Anda di halaman 1dari 12

TECHNOLOGICALSHIP, PARADIGMA BARU MANAJEMEN

MODEREN : PELUANG DAN TANTANGAN

Cahyaningtyas Ria Uripi


cahyaurry@yahoo.co.id
Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Abstrak
Teori manajemen modern menawarkan beberapa konsep baru, yang dapat
mendukung perubahan yang diperlukan dalam organisasi untuk meningkatkan efektivitas
mereka. Globalisasi dan perubahan lingkungan mengakibatkan manajemen tradisional
tidak mampu lagi untuk meresponnya sehingga terjadi pergeseran paradigma dari
manajemen tradisional menjadi manajemen moderen. Technologicalship management
adalah paradigma baru dalam membangun hubungan perusahaan dalam persaingan yang
kuat. Artikel ini akan membahas peluang dan tantangan dari implementasi
technologicalship management sebagai langkah untuk menuju ke manajemen modern.
Penting bagi organisasi untuk menganalisa manfaat dan kerugian dari implementasi
technologicalship management.
Keywords : techonologicalship, innovation, social media

Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan 125
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
PENDAHULUAN internasionalisasi dan globalisasi bisnis,
Adanya globalisasi dan dan munculnya perusahan multinasional
lingkungan bisnis yang semakin moderen (Zineldin, 2000). Faktor –faktor
kompleks, menuntut organisasi untuk tersebut mengakibatkan paradigma dalam
dapat meningkatkan efektivitas manajemen pemasaran telah mengalami
manajemen serta memerlukan aplikasi pergeseran dari pemasaran tradisional
teori manajemen baru yang dapat (transactional management) menjadi
merespon kondisi bisnis moderen. Teori relationship management dan sekarang ini
manajemen modern menawarkan bergeser lagi menjadi technologicalship
beberapa konsep baru, yang dapat management. Transactional management
mendukung perubahan yang diperlukan fokus terhadap penjualan atau menjaring
dalam organisasi untuk meningkatkan konsuman baru, dimana penjual atau
efektivitas mereka (Bobrek and Sokovic , pemasar bersifat aktif sedangkan pembeli
2006). Munculnya teori manajemen atau konsumen pasif, sedangkan
moderen dikarenakan manajemen relationship management fokus kepada
tradisional tidak lagi mampu merespon hubungan jangka panjang dengan
globalisasi dan perubahan fungsi-fungsi pelanggan dimana baik penjaul atau
dalam manajemen. Artikel ini mengkaji konsumen sama-sama aktif dan
sebuah konsep baru yang menggeser technologicalship management fokus
paradigma dalam manajemen tradisional, kepada hubungan jangka panjang dengan
khususnya manajemen pemasaran. Peran pelanggan menggunakan teknologi
manajemen pemasaran sangat besar dalam informasi berbasis internet.
efektivitas manajemen, karena ujung Technologicalship management adalah
tombak manajemen pemasaran adalah manajemen berbasis penggunaan
konsumen atau pelanggan. teknologi informasi yang digunakan oleh
Beberapa faktor yang berdampak pada perusahaan untuk memperoleh dan
perkembangan manajemen dan pemasaran mengelola hubungan mereka baik dengan
saat ini adalah perkembangan konsumen pemasok, distributor ataupun
pengetahuan dan teknologi informasi, pesaing mereka. Dalam technologicalship
pengetahuan dan pendidikan konsumen management, sebagian besar kegiatan
yang lebih meningkat seiring dengan manajemen harus didasarkan pada
meningkatnya daya beli mereka, adanya teknologi dan keinginan untuk membuat

126 Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
sebuah hubungan. Menurut Zineldin mempertahankan keberhasilan dalam
(2000) technologicalship management ini hubungan pertukaran. Dalam manajemen
adalah integrasi dari fungsi pemasaran moderen hubungan bisnis dapat terjadi
dan teknologi yang dapat dijadikan antara perusahan dengan konsumen
sebagai sumber keunggulan kompetitif (business to consumer), perusahaan
perusahaan. dengan perusahan lain (business to
Ketatnya persaingan bisnis maka business) atau perusahaan dengan
menciptakan kesetiaan atau loyalitas pemerintah (business to government).
pelanggan menjadi sesuatu yang penting Penelitian menunjukkan bahwa biaya
bagi perusahaan (Akhter et al, 2011). untuk melayani seorang konsumen yang
Kesetiaan pelanggan akan menjadi kunci loyal adalah 5 sampai 6 kali lebih murah
sukses dan keunggulan bersaing dibandingkan dengan biaya untuk
perusahaan, tidak hanya dalam jangka melayani seorang konsumen baru
pendek tetapi juga dalam jangka panjang, (Ndubisi,2009). Menurut Gronroos
karena dewasa ini konsumen semakin bahwa hubungan ini tidak selalu dalam
pandai, semakin lebih mudah jangka panjang, karena relationship
mendapatkan informasi serta mempunyai management ini selain digunakan untuk
banyak akses untuk dapat memilih menjalin hubungan dengan konsumen
produsen yang menawarkan banyak dapat juga dilakukan untuk menarik
keuntungan dengan harga yang lebih konsumen baru.
murah (Bhardwaj, 2007). Dengan Perkembangan yang ada sekarang
demikian untuk mendapatkan konsumen adalah konsumen dan perusahaan
yang setia atau loyal adalah sangat sulit. menyadari pentingnya teknologi informasi
Oleh karena itu perusahaan perlu menjalin dalam sebuah hubungan.
hubungan dengan pelanggannya dengan Technologicalship management
relationship management sehingga mendorong pembentukan hubungan
perusahaan dapat memenuhi dan melayani jangka panjang perusahaan dengan
konsumen lebih baik dari pesaingnya konsumen, pemasok, pesaing dan
(Ndubisi, 2006). organisasi lainnya. Namun selain
Relationship management adalah mendatangkan manfaat, implementasi
semua kegiatan yang diarahkan untuk technologicalship management juga
membangun, mengembangkan, dan banyak menemukan halangan (Hove,

Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan 127
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
2012). Untuk itu perlu dikaji tantangan untuk menjalin hubungan (relationship),
dan peluang penggunaan hal tersebut dikarenakan adanya
technologicalship management sebagai globalisasi dalam bisnis dan semakin
langkah untuk menuju manajamen pentingnya mengembangkan retensi
moderen. pelanggan. Sehingga relationship
management ini menggeser paradigma
TECHNOLOGICALSHIP dari fokus pada market share menjadi
MANAGEMENT fokus pada customer share. Ada
Pada abad ke-20 banyak filsuf perbedaan mendasar antara transactional
manajemen seperti Peter Drucker, percaya dan relationship management. Ciri-ciri
bahwa tujuan dari bisnis adalah untuk transactional management adalah fokus
menciptakan pelanggan yang puas. pada penjualan tunggal, berorientasi pada
Sebelum adanya pengembangan konsep karakteristik produk, skala waktu pendek,
pemasaran, tujuan kegiatan pemasaran sedikit penekanan pada layanan
adalah untuk menghasilkan penjualan dan pelanggan, komitmen pelanggan rendah,
untuk memaksimalkan volume penjualan. kontak pelanggan moderat, dan kualitas
Profitabilitas tidak menjadi perhatian terutama merupakan perhatian produksi.
utama pemasaran maka sebagai asumsi Sedangkan relationship management
dasar adalah bahwa volume penjualan adalah fokus pada customer relation,
memegang kunci untuk profitabilitas. orientasi pada manfaat produk, skala
Teori manajemen tradisional fokus pada waktu panjang, penekanan tinggi pada
pencapaian market share,. Konsep layanan pelanggan, komitmen pelanggan
pemasaran dalam manajemen tradisional tinggi, kontak pelanggan tinggi, kualitas
adalah marketing mix management atau merupakan perhatian semua orang.
4P marketing, terdiri dari product, price, (Payne, 1993).
place, dan promotion yang merupakan Relationship management
sarana strategi untuk memaksimalkan diarahkan untuk menarik konsumen baru
volume penjualan. dan membangun hubungan dengan
konsumen. Penekanan dalam relationship
management adalah konsep pemenuhan
RELATIONSHIP MANAGEMENT
janji. Dengan menawarkan janji maka
Filosofi manajemen moderen
perusahaan dapat menarik konsumen
didasarkan pada kemampuan organisasi

128 Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
baru, dan dengan pemenuhan janji yang management adalah penggunaan internet
telah ditawarkan maka perusahaan dapat dalam menciptakan dan menjalin
menjalin hubungan dengan konsumen hubungan.
dalam jangka panjang, sehingga dengan Berdasarkan peran teknologi
pemenuhan janji akan meningkatkan informasi dalam menciptakan hubungan
kepuasan konsumen, retensi pelanggan dan retensi pelanggan tersebut maka
dan keuntungan jangka panjang Selain penting bagi perusahaan untuk merespon
itu, elemen pokok dalam relationship perubahan, perusahaan yang tidak belajar
management adalah rasa percaya (trust) dan beradaptasi dengan perubahan
yang sangat diperlukan dalam teknologi akan menghadapi persaingan,
membangun hubungan, dengan trust maka bahkan dapat menjadi korban dari
pihak yang terlibat dalam sebuah pesaingnya yang beralih pada strategi
hubungan merasa yakin bahwa mitranya menjalin hubungan yang berbasis
dapat diandalkan. teknologi canggih. Menurut Douglas C.
Organisasi yang menerapkan North, salah satu pemenang hadiah Nobel
relationship management tidak akan dalam ilmu ekonomi pada tahun 1993,
efektif ketika mereka tidak memiliki bahwa belajar dari inovasi-inovasi baru,
kemampuan untuk berkomunikasi dengan memungkinkan organisasi untuk
cepat dan akurat. Sehingga teknologi membangun pola atau jaringan hubungan
informasi akan mempermudah yang dapat mereka gunakan sebagai
komunikasi bisnis jaringan nasional strategi.
maupun internasional. Apabila dilihat Teknologi Informasi penting untuk
perkembangannya, dari manajemen memberikan informasi yang diperlukan
berbasis manajemen berbasis transaksi dalam menjalin hubungan yang baik
berubah menjadi manajemen berbasis dengan konsumen, distributor, ataupun
hubungan dengan pelanggan dan retensi pemasok. Keuntungan dari
pelanggan, maka teknologi informasi technologicalship management adalah
mengubah pola hubungan tersebut. mengurangi biaya produksi dan distribusi
Teknologi informasi berperan dalam , memungkinkan upaya kolaboratif
menciptakan, mengembangkan dan dengan perusahaan lain untuk
mengetatkan hubungan tersebut. Salah menggunakan teknologi bersama,
satu implementasi technologicalship memungkinkan berbagi volume data yang

Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan 129
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
besar dengan grosir dan pengecer interorganisational yang memungkinkan
menggunakan teknologi yang relevan beberapa pembeli dan penjual, dan
untuk mendorong merek ke depan dan pemangku kepentingan lainnya untuk
memungkinkan untuk mendesain ulang berkomunikasi dan bertransaksi melalui
praktik bisnis saat ini melalui inovasi ruang pasar sentral yang dinamis,
produk dan jasa. Hal lain yang perlu didukung oleh layanan tambahan
dicermati adalah adanya teknologi (Stokdale & Standing, 2004) Beberapa
informasi yang melekat pada kegiatan keuntungan aplikasi emarketplace adalah
pemasaran telah berhasil mempersempit adanya akses pasar yang luas, potensi
pemasaran dunia dan menciptakan yang lebih besar untuk kemitraan,
hubungan pemasaran yang efektif dan fleksibilitas dalam komunikasi &
efisien , karena perusahaan semakin administrasi, kenyamanan, kemudahan
mudah memasarkan produknya ke negara pertukaran informasi & update informasi
lain. dapat dilakukan dengan cepat,
Relationship management yang peningkatan layanan pelanggan, biaya
fokus pada hubungan dalam jangka transaksi yang lebih rendah,
panjang akan lebih mencapai tujuannya memungkinkan diferensiasi produk atau
dengan didukung oleh kualitas teknologi jasa, kemampuan untuk memasuki rantai
informasi yang dapat diakses mitranya pasokan perusahaan yang lebih besar.
dalam hubungan tersebut, baik itu Dengan adanya akses pasar yang
konsumen, pemasok ataupun distributor. luas maka penjual bisa memperluas
Pengetahuan dan informasi yang pasarnya sedangkan pembeli dapat
diperoleh dalam hubungan jangka panjang mencari penjual yang benar-benar dapat
ini merupakan aset berharga yang akan memuaskan kebutuhan dan keinginnya,
bermanfaat bagi perusahaan. Sehingga kemitraan dapat dibentuk karena
teknologi informasi ini adalah sarana komunikasi elektronik dengan teknologi
utama yang digunakan untuk bertukar informasi ini memungkinkan komunikasi
informasi dan akan menjadi penentu jarak jauh melalui email ataupun
dalam hubungan jangka panjang tersebut. multimedia. Kenyamanan interaksi
Aplikasi technologicalship dengan e-marketplace antara lain adalah
management bisa berupa emarketplace, tidak adanya permasalahan zona waktu,
yaitu sebuah sistem informasi interaksipun dapat dilakukan kapanpun.

130 Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Dengan e-marketplace memungkinkan Beberapa faktor dapat
peningkatan layanan pelanggan, beberapa menghambat implementasi
perusahaan melayani pesanan produk technologicalship management. Usaha
sesuai keinginan dan spesifikasi khusus Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
pelanggan, e-marketplace akan sering memiliki keterbatasan seta
mempermudah perusahaan untuk dapat menghadapi hambatan dalam mengadopsi
memahami keinginan pelanggan tersebut. teknologi baru. Penelitian yang
Biaya untuk mencari konsumen baru juga dilakukan oleh Alam (2009) menemukan
lebih rendah, selain itu biaya pemrosesan beberapa faktor yang berpengaruh
dengan transaksi elektronik seperti biaya terhadap adopsi technologicalship
pemesanan, pembayaran online dan management antara lain keterbatasan
pelacakan pemesanan akan lebih efisien. kemampuan berbahasa Inggris,
Adanya transparasi dalam e-marketplace karakteristik manajer, keuntungan yang
memungkinkan perusahaan untuk dapat diterima, budaya perusahaan, dan biaya
membedakan dengan produk yang sama untuk mengadopsi technologicalship
dari pesaing dalam pasar yang sama. management. Beberapa pelaku UMKM
Pengadopsian technologicalship di Malaysia pada umumnya menggunakan
management ini juga dipengaruhi oleh bahasa Melayu, sehingga kurang memiliki
tingkat inovasi organisasi, dalam hal ini kemampuan Bahasa Inggris, mereka
tingkat inovasi manajer perusahaan. beranggapan bahwa teknologi internet
Frambach dan Schillewaert (2002) banyak menggunakan Bahasa Inggris, hal
menyatakaan bahwa perusahaan- ini menyebabkan beberapa dari mereka
perusahaan yang lebih kecil cenderung takut untuk mengadopsi teknologi
lebih inovatif, oleh karena itu, dan tersebut. Karakteristik manajer yang
diharapkan akan lebih mudah menerima meliputi pengalaman pribadi, ketahanan
teknologi baru. Namun banyak terhadap perubahan, tingkat pendidikan
keterbatasan yang dihadapi oleh UMKM dan pelatihan merupakan faktor penting
di Indonesia, antara lain keterbatasan yang dapat mempengaruhi adopsi
modal dan kurangnya ketrampilan teknologi internet. Manajer yang pernah
manajerial, sehingga nampaknya banyak menggunakan internet akan mengetahui
kendala yang dihadapi pengadopsian kelebihan dan kekurangan dari teknologi
technologicalship management ini tersebut. Beberapa UMKM mengadopsi

Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan 131
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
technologicalship management apabila pada saat implementasi teknologi
manfaat yang diterima lebih besar dari informasi ini. Kesulitan pertama adalah
investasi yang mereka keluarkan untuk komunikasi, untuk mengaplikasikan
mengadopsi tersebut. Manfaat tersebut technologicalship management, seluruh
meliputi berkurangnya biaya transaksi, organisasi harus bersatu dalam upaya
peningkatan cash flow dan produktifitas, tersebut. Umumnya, departemen tidak
meningkatnya pelayanan kepada memiliki waktu atau keinginan untuk
pelanggan, meningkatnya daya saing, berkomunikasi. Ini adalah kelemahan
bertambahnya pelanggan baru, menjalin utama yaitu tidak menyediakan dasar
hubungan yang baik dengan pelanggan untuk hubungan pelanggan. Kesulitan
serta efisiensi pada biaya operasional. yang kedua adalah intimidasi, beberapa
Budaya organisasi menggambarkan manajer takut dengan segala apapun yang
asumsi tentang keyakinan organisasi, berhubungan dengan teknologi. Menurut
nilai-nilai, norma, simbol, bahasa, ritual, pendapat mereka bahwa teknologi akan
dan mitos yang secara kolektif diterima menghambat cara – cara tradisional dalam
oleh sekelompok sebagai panduan untuk melakukan bisnis. Dan kesulitan yang
perilaku yang diharapkan. Budaya ketiga adalah alat teknologi, seringkali
organisasi merupakan faktor penting yang alat-alat teknologi yang digunakan untuk
mempengaruhi adopsi teknologi,karena mengelola hubungan mengalami
ketika norma-norma organisasi sesuai kerusakan atau tidak berfungsi
dengan inovasi baru maka tingkat adopsi sebagaimana diatur. Akibatnya ekuitas
akan lebih besar. merek dan perusahaan bisa menjadi
Menurut Hove (2012) faktor yang menurun.
dapat menghambat implementasi tersebut Menurut Jhonson (2010) barrier
khususnya pada usaha kecil adalah biaya dalam pemanfaatan technologicalship
untuk mengadopsi technologicalship management adalah risk perception,
marketing, kecukupan modal, kurangnya knowledge deficit, trust, firm size dan
pendidikan dan pelatihan, masalah organisational readiness. Risk perception
keamanan dan privasi, merasa tidak cocok adalah hal yang secara umum menjadi
untuk bisnisnya. Meskipun inovasi hambatan atas keterlibatan organisasi
teknologi telah membuat konsumen lebih dalam inovasi teknologi ataupun
mudah, itu namun ada beberapa kesulitan penerapan strategi yang baru. Inovasi

132 Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
teknologi sering dipersepsikan dengan penolakan pemanfaatan technologicalship
kebaruan yang diasumsikan belum teruji management. Pada umumnya mereka
dengan baik, sehingga mereka takut membandingkan jumlah biaya yang harus
dengan resiko akan kegagalan yang dikeluarkan dengan resiko yang terjadi
terjadi. Para manajer berpikir bahwa akibat kegagalan pemanfaatan aplikasi
adanya inovasi berarti memerlukan alat tersebut. Organisational readiness,
baru yang lebih spesifik, mereka takut sejumlah studi menunjukkan bahwa
akan resiko ketika alat tersebut tiba-tiba kurangnya pembelajaran organisasi
tidak bisa digunakan yang bisa merupakan hambatan untuk adopsi
membahayakan kelancaran operasional teknologi. Selain itu bahwa kesiapan
perusahaan. Knowledge deficit, beberapa akan infrastruktur menjadi perhatian yang
organisasi mungkin kurang memiliki utama sebelum implementasi aplikasi ini.
pengetahuan tentang manfaat penerapan Dengan melihat peluang dan
technologicalship management, tantangan technologicalship management,
kurangnya pengetahauan tentang tipe-tipe pada saat ini sudah tersedia media yang
teknologi informasi seperti apa yang dapat digunakan untuk menjalain
cocok dengan mereka, akibatnya beberapa hubungan antara perusahaan dengan
organisasi hanya wait and see, menunggu konsumennya, perusahaan dengan
hasil dari penerapan technologicalship pemasoknya, perusahaan dengan
management organisasi lain, enggan distributornya menggunakan teknologi
untuk menjadi pelopor pemanfaatan internet yang mudah dan murah.
aplikasi tersebut. Trust, kurangnya rasa Penggunaan aplikasi social media atau
percaya pada teknologi informasi menjadi social networking sites (SNS) seperti
hambatan utama bagi organisasi. facebook, twitter banyak menjadi pilihan
Technologicalship management ketika perusahaan ingin memanfaatkan
memungkinkan pertukaran yang terjadi internet dalam membangun hubungan.
tidak secara kontak face to face. Menurut Michaelidou bahwa social
Sehingga rasa aman, privasi dan rasa network sangat penting bagi UMKM
aman sangat penting dalam penerapan untuk menjaga kelangsungan hidup dan
inovasi teknologi informasi. Firm size, bersaing dengan perusahaan besar. Sosial
ukuran perusahaan yang kecil media dikenal sebagai user generated
memungkinkan sebagai alasan utama atas communication, sebagai sumber informasi

Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan 133
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
dan alat komunikasi dengan pelanggan. Akhter, W., Abbasi, A.S., Ali, A., Afzal,
Perusahaan menawarkan link langsung H.,2011, ”Factor Affecting
Customer Loyalty in Pakistan”,
dari website perusahaan ke Facebook dan
African Journal of Business
Twitter, dan menggunakan alat ini untuk Management, Vol. 5(4), pp. 1167-
mempromosikan merek. 1174.
Bobrek, M and Sokovic. 2006.
“Integration concept and synergetic
KESIMPULAN
effect in modern management”,
Persaingan bisnis yang ketat Journal of Materials Processing
menuntut perusahaan untuk tidak sekedar Technology,175, 33 – 39
menarik pelanggan baru namun sangat Bhardwaj, D., 2007, “Relationship
penting menjalin hubungan perusahaan, Marketing Context to The IT
Industry”,VISION-The Journal of
agar dapat lebih memahami kebutuhan
Business Perspective, Vol. 11,No. 2,
dan keinginan konsumen, pemasok pp. 57-66
ataupun distributor. Globalisasi Frambach, R. T., & Schillewaert, N. 2002.
mendorong perlunya implementasi “Organizational innovation
adoption: A multilevel framework
technologicalship management. Ada
of determinants and opportunities
peluang dan tantangan yang dihadapi for future research “. Journal of
dalam pemanfaatan technologicalship Business Research, 55(2), 163–176.
management, organisasi terutama Gronroos, C., (1994), From Marketing
perusahaan kecil perlu mempertimbangan Mix to Relationship Marketing:
Towards a Paradigm Shift in
dengan cermat kelebihan dan
Marketing”, Management Decision,
kekurangannya sehingga dapat dijadikan Vol. 32 (2), pp. 4 -20
langkah menuju manajemen yang Hove, P., 2012, “The Impact of
moderen. Technological Marketing on Porter
Competitive Model and SMEs
Performance”, a Dissertation
DAFTAR PUSTAKA Master of Commercial Business
Management, University od Fort
Alam,S.S., 2009, “Adaption of Internet in Hare
Malaysian SMEs”, Journal of Small Jhonson, M. 2010.” "Barriers to
Business and Enterprise innovation adoption: a study of e-
Development, Vol. 16, No. 2, pp. markets", Industrial Management &
240-253. Data Systems, Vol. 110 Iss 2 pp.
157 - 174

134 Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Michaelidou,N., Siamagka, N.T., and Payne, A., (1993), “The Essence of
Chistodoulides,G., 2011, “Usage, Service Marketing”, Prentice Hall,
barrier and measurement of social New York, pp. 32.
media marketing : An exploratory Stockdale, R. and Standing, C., 2004,
investigation of small and medium “Benefit and barriers of electronic
B2B brand”, Idustrial marketing marketplace participation : an SME
management, 40, 1153-1159. perspective”, The journal of
Ndubisi, N.O. 2006, “Effect of gender on Enterprise Information
customer loyalty: a relationship Management, Vol 17., No. 14, pp
marketing approach”, Marketing 301-311.
Intelligence & Planning, Vol. 24 Zineldin, M., (2000), “Beyond
No. 1, pp. 48-61 Rekationship Marketing :
Ndubisi, N.O., Malhotra, N.K., Wah, C.K, Technologicalship Marketing”,
2009, “Relationship Marketing, Marketing Intelligence & Planning,
Customer Satisfaction and Loyalty: 18/1 , pp 9 - 23
A Theorical and Empirical Analysis
From an Asia Perspective”, Journal
of International Consumer
Marketing,21 : 5-16.

Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan 135
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
126 Cahyaningtyas Ria Uripi: Technologicalship, Paradigma Baru Manajemen Moderen : Peluang Dan Tantangan
Volume 11, No 2 Juli 2015 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis

Anda mungkin juga menyukai