Oleh :
Ante Natal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara
berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama
(Bobak, 2005).
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
B. Tanda-Tanda Kehamilan
terjadi pada hari ke 14. Caranya yaitu tanggal hari pertama mestruasi
sickness.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya
oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada
Ini terjadi karena tonus usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh
besar.
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih
tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
j) Epulis
triwulan pertama.
a) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar
d) Tanda Chadwick
estrogen
e) Tanda piscaseck
f) Tanda Braxton-Hicks
dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak
ditemukan.
g) Teraba ballotemen
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menemukan
a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian
bagian janin.
1. Adaptasi Fisiologi
Tanda klinis dan gejala yang dapat muncul pada payudara antara lain
400 gram. Selain itu ibu juga dapat merasakan pembesaran payudara,
cairan yang berwarna kuning yang kaya akan antibody, yang mulai
cairan yang kental dan banyak ini terjadi karena respon rangsangan
tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang menyebabkan ibu hamil
d) Sistem kardiovaskuler
dilatasi.
e) Sistem respirasi
dispnea.
f) Sistem perkemihan
Gejala dan tanda klinis yang timbul berupa dilatasi renal pelvis dan
tonus
mual.
h) Sistem musculoskeletal
i) Sistem integument
rupture.
Gambar payudara tidak hamil, awal hamil dan akhir kahamilan
j) Sistem endokrin
Pada bab ini Anda juga akan mempelajari perubahan psikologis. Anda
2003). Perasaan ibu hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak
hubungan suami istri karena ibu biasanya mengalami emosi yang labil.
Hal ini disebabkan karena masa menjadi orang tua dianggap sebagai suatu
transisi peran dan didasarkan pada tahapan tugas perkembangan. Selain
ibu, ayah pun memerlukan persiapan sosial untuk menjadi orang tua
walaupun perannya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu, dan hanya ada
menekan perut ibu hamil/janin dalam kandungan. Hal yang harus Anda
dini, maka hubungan seksual tidak boleh dilakukan pada awal kehamilan
1. Kebutuhan oksigen
rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih
paru oleh karena selain untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus
mencukupi kebutuhan O2janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit
2. Kebutuhan nutrisi
diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelu hamil.
diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum
hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB
dlm m)2. Kebutuhan makanan sehari-hari ibu tidak hamil, ibu hamil dan
kedua harus menjadi perhatian, besar kemungkinan ada hal yang tidak
mandi, perawatan vulva dan vagina, perawatan gigi, perawatan kuku, dan
perawatan rambut.
4. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar,
nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau
dan iritasi apalagi ibu hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan
kandung kemih oleh pembesaran uterus.Korset dapat membantu menahan
korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan
dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut. Korset yang
tekanan pada uterus, korset seperti ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi dengan
lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan
6. Seksual
dilarang.
seksual.
atau panas.
menjelang persalinan.
1. Pengkajian
a) Anamnesa identitas istri dan suami
b) Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala,
nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya
d) Pemeriksaan Fisik Diagnostik
Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai
keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul,
dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya
pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk
ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB
yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik
30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal
ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
Kepala dan Leher
Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran
vena jugularis
Payudara
Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil,
sedang, dan besar
Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
Retraksi akibat adanya lesi
Masa atau pembesaran pembuluh limfe
Abdomen
Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia
kehamilan > 22 minggu
Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi,
dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam
fundus
Konsistensi uterus
Leopold II :
Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih
goyang
Leopold IV :
Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan
berapa jauh sudah masuk PAP
Tangan dan kaki
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada
kuku jari
Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan
hipo atau hiper
Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang
uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau
luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah,
bau)
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk
mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan speculum
Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum
Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya
cairan/darah dan luka
3) Panggul : pemeriksaan bimanual
Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri
tekan atau nyeri goyang)
Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua
jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk
dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
4) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
a. Dari Janin :
Djj pada bulan ke 4-5
Bising tali pusat
Gerakan dan tendangan janin
b. Dari ibu :
Bising rahim
Bising aorta
Peristaltik usus
5) Pemeriksaan Dalam
a. Vaginal Toucher (VT)
b. Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta
posisinya
Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2. Diagnosa Keperawatan
diafragma.
aktivitas, sesak.
3. Intervensi Keperawatan
4. Indikator dalam
membantu untuk
mengevaluasi
tingkat/kebutuhan
hidrasi
5. Membantu dalam
meminimalkan
mual/muntah dengan
menurunkan
keasaman lambung.
3 Resiko tinggi pola Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. membantu
napas tidak efektif asuhan keperawatan perubahan tidur normal mengidentifikasi
b/d 3 x 24 jam berkenaan dengan kebutuhan
penekanan/pergeser diharapkan tidak kehamilan, teruskan pola menetapkan pola
an diafragma. efektif pola nafas tidur saat ini. tidur yang berbeda
tidaj terjadi dengan 2. Kaji tingkat insomnia waktu tidur malam
criteria hasil : dan respons klien dan tidur siang lebih
1. Pernapasan terhadap penurunan dini.
normal tidur, anjurkan alat 2. ansietas yang
2. tidak ada suara 3. Perhatikan keluhan berlebihan,
tambahan kesulitan bernapas kegembiraan,
karena posisi. Anjurkan ketidaknyamanan
tidur pada posisi semi fisik, nokturia, dan
fowler. aktivitas janin dapat
4. Evaluasi tingkat mempersulit tidur.
kelelahan, anjurkan klien 3. pada posisi
untuk istirahat ± 2 jam rekumben,
dan dapatkan 8 jam tidur pembesaran uterus
per malam. serta organ abdomen
menekan diafragma
hingga membatasi
ekspansi paru,
penggunaan posisi
semi fowler
memungkinkan
diafragma menurun
4. peningkatan retensi
cairan, penambahan
berat badan dan
pertumbuhan janin
semua memperberat
perasaan lelah,
khususnya pada
multipara dengan
anak lain
4 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. membantu
tidur b/d stress asuhan keperawatan perubahan tidur normal mengidentifikasi
psikologik, 3 x 24 jam berkenaan dengan kebutuhan
perubahan pola diharapkan pola kehamilan, teruskan pola menetapkan pola
tingkat aktivitas, tidur teratur dengan tidur saat ini. tidur yang berbeda
sesak. criteria hasil : 2. Kaji tingkat insomnia waktu tidur malam
klien tidur lebih dari dan respons klien dan tidur siang lebih
8 jam terhadap penurunan dini.
tidur, anjurkan alat bantu 2. ansietas yang
untuk tidur seperti teknik berlebihan,
relaksasi, membaca, kegembiraan,
mandi air hangat, dan ketidaknyamanan
penurunan aktivitas tepat fisik, nokturia, dan
sebelum beristirahat. aktivitas janin dapat
3. Perhatikan keluhan mempersulit tidur.
kesulitan bernapas 3. pada posisi
karena posisi. Anjurkan rekumben,
tidur pada posisi semi pembesaran uterus
fowler. serta organ abdomen
4. Evaluasi tingkat menekan diafragma
kelelahan, anjurkan klien hingga membatasi
untuk istirahat ± 2 jam ekspansi paru,
dan dapatkan 8 jam tidur penggunaan posisi
per malam. semi fowler
memungkinkan
diafragma menurun,
4. peningkatan retensi
cairan, penambahan
berat badan dan
pertumbuhan janin
semua memperberat
perasaan lelah,
khususnya pada
multipara dengan
anak lain
5 Kurang Setelah dilakukan 1. Buat hubungan saling 1. Memberikan
pengetahuan b/d asuhan keperawatan percaya antara perawat – informasi dan
kurang pemahaman 3 x 24 jam klien meningkatkan
terhadap diharapkan 2. Klarifikasi kesalah hubungan saling
kehamilan. mengetahui tentang pahaman percaya
kehamilan dengan 3. Tentukan derajat 2. Ketakutan biasanya
criteria hasil : motivasi untuk belajar timbul dari
memahami semua 4. Pertahankan sikap kesalahpahaman
tentang kehamilan terbuka terhadap informasi dan dapat
keyakinan pasangan mengganggu
5. Jelaskan rutinitas pembelajaran
kunjungan kantor dan selanjutnya.
rasional dari intervensi 3. Klien dapat
mengalami kesulitan
dalam belajar
tersebut jelas.
4. Penerimaan penting
untuk
mengembangkan dan
mempertahankan
hubungan.
5. Menguatkan
hubungan antara
pengkajian kesehatan
dan hasil positif
ibu/bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniarum, A., (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Cetakan pertama. Jakarta Selatan : Kemenkes RI.