Anda di halaman 1dari 4

Nomer Satu

Hubungan hukum kesehatan dengan profesi kesehatan termasuk sarjana terapan gizi adalah
mengatur apa yang dikerjakan tidak menimbulkan efek secara etika dan hukum terhadap diri sendiri
dan orang lain. Kegiatan-kegiatan tersebut sudah barang tentu memerlukan perangkat dari hukum
kesehatan yang memadai. Perangkat hukum kesehatan yang memadai dimaksudkan agar adanya
kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik bagi penyelenggara upaya kesehatan
maupun masyarakat penerima pelayanan kesehatan (Anwar dkk, 2015).
Tujuan dari hukum, peraturan, deklarasi ataupun kode etik kesehatan adalah untuk melindungi
kepentingan pasien disamping mengembangkan kualitas profesi dokter atau tenaga kesehatan
lainnya. Keserasian antara kepentingan pasien dan kepentingan tenaga kesehatan adalah salah satu
penunjang keberhasilan pembangunan sistem kesehatan. Oleh karena itu hukum kesehatan yang
mengatur pelayanan kesehatan terhadap pasien sangat erat hubungannya dengan masalah-
masalah yang akan timbul diantara hubungan perikatan antara dokter dan pasien, dan atau kelalaian
serta kesalahan yang dilakukan oleh dokter, yang berakibat hukum entah itu hukum perdata maupun
pidana (Sampurno, 2011).
Sedangkan menurut Pasal 3 UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

Nomer 2
1. Saya akan melaksanakan tugas saya sebaik-baiknya menurut peraturan perundangan
yang berlaku dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
UU; memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi,
Standar Prosedur Operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan
Kesehatan (Pasal 58 ayat 1 UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan) dan menolak
keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan Standar
Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan
Perundang-undangan (Pasal 58 ayat 1 UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan);
2. Saya akan berempati, membela hak dan menghargai tradisi, budaya dan spiritual klien
yang saya layani.
Memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya atas
tindakan yang akan diberikan (Pasal 58 ayat 1 UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan);

3. Saya akan mengabdikan ilmu dan keterampilan saya dengan jujur dan adil sejalan
dengan kode etik profesi saya.
UU; memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan
Profesi, Standar Prosedur Operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan
Penerima Pelayanan Kesehatan (Pasal 58 ayat 1 UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan)

4. Saya akan menjaga martabat dan menghormati keluhuran profesi, dan terus menerus
mengembangkan ilmu gizi.

5. Saya akan membina kerjasama, keutuhan dan kesetiakawanan dengan teman sejawat
dan profesi lainnya dalam melaksanakan tugas.

6. Saya tidak akan membeda-bedakan pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, suku,


bangsa dan agama dalam melaksanakan tugas atas dasar kemanusiaan.
UU: Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan (pasal 5 ayat 1 UU No 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan) dan Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau (pasal 5 ayat 2 UU No 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan).

7. Saya tidak akan menginformasikan kepada siapapun segala rahasia yang berhubungan dengan
tugas saya, kecuali jika diminta oleh Pengadilan untuk keperluan kesaksian.
UU; menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan (Pasal 58 ayat 1 UU
No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan)

Nomer 3

Rawat Jalan
Rawat inap

Penyelenggaraan Makanan hal 35

Penelitian

Anda mungkin juga menyukai