Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PENGENDALIAN PENYAKIT PASCA PANEN

PENYAKIT BUSUK UMBI BAWANG MERAH

Nama : Dendi Rizal Fahmi Difanta

NPM : 1625010185

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2019
I. PENDAHULUAN

Pasca panen adalah semua kegiatan yang di lakukan terhadap suatu


komoditi sejak komoditi tersebut di panen sampai penggunaan akhir, baik untuk
konsumsi maupun untuk maksud lain. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi
pemanenan, pemasaran, pemilihan, dan penyimpanan. Beberapa produk pertanian
seperti, buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan produk yang tergolong
perishable (mudah rusak). Patogen merupakan salah satu penyebab timbulnya
penyakit pascapanen, dan berakibat rusaknya produk dan menimbulkan kerugian
secara ekonomi karena produk tersebut tidak dapat dipasarkan. Jenis kerugian
yang ditimbulkan beragam yaitu dapat berupa kerugian kantitas dan kualitas.

Beberapa penyakit yang muncul setelah panen, termasuk selama


pengangkutan dan penyimpanan disebabkan terutama oleh bakteri, jamur virus
dan oleh penyebab non patogen. Patogen-patogen tersebut dapat bekerja sendiri
sendiri atau bersama sama, sedang penyakit non patogen atau fisiologi disebab
kan oleh bahan bahan itu sendiri atau disebabkan aktivitas metabolisme dari
jaringan-jaringan bahan yang disimpan, dan juga disebabkan oleh fluktuasi dari
keadaan luar.

Penyakit busuk umbi bawang merah disebabkan oleh bakteri Erwinia


carotovora. Erwinia carotovora hidup soliterr atau berkelompok dalam pasangan
atau rantai. Sel bakteri berbentuk batang, dengan ukuran (1,5 – 2,0) x(0,6 ¬0,9)
micron, umumnya membentuk rangkaian sel-sel seperti rantai, tidak mempunyai
kapsul dan tidak berspora. Bakteri bergerak dengan menggunakan flagella yang
terdapat di sekeliling sel bakteri. Bakteri ini termasuk jenis fakultatif anaerob.
II. PEMBAHASAN

A. Arti Penting Penyakit Busuk Umbi Bawang Merah


Produk hasil pertanian, terutama pada buah dan sayuran rentan terkena
penyakit, seperti pada bawang merah. Padahal, bawang merah merupakan
salah satu komoditas sayuran bernilai ekonomi tinggi yang sedikit
memberikan sumbangan dalam peningkatan kesejahteraan petani.
Penanganan pasca panen pada bawang merah yang tidak tepat dapat memicu
terjadinya penyakit. Penyakit busuk umbi pada bawang merah setelah panen,
dapat menyebabkan kerugian yang besar. Sebab, serangan pathogen penyebab
penyakit pada umbi bawang merah dapat menurunkan hasil yang berakibat
pada penurunan harga. Pathogen penyebab penyakit busuk umbi pada bawang
merah yaitu Erwinia carotovora.
B. Gejala Penyakit
Umbi yang terserang bakteri tersebut menjadi busuk lunak dengan bau yang khas.
Gejala awal serangan pada umbi bawang merah, terdapat bercak-bercak berair yang kemudian
membesar dan berwarna coklat. Serangan lebih lanjut pada umbi bawang merah yang
terinfeksi menjadi lunak, berlendir dan menghasilkan bau yang khas. Bakteri Erwinia
carotovora mampu menghasilkan enzim pektolitik yang mampu melunakkan jaringan dan
setelah jaringan tersebut lunak baru infeksi dilakukannya. Jadi, jenis mikroorganisme ini bisa
menginfeksi tanpa melalui luka, namun infeksi akan sangat jauh lebih memudahkan bila ada
pelukaan pada umbi bawang merah. Umbi bawang merah yang sudah terinfeksi oleh baktei ini
menjadi berlendir.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Busuk Umbi Bawang
Merah
Infeksi yang terjadi saat paska panen akan semakin tinggi bilamana, selain adanya jalan
infeksi, keadaan lingkungan mendukung bagi perkembangan pathogen. Kerusakan dapat
ditunjukkan oleh dihasilkannya stress metabolat (seperti getah), terjadinya perubahan warna
coklat dari jaringan rusak, menginduksi produksi gas etilen yang memacu proses kemunduran
produk. Kerusakan fisik juga memacu kerusakan baik fisiologis maupun patologis (serangan
mikroorganisme pembusuk). Kerusakan pada umbi bawang merah mempermudah infenksi
dari bakteri Erwinia carotovora.
Pemilihan waktu panen yang tepat juga mempengaruhi perkembangan penyakit busuk
umbi. Pemanenan yang dilakukan ketika kondisi tanah masih lembab dapat menyebabkan
bakteri yang terdapat ditanah ikut terbawa umbi yang dipanen hingga ke tempat penyimpanan.
Suhu lingkungan dan kelembaaban relatif yang tinggi merupakan kondisi lingkungan yang
mendukung terjadinya pembusukan pada pada umbi bawang merah setelah pemanenan.
D. Pengendalian Penyakit Busuk Umbi Bawang Merah
Pengendalian penyakit pada umbi bawang merah ini dapat dilakaukan dengan
pemanenan pada saat kondisi tanaman kering, sudah tidak terdapat embun pada sekitar
pertanaman bawang merah. pemanena sebaiknya dilakukan pada pagi hari, saat cuaca sedang
cerah dan tidak saat kondisi tanah sedang basah.hal ini dimaksudkan agar bakteri yang terdapat
di sekitar tanaman bawang merah tidak ikut terbawa ketempat penyimpanan. Pemanenan
dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan mekanik pada umbi. Tidak hanya saat
pemanenan, ketika pengangkutan dan kegiatan lainnya setelah pasca panen juga harus
dilakukan denga hati-hati. Sehingga, tidak berpotensi menimbulkan luka yang dapat menjadi
jalan masuknya bakteri untuk menginfeksi umbi.
Baawang merah yang tela dipanen, sebaiknya langsung dikeringkan sebelum masuk ke
ruang penyimpanan. Pada ruang penyimpanan, pengaturan suhu dan kelembaban pada ruang
penyimpanaan merupakan salah satu teknik pengendalian yang dapat digunakan. Penggunaan
suhu yang tinggi dapat menekan perkembnagan bakteri Erwinia carotovora. Pemeberian
suhu tinggi dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan udara panas pada suhu sekitar 37 –
400 C setelah umbi dipanen. Kelembaban pada ruang simpan yang tinggi sangat kondusif bagi
bakteri, sehingga ruang simpan harus selalu rendah.
III. KESIMPULAN
Salah satu penyakit pasca panen yang terjadi pada bawang lerah lepas panen adalah busuk
umbi pada bawang merah. busuk umbi tersebut disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora.
Bakteri ini berbentuk batang dan hidup secara berkoloni. Erwinia carotovora mampu bertahan
hidup antara lima sampai sepuluh menit dan dapat terbawa udara sejauh satu mil.
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri Erwinia carotovora yaitu umbi bawang merah
akan menjadi busuk lunak dan mengeluarkan bau yang khas. Umbi yang melunak tersebut
disebabkan oleh enzim yang dikeluarkan bakteri tersebut. pabila kelembaban pada ruang
penyimpanan tinggi, akan semakin memepermudah infeksi. Selain itu adanya luka pada umbi,
pemanenan yang tidak tepat, serta pH yang berada diatas 4,5 akan mempermudah infeksinya.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan pemanenan tepat waktu, disimpan pada
kelembaban udara yang rendah, menyemprotkan udara panas pada suhu sekitar 37 – 400 C setelah
umbi dipanen.

DAFTAR PUSTAKA
Budi S dan Bambang C 2005. Bawang Merah, Intensifikasi Budidaya.
Jakarta:Kanisius.
Rukmana Rahmat 1997. Bawang Merah, Budidaya dan Pengelolaan Pasca
Penen. Yogyakarta: Kanisius.
Soesanto, Loekas 2006. Penyakit Pasca Panen: Sebuah Pengantar. Jakarta:
Kanisius.
Wibowo, Singgih 1998. Budidaya Bawang Merah dan Bombay. Jakarta: Niaga
Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai