Anda di halaman 1dari 7

RESUME PRAKTIKUM TRAKEOSTOMI

PRATIKUM KEPERAWATAN KRITIS

Disusun Oleh 7D:


Albainur Azizan 1130017129

FASILITATOR:
Arif Helmi Setiawan. S.Kep.Ns.,M.Kep
Npp. 9904626

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
A. Definisi
Trakeostomi adalah prosedur pembedahan dengan memasang slang melalui
sebuah lubang ke dalam trakea untuk mengatasi obstruksi jalan nafas bagian
atau mempertahankan jalan nafas dengan cara menghisap sekret, atau untuk
penggunaan ventilasi mekanik yang kontinu. Trakeostomi dapat digunakan
sementara yaitu jangka pendek untuk masalah akut, atau jangka panjamg
biasanya permanen dan slang dapat dilepas.
Ketika selang indwelling dimasukkan kedalam trakea, maka istilah
trakeostomi digunakan. Trakeostomi dapat menetap atau permanent.
Trakeostomi dilakukan untuk memintas suatu obstuksi jalan nafas atas, untuk
membuang sekresi trakeobronkial, untuk memungkinkan penggunaan
ventilasi mekanis jangka panjang, untuk mencegah aspirasi sekresi oral atau
lambung pada pasien tidak sadar atau paralise (dengan menutup trakea dari
esophagus), dan untuk mengganti selang endotrakea, ada banyak proses
penyakit dan kondisi kedaruratan yang membuat trakeostomi diperlukan.

B. Indikasi
1. Intubasi yang lama.
2. Fasilitasi dari ventilasi pendukung.
3. Kebersihan saluran nafas yang lebih efisien.
4. Obstruksi saluran nafas atas yang diikuti dengan :
a. Stridor, retraksi
b. Sleep apneu yang obstruksi disertai adanya desaturasi arteri
c. Paralisis pita suara bilateral
5. Ketidakmampuan untuk intubasi.
6. Tambahan untuk penatalaksanaan operasi kepala dan leher/
pentalaksanaan trauma.
7. Proteksi jalan nafas (penyakit neurologi, cedera kepala karena trauma).
C. Kontraindikasi
1. Gangguan koagulasi.
2. Leher pendek.
3. Obesitas.
4. Pembesaran kelenjar tiroid dan ismus.
5. Ketidakmampuan untuk mengembangkan leher.
6. Adanya pembuluh darah yang pulsatile di lokasi pemasangan.
7. Keganasan pada daerah pemasangan tracheostomy.
8. Riwayat operasi tulang cervical atau Tracheostomy.
9. Memerlukan dukungan ventilasi yang tinggi (FiO2 > 70%, PEEP > 10
cm H2O)

D. Tindakan Trakeostomi
1. Trakeostomi emergensi
Trakeostomi emergensi relatif jarang dilakukan , dan penyebab yang
sering adalah obstruksi jalan nafas atas yang tidak bisa diintubasi.
Anoksia pada obstruksi jalan nafas akan meyebabkan kematian dalam
waktu 4-5 menit dan tindakan trakeostomi harus dilakukan dalam 2-3
menit
2. Trakeostomi elektif
Saat ini mayoritas tindakan trakeostomi dilakukan secara elektif atau
semi-darurat. Trakeostomi elektif paling baik dilaksanakan diruang
operasi dengan bentuan dan peralatan yang adekuat.
3. Trakeostomi Dilatasi Perkutaneus
Trakeostomi dilatasi perkutaneus adalah suatu teknik trakeostomi
minimal invasif sebagai alternatif terhadap teknik konvensional.
E. Alat
1. Kateter penghisap
2. Sarung tangan steril
3. Ukuran kateter yang cocok, steril serta bersih dan terdesinfeksi
4. Tali/pita pengikat
5. Kassa steril
6. Swab
7. Hidrogen Peroksida
8. Normal salin
9. Anak kanul
10. Sikat
11. Mangkuk Steril
12. Mantel pelindung
13. Pelindung mata
14. Gunting
15. Perlak steril

F. Pelaksanaan
1. Kaji pernapasan pasien, termasuk kebutuhan pasien akan pengisapan
dan pembersihan trakeostomi
2. Cuci tangan
3. Letakkan alat-alat di atas meja
4. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian yang nyaman untuk bekerja
5. Bantu pasien untuk mengambil posisi semi fowler atau terlentang
6. Jika diperlukan, hubungkan selang pengisap ke aparatus penghisap.
Letakkan ujung selang di tempat yang mudah di jangkau dan hidupkan
penghisap
7. Letakkan perlak steril melintang di dada pasien
8. Buka set atau peralatan penghisap. Buka juga bungkus alat-alat yang
diperlukan untuk pembersihan trakheostomi
a. Letakkan perlak steril paling bawah dan atur peralatan
penghisap
b. Atur mangkuk steril kedua dekat. Jangan sentuh bagian dalam
mangkuk
c. Tuangkan 50 ml H2O2 ke mangkuk pertama, normal saline di
mangkok kedua. Jangan sampai menetes ke perlak.
d. Buka sikat steril dan letakkan di sebelah mangkuk yang berisi
hydrogen peroksida
e. Buka ketiga bungkus kasa 10 x 10 cm. pertahankan sterilitas
kasa. Tuangkan hidrogen peroksida di atas kasa pertama dan
normal salin di kasa kedua. Biarkan kasa ketiga tetap kering.
f. Buka swab berujung kapas. Tuangkan normal salin pada paket
swab.
g. Jika menggunakan kanul dalam sekali pakai, buka bungkusnya
sehingga kanul dapat dengan mudah diambil. Pertahankan
sterilsasi kanula dalam.
h. Siapkan pita pengikat trakeostomi, Tetapkan panjang tali
pengikat trakheostomi yang diperlukan dengan menggandakan
lingkar leher dan menambah 5 cm dan gunting tali pada
panjang tersebut.
9. Lakukan prosedur pengisapan. Pastikan bahwa anda telah
menggunakan mantel pelindung dan sarung tangan steril
10. Lakukan suction
11. mengganti kanul dalam sekali pakai (dispossible inner-canula).
a. Buka dan dengan hati-hati lepaskan kanul dengan
menggunakan tangan tak dominan anda.
b. Lakukan pengisapan dengan teknik steril, jika diperlukan.
c. Keluarkan kanul dalam baru steril dalam bungkusnya dan
siramkan sejumlah normal salin steril pada kanul baru tersebut.
Biarkan normal salin menetes dari kanul dalam.
d. Bantalan kasa pertama di gunakan untuk membersihkan kulit
di sekitar trakheostomi. Kasa kedua digunakan untuk
mengangkat debris yang dilunakkan oleh hidrogen peroksida,
dan kasa ketiga digunakan untuk mengeringkan kulit.
e. Swab digunakan untuk membersihkan sekitar trakheostomi.
f. Kanul dalam steril harus sudah siap dipasang setelah anda
membersihkan kulit.
g. Tali menahan trakheostomi di tempatnya tanpa menghambat
sirkulasi.
12. Membersihkan kanul dalam non disposable
a. Lepaskan kanul dalam menggunakan tangan tak dominan dan
letakkan kanul tersebut dalam mangkuk yang berisi hidrogen
peroksida.
b. Bersihkan kanul dalam dengan sikat (tangan dominan anda
memegang sikat dan tangan tak dominan anda memegang
kanul dalam).
c. Setelah bersih masukkan ke mangkok kedua yang berisi
normal saline, bersihkan anak kanule hingga cairan peroksida
hilang. Pastikan anak kanul tersebut terbilas dengan baik.
d. Keringkan anak kanule dengan kasa steril bagian luar dan
dalam dengan pipa pembersih
e. Amati adanya anak kanul dan pastikan dalam keadaan baik
f. Pasang kembali kanul dalam ke dalam kanul luar dan kunci
agar tidak berubah letaknya.
g. Hubungkan kembali ke sumber oksigen.
13. Gunakan kasa dan swab berujung kapas yang dibasahi dengan naormal
saline untuk membersihkan permukaan luar dari kanul luar/faceplate
canul dan area kulit sekitarnya.bersihkan juga area kulit tepat di bawah
kanul. Kemudian keringkan dengan menggunakan kasa kering.
14. Ganti tali pengikat trakheostomi. Biarkan tali yang lama tetap di
tempatnya sementara anda memasang tali yang baru. Sisipkan tali
yang baru pada salah satu sisi dari faceplate. Lingkarkan kedua ujung
bebasnya mengelilingi bagian belakang leher lain ke sisi lainnya dari
faceplate. Sisipkan salah satu ujung bebasnya pada salah satu sisi
faceplate dan ikat dengan kuat tetapi tidak ketat. Pasrikan tali pengikat
terpasang dengan tepat kemudiana lepas tali yang lama.
15. Letakkan bib trakheostomi atau balutan bersih mengelilingi kanul luar
di bawah tali pengikat faceplate. Periksa untuk memastikan bahwa tali
pengikat tidak terlalu ketat tetapi pipa trakheostomi telah dengan aman
tertahan di tempatnya.
16. Hubungkan kembali pasien dengan sumber oksigen
17. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai