Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

Ante Natal Care (ANC)

Oleh :

NAMA : TOMMY DIMAS UTAMA


NIM : 2020207209021

PROGRAM STUDYPROFESI NERS REGULER FAKULTAS


KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
(UMPRI) LAMPUNG
TAHUN 2020
A. Pengertian Antenatal Care

Ante Natal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara

berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi

pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi

dasara yang dilakukan (Manuaba, 2010).

Pemeriksaan Ante Natal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu

menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama

masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang

dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan,

dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan

(Bobak, 2005).

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai

dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan

kebidanan (Kemenkes, 2010).

B. Tanda-Tanda Kehamilan

Tanda-tanda kehanilam menurut Manuaba (2010), dibagia menjadi 3 bagian,

yaitu sebagai berikut :

1. Tanda tidak pasti hamil

a) Amenore (tidak haid)


Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid

lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya

dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan

menjadi lebih mudah, dengan memakai rumus Neagle rumus ini

terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi

terjadi pada hari ke 14. Caranya yaitu tanggal hari pertama mestruasi

terakhir ditambah 7 dan bulan dikurangi 3.

b) Mual dan muntah

Bisa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir

triwulan pertama. Sering terjadinya pada pagi hari disebut morning

sickness.

c) Mengidam (ingi makan khusus)

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi

menghilang dengan makin tuanya kehamilan

d) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya

hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

e) Anoreksia (tidak ada selera makan)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, Tetapi setelah

itu nafsu makan timbul lagi.

f) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesteron

yang merangsang duktus dan alveoli payudara.


g) Miksi sering

Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan

oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada

triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gelaja ini kembali

karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

h) Konstipasi atau obstipasi

Ini terjadi karena tonus usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh

hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air

besar.

i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)

Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih

tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.

j) Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggiva (egusi berdarah). Sering terjadi pada

triwulan pertama.

k) Varises (pemekaran vena-vena)

l) Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena. Penambahan pembuluh darah ini

terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.

2. Tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar

Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai

pembesaran perut.
b) Uterus membesar

Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.

Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan

bentuknya makin lama makin bundar.

c) Tanda hegar

Konsitensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama

daerah hismus. Pada minggu-minggu pertama hismus uteri mengalami

hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofiismus pada triwulan pertama

mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak

d) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina,

dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon

estrogen

e) Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak rata

tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini

menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol

jelas ke jurusan pembesaran.

f) Tanda Braxton-Hicks

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus

dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak

ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-hicks tidak

ditemukan.
g) Teraba ballotemen

Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda

adanya janin di dalam uterus.

h) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya hormon

chorionigonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing

pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menemukan

diagnosa kehamilan sedini mungkin.

3. Tanda pasti hamil

a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian

bagian janin.

b) Denyut jantung janin

- Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

- Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

- Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

- Dilihat pada untrasonograf

C. Adaptasi Fisiologi Dan Psikologis Ibu Hamil

1. Adaptasi Fisiologi

a) Sistem reproduksi payudara

Kehamilan akan menyebabkan peningkatan jumlah estrogen dan

progesteron, mulanya diproduksi oleh korpus luteum dan kemudian


plasenta, meningkatnya aliran darah ke payudara, prolaktin meningkat,

yang diproduksi oleh pituitary anterior.

Tanda klinis dan gejala yang dapat muncul pada payudara antara lain

ketegangan, perasaan penuh, dan peningkatan berat payudara sampai

400 gram. Selain itu ibu juga dapat merasakan pembesaran payudara,

puting susu, areola, dan folikel Montgomery (kelenjar kecil yang

mengelilingi puting susu). Ibu akan memiliki striae, karena

penegangan kulit payudara untuk mengakomodasi pembesaran

jaringan payudara. Pada permukaan payudara akan tampak vena

karena meningkatnya aliran darah. Memproduksi kolostrum, sekresi

cairan yang berwarna kuning yang kaya akan antibody, yang mulai

diproduksi pada akhir minggu 16 kehamilan.

Gambar C.1 Anatomi payudara

b) Sistem reproduksi uterus

Uterus dibagi menjadi 3 bagian yaitu fundus (bagian atas), isthmus

(bagian bawah), serviks (bagian paling bawah), sering disebut

sebagai leher rahim. Peningkatan jumlah estrogen dan progesteron,

sehingga menyebabkan pembesaran uterus untuk mengakomodasi


perkembangan janin dan plasenta. Keadaan pH vagina berubah

menjadi asam, dan terjadi hipertropi (pembesaran) pada dinding

uterus (Chapman & Durham, 2010).

Pertumbuhan uterus, dapat dipalpasi di atas simpisis pubis pada

kehamilan 12–14 minggu. Setelah 4 bulan kehamilan, kontraksi

uterus dirasakan pada dinding abdomen (Braxton Hicks sign)

dengan ciri: kontraksi/mulas ireguler/tidak teratur, kontraksi tidak

terasa sakit yang terjadi berselang seling selama kehamilan. Ujung

servix lembut (goodell sign), tanda ini terjadi karena peningkatan

vaskularisasi, hiperplasi, hipertropi. Gerakan pasif fetus yang tidak

terikat (ballotement). Gerakan bayi (quickening) biasanya sulit

dibedakan dari peristaltik.

Gambar C.2 Tinggi fundus dalam rahim (pada 12-36 minggu)


c) Vagina dan vulva

Pada vagina dan vulva terjadi peningkatan vaskularisasi

menghasilkan warna ungu kebiru–biruan pada mukosa vagina dan

cervix (chadwick sign). Leukorrhea adalah lender putih kental,

cairan yang kental dan banyak ini terjadi karena respon rangsangan

serviks oleh progesteron & estrogen. Kondisi pH sekresi vagina

berkisar 3,5–6 selama kehamilan. pH vagina yang asam dapat

menghambat pertumbuhan bakteri namun candida albicans dapat

tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang menyebabkan ibu hamil

berisiko terjadi kandidiasis.

d) Sistem kardiovaskuler

Hemodelusi (volume darah meningkat 40–50%, volume plasma

meningkat, hemoglobin menurun) atau anemia fisiologis kehamilan.

Peningkatan volume darah mengakibatkan peningkatan curah

jantung sehingga jantung memompa dengan kuat dan terjadi sedikit

dilatasi.
e) Sistem respirasi

Peningkatan konsumsi oksigen 15–20 %, gejala dan tanda klinis

yang timbul berupa peningkatan tidal volume 30–40 %, dan

dispnea.

f) Sistem perkemihan

Peningkatan level progesteron menyebabkan relaksasi otot polos.

Gejala dan tanda klinis yang timbul berupa dilatasi renal pelvis dan

ureter sehingga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK),

penurunan tonus bladder disertai peningkatan kapasitas bladder

sehingga frekuensi berkemih meningkat dan terjadi inkontinensia.

Edema sering terjadi karena penurunan aliran renal (aliran darah ke

ginjal) pada trimester ketiga. Perubahan pada saluran perkemihan

tejadi karena faktor hormonal dan mekanis. Progesteron memiliki

efek relaksan pada serabut otot polos, terjadi dilatasi, pemanjangan

dan penekukan ureter; penumpukan urin (terjadi pada ureter

bawah), penurunan tonus kandung kemih sehingga pengosongan

kandung kemih tidak tuntas. Frekuensi berkemih meningkat akibat

pembesaran kehamilan terutama pada akhir kehamilan. Penurunan

tonus

g) Sistem gastrointestinal/ pencernaan

Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan

perubahan metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan mual

muntah pada trimester I. Peningkatan progesterone menyebabkan


penurunan tonus otot dan memperlambat proses digestif sehingga

menyebabkan konstipasi dan pengosongan lambung menjadi

lambat. Perubahan mengecap dan membaui sehingga menyebabkan

mual.

h) Sistem musculoskeletal

Peningkatan estrogen menyebabkan peningkatan elastisitas dan

relaksasi ligament sehingga menimbulkan gejala nyeri sendi.

Sedangkan peregangan otot abdomen karena pembesaran uterus

menyebabkan diastasis recti.

i) Sistem integument

Peningkatan estrogen dan progesterone merangsang peningkatan

penyimpanan melanin sehingga menyebabkan linea nigra, cloasma

gravidarum, warna areola, putting susu, vulva menjadi lebih gelap.

Striae gravidarum/ stretch marks terjadi akibat kulit perut,

payudara, pantat teregang sehingga serabut kolagen mengalami

rupture.
Gambar payudara tidak hamil, awal hamil dan akhir kahamilan

j) Sistem endokrin

Peningkatan prolaktin dan oksitosin memfasilitasi laktasi,

menstimulasi kontraksi uterus.

2. Adaptasi Psikologis pada Ibu Hamil

Pada bab ini Anda juga akan mempelajari perubahan psikologis. Anda

sudah mengetahui bahwa dengan kehamilan, ibu akan merasakan berbagai

perubahan yang terkait dengan dirinya termasuk perubahan psikologis.

Kehamilan akan memberi waktu pada seorang perempuan untuk

mempersiapkan persalinan, melengkapi tugas kehamilan kemudian akan

berperan menjadi seorang ibu. Perubahan psikososial yang sering terjadi

pada kehamilan antara lain pada trimester I, menerima kehamilan;

trimester II menerima bayi, dan trimester III menyiapkan kelahiran bayi

sebagai akhir dari kehamilan (Pilliteri, 2003).

Ibu hamil akan menunjukkan respon yang ambivalen, yaitu respon

terhadap kehamilannya dirasakan ada 2 yakni senang dan sedih (Pilliteri,

2003). Perasaan ibu hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak

hubungan suami istri karena ibu biasanya mengalami emosi yang labil.

Hal ini disebabkan karena masa menjadi orang tua dianggap sebagai suatu
transisi peran dan didasarkan pada tahapan tugas perkembangan. Selain

ibu, ayah pun memerlukan persiapan sosial untuk menjadi orang tua

walaupun perannya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu, dan hanya ada

sedikit hal yang dapat disiapkan dalam menghadapi kehamilan istrinya,

kecuali bila pasangan suami istri mengikuti kelas pendidikan melahirkan

yang dapat mereka hadiri bersama dengan pasangannya.

Ibu hamil diperbolehkan melakukan hubungan seksual dengan

pasangannya (Pilliteri, 2003). Namun prinsip terpenting adalah tidak

menekan perut ibu hamil/janin dalam kandungan. Hal yang harus Anda

waspadai adalah peran Anda dalam memberikan pendidikan kesehatan

tentang hubungan seksual selama kehamilan. Terutama jika ibu hamil

memiliki riwayat abortus spontan, persalinan prematur, ketuban pecah

dini, maka hubungan seksual tidak boleh dilakukan pada awal kehamilan

atau sebelum akhir trimester 3.

D. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester I-III

Kebutuhan untuk ibu hamil dari trimester 1-3 yaitu :

1. Kebutuhan oksigen

Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat

memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena

dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan

rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih

dalam. Hal ini akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-

paru oleh karena selain untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus
mencukupi kebutuhan O2janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit

kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini

disebabkan karena kekurangan O2.

2. Kebutuhan nutrisi

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak

diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelu hamil.

Pada ibu hamil akan mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa

diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum

hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB

dlm m)2. Kebutuhan makanan sehari-hari ibu tidak hamil, ibu hamil dan

ibu menyusui diantaranya yaitu :

Nutrien Tak Hamil Kondisi Ibu Hamil


Hamil Menyusui
Kalori 2.000 2300 3000
Protein 55 g 65 g 80 g
Kalsium (Ca) 0,5 g 1g 1g
Zat besi (Fe) 12 g 17 g 17 g
Vitamin A 5000 IU 6000 IU 7000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Tiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Riboflavin 1,2 mg 1,3 mg 1,5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 m 90 mg

Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah kehamilan triwulan

kedua harus menjadi perhatian, besar kemungkinan ada hal yang tidak

wajar sehingga sangat penting untuk segera memeriksakan ke dokter.


3. Personal hygiene

Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang

kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena bertambahnya

aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil cenderung menghasilkan

keringat yang berlebih, sehingga perlu menjaga kebersihan badan secara

ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan juga dapat untuk

mendapatkan rasa nyaman bagi tubuh. Personal hygiene diantaranya yaitu

mandi, perawatan vulva dan vagina, perawatan gigi, perawatan kuku, dan

perawatan rambut.

4. Pakaian

Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar,

nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau

pergelangan tangan karena akan mengganggu sirkulasi darah.Stocking

tungkai yang sering dikenakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena

dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan

yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara

yang makin berkembang. Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali

bahu yang lebar sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada

bahu.Sebaiknya memilih BH yang bahannya dari katun karena selain

mudah dicuci juga jarang menimbulkan iritasi.

Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah menyerap

airsehingga untuk mencegah kelembaban yang dapat menyebabkan gatal

dan iritasi apalagi ibu hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan
kandung kemih oleh pembesaran uterus.Korset dapat membantu menahan

perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian

korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan

dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut. Korset yang

tidak didesain untuk kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan

tekanan pada uterus, korset seperti ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

5. Eliminasi (BAB DAN BAK)

a) Buang Air Besar(BAB)

Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini kemungkinan

terjadi disebabkan oleh :

- Kurang gerak badan

- Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan

- Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon

- Tekanan pada rektum oleh kepala

Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi dengan

rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat

menimbulkan bendungan di dalam panggul yang memudahkan

timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi dengan minum

banyak air putih, gerak badan cukup, makan-makanan yang berserat

seperti sayuran dan buah-buahan.


b) Buang Air Kecil (BAK)

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup

lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan

kandung kemih oleh pembesaran uterus. Dengan kehamilan terjadi

perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah.

Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur sehingga

ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat

mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih

sering sisa (residu) yang memudahkan terjadinya infeksi.

6. Seksual

Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan

seksual.Hubungan seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah :

a) Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut . Posisi

perempuan diatas dianjurkan karena perempuan dapat mengatur

kedalaman penetrasi penis dan juga dapat melindungi perut dan

payudara. Posisi miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut

yang membesar terutama pada kehamilan trimester III.

b) Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan hati –

hati karena dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga

kemungkinan dapat terjadi partus prematur, fetal bradicardia pada

janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti

dilarang.

c) Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin


d) Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila

meniupkan udara ke vagina dapat menyebabkan emboli udara yang

dapat menyebabkan kematian.

e) Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai kondom

supaya dilanjutkan untuk mencegah penularan penyakit menular

seksual.

Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil bila:

a) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri

atau panas.

b) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.

c) Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.

d) Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.

e) Serviks telah membuka

f) Plasenta letak rendah

g) Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm,

mengalami kematian dalam kandungan atau sekitar 2 minggu

menjelang persalinan.

E. Asuhan keperawatan Pada Ibu Hamil

1. Pengkajian
a) Anamnesa identitas istri dan suami
b) Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala,
nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya
d) Pemeriksaan Fisik Diagnostik
 Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai
keadaan  panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul,
dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya
pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
 Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk
ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
 Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB
yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
 Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
 Tanda-tanda vital
 Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik
30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
 Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
 Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal
ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
 Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
 Kepala dan Leher
 Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
 Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
 Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
 Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran
vena jugularis
 Payudara
 Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil,
sedang, dan besar
 Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
 Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
 Retraksi akibat adanya lesi
 Masa atau pembesaran pembuluh limfe
 Abdomen
 Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
 Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia
kehamilan     > 22 minggu
 Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi,
dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I   : 
 Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam
fundus
 Konsistensi uterus
Leopold II  :
 Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III  : 
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih
goyang
Leopold IV  :
 Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan
berapa jauh sudah masuk PAP
  Tangan dan kaki
 Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada
kuku jari
 Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
 Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan
hipo atau hiper
 Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
 Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang
uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau
luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah,
bau)
 Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk
mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan speculum
 Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum
 Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya
cairan/darah dan luka
3) Panggul : pemeriksaan bimanual
 Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri
tekan atau nyeri goyang)
 Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua
jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk
dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
4) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
a. Dari Janin  : 
 Djj pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin
b. Dari ibu     :
 Bising rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus
5) Pemeriksaan Dalam
a. Vaginal Toucher (VT)
b. Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
 Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
 Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta
posisinya
 Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa menurut Doegoes (2001), yaitu sebagai berikut :

a. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi

terhadap b/d mual muntah

b. Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah

c. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran

diafragma.

d. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat

aktivitas, sesak.

e. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,

ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari

tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.

f. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.

g. Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.

3. Intervensi Keperawatan

N Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


o hasil
1 Nutrisi; Perubahan, Setelah dilakukan 1. Tentukan keadekuatan 1. Kesejahteraan
kurang dari asuhan keperawatan kebiasaan asupan janin/ibu tergantung
kebutuhan tubuh, 3 x 24 jam nutrisi dulu atau pada nutrisi selama
resiko tinggi diharapkan nutrisi sekarang dengan kehamilan
terhadap b/d mual terpenuhi dengan menggunakan batasan sebagaimana selama
muntah criteria hasil : 24 jam. Perhatikan 2 tahun sebelum
1. Mengikuti diet kondisi rambut, kuku, kehamilan
yang dianjurkan dan kulit, 2. Remaja dapat
2. Mengkonsumsi 2. Dapatkan riwayat cenderung
suplemen zat kesehatan: catat usia malnutrisi/anemia
besi/vitamin (khususnya kurang dari dan klien lansia
sesuai resep 17 tahun atau lebih dari mungkin cenderung
35 tahun), obesitas/DM
3. Berikan informasi 3. Materi referensi yang
tertulis dan verbal yang dapat dipelajari di
tepat tentang diet, rumah, meningkatkan
4. Timbang berat badan, kemungkinan klien
pastikan berat badan memilih diet
pregravid biasanya, seimbang
5. Pantau kadar 4. Ketidakadekuatan
hemoglobin (Hb) / Ht, penambahan BB
prenatal dan atau di
bawah berat badan
normal masa
kehamilan
5. Mengidentifikasi
adanya anemia dan
potensial penurunan
kapasitas pembawa
oksigen ibu
2 Resiko kekurangan Setelah dilakukan 1. Auskultrasi denyut 1. Adanya denyut
volume cairan b/d asuhan keperawatan jantung janin jantung memastikan
muntah 3 x 24 jam adanya janin bukan
diharapkan cairan 2. Tentukan mola hidatidosa
terpenuhi dengan frekuensi/beratnya mual
criteria hasil : Klien atau muntah 2. Memberikan data
mengkonsomsi berkenaan dengan
cairan dengan 3. Tinjau ulang riwayat semua kondisi.
jumlah yang sesuai kemungkinan masalah Peningkatan kadar
setiap hari medis lain. (Misalnya Hormon
uklus, peptikum, Gonadotropin
gastritis, kolesistisis) Korionik (HCG),
perubahan
4. Kaji suhu dan turgor matabolisme
kulit, membran mukosa, karbohidrat dan
TD, suhu, masukan penurunan motilitas
haluaran dan berat jenis gastric memperberat
urine. mual dan muntah
pada trisemester
5. Anjurkan peningkatan pertama.
masukan minuman
bikarbonat makan enam 3. Membantu dalam
kali sehari dengan mengenyampingkan
jumlah yang sedikit dan penyebab lain. Untuk
makanan tinggi mengatasi masalah
karbohidrat khusus dalam
mengidentifikasi
intervensi

4. Indikator dalam
membantu untuk
mengevaluasi
tingkat/kebutuhan
hidrasi

5. Membantu dalam
meminimalkan
mual/muntah dengan
menurunkan
keasaman lambung.
3 Resiko tinggi pola Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. membantu
napas tidak efektif asuhan keperawatan perubahan tidur normal mengidentifikasi
b/d 3 x 24 jam berkenaan dengan kebutuhan
penekanan/pergeser diharapkan tidak kehamilan, teruskan pola menetapkan pola
an diafragma. efektif pola nafas tidur saat ini. tidur yang berbeda
tidaj terjadi dengan 2. Kaji tingkat insomnia waktu tidur malam
criteria hasil : dan respons klien dan tidur siang lebih
1. Pernapasan terhadap penurunan dini.
normal tidur, anjurkan alat 2. ansietas yang
2. tidak ada suara 3. Perhatikan keluhan berlebihan,
tambahan kesulitan bernapas kegembiraan,
karena posisi. Anjurkan ketidaknyamanan
tidur pada posisi semi fisik, nokturia, dan
fowler. aktivitas janin dapat
4. Evaluasi tingkat mempersulit tidur.
kelelahan, anjurkan klien 3. pada posisi
untuk istirahat ± 2 jam rekumben,
dan dapatkan 8 jam tidur pembesaran uterus
per malam. serta organ abdomen
menekan diafragma
hingga membatasi
ekspansi paru,
penggunaan posisi
semi fowler
memungkinkan
diafragma menurun
4. peningkatan retensi
cairan, penambahan
berat badan dan
pertumbuhan janin
semua memperberat
perasaan lelah,
khususnya pada
multipara dengan
anak lain
4 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. membantu
tidur b/d stress asuhan keperawatan perubahan tidur normal mengidentifikasi
psikologik, 3 x 24 jam berkenaan dengan kebutuhan
perubahan pola diharapkan pola kehamilan, teruskan pola menetapkan pola
tingkat aktivitas, tidur teratur dengan tidur saat ini. tidur yang berbeda
sesak. criteria hasil : 2. Kaji tingkat insomnia waktu tidur malam
klien tidur lebih dari dan respons klien dan tidur siang lebih
8 jam terhadap penurunan dini.
tidur, anjurkan alat bantu 2. ansietas yang
untuk tidur seperti teknik berlebihan,
relaksasi, membaca, kegembiraan,
mandi air hangat, dan ketidaknyamanan
penurunan aktivitas tepat fisik, nokturia, dan
sebelum beristirahat. aktivitas janin dapat
3. Perhatikan keluhan mempersulit tidur.
kesulitan bernapas 3. pada posisi
karena posisi. Anjurkan rekumben,
tidur pada posisi semi pembesaran uterus
fowler. serta organ abdomen
4. Evaluasi tingkat menekan diafragma
kelelahan, anjurkan klien hingga membatasi
untuk istirahat ± 2 jam ekspansi paru,
dan dapatkan 8 jam tidur penggunaan posisi
per malam. semi fowler
memungkinkan
diafragma menurun,
4. peningkatan retensi
cairan, penambahan
berat badan dan
pertumbuhan janin
semua memperberat
perasaan lelah,
khususnya pada
multipara dengan
anak lain
5 Kurang Setelah dilakukan 1. Buat hubungan saling 1. Memberikan
pengetahuan b/d asuhan keperawatan percaya antara perawat – informasi dan
kurang pemahaman 3 x 24 jam klien meningkatkan
terhadap diharapkan 2. Klarifikasi kesalah hubungan saling
kehamilan. mengetahui tentang pahaman percaya
kehamilan dengan 3. Tentukan derajat 2. Ketakutan biasanya
criteria hasil : motivasi untuk belajar timbul dari
memahami semua 4. Pertahankan sikap kesalahpahaman
tentang kehamilan terbuka terhadap informasi dan dapat
keyakinan pasangan mengganggu
5. Jelaskan rutinitas pembelajaran
kunjungan kantor dan selanjutnya.
rasional dari intervensi 3. Klien dapat
mengalami kesulitan
dalam belajar
tersebut jelas.
4. Penerimaan penting
untuk
mengembangkan dan
mempertahankan
hubungan.
5. Menguatkan
hubungan antara
pengkajian kesehatan
dan hasil positif
ibu/bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2.


EGC: Jakarta.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Tyastuti, S., Wahyuningsih, H. P., (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan.


Cetakan pertama. Jakarta Selatan : Kemenkes RI.

Kurniarum, A., (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Cetakan pertama. Jakarta Selatan : Kemenkes RI.

Karjatin, A., (2016). Keperawatan Maternitas. Cetakan pertama. Jakarta Selatan :


Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai