NAMA KELOMPOK :
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN KONSEP MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
(MAKP)” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang ikut membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga
makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan
nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah sebuah sistem yang meliputi
struktur, proses, dan nilai profesional yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan dan mengatur lingkungan untuk menunjang asuhan
keperawatan sebagai suatu model berarti sebuah ruang rawat dapat menjadi contoh dalam
praktik keperawatan profesional di Rumah Sakit (Sitorus, 2006).
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni:
standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Dalam
menetapkan suatu model, keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan karena
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-
prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas produk/ jasa layanan keperawatan.
Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang
independen (mandiri), maka tujuan pelayanan kesehatan/ keperawatan dalam memenuhi
kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam, 2014).
Kekurangan:
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan;
3) Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
b. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihan:
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh;
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kekurangan:
Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
Kekurangan:
2. Analisis SWOT
Pada analisis SWOT ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Pengisian item IFAS dan EFAS.
Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada
dalam pengumpulan data. Data tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu IFAS
(internal factors) yang meliputi aspek Weakneses serta Strength dan faktor EFAS
(external factors) yang meliputi aspek Opportunity serta Threatened.
b. Bobot
Pemberian bobot berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi
perusahaan/ Rumah Sakit.
c. Peringkat (Rating)
Data rating didapatkan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan pengukuran
langsung.
3. Identifikasi Masalah
Identifikasi setiap masalah berdasarkan ketenangan (M1), sarana dan prasarana (M2),
Metode (M3), prioritas masalah, dan mutu (M5).
4. Perencanaan (rencana strategis)
a. Pengertian
Supriyanto dan Damayanti (2007) menjelaskan perencanaan strategis merupakan
bagian dari manajemen strategi, yang memiliki arti suatu perencanaan sebagai
tindakan adaptif atau penyesuaian terhadap tuntutan atau masalah atau perubahan
yang ada di lingkungan organisasi sehingga organisasi dapat melakukan tindakan
adaptif dalam tuntutan perubahan.
b. Penyusunan perencanaan strategis
Proses perencanaan strategis meliputi tiga tahap yaitu:
1) Perumusan yang meliputi pembagian misi, penentuan tujuan utama, penilaian
lingkungan eksternal dan internal dan evaluasi serta pemilihan alternative;
2) Penerapan; dan
3) Pengendalian.
c. Indikator perencanaan strategis
Supriyono dan Damayanti (2007) menyatakan bahwa perencanaan strategis yang
berhasil efektif dan efisien dapat didasarkan pada:
1) Pemahaman, visi, misi, dan tujuan organisasi;
2) Pemahaman lingkungan eksternal organisasi (peluang dan ancaman);
3) pemahaman kemampuan sumber daya internal (kekuatan dan kelemahan);
4) penguasaan manajemen efektif, dan dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi.
d. Faktor yang mempengaruhi perencanaan strategis
Menurut Asmarani (2006) ada tiga faktor yang mempengaruhi perencanaan
strategis, di antaranya:
1) Faktor manajerial
2) Faktor lingkungan
3) Budaya organisasi
5. Pelaksanaan
Penerapan MAKP sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagaimana
tertuang dalam GANN chart.
6. Evaluasi
a. Evaluasi struktur.
b. Evaluasi proses.
c. Evaluasi hasil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah sebuah sistem yang
meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur
lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan sebagai suatu model berarti
sebuah ruang rawat dapat menjadi contoh dalam praktik keperawatan
profesional di Rumah Sakit (Sitorus, 2006).
Faktor-faktor yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP meliputi,
Model Praktik, Standar praktik keperawatan ,dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA