Npm. : G1C017007
a. Tulislah B jika tulisan di bawah ini sesuai dengan penulisan ejaan yang benar
dan S jika tidak sesuai.
b. Tulis B jika penulisan kata di bawah ini benar dan S jika salah.
1. Nopember S 31. Gula Jawa B
2. Jum’at S 32. Mengontrakan S
3. do’a S 33. Jl. WR. Supratman B
4. Aktifitas S 34. danau Dendam B
5. Apotik S 35. Kondite S
6. Hakekat S 36. Dimana B
7. Defenisi B 37. Prosentase S
8. Diatas B 38. diserah terimakan S
9. Merubah S 39. di-Indonesiakan S
10. Survai S 40. Fotocopy S
11. Sub Bagian Akademik S 41. Analisa S
12. Menterjemahkan B 42. Menseleksi S
13. Sebarluaskan B 43. Tehnik S
14. Bekerjasama B 44. Jadual S
15. Faximile S 45. Obyek S
16. Anita, S.Si, M.M S 46. kabupaten Kaur B
17. Komplek S 47. Instrument S
18. dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu 48. Export S
Pendidikan B
19. Kuisioner S 49. Tataulang B
20. 80an S 50. Hipotesa S
c. Tulislah B di belakang kata jika tulisan kata-kata di bawah ini sesuai dengan
penulisan ejaan yang benar dan S jika tidak sesuai
d. Tulislah B pada kata-kata di bawah ini jika sesuai dengan Pedoman. Umum
Ejaan Bahasa Indonesia dan S jika tidak sesuai
Jawaban
Tembusan :
Kepala Biro Kepegawaian Propinsi Bengkulu
Bapak Dekan FKIP di Universitas Bengkulu
8. Oleh karena itu data penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan rumus Korelasi
Product Moment.
Jawaban
Oleh karena itu, data penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi
produk momen
10. Pada hakekatnya kondite; dan karir karyawan ditentukan oleh Pimpinannya.
Jawaban
Pada hakikatnya konduite dan karir karyawan ditentukan oleh pempinannya
betulkan
3. Seminar dan loka karya penyuntingan buku akan diselenggarakan dari tanggal 12 Pebruari s/d
15 Pebruari 2009.
Jawaban
Seminar dan lokakarya penyuntingan buku akan diselenggarakan mulai tanggal 12 Februari
s.d 15 Februari 2009
Adakah yang janggal dari kalimat di atas? Ya, tidak adanya tanda strip antara kata depan dan
angka 31.
f. Penggunaan Awalan Di
“Penulis menemukan fenomena campur kode dan alih kode yang sering di lakukan oleh kedua
pembicara dalam percakapan tersebut…”
Banyak yang masih kebingungan dalam penggunaan di sebagai awalan dan di sebagai kata
depan.
a. Teks persuasi
Buah hati kami, Ananda Dany Rifky Firdaus (2,5 tahun), bisa dipanggil rifky. Ia lahir melalui
proses cesar. Sejak usia dua minggu, ia sering sakit-sakitan. Bilirubinnya tinggi, mencapai 24,0,
sehingga harus dirawat inap dirumah sakit.
Untuk mengisi kekurangan cairan tubuhnya, selama diopname itu, ia mesti minum susu
formula.” Saya sendiri hanya mampu memberi ASI sampai usianya 5 bulan. Setelah satu minggu
dirumah sakit dan satu bulan berobat jalan, bilirubinnya normal kembali hingga 0,1,” kata
ibunya.
Di usia 9 bulan ia sakit lagi. Dokter mendiaknosis ia terkena infeksi saluran kencing. Berulang-
ulang ia harus menjalani tes urin. Untunglah dua bulan kemudian hasil tes itu negatif , yang
berarti kondisinya membaik.
b. Teks argumentasi
Menurut Dzulfikar, saat ini masyarakat harus sudah dapat mengubah pandangan bahwa setiap
lulusan dari SMP harus masuk ke SMA. Padahal apabila seorang anak memiliki bakat tertentu,
maka jalur profesi yang seharusnya dipilih. Sehingga akan lebih baik apabila anak tersebut
masuk SMK.
Dalam paparannya Dzulfikar juga mengatakan bahwa akan sangat berisiko apabila siswa lulusan
SMP sembarangan dalam memilih sekolah lanjutan. Contohnya seperti apabila siswa lulusan
SMP yang tidak memiliki bakat dalam bidang akademik, namun terpaksa harus masuk SMA,
masa siswa tersebut akan sulit untuk lulus karena dalam mengikuti pelajaran SMA siswa tersebut
mengalami kesulitan.
Apabila tidak lulus dari jenjang SMA maka akan sangat mustahil siswa tersebut bisa melanjutkan
ke perguruan tinggi negeri maupun swasta. Sehingga pada akhirnya, siswa tersebut hanya akan
menjadi pengangguran, hal ini disebabkan karena pelajaran yang didapat sewaktu SMA tidak
memberikan bekal untuk terjun ke dunia kerja.
c. Teks eksposisi
Tesis
Secara umum dapat kita fahami bahwa fungsi makanan adalah sebagai fungsi energi tubuh
makhluk hidup khususnya manusia. Makanan yang yang tidak baik akan menghasilkan energi
yang buruk dan makanan yang baik akan menghasilkan energi yang baik. Disini makanan baik
diartikan sebagai makanan yang bergizi.
Banyak definisi terkait dengan apa itu makanan yang bergizi yang sering membuat kita bingung.
Namun ada satu hal yang pasti dalam definisi makanan bergizi yaitu ketersediaan dan kebutuhan
akan makanan sehat memiliki peran yang sangat krusial bagi kesehatan manusia.
Pasalnya, salah dalam mengkonsumsi makanan akan berdampak buruk dalam kesehatan tubuh
karna makanan tersebut mengganggu proses metabolisme tubuh. Hal tersebut sering disebuat
sebagai penyakit.
Argumentasi
Dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa salah satu indikato kondisi tubuh yang sehat adalah
tubuh yang ideal yang ditinjau dari aspek bobot tubuh. Makanan sehat bergizi meliputi bahan
pangan yang bisa membuat kita terhindar dari kondisi kelebihan berat badan atau kekurangan
berat badan. Makanan yang sehat dan higienis akan bisa membuat bobot tubuh anda tetap berada
di angka normal atau berat badan ideal.
d. Teks eksplanasi
Judul : Tsunami
Tsunami atau secara etimologi berarti “ombak besar di pelabuhan”, adalah gelombang air besar
yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk
gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900
km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga
tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai.
Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama
pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air
secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir
dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan
menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.
Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi di zona
penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih. Penyebab lainnya adalah
longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar seperti meteor ke dalam air.
Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di kawasan Lingkaran Api Pasifik dan kawasan
Palung Sumatra di Samudra Hindia. Risiko tsunami dapat dideteksi dengan sistem peringatan
dini tsunami yang mengamati gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan analisis data
perubahan air laut yang terjadi setelahnya. Jika dianggap ada risiko tsunami, pihak berwenang
dapat memberi peringatan atau mengambil tindakan seperti evakuasi. Risiko kerusakan juga
dapat dikurangi dengan rancangan tahan tsunami, seperti membuat bangunan dengan ruang luas,
serta penggunaan bahan beton bertulang, maupun dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang
cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti pentingnya mengungsi dan menyiapkan rencana
darurat dari jauh-jauh hari.
e. Deskripsi
Gunung Sibayak
Sibayak adalah salah satu gunung yang ada di Sumatera Utara, tepatnya berada di Kabupaten
Karo. Di wilayah Karo sendiri, gunung ini kerap disebut sebagai Gunung Raja. Pemandangan
yang ada di gunung ini sangat luar biasa. Memiliki ketinggian sekitar 2.172 km di atas
permukaan laut membuat pemandangan di gunung ini lebih indah.
Gunung ini masih asri dengan banyaknya pepohonan yang akan menemani perjalanan para
pendaki menuju puncak. Puncak yang paling terkenal di gunung yang menjadi pariwisata andalan
Kabupaten Karo ini adalah Puncak Takal Kuda atau berarti Kepala Kuda. Panorama yang bisa
dilihat di puncak ini sangat banyak, dari mulai pemandangan kota Berastagi yang apik sampai ke
pemandangan Gunung Sinabung yang letaknya memang tidak begitu jauh.
Di puncak ini terdapat banyak bebatuan besar yang biasanya sering dijadikan objek berfoto para
pendaki. Biasanya pendaki akan duduk di puncak batu dan mengambil pose di sana.
Pemandangan matahari terbitnya juga luar biasa. Dengan langit biru bersih dan cahaya kuning
keemasan yang perlahan muncul di ufuk timur akan membuat lelah karena mendaku hilang
seketika.
Suasana di gunung Sibayak juga hampir sama dengan gunung lainnya, yakni berangin dan
memiliki suhu yang dingin. Sehingga disarankan untuk memakai jaket tebal dan syal. Meskipun
begitu, jika cuaca cerah dan sampai terlalu siang, suhu yang ada di gunung bisa berubah menjadi
hangat.
f. Teks narasi
Dunia pendidikan akan selalu berterimakasih terhadap jasa tokoh pelopor pendidikan sejak
zaman penjajahan Belanda. Beliau adalah Ki Hajar Dewantara. Perjuangan beliau saat zaman
penjajahan Belanda adalah agar rakyat pribumi dapat memperoleh hak pendidikan seperti hak
para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perjuangannya inilah yang membuat beliau
dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan hari kelahirannya diperingati sebagai Hari
Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Nama kecil beliau adalah
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Di masa mudanya, Ki Hajar Dewantara aktif dalam
organisasi sosial politik. Beliau selalu memberikan sosialisasi dengan tujuan menggugah
kesadaran masyarakat akan pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa bernegara.
Ki Hajar Dewantara mulai aktif dalam pendidikan ketika beliau diasingkan di Belanda. Dalam
masa pengasingan, beliau belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh gelas Europeesche Akte.
Gelar ini menjadi berguna ketika tahun 1919 beliau kembali ke Indonesia dan berlatih menjadi
guru. Langkah besar beliau adalah ketika mendirikan sekolah Perguruan Nasional Taman Siswa
pada tanggal 3 Juli 1992. Banyak halangan dan rintangan yang diluncurkan oleh pemerintah
Belanda terhadap beliau. Akan tetapi beliau tetap memperjuangkan pendidikan. Hingga beliau
menciptakan semboyan yang terkenal sampai sekarang.
Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Ing Madya Mangun Karsa (di tengah
menciptakan peluang untuk berprakarsa). Ing Ngarsa Sungtulada (di depan memberi teladan).
Semboyan ini kemudian digunakan sebagai slogan Kementerian Pendidikan Nasional.
5. Membuat 10 kalimat dengan diksi yang tepat
b. Warga negara adalah sekumpulan orang yang tinggal di wilayah (negara) tertentu.
c. Survei adalah penelitian yang dilakukan dengan menyebar kuesioner atau melakukan
wawancara untuk pengumpulan data.
d. Kebudayaan adalah segala hal yang berkaitan dengan hasil akal dan budi manusia.
f. Kesenian adalah hasil ekspresi manusia yang memuat nilai keindahan dan dapat dinikmati
dengan panca indera.
g. Balita adalah rentang usia bayi mulai dua tahun hingga lima tahun.
h. Masyarakat adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi dan mendiami suatu
wilayah.
i. Kiai adalah sebutan untuk orang yang dihormati dalam suatu daerah.
j. Psikologi adalah satu bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mental
manusia.
a. S-P-K
Merupakan pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan Keterangan (K). Pola ini
biasanya dapat dijumpai pada kalimat deklaratif aktiif intransitif dan kalimat aktif intransitif.
Adapun contoh pola ini adalah sebagai berikut:
Paman sedang bercukur dengan menggunakan pisau cukur. (S= Paman, P= sedang bercukur,
K= dengan menggunakan pisau cukur)
b. S-P-O-K
Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di masyarakat. Sebagaimana
yang telah diketahui, bahwa pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
keterangan (K). Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
Para petani menanam padi di pagi hari. (S= para petani, P= menanam, O= padi, K= di pagi
hari)
c. S-P-O-Pel
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkap (Pel). Adapun
contohnya adalah sebagai berikut:
Ibu membelikan adik pakaian baru. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik, Pel= pakaian baru)
d. S-P-Pel-K
Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).
Contoh:
Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras seharian. (S= tubuhnya, P= berlumuran,
Pel= keringat, K= karena bekerja keras seharian)
Anak-anak bermain bola di tanah lapang. (S= anak-anak, P= bermain, Pel= bola, K= di tanah
lapang)
e. S-P-O-Pel-K
Merupakan pola kalimat yang paling kompleks dan lengkap karena semua unsur kalimat
terkandung di dalamnya. Contoh:
Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari Minggu kemarin. (S= Ibu, P= membelikan, O=
adik, Pel= sepatu baru, K= pada hari Minggu kemarin)
Adik membelikan kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya sendiri. (S= adik, P=
membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan kucing, K= dengan uang sakunya sendiri)
f. S-P
Pola ini terhitung pola kalimat yang paling dasar dan sederhana. Sebab, pola ini hanya berupa
subjek (S) dan predikat (P) saja. Adapun beberapa contoh kalimat yang menggunakan pola
ini adalah sebagai berikut.
g. S-P-O
Pola yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O) ini biasanya dipakai pada contoh
kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat aktif transitif. Adapun bebrapa contoh kalimat
dengan pola ini adalah sebagai berikut:
h. S-P-Pel
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan pelengkap (Pel). Biasanya, pola ini
digunakan dalam contoh kalimat deklaratif aktif intransitif, contoh kalimat deklaratif
semitransitif, kalimat aktif intransitif, dan contoh kalimat aktif semitransitif. Contoh:
Langit malam ini bertaburan bintang-bintang. (S= langit malam ini, P= bertaburan, Pel=
bintang-bintang)
Anak-anak sedang bermain layang-layang. (S= anak-anak, P= sedang bermain, Pel= layang-
layang)
Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan?
lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau
pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul
adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan
yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang
akan ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis
membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis
memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema
yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-
syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita
hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema
menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan
menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi
keseluruhan karangan kita.
b. Mengumpulkan bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan
menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana
ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul.
Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan
penulisan. Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang
menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar
ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai
bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga
dengan tujuan tulisannya.
c. Menyeleksi bahan
Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu
bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya
melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
berikut ini petunjuk-petunjuknya :
Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat
nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian nyata (benar-
benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena
kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh
nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tidak mungkin terjadi. Bekal
ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah
agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan
menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap
yang sempurna.
Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram
yang menjelaskan gagasan2 yang timbul).
Merangkai karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang
bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi
yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat
diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita
kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan
karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu
pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara
teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin
berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
Seperti biasanya setiap sepulang sekolah aku selalu menyempatkan diri untuk bermain dengan
teman-teman. Permainan yang selalu kami lakukan adalah bermain sepak bola. Walaupun
dilakukan setiap hari, tidak tidak pernah merasa bosan dengan permainan yang satu ini, bahkan
tambah ketagihan.
Seperti biasanya kami memulai permainan itu tepat pukul 16.00 hingga pukul 17.00 sore. Setelah
bermain beberapa saat hal yang tidak dinginkanpun terjadi. Hujan mulai turun dengan deras,
tetapi hal itu tidak membuat kami berhenti bermain sepak bola.
Bahkan kami makin memikmati permainan itu, karena permainan itu dilakukan dihalaman rumah
salah satu teman. Kami memutuskan untuk berpindah tempat menuju lapangan, agar lebih puas
dalam bermain. kami berjalan bersama menuju lapangan yang tidak terlalu jauh dari tempt
sebelumnya.
Tetapi hal yang tidak dinginkanpun terjadi, saat menyebrang jalan ada salah satu temanku yang
tidak melihat kendaraan yang sedang melintas. Dia berlari tanpa melihat kanan kiri, alhasil dia
tertabrak oleh kendaraan tersebut. Karena melihat teman kami ditabrak sebuah kendaraan kami
menjadi ketakutan dan pergi meninggalkannya.
Setelah melihat kejadian itu kami langsung kembali kerumah masing-masing karena takut
dengan kejadian itu. Wajar saja apabila kami tidak menolongnya, karena saat itu umurku baru
menginjak 15 tahun. Jadi karena kerakutan kami memutuskan untuk meninggalkannya, toh juga
sudah ada yang nolongin.
a. Surat Permohonan
KOP Surat
(Alamat Lembaga yang Bersangkutan)
Surabaya, 15 Januari 2018
Perihal : Permohonan Dana Iuran
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Kepada Yth,
Pimpinan CSR
PT. Samudera Anugerah
Surabaya
Dengan hormat,
Sehubungan dengan diadakannya program bersih lingkungan di wilayah Waru, Kota Surabaya
yang akan diselenggarakan pada 17 Juli 2018. Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Demikian surat permohonan ini dibuat, atas perhatiannya Saya ucapkan banyak terima kasih
serta maaf bila ada yang kurang berkenan.
Salam Hormat,
Ketua Karang Taruna Pemuda Waru
b. Surat Keputusan
SURAT KEPUTUSAN
No: 03/ PPT 01/ SK/ VII/ 20
TENTANG
PENGANGKATAN PENGURUS POSYANDU
DI PERUMAHAN LUHUR ASRI
MENIMBANG:
a. Surat Keputusan Bupati Gondang Nomor XX Tahun YYYY tentang Tata Cara dan Pola
Pengangkatan Ketua Posyandu pada Susunan Organisasi
b. Peraturan Desa Makmur Jaya Nomor X Tahun YYYY tentang Pengangkatan Pengurus
Posyandu di wilayah desa masing-masing
c. Surat Keputusan Kepala Desa Makmur Jaya No. 02/ 16/ SK/ Pd/ VII/ 2018 Tentang
Pengangkatan Sdri. Andini sebagai Ketua Posyandu 10 Perumahan Luhur Asri tanggal 17 Januari
2018
d. Masukan dari perangkat desa tentang pengurus yang menjabat ketua posyandu masa bakti
2020 – 2022
MENGINGAT
MEMUTUSKAN
1. Diangkat dan ditetapkan sebagai ketua Pos Pelayanan Terpadu Perumahan Luhur Asri.
4. Lembar asli Surat Keputusan ini disampaikan pada yang bersangkutan untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
5. Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan. Apabila di kemudian hari terdapat perubahan
atau kekeliruan, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya
Ditetapkan di: Gunungkidul
Pada Tanggal 17 Juli 2020
c. Surat Kuasa
SURAT KUASA
Surat kuasa ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dimohon agar digunakan sebagaimana
mestinya.
d. Surat Perintah
Untuk melakukan perbaikan mesin produksi yang rusak dengan kriteria sebagai berikut :
1. Pekerjaan dilakukan selama 1 bulan sejak surat perintah kerja ini diterbitkan.
2. Jika pekerjaan tidak selesai tepat waktu, maka akan diberikan tenggat waktu selama 3 hari.
3. Jika pekerjaan tidak selesai setelah tenggat waktu, maka akan diberikan sanksi.
4. Jika pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu, maka akan diberikan bonus.
Demikian surat perintah ini dibuat, agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dengan penuh
tanggung jawab. Jika nantinya terdapat suatu kondisi di luar ketentuan surat perintah ini maka
dapat dibicarakan lebih lanjut.
Ahmad Kurniawan
e. Surat Pengantar
Nomor : 201/V/KPS.F-FM.MM.80.03/04/2019
Dengan ini kami atas nama Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Brawijaya Malang, menyampaikan bahwasanya mahasiswa berikut ini:
akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama minimal 1 (satu) bulan penuh pada
perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.
Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh setiap
mahasiswa yang bertujuan untuk memberikan pengalaman serta pengenalan dunia kerja bagi
calon wisudawan.
Oleh karenanya kami mengharapkan kerjasama dan bantuan dari Bapak/Ibu, agar mahasiswa
kami dengan nama tersebut dapat melaksanakan praktik PKL hingga selesai.
Demikian surat ini kami buat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan
kerja samanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Kaprodi Fisika
LAPORAN BUKU
Leonie Agustina
PENERBIT : Rineka Cipta
CETAKAN : Kedua
RC.No : 1190/H/2004
ISBN : 979-518-647-7
BAB I : PENDAHULUAN
1. Pengertian sosiolinguistik
2. Masalah-masalah sosiolinguistik
3. Kegunaan sosiolinguistik
1. Hakikat bahasa
2. Fungsi bahasa
3. Hakikat komunikasi
4. Komunikasi bahasa
2. Verbal repertoire
3. Masyarakat tutur
1. Peristiwa tutur
2. Tindak tutur
1. Variasi bahasa
2. Jenis bahasa
1. Bilingualisme
2. Diglosia
1. Alih Kode
2. CampurKode
1. Interfensi
2. Integrasi
BAB 9 PERUBAHAN, PERGESERAN, DAN PEMERTAHANAN BAHASA
1. Perubahan Bahasa
2. Pergeseran Bahasa
1. Sikap Bahasa
2. PemilihanBahasa
1. Hakikat Kebudayaan
3. Etika Berbahasa
1. Kebijaksanaan Bahasa
2. Perencanaan Bahasa
1. Bahasa Baku
3. PemilihanRagamBaku
3. Pengajaran BahasaKedua
Menurut saya buku ini memiliki materi yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari segi
isinya yang banyak sekali mengutip beberapa pendapat para ahli dan disertai dengan kesimpulan
dari beberapa teori yang disampaikan. Penulis buku ini juga memberikan pandangan dan
kesimpulannya setelah mengetengahkan beberapa pendapat para ahli tersebut.
Penyampaian materi dan bahasa yang digunakan juga sangat mudah dipahami. Penulis
buku ini menyampaikan materi yang ada dengan sistematis sehingga pembaca mudah memahami
materi yang disampaikan.
Jika dibandingkan dengan buku lain dengan judul yang sama seperti buku
SOSIOLINGUISTIK karangan Prof. Dr. Sumarsono, M. Ed, buku karangan Abdul Chaer dan
Leonie Agstina ini lebih mudah dipahami. Materi yang disampaikan juga lebih lengkap dan
didukung oleh beberapa teori yang berhubungan.
Bukti:
Pada sub bab 3.4 Bahasa Dan Tingkatan Sosial Masyarakat halaman 38 buku karangan
Abdul Chaer dan Leonie Agstina mengetengahkan teori William Labov (tentang lapisan sosial
bahasa Inggris di kota New York) dengan lengkap disertai dengan tabel pendukung dan grafik
penelitian William Labov tersebut. Tetapi hal ini tidak dijumpai dalam buku
SOSIOLINGUISTIK karangan Prof. Dr. Sumarsono, M. Ed. Beliau hanya menjelaskan tentang
teori Labov tanpa disertai dengan tabel hasil pengamatan dan grafik pengamatan ahli tersebut.
Begitu juga pada bab/sub bab yang lainnya, dalam buku karangan Abdul Chaer dan
Leonie Agstina lebih menjelaskan secara rinci tentang materi yang disampaikan, lengkap dengan
teori pendukung serta kesimpulan dan pandangan penulisnya.
PENUTUP
Dari hasil penilaian saya, buku ini sudah memiliki standar yang sangat baik. Bukan hanya
Materinya yang disampaikan dan dijelaskan dengan rinci dan sistematis tetapi buku ini juga
disampaikan dengan bahasa yang mudah untuk dipahami.
Buku ini sangat cocok dipakai oleh kalangan siswa, mahasiswa dan umum untuk
menambah wawasan tentang bagaimana memahami hubungan antara bahasa dengan faktor-
faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur.
DAN PLAGIARISME
KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan kepada kami untuk
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah bahasa Indonesia yang berjudul Sikap
Berbahasa indonesia, sikap ilmiah dan plagiarisme.
Makalah ini disusun agar pembaca dan pendengar dapat memahami pengertian Sikap
Berbahasa indonesia, sikap ilmiah dan plagiarisme yang kami sajikan dari berbagai sumber.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bentuan banyak pihak. Banyak
rintangan yang kami hadapi dalam membuat makalah ini. Namun dengan penuh kesabaran
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah
yang kami buat ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan pendengar.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah salah satu ciri khas manusiawi yang membedakannya dari makhluk-
makhluk yang lain. Selain itu, bahasa mempunyai fungsi sosial, baik sebagai alat komunikasi
maupun sebagai suatu cara mengidentifikasi kelompok sosial. Pandangan Ferdinand De Saussure
(1916) yang menyebutkan bahwa bahasa adalah salah satu lembaga kemasyarakatan yang sama
dengan lembaga kemasyarakatan lain, seperti perkawinan, pewarisan harta peninggalan dan
sebagainya. Namun, kesadaran tentang hubungan yang erat antara bahasa dan masyarakat baru
muncul pada pertengahan abad ini .
Para ahli bahasa mulai sadar bahwa pengkajian bahasa tanpa mengaitkannya dengan
masyarakat akan mengesampingkan beberapa aspek penting dan menarik, bahkan mungkin
menyempitkan pandangan terhadap disiplin bahasa itu sendiri. Apabila kita mempelajari bahasa
tanpa mengacu kepada masyarakat yang menggunakannya sama dengan menyingkirkan
kemungkinan ditemukannya penjelasan sosial bagi struktur yang digunakan.
Sikap ilmiah adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang
mendukung indikator sikap ilmiah yaitu metode praktikum. Metode praktikum merupakan salah
satu cara mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu fakta yang
diperlukan. Dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu dengan demikian siswa akan lebih yakin atas suatu hal
daripada hanya menerima informasi dari guru dan buku, serta informasi yang diberikan dalam
pembelajaran akan bertahan lebih lama karena siswa diberi kesempatan untuk melakukan
percobaan sendiri.
Kegiatan "copy" dan "paste" merupakan cara yang mudah dan cepat dalam membuat karya
tulis ilmiah. Tanpa melalui pengolahan tertentu, cara tersebut tentunya tidaklah dapat dibenarkan
apalagi tanpa mencantumkan rujukan yang jelas dan benar sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Penulisan karya tulis ilmiah dengan cara "copy" dan "paste" yang tidak sesuai aturan
dapat dikategorikan sebagai tindakan plagiat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dengan latar belakang yang telah terurai diatas, maka kami rumuskan
masalah sebagai berikut:
C. TUJUAN PEMBAHASAN
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa menurut KBBI (2008: 116), yaitu sistem lambang bunyi yang arbiter yang
digunakan oleh satu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna.
Pengertian ini menunjukkan bahwa alat komunikasi lain yang tidak berupa sistem lambang
bunyi. Contohnya : anggukan kepala, gelengan kepala dan lambaian tangan. Sebagai alat
komunikasi, gerakan anggota tubuh tersebut merupakan bahasa isyarat.
Bloomfield
Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer)
yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi.
Harimurti Kridalaksana
Bahasa merupakan sistem bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh suatu masyarakat
untuk berkomunikasi, berinteraksi, bekerjasama, dan mengidentifikasi diri.
Bill Adams
Bahasa ialah sebuah sistem pengembangan psikologi seseorang atau individu dalam sebuah
konteks inter-subjektif.
Wittgenstein
Bahasa merupakan suatu bentuk pemikiran yang bisa dipahami, dimengerti, berhungan
dengan kenyataan, memiliki struktur dan bentuk yang logis.
Ferdinand De Saussure
Mengemukakan bahasa sebagai ciri pembeda yang sangat menonjol, karena dengan bahasa
setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai satu kesatuan yang berbeda dari kelompok yang
lain.
Gorys Keraf
Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar
yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap ilmiah
merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik
pula. Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen
kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu
obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum
dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk
berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau
obyek.
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka
melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu
untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui
langkah-langkah ilmiah.
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka
melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan kata lain, kecenderungan individu ini
dilakukan untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis
melalui langkah-langkah ilmiah.
2. The Liang Gie (Devi Ertanti, 2010: 16 )
Mengemukakan bahwa sikap ilmiah adalah suatu kecenderungan pribadi seorang ilmuwan
untuk berperilaku atau memberikan tanggapan dalam hal-hal tertentu sesuai 10 dengan pemikiran
ilmiahnya atau tidak bertentangan dengan citra keilmuwan pada umumnya.
Mengemukakan bahwa sikap ilmiah merupakan suatu pandangan seseorang terhadap cara
berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga timbullah kecenderungan untuk
menerima ataupun menolak terhadap cara berpikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut.
Seorang ilmuwan jelas harus memiliki sikap yang positif, atau kecenderungan untuk menerima
cara berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan, yang dimanifestasikan di dalam kognisinya,
emosi atau perasaannya serta di dalam perilakunya. Pengelompokan sikap ilmiah yang
dikemukakan oleh para ahli sangat bervariasi, meskipun apabila ditelaah lebih jauh hampir tidak
ada perbedaan yang berarti. Variasi muncul hanya dalam penempatan dan penamaan sikap ilmiah
yang ditonjolkan.
Dalam kasus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan : “plagiat adalah pengambilan
karangan (pendepat dan sebagainya) oranglain yang menjadikan seolah-olah karangan (pendapat)
sendiri”.
Plagiarisme adalah tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui
sebagai karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya
sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide,
gagasan atau karya (Soelistyo, 2011).
Plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat, atau hasil penelitian orang lain dan
menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri.
Plagiarisme merupakan pembajakan berupa fakta, penjelasan ungkapan dan kalimat orang
lain secara tidak sah.
Bahasa memiliki beberapa sifat yang berwujud bunyi. Kelima sifat bahasa itu adalah :
Bahasa merupakan perangkat bunyi. Bunyi itu bersistem dikeluarkan oleh alat bicara manusia.
Setiap bahasa memiliki bunyi-bunyi yang bersistem. Misalnya dalam bahasa Gorontalo bunyi ila
bermakna nasi sedangkan dalam bahasa Batolaki bermakna lenyap atau dapat juga bermakna
kalah.
Hubungan antara bunyi bahasa dan objek (acuannya) bersifat arbiter. Artinya hubungan
antara bunyi dan wujudnya yang berupa benda atau konsep bersifat mana suka. Hal ini dapat
dilihat pada bunyi makan dalam bahasa Indonesia, pajoh dalam bahasa Aceh dan mangan dalam
bahasa Gayo.
Bahasa itu bersistem karena setiap bahasa didunia ini memiliki sistem sendiri. Sistem
bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Inggris dan bahasa lain didunia ini.
Bahasa itu seperangkat lambang. Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia itu
berwujud lambang. Misalnya, bunyi kuda kalau kita tuliskan dalam bahasa Indonesia.
Bahasa itu bersifat sempurna. Bahasa sebagai wahana komunikasi memiliki sifatnya yang
sempurna. Dengan demikian, dalam konteks manapun bahasa yang dipahami akan tetap
dimengerti. Misalnya dalam bahasa Indonesia kita mengenal kalimat dengan pola SPOK
( Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya wajib dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk
dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, maka peneliti harus memiliki
beberapa sifat-sifat berikut ini:
Fakta merupakan suatu kenyataan yang kemudian disertai dengan bukti-bukti ilmiah dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini berupa pendapat pribadi dari
seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam melakukan studi pustaka yang
dilakukan oleh peneliti pada tahap observasi, seorang peneliti diharapkan mampu membedakan
antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tersebut memiliki ketepatan dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan dalam melakukan Argumentasi
Peneliti yang baik diharapkan dapat mengedepankan sifat rendah hati ketika berada dalam
satu ruang dengan orang lain terlebih dengan orang yang memiliki pandangan yang berbeda
dengan peneliti. Saat ada peneliti lain yang bertanya, kemudian saat berargumentasi, atau saat
mempertahankan hasil penelitiannya, diharapkan peneliti selalu menjunjung tinggi sikap sopan
santun dan dapat menghindari perdebatan yang melibatkan emosi. Dalam mengemukakan
pendapat dan berargumentasi kepala harus tetap dingin, tetapi peneliti juga harus tetap berani
mempertahankan kebenaran yang diyakininya dengan dasar bahwa pendapatnya sudah
dilengkapi dengan fakta pendukung yang jelas sumber dan kajiannya.
Peneliti hendaknya memiliki sifat haus akan ilmu sehingga akan memiliki keinginan untuk
menuntut ilmu, dengan demikian peneliti akan selalu berusaha memperluas pengetahuan dan
serta wawasannya, kemudian peneliti tersebut tidak ingin ketinggalan berbagai informasi di
segala bidang, dan selalu akan berusaha mengikuti perkembangan berbagai ilmu pengetahuan
yang semakin hari semakin bertumbuh, semakin canggih dan semakin modern seiring dengan
perkembangan jaman.
Pendapat dari seorang peneliti diharapkan selalu bersifat ilmiah dan sifatnya tidak
mengada-ada tanpa didukung bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Peneliti
juga harus bersikap kritis terhadap permasalahan yang sedang terjadi dan berkembang di
masyarakat.
Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab terhadap
Usulannya tersebut
Peneliti duharapkan memiliki sifat berani dan sifat bertanggung jawab terhadap
semuakeadaan hasil konsekuensi penelitian yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkan
sesuatu terkait perbaikan kondisi tertentu. Usulan yang telah diutarakan tersebut akan selalu
diemban dengan baik dan dilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkan dalam
bentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain dalam bentuk yang lebih baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti diharapkan mampu bekerja sama dengan orang lain
dan tidak individualis atau tidak mementingkan diri sendiri
Peneliti diwajibkan harus jujur terhadap fakta terkait penelitian dan tidak boleh
memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya sendiri. Proses penelitian harus
berlandaskan pada studi kepustakaan yang benar agar jika orang lain melakukan penelitian yang
sama, akan didapatkan hasil yang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin
bahwa itulah hasil penelitian yang sebenarnya.
Tekun
Seorang peneliti hendaknya harus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh
ada sifat malas, mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidak mudah
putus asa.
Berdasarkan aspek yang dicuri, plagiat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Tipe Plagiarisme t ini relatif sulit dibuktikan karena ide atau gagasan bersifat abstrak dan
kemungkinan memiliki persamaan dengan ide orang lain. Atau, ada kemungkinan terjadi adanya
dua ide yang sama pada dua orang pencipta yang berbeda.
Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word plagiarism)
Tipe ini serupa dengan slavish copy, yaitu mengutip karya orang lain secara kata demi kata
tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiasi dianggap terjadi karena skala pengutipannya sangat
substansial sehingga seluruh ide atau gagasan penulisannya benar-benar terambil. Plagiasi seperti
ini banyak dilakukan pada karya tulis.
Plagiarisme tipe ini memiliki kesalahan yang fatal karena tidak menyebutkan secara
lengkap selengkap-lengkapnya referensi yang dirujuk dalam kutipan. Jika sumber kutipan itu
merujuk seseorang sebagai penulis yang terkait dengan kutipan, maka nama penulis tersebut
harus turut serta disebut. Ini tentu sikap yang fair dan tidak merugikan kepentingan penulis
tersebut serta kontributor-kontributor lainnya.
Tulis karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini terjadi atas dasar kesadaran
dan motif kesengajaan untuk membohongi publik. Misalnya mengganti kover buku atau sampul
karya tulis orang lain dengan kover atas namanya tanpa izin.
Plagiarisme Sengaja
Plagiarisme sengaja adalah plagiat yang secara sadar melakukan tindakan dengan
menggunakan, meminjam, menjiplak karya orang lain baik berupa ide, gagasan, kalimat, dan
teori tanpa mencantumkan sumber referensi.
Plagiarisme t tidak sengaja adalah plagiat yang dilakukan oleh seseorang karena ketidak-
sengajaan, yaitu kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang tersebut dalam mengutip.
Berdasarkan proporsi atau jumlah persentase yang dibajak, plagiat dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
Plagiarisme t Ringan
Plagiarisme ringan manakala dalam sebuah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang
kurang dari 30%.
Plagiarisme Sedang
Plagiarisme sedang mempunyai prosentasi 30%-70% dalam sebuah karya tulis yang
dibuat.
Plagiarisme Total
Plagiarisme total berarti lebih dari 70% isi karya tulis ilmiahnya merupakan plagiat dari
karya orang lain. Plagiat ini tidak bisa ditoleril dan karya tersebut harus direvisi ataupun tak
diakui.
Berdasarkan pola yang dibajak, plagiat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Plagiarisme total
Tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara menjiplak atau mencuri hasil
karya orang lain seluruhnya dan mengklaim sebagai karyanya. Biasanya, dalam plagiasi ini
seorang penulis hanya mengganti nama penulis dan instansi penulis aslinya dengan nama dan
instansinya sendiri. Lalu, penulis mengubah sedikit judul artikel hasil jiplak, kemudian juga
mengubah abstrak, kata-kata kunci tertentu (keywords), sub judul artikel, kata dan kalimat
tertentu dalam bagian tulisan dan kesimpulan dengan kata-kata atau kalimat tertentu agar terlihat
berbeda dengan artikel aslinya.
Plagiarisme parsial
Tindakan plagiasi yang dilakukan seseorang penulis dengan cara cara menjiplak sebagian
hasil karya orang lain untuk menjadi hasil karyanya sendiri. sendiri. Biasanya, dalam plagiasi
jenis ini seorang penulis mengambil pernyataan, landasan teori, sampel, metode analisis,
pembahasan dan atau kesimpulan tertentu dari hasil karya orang lain menjadi karyanya tanpa
menyebutkan sumber aslinya.
Auto-plagiasi (self-plagiarisme)
Plagiasi yang dilakukan seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun
seluruhnya. Misalnya, ketika menulis suatu artikel ilmiah seorang penulis meng-copy paste
bagian-bagian tertentu dari hasil karyanya dalam suatu buku yang sudah diterbitkan tanpa
menyebut sumbernya.
Plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara menerjemahkan suatu karya tulis
yang berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, penulis menjadikan hasil
terjemahan tersebut sebagai hasil karyanya tanpa menyebut sumbernya.
e. Jenis Plagiat Berdasarkan Penyajian
Plagiarisme Verbatim
Plagiarisme Verbatim merupakan tindakan plagiasi dengan menjiplak karya orang lain apa
adanya dan memberi kesan bahwa karya tersebut merupakan hasil karya ciptaanya sendiri.
Plagiarisme Kain Perca atau lebih dikenal dengan patchwork merupakan tindakan plagiasi
dengan mengambil karya milik orang lain dari berbagai sumber tanpa menyebutkan rujukan dan
menyusunnya menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga terkesan sebagai karyanya sendiri.
Plagiarisme Parafrasa
Plagiarisme parafrasa merupakan tindakan plagiasi dengan mengubah kalimat dari penulis
asli dengan kalimatnya sendiri dan tidak mencantumkan referensi ataupun kutipan.
Plagiarisme kata kunci atau frasa kunci merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil
sejumlah kata kunci dari penulis asli dan memparafrasekannya lagi dengan kata-katanya sendiri.
Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, Bahasa adalah alat untuk
berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan.
Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan
sikap terhadap apa yang diturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat
bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini
pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.
2. Fungsi Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatur
tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan
sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara
3. Fungsi Fatik
Dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya
bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau
solidaritas sosial. Ungkapan-Ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti
pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini
tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.
4. Fungsi Referensial
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu untuk membicarakan objek atau
peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi
referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk
menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia disekelilingnya.
Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik.
Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.Biasanya bahasa
dingunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain.
Tetapi dalam fungsinya disini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan
bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa dimana kaidah-kaidah bahasa
dijelaskan.
6. Fungsi Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi
imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan ; baik
yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imajinasi ini biasanya
berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng, dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan
penutur maupun para pendengarnya.
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya wajib dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk
dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, maka peneliti harus memiliki
beberapa sifat-sifat berikut ini:
Fakta merupakan suatu kenyataan yang kemudian disertai dengan bukti-bukti ilmiah dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini berupa pendapat pribadi dari
seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam melakukan studi pustaka yang
dilakukan oleh peneliti pada tahap observasi, seorang peneliti diharapkan mampu membedakan
antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tersebut memiliki ketepatan dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
8. Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan dalam melakukan Argumentasi
Peneliti yang baik diharapkan dapat mengedepankan sifat rendah hati ketika berada dalam
satu ruang dengan orang lain terlebih dengan orang yang memiliki pandangan yang berbeda
dengan peneliti. Saat ada peneliti lain yang bertanya, kemudian saat berargumentasi, atau saat
mempertahankan hasil penelitiannya, diharapkan peneliti selalu menjunjung tinggi sikap sopan
santun dan dapat menghindari perdebatan yang melibatkan emosi. Dalam mengemukakan
pendapat dan berargumentasi kepala harus tetap dingin, tetapi peneliti juga harus tetap berani
mempertahankan kebenaran yang diyakininya dengan dasar bahwa pendapatnya sudah
dilengkapi dengan fakta pendukung yang jelas sumber dan kajiannya.
Peneliti hendaknya memiliki sifat haus akan ilmu sehingga akan memiliki keinginan untuk
menuntut ilmu, dengan demikian peneliti akan selalu berusaha memperluas pengetahuan dan
serta wawasannya, kemudian peneliti tersebut tidak ingin ketinggalan berbagai informasi di
segala bidang, dan selalu akan berusaha mengikuti perkembangan berbagai ilmu pengetahuan
yang semakin hari semakin bertumbuh, semakin canggih dan semakin modern seiring dengan
perkembangan jaman.
Pendapat dari seorang peneliti diharapkan selalu bersifat ilmiah dan sifatnya tidak
mengada-ada tanpa didukung bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Peneliti
juga harus bersikap kritis terhadap permasalahan yang sedang terjadi dan berkembang di
masyarakat.
12. Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab terhadap
Usulannya tersebut
Peneliti duharapkan memiliki sifat berani dan sifat bertanggung jawab terhadap
semuakeadaan hasil konsekuensi penelitian yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkan
sesuatu terkait perbaikan kondisi tertentu. Usulan yang telah diutarakan tersebut akan selalu
diemban dengan baik dan dilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkan dalam
bentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain dalam bentuk yang lebih baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti diharapkan mampu bekerja sama dengan orang lain
dan tidak individualis atau tidak mementingkan diri sendiri
Peneliti diwajibkan harus jujur terhadap fakta terkait penelitian dan tidak boleh
memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya sendiri. Proses penelitian harus
berlandaskan pada studi kepustakaan yang benar agar jika orang lain melakukan penelitian yang
sama, akan didapatkan hasil yang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin
bahwa itulah hasil penelitian yang sebenarnya.
15. Tekun
Seorang peneliti hendaknya harus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh
ada sifat malas, mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidak mudah
putus asa.
Tidak bisa dipungkiri lagi kemajuan teknologi dan era globalisasi yang semakin pesat, hal
tersebut memudahkan kita untuk bisa mengakses karya orang lain dengan mudah. Namun,
terkadang kemudahan tersebut disalahgunkan, salah satunya dengan
tindakan Plagiarisme. Plagiarisme sangat mudah dilakukan terlebih lagi apabila mendapatkan
tugas yang dikejar deadline dengan menjiplakkarya orang lain menjadi jalan pintas yang
dilakukan.
Salah satu alasan mengapa orang menjiplak karya orang lain adalah karena ia tidak percaya
pada kemampuan dirinya, maka ia mencoba cara instan dengan menjiplak karya orang lain.
Kebiasaan ini akan terus menggerus rasa tidak percaya diri. Kita harus percaya serta melatih
kemampuan diri kita, bahwa kita juga bisa menghasilkan karya yang sama bagusnya atau bahkan
lebih bagus.
Jika kamu mengakui karya orang lain sebagai karyamu, tentu saja orang tersebut akan
marah. Jika kamu terus melakukan kebiasaan ini maka semakin banyak orang yang marah
padamu dan reputasi kamu akan dikenal buruk oleh banyak orang.
Hukuman tindakan Plagiarism
Semua hal tentang kegiatan plagiarism ini terdapat undang undangnya lhoo. Jadi sang
pelaku dapat dikenai hukuman seperti Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta.
Sikap merupakan tingkah laku atau respon dari hasil suatu tindakan atau tutran seseorang.
Dalam kegiatan berbahasa juga menghasilkan berbagai sikap yang bisa disebut sikap berbahasa.
Sikap ini akan memengaruhi bagaimana bahasa itu digunakan, baik dari segi variasinya,
tuturannya, maupun bentuknya. Berbahasa adalah salah satu wujud kepribadian dan
intelektualitas.
Sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang
lain (Kridalaksana, 2001:197) dan Rusyana (1989, 31-32) menyatakan bahwa sikap bahasa dari
seorang pemakai bahasa atau masyarakat bahasa baik yang dwibahasawan maupun
multibahasawan akan berwujud berupa perasaan bangga atau mengejek, menolak atau sekaligus
menerima suatu bahasa tertentu atau masyarakat pemakai bahasa tertentu, baik terhadap bahasa
yang dikuasai oleh setiap individu maupun oleh anggota masyarakat.
Kebanggan bahasa (language pride). Kebanggan bahasa mendorong seseorang atau masyarakat
pendukung bahasa itu untuk menjadikan sebagai penanda jati, lambang identitas dan kesatuan
masyarakat.
Kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm). Cenderung untuk mendorong
orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun.
Seperti ‘Sikap’ pada umumnya bahwa selalu memiliki dua sisi. Sisi jelek dan sisi baik.
Begitu juga dengan sikap bahasa. Sikap bahasa ada dua yaitu sikap positif dan sikap negatif.
Sikap positif
Sikap positif bahasa adalah penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa dan sesuai
dengan situasi kebahasaan.
Hal-hal yang menunjukkan sikap positif seorang terhadap bahasanya antara lain :
Memakai bahasa sendiri (Indonesia) tanpa dicampur dengan bahasa asing, walaupun lawan
bicara mengerti maksud pembicaraan tersebut, alangkah lebih baik menggunakan basa sesuai
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sikap negatif
Sikap negatif bahasa akan menyebabkan orang acuh terhadap pembinaan dan pelestarian
bangsa. Mereka menjadi tidak bangga lagi memakai bahasa sendiri sebagai penanda jati diri
bahkan mereka merasa malu memakai bahasa itu.
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka
melakukan kegiatan ilmiah. Dengan perkataan lain, kecenderungan individu untuk bertindak atau
berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah.
Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain
adalah:
Jujur
Jujur sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan apa
adanya, tidak di tambahi ataupun tidak dikurangi. Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap
manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang.
Jujur juga dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa. Oleh
sebab itu, kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia. Kejujuran merupakan bekal untuk
mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Jika seseorang telah memiliki kejujuran maka sesuatu
yang wajar jika bila orang tersebut dapat dipercaya dan diberi amanat oleh banyak orang.
Terbuka
Seorang ilmuwan harus mempunyai pandangan luas, terbuka, dan bebas dari praduga.
Seorang ilmuwan tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi buah pikirannya atas dasar
prasangka. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Seorang ilmuwan akan menghargai
setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum diterima atau ditolak. Dengan kata lain, ia terbuka
akan pendapat orang lain. Keterbukaan berarti memberi peluang luar untuk masuk, dan
menerima berbagai hal untuk masuk, baik itu di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
kebudayaan, ideologi, paham dan aliran, ataupun ekonomi. Keterbukaan juga berarti menerima
kritik, saran, dan pendapat orang lain dalam pergaulan.
Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa dirinya paling benar, ia bersedia mengakui bahwa
orang lain mungkin lebih benar. Dalam menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari
orang lain, membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain, ia memiliki tenggang rasa
atau sikap toleran yang tinggi dan jauh dari sikap angkuh. Toleransi adalah suatu sikap atau
perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau
menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Sikap toleransi sangat perlu
dikembangkan karena manusai adalah makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan
hidup.
Skeptis
Skeptis adalah sikap kehati-hatian dan kritis dalam memperoleh informasi. Namun, skeptis
bukan berarti sinis tetapi meragukan kebenaran informasi sebelum teruji dan didukung oleh data
fakta yang kuat. Tujuan dari skeptis yaitu tidak keliru dalam membuat pernyataan, keputusan
atau kesimpulan. Seseorang yang mencari kebenaran akan bersikap hati-hati dan skeptis. Ia akan
menyelidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. Ia tidak akan sinis tetapi kritis
untuk memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan itu. Ia tidak akan menerima suatu
kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat. Sikap skeptis ini perlu dikembangkan oleh
ilmuwan dalam memecahkan masalah. Bila ilmuwan tidak kritis mengenai setiap informasi yang
ia peroleh, kemungkinan ada informasi yang salah sehingga kesimpulan yang dihasilkan pun
salah. Oleh karena itu, setiap informasi perlu diuji kebenarannya. Kata apatis diartikan sebagai
sikap acuh tidak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh. Secara sepintas skeptis dan apatis memiliki
kesamaan arti dan maksud. Skeptis berarti sikap curiga, tidak mudah percaya, dan bersikap hati-
hati atas tindakan orang lain. Orang menjadi acuh tak acuh dan tidak peduli karena ia terlanjur
tidak percaya. Kehati-hatian dan curiga merupakan sikap dasar seseorang. Bagaimanakah sikap
apatis dan skeptis dipadukan sehingga menjadi sebuah sikap yang kreatif dan bersifat
konstrukstif. Seseorang harus apatis untuk sesuatu yang bukan merupakan wewenang dan
tanggungjawabnya. Selain itu orang harus bersikap skeptis untuk berbagai hal. Segala sesuatu
harus dipertanyakan, diklarifikasi, dan dijelaskan secara akurat. Dengan bersikap skeptis dapat
ditemukan titik terang, kepastian, dan kebenaran.
Optimis
Optimis adalah berpengharapan baik dalam menghadapai segala sesuatu, tidak putus asa,
dan selalu berkata “Beri saya kesempatan untuk berpikir dan mencoba mengerjakannya”.
Seorang yang memiliki kecerdasan optimis akan memiliki rasa humor yang tinggi. Sikap optimis
berarti sikap yakin adanya kehidupan yang lebih baik dan keyakinan itu dijadikan sebagai bekal
untuk meraih hasil yang lebih baik. Jika seorang ilmuwan mempunyai keinginan dan tujuan yang
sangat besar dan juga mempunyai persiapan dan pengetahuan yang diperlukan, ditambah dengan
rasa optimis dan percaya diri, maka segala tujuan pasti akan cepat tercapai/terwujud. Percaya diri
dan optimisme itu saling terkait satu sama lain. Percaya diri tanpa optimisme tidak akan pernah
ada artinya, karena sikap optimis merupakan daya yang besar untuk mendorong apa yang
dipikirkan dan akan dilakukan. Percaya diri sangat membutuhkan sikap optimis.
Pemberani
Kreatif
Seseorang dalam mengembangkan ilmunya harus mempunyai sikap kreatif yang berfokus
pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif dan berkemampuan untuk
menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Sifat-sifat yang tersebut di atas menunjukkan
kepada kita arah tujuan yang hendak dicapai seseorang yang hendak menumbuhkan sikap ilmiah
pada dirinya. Tidak seorang pun dilahirkan dengan memiliki sikap ilmiah. Mereka yang telah
memperoleh sikap itu telah berbuat dengan usaha yang sungguh-sungguh.
Kritis
Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan
terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karya yang orisinal milik
pengarangnya.
Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh,
mampu membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori baru
Plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat atau hasil penelitian orang lain dan
menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri. Plagiat atau Penjiplakan hampir menjadi
bagian yang tidak dapat di pisahkan dalam penulisan Skripsi1, Tesis, karya ilmiah dan artikel –
artikel. Menurut Prof. Dr. Ir. Sardy. S, menyebutkan Plagiat adalah tindak pengambilan,
pencurian, dan “peminjaman” pendapat, ide, pemikiran, kata, kalimat, karangan orang lain,
dengan menjadikan sebagai milik sendiri. Dan berdasarkan data guru yang ketahuan melakukan
plagiasi mencapai 1.082 guru, tentunya itu merupakan angka yang yang tidak sedikit. Modus
para guru menggunakan dokumen palsu adalah agar dapat dikategorikan “guru professional ”
Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya
dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut
diambil persis dari tulisan lain
Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Bahasa menurut KBBI (2008: 116), yaitu sistem lambang bunyi yang arbiter yang
digunakan oleh anggota satu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan
mengidentifikasikan diri.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna.
Pengertian ini menunjukkan bahwa alat komunikasi lain yang tidak berupa sistem lambang
bunyi. Contohnya : anggukan kepala, gelengan kepala dan lambaian tangan. Sebagai alat
komunikasi, gerakan anggota tubuh tersebut merupakan bahasa isyarat. Konsep bahasa adalah
alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang
lain (Kridalaksana, 2001:197) dan Rusyana (1989, 31-32) menyatakan bahwa sikap bahasa dari
seorang pemakai bahasa atau masyarakat bahasa baik yang dwibahasawan maupun
multibahasawan akan berwujud berupa perasaan bangga atau mengejek, menolak atau sekaligus
menerima suatu bahasa tertentu atau masyarakat pemakai bahasa tertentu, baik terhadap bahasa
yang dikuasai oleh setiap individu maupun oleh anggota masyarakat.
Sikap ilmiah adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang
mendukung indikator sikap ilmiah yaitu metode praktikum.
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka
melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu
untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis
Kegiatan "copy" dan "paste" merupakan cara yang mudah dan cepat dalam membuat karya
tulis ilmiah. Tanpa melalui pengolahan tertentu, cara tersebut tentunya tidaklah dapat dibenarkan
apalagi tanpa mencantumkan rujukan yang jelas dan benar sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Penulisan karya tulis ilmiah dengan cara "copy" dan "paste" yang tidak sesuai aturan
dapat dikategorikan sebagai tindakan plagiat.
2. SARAN
Dalam berbahasa kita harus memiliki sikap, tingkah laku, tuturan, atau respon yang baik,
karena itu akan mempengaruhi bagaimana bahasa itu digunakan, baik dari segi variasinya,
tuturannya maupun bentuknya.
Dalam proses pembelajaran demi mendapatkan suatu hasil yang maksimal dan memiliki
keindahan dalam bekarya kita harus bersikap toleransi, ulet ,krisis, tekun serta kita harus mencari
berbagai sumber yang jelas dan tidak egois.
Kita sebagai manusia mempunyai berbagai cara untuk mencapai suatu tujuan tertentu
hendaknya kita tidak menggunakan cara yang licik dan kotor sehingga kita harus melanggar
aturan dalam bekarya, hasil karya sendirilah yang membuat kita sadar keringat sendirilah
kepuasan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas. Ende, Flores:
Nusa Indah. 1997. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.
Utorodewo, Felicia N., dkk. 2010. “Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan
Ilmiah”.Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2010.