan verbal, dan respon sumber nyeri
proses berkurang. hemodinamik) klien. 3. nyeri merupakan
penjalaran Kriteria evaluasi: 2. Kaji lokasi nyeri dengan pengalaman
penyakit. 1. klien mengatakan memantau lokasi yang subyektif klien dan
nyeri berkurang, ditunjuk oleh klien. metode skala
klien tidak 3. Kaji intensitas nyeri merupakan metodeh
memegang dengan menggunakan yang mudah serta
punggung, skala 0-10. terpercaya untuk
2. kepala atau daerah 4. Tunjukan sikap menentukan
lainnya yang sakit, penerimaan respon nyeri intensitas nyeri.
keringat berkurang. klien dan akui nyeri 4. ketidakpercayaan
yang klien rasakan. orang lain membuat
5. Jelaskan penyebab nyeri klien tidak toleransi
klien. terhadap nyeri
6. Bantu untuk melakukan sehingga klien
tindakan relaksasi, merasakan nyeri
distraksi, massage. semakin meningkat.
7. Kolaborasi pemberian 5. dengan mengetahui
analgetik ( ibuprofen, penyebab nyeri klien
naproksen, ponstan) dan dapat bertoleransi
Midol. terhadap nyeri.
6. memodifikasi reaksi
fisik dan psikis
terhadap nyeri.
7. analgetik tersebut
bekerja menghambat
sintesa prostaglandin
dan midol sebagai
relaksan uterus.

2 Resiko tinggi Setelah diberikan 1. Dorong klien untuk 1. meningkatkan


gangguan citra asuhan keperawatan 3 mengekspresikan kewaspadaan diri
tubuh b.d x 24 citra diri klien perasaan, pikiran, dan klien dan membantu
gangguan akan meningkat. pandangan tentang perawat dalam
menstruasi Kriteria evaluasi: dirinya. membuat
1. klien mengatakan 2. Diskusikan dengan penyelesaian.
tidak malu, system pendukung klien 2. penyampaian arti dan
2. merasa berguna, tentang perlunya nilai klien dari
3. penampilan klien menyampaikan nilai dan system pendukung
rapi, arti klien bagi mereka. membuat klien
4. menerima apa yang 3. Gali kekuatan dan merasa diterima.
sedang terjadi. sumber-sumber yang ada 3. mengidentifikasi
pada klien dan dukung kekuatan klien dapat
kekuatan tersebut membantu klien
sebagai aspek positif. berfokus pada
4. Libatkan klien pada karakteristik positif
setiap kegiatan di yang mendukung
kelompok keseluruhan konsep
5. Informasikan dan diri.
diskusikan dengan jujur 4. Memungkinkan
dan terbuka tentang menerima stimulus
pilihan penanganan social dan intelektual
gangguan menstruasi yang dapat
seperti ke klinik meningkatkan
kewanitaan, dokter ahli konsep diri klien.
kebidanan. 5. Jujur dan terbuka
dapat mengontrol
perasaan klien dan
informasi yang
diberikan dapat
membuat klien
mencari penanganan
terhadap masalah
yang dihadapinya.

3 Resiko Setelah dilakukan 1. Berikan motivasi kepada 1. meningkatkan harga


gangguan harga tindakan keperawatan pasien diri klien dan merasa
diri pasien akan melakukan 2. Dorong klien untuk di perhatikan.
berhubungan perilaku yang dapat mengekspresikan 2. meningkatkan
dengan infertile meningkatkan perasaan, pikiran, dan kewaspadaan diri
pada kepercayaan diri pandangan tentang klien dan membantu
endometriosis Kriteria hasil: dirinya. perawat dalam
1. Pasien akan 3. Diskusikan kemampuan membuat
mengetahui dan aspek positif yang di penyelesaian
kekuatan pribadi, miliki 3. mengidentifikasi hal-
2. Berpartisipasi 4. Informasikan dan hal positif yang
dalam pembuatan diskusikan dengan jujur masih di miliki klien.
keputusan tentang dan terbuka tentang 4. Jujur dan terbuka
perencanaan pilihan penanganan dapat mengontrol
perawatan. gangguan infertile pada perasaan klien dan
endometriosis seperti ke informasi yang
klinik kewanitaan, diberikan dapat
dokter ahli kebidanan. membuat klien
mencari penanganan
terhadap masalah
yang dihadapinya.

4 Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kecemasan 1. dengan mengetahui


berhubungan tindakan keperawatan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan
dengan ancaman ansietas berkurang tingkat kecemasan pasien perawat dapat
atau perubahan Kriteria hasil: 2. Temani klien untuk melakukan tindakan
pada status 1. Pasien tampak mendukung keamaan keperawatan yang
kesehatan rilek, tidak dan menurunkan rasa sesuai dengan
menunjukkan takut kebutuhan pasien
perilaku yang 3. Ajarkan pada klien saat ini.
menggambarkan untuk menggunakan 2. menentukan
ansietas. teknik relaksasi kemampuan
4. Berikan pengobatan pengambilan
untuk menurunkan keputusan pada
cemas dengan cara yang pasien
tepat 3. mengurangi takut
4. teknik relaksasi dapat
menurunkan ansietas
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn.E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC.


Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:
Jakarta
Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga Jilid kedua . Media
Aesculapius : Jakarta
Bobak. Lowdermik. Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC.
Bunner and Suddart . 2002 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai