Anda di halaman 1dari 4

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit pada tumbuhan didefinisikan sebagai serangkaian respon baik


yang terlihat maupun tak terlihat dari sel dan jaringan tumbuhan terhadap
organisme patogen atau faktor lingkungan yang menyebabkan perubahan bentuk,
fungsi, atau integritas tanaman dan memicu terjadinya ketidakstabilan parsial atau
kematian bagian tanaman atau keseluruhan (Agrios, 2005). Morfologi penyebab
penyakit tumbuhan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu yang bersifat biotik
dan abiotik. Penyakit biotik merupakan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh
penyakit infeksius bukan binatang dan dapat menular dari tumbuhan satu ke
tumbuhan yang lain dengan patogen penyakit biotik meliputi jamur, bakteri, virus,
nematode, tumbuhan tingkat tinggi parasitik dan mikoplasma. Sedangkan
penyakit abiotik merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyakit noninfeksi
atau penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang
lain dengan patogen penyakit abiotik meliputi suhu tinggi, suhu rendah, kadar
oksigen yang tak sesuai, kelembaban udara yang tak sesuai, keracunan mineral,
kekurangan mineral, senyawa kimia alamiah beracun, senyawa kimia pestisida,
polutan udara beracun, dan hujan es dan angin (Hasna, 2012 dalam Sena, 2015).
Penyakit pada tanaman dapat diketahui dengan mengamati tanda dan
gejala yang muncul pada tanaman yang diduga terserang patogen. Gejala adalah
karakteristik yang muncul pada tanaman sebagai hasil interaksi patogen dengan
tanaman tersebut contohnya layu pada semai dan bercak pada daun (Semangun,
2001). Sedangkan tanda adalah adanya bagian tubuh organisme patogen yang
terdapat pada tubuh tanaman inang, misalnya adanya serbuk spora fungi patogen
penyebab panyakit (Irawan et. al., 2015). Gejala penyakit tanaman adalah
kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat adanya
gangguan penyebab penyakit dan gejala dapat dilihat dengan mata telanjang.
Berdasarkan sifatnya, ada dua tipe gejala:
a) Gejala lokal, yaitu gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan
terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak atau kanker. Gejalanya terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar).
b) Gejala sistemik, yaitu kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak
jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaik, belang
maupun layu. Gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil). (Fahmi,
2012 dalam Faturohman, 2015).
Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri
sebagai akibat adanya serangan suatu penyebab penyakit. Berdasarkan
peruubahan yang terjadi pada sel tumbuhan, gejala penyakit tumbuhan dapat
dibagi 3 (tiga) yaitu nekrotik, hipoplastis dan hiperplastis.
a) Nekrotik merupakan gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sel atau
bagian sel bahkan kematian sel. Nekrotik terbagi atas hidrosis, klorosis, nekrosis,
perforasi, busuk, eksudasi, layu, mati ujung (die back), dan terbakar.
b) Hipoplastis merupakan gejala yang disebabkan karena terhambat atau
terhentinya pertumbuhan sel. Hipoplastis terbagi atas etiolasi, kerdil, klorosis,
perubahan simetri, dan roset.
c) Hiperplastis merupakan gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel
yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Hiperplastis terbagi atas fasiasi,
intumesensia, erinose, kudis (Scab), menggulung atau mengeriting, prolepsis,
sapu, erinos, dan sesidium (Fahmi, 2012 dalam Faturohman, 2015).
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum “Pengenalan Gejala dan Tanda Penyakit Tanaman Oleh Bakteri”
dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Tanaman Lantai I, Fakultas Pertanian,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain gelas beaker
dan scalpel. Sedangkan bahan yang digunakan adalah wortel dan tomat yang
diduga terserang penyakit, aquades, tisu serta alkohol.

1.3 Cara Kerja


1.3.1 Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum melaksanakan praktikum “Pengenalan Gejala dan Tanda
Penyakit Tanaman Oleh Bakteri”, hal pertama yang harus dilakukan
adalah mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Adapun alat yang
digunakan dalam praktikum ini antara lain gelas beaker dan scalpel.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah wortel dan tomat yang diduga
terserang penyakit, aquades, tisu serta alkohol.
1.3.2 Pemilihan Wortel dan Tomat yang Bergejala
Wortel dan tomat yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah
yang menunjukkan gejala terserang bakteri. Gejala tersebut dapat berupa
busuk, berbau serta berair. Selanjutnya, wortel dan tomat yang telah dipilih
tersebut permukaannya dibersihkan dengan menggunakan tisu yang telah
dibasahi dengan alkohol.
1.3.3 Pengamatan Tanda Terserang Penyakit
Wortel dan tomat yang menunjukkan gejala terserang penyakit,
kemudian dilakukan pengamatan tanda adanya bakteri dengan cara
melakukan uji aliran massa bakteri. Caranya adalah dengan memotong
bagian wortel di antara yang sakit dan sehat. Selanjutnya potongan
tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah diisi dengan
aquades. Tanda adanya bakteri dapat ditunjukkan dengan munculnya
aliran massa. Kemudian melakukan langkah kerja yang sama pada tomat.

DAFTAR PUSTAKA

Agrios G.N. 2005. Plant Pathology 5th Edition. New York: Elsevier Academic
Press.

Faturohman, A. 2015. Pengenalan Gejala Penyakit Tumbuhan. Fakultas Biologi.


Universitas Jenderal Soedirman.

Sena. 2015. Laporan Lengkap Penyakit Tanaman Acara 1-6.


https://www.academia.edu/23637734/LAPORAN_LENGKAP_PENYAKIT
_TANAMAN_ACARA_1_-_6 . Diakses pada 4 Desember 2019, pukul
18:41.

Irawan, A., I. Anggraeni dan M. Christita. 2015. Identifikasi Penyebab Penyakit


Bercak Daun Pada Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H.Keng)
dan Teknik Pengendaliannya. Balai Penelitian Kehutanan Manado.

Anda mungkin juga menyukai