Anda di halaman 1dari 9

Definisi Public Speaking

Menurut Ys. Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi, public


speaking adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan mengenai suatu hal atau topik di
hadapan banyak orang dengan tujuan mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah
opini, memberikan penjelasan, dan memberikan informasi kepada masyarakat di tempat
tertentu.
Penerapan Public Speaking
Disadari atau tidak, kita seringkali melakukan public speaking dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, bahkan oleh mahasiswa sekalipun. Mengutarakan pendapat di dalam rapat,
bercerita kepada teman-teman di sekitar, dan presentasi di depan kelas merupakan
segelintir contoh dari penerapan public speaking.
Noise dalam Public Speaking
Namun, dalam proses komunikasi seringkali arti dari pesan yang dikirim oleh pengirim
pesan tidak sama dengan arti dari pesan yang sudah diterima oleh penerima pesan. Hal ini
dikarenakan adanya ‘noise’ (gangguan fisik, masalah semantik, perbedaan budaya,
dll.) yang dapat mengubah makna dari pesan tersebut.
Ciri-ciri Public Speaking yang baik
Orang dengan kemampuan public speaking yang baik adalah orang yang mampu
menyampaikan pesan kepada orang banyak, namun pesan dapat sampai ke penerima
pesan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan.
Public speaking bukanlah kemampuan yang bisa kita pelajari tanpa adanya latihan yang
cukup. Untuk bisa mengembangkan kemampuan public speaking kita dengan baik,
diperlukan ‘jam terbang’ yang tinggi dalam berbicara di depan umum.

Public Relations ( PR )
Secara umum PR adalah suatu kegiatan/program yang dijalankan secara berkelanjutan oleh
lembaga maupun perorangan untuk mengupayakan terbentuknya suatu hubungan yang baik
dengan publik agar tercipta suatu pengertian dan penerimaan publik demi kelancaran dalam
mencapai tujuan yang diharapkan oleh lembaga maupun perorangan yang bersangkutan.
A.     Pengertian PR
Pubic Relation yang biasa disingkat PR jika dilihat dari suku katanya (Public = Publik)dan
(Relations = Hubungan) sehingga dapat diartikan sebagai hubungan antar publik atau
hubungan publik. Sedangkan definisi PR menurut para pakar komunikasi, antara lain:

1.    PR adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan
dan aturan seseorang atau lembaga demi kepentingan publik dan melaksanakan suatu
program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan penerimaan publik (Betrand R.
Canfield, 1964:4).
2.    PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh itikad baik
dan pengertian dari konsumen, pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan
mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan
pernyataan-pernyataan(J.C. Seidel).
3.    PR adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat
memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau suatu lembaga atau
badan (Howard Bonham).
                       
Fungsi PR

Menurut Maria (2002, 31), “PR merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam
lembaga tersebut, dan harus memberi identitas lembaganya dengan tepat dan benar serta
mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai
pengertian yang jelas dan benar terhadap lembaga tersebut”.

Berikut beberapa fungsi PR sekedar memberikan gambaran tentang fungsi PR yaitu:

         Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian
dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
         Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan
semua pihak.
         Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan
publik, tetapi merupakan kekhasan lembaga atau perusahaan. Sangat penting bagaimana
lembagamemiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja
meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
         Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara lembaga atau perusahaan dengan
publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna
sebagai input bagi lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.

Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and


Problems mengemukakan tiga fungsi Public Relations, yakni:
1.    Mengabdi kepada kepentingan umum.

2.    Memelihara komunikasi yang baik.

3.    Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.

Perimbangan dapat dilaksa-nakan dengan pemanfaatkan dari alat public relations yaitu:
1.     Berita Press Realise
2.     Pidato
3.     Event
4.     Tulisan/tajuk/ulasan/editorial
5.     Audio/visual/slide presentasi
6.     Corporate identity
7.     Pelayanan Informasi, telepon, dll
Media Relations - Adalah serangkaian kegiatan atau cara-cara yang dilakukan oleh praktisi PR
yang mewakili perusahaan dalam rangka menjalin hubungan baik dengan Media (Perss).
Kegiatan media relations ni ada bermacam-macam seperti Konferensi Perss, Press Gathering,
Press Tour dll. Untuk menelaah lebih jauh kali ini Dunia Public Relations ingin membahas
mengenai Definisi, Tujuan serta Manfaat dari kegiatan Media Relations ini.
 
PENGERTIAN MEDIA RELATIONS
Mengutip definisi PRSSA, Stanley J Baran (2004, 361) mendefinisikan Media Relations
sebagai 
 
“The public relations professional maintain good
relations with professionals in the media, undestrand
their deadlines and other restraints, and earn their trust”.
Philip Lesly (1991:7) memberikan definisi Media Relations sebagai hubungan dengan media
komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan
organisasi. 
Baca artikel media relations lainya :
 Bentuk-bentuk kegiatan media relations  
 Peran media relations pada saat krisis 
 Contoh proposal perencanaan media relations
 
Organisasi, Media massa & Publik => Media merupakan bentuk jamak dari medium yang
dalam ilmu komunikasi media diartikan sebagai:

Arus Komunikasi Dalam Media Relations

Arus Komunikasi dalam Media Relations


Penjelasan: Gambar tersebut menunjukkan, organisasi menyampaikan informasi, gagasan atau
citra melalui media massa kepada publik. Sedangkan publik, bisa menyampaikan aspirasi,
harapan, keinginan atau informasi menjadi media massa pada organisasi. Namun publik juga
bisa menyampaikan secara langsung melalui saluran komunikasi yang tersedia antara publik
dan organisasi.

Saluran tersebut bisa berupa saluran komunikai formal seperti layanan bebas pulsa yang
disediakan costumer service organisasi atau bisa juga melalui saluan informasi melaui kontak
komunikasi langsung dengan staf organisasi dalam kesempatan yang informal juga.

Dengan demikian Media Relations bisa diartikan sebagai bagian dari PR Eksternal yang


membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana
komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam sisi organisasi, membina dan megembangkan hubungan baik dengan media massa itu
paling tidak berarti memenuhi dan menanggapi kebutuhan dan kepentingan media massa
terhadap organisasi tersebut. Karena bentuk komunikasi dalam PR adalah dua arah, maka
praktik media relations pun bukan hanya mengkomunikasikan ke luar ogranisasi melainkan juga
menjadi komunikan yang baik dan apa yang dikomunikasikan dari luar organisasi.

Perusahaan mengunakan media massa sebagai medium penyampai pesan dan pencitraan
kepada publik. Semakin banyak akses yang didapat publik dari media massa berkaitan dengan
produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin besar tingkat
kepercayaan publik. 
Baca : Contoh proposal launching produk

Pada akhirnya publik akan memakai produk atau jasa perusahaan yang dipublikasikan media;
atau setidaknya, publik dapat menjadi saluran kembali yang secara tidak langsung
mempromosikan produk ataujasa kepada komunitasnya melalui word of mouth 

TUJUAN MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PR


1. Membantu mempromosikan dan meningkatkan penjualan produk dan jasa

2. Menjalin komunikasi berkesinambungan

3. Meningkatkan kepercayaan publik

4. Meningkatkan citra baik perusahaan/organisasi

Tujuan Media Relations


Secara rinci tujuan media relations adalah:

 Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta lembaga

 Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media

 Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan
organisasi

 Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh saling percaya

 
 Manfaat media relations
 Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media
massa

 Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati, menghargai,


kejujuran serta kepercayaan

 Penyampaian informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi
publik

Press Relations menjadi Media Relations 


Menurut kepustakan lama PR, istilah umum yang digunakan untuk hubungan dengan media
adalah Press Relations atau hubungan pers. Istilah pers sendiri juga sering diidentikkan dengan
media cetak. Istilah Press Relations masih banyak dipergunakan sampai saat ini termasuk untuk
mengambarkan hubungan dengan media penyiaran atau media on-line. Dengan banyaknya
media di Indonesia, timbul fenomena ‘dunia sesak media’ (media-saturated world),kenyataan
inilah yang dalam dunia PR dinamakan sebagai Media Relations. 

http://www.duniapublicrelations.com/2017/01/media-relations-definisi-tujuan-dan.html

2.1     Pengertian Komunikasi Non-Verbal


Secara sederhana komunikasi nonverbal dapat didefinisikan sebagai
berikut: non  berarti tidak, verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi nonverbal
dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Menurut Adler dan Rodman dalam
bukunya Understanding Human Communication, batasan yang sederhana tersebut merupakan
langkah awal untuk membedakan apa yang disebut dengan vocal communication  yaitu tindak
komunikasi yang menggunakan mulut dan verbal communicationyaitu tindakan komunikasi yang
menggunakan kata-kata.
Dengan demikian definisi kerja dari komunikasi nonverbal adalah pesan lisan dan bukan lisan
yang dinyatakan melalui alat lain di luar alat kebahasaan (oral and nonoral messages expressed by
other than linguistic means).

2.2 Teori-Teori Komunikasi Non-Verbal


Kajian  pertama mengenai komunikasi nonverbal ditermukan pada zaman Aristoteles (400-
600 SM). Namun studi ilmiahnya yang berkaitan dengan  retorika, baru dilakukan pada zaman Yunani
dan Romawi Kuno. Dalam perkembangan berikutnya dikenal tokoh-tokoh seperti:
•           Cicero dengan  karyanya PRONUNTIATIO atau cara berpidato dengan  memanfaatkan  
elemen-elemen nonverbal (public speaking);
•           Joshua Steele dengan studi tentang komunikasi nonverbal pada suara sebagai suatu instrument
yang disebut PROSODY (bahasa dalam drama atau puisi dapat dibaca hampir seperti notasi
musik);
•           Gilbert Austin dengan studi tentang gerakan-gerakan badan yang dihubungkan dengan
bahasa, yang disebut sebagai ELOCUTIONARY SYSTEM (seni deklamasi).
•           Francois Delserte yang menggabungkan suara dan gerakan2 badan sekaligus yang
merupakan agents of heart.

2.3 Jenis-Jenis Komunikasi Non-Verbal


1.    Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara
dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat
hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan
perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
2.    Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama
komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4menit pertama. Delapan
puluh empat persen dari kesan terhadap seserang  berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990
dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian,
status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan
dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat
mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap
klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan
tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat
untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.
3.    Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan,
karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus
menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa
tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.

4.    Ekspresi wajah


Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui
ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih.  Ekspresi wajah sering digunakan
sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam
komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan
diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat
yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien,
oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak
mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.
5.    Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik.
Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan
langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
6.    Sentuhan
Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus
mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien,
seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian.
Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan
kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan
Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu
klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh
klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.

7.    Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan
orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan
seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan
seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain
itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang
interpersonal :
·         Jarak intim (0-45cm)
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta,
melindungi, dan menyenangkan.
·         Jarak personal (75-120cm)
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga
menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai
empat kaki.
·         Jarak sosial (120-210 atau 210-360 formal)
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara
berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak
antara empat kaki hingga dua belas kaki.
·         Jarak publik (360-450 cm)
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.

8.    Kontak Mata


Kontak mata merupakan alat komunikasi nonverbal paling penting. Hal ini memungkinkan
Anda untuk berhubungan dengan audiens dalam memproyeksikan kesungguhan dan keterbukaan,
dan menjaga perhatiannya. Apakah kontak mata Anda agresif, apakah lunak, apakah itu
mengundang, apakah Anda dapat mengasihi dengan mata? Kontak mata adalah seni namun sangat
sulit untuk menguasainya, tetapi penting untuk menghasilkan komunikasi yang efektif.
Kontak mata memberikan informasi sosial terhadap orang yang Anda ajak mendengarkan
dan berbicara. Terlalu banyak kontak mata akan dipandang sebagai seseorang yang agresif, kontak
mata Anda yang terlalu sedikit, dapat dipandang sebagai seseorang yang tidak memiliki kepentingan
didepan lawan bicara Anda.
9.    Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari percakapan,
seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh,
dan sebagainya.
10.  Diam
Diam bukan berarti tidak melakukan komunikasi. Diam dapat diartikan sebagai berikut:
·         Memberi kesempatan berpikir
·         Menyakiti
·         Mengisolasi diri sendiri
·         Mencegah komunikasi
·         Mengkomunikasikan perasaan
·         Tidak menyampaikan sesuatupun

2.4 Fungsi Komunikasi Non-Verbal

1.    Repetisi
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala
ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," atau
menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.
2.    Subtitusi
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa
berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda kemudian
tanpa mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak
tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").
Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.
3.    Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa
memberikan makna lain terhadap pesan verbal . Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil
mencibirkan bibir.

4.    Aksentuasi
Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya, menggunakan gerakan

tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut disebut affect

display.

5.    Komplemen

Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda

melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliahnya.

6. Regulasi
Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur
pesan verbal. Misalnya mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat
gerakan tangan untuk menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat
tangan atau menyuarakan jenak (pause) (misalnya, dengan menggumamkan “umm”) untuk
memperhatikan bahwa anda belum selesai bicara.

  

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal#Variasi_budaya_dalam_komunikasi_nonver
bal
http://michymatasa.blogspot.com/2013/11/contoh-komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
http://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/07-komunikasi-nonverbal/
http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/19/komunikasi-non-verbal/

Sebagai bagian dari manajemen perusahaan/organisasi, PR berorientasi pada aktivitas yang


dilakukan oleh industri, perusahaan, perserikatan, organisasi sosial, atau jawatan pemerintah,
untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud
menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat.
Minimal ada dua fungsi utama PR yang utama dalam masyarakat. Pertama, PR bertujuan
mendapatkan dan menambahkan penilaian serta jasa bagi masyarakat. Kedua, secara defensif
berusaha menjadi sarana pembelaan diri terhadap pendapat negatif tatkala menerima
penyerangan yang tidak wajar dari pihak luar.
Pada tataran praksisnya, implementasi PR mengarah pada tiga bidang kerja, yakni marketing,
publishing dan dokumentasi. Pada dua bidang marketing dan publishing mungkin memang
demikian fungsi PR.
Adapun kewajiban PR adalah melaksanakan kebijakan manajer perusahaan dalam
memperkenalkan produk barunya dan mempengaruhi masyarakat. Sedangkan terhadap pihak
internal perusahaan, PR mempunyai kewajiban memberikan penjelasan tujuan dari setiap
kebijakan agar semua pihak merasa terpanggil dan mau menyukseskan program perusahaan
sesuai dengan visi manajer yang akan memakai barang atau jasa (produksi) yang baru.
Dari sini terlihat, PR mempunyai dua arah komunikasi. Dari dua arah ini, tugas terberat PR
adalah keberhasilannya mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan
masyarakat melalui sarana yang positif berupa, public understanding (pengertian publik),
publik confidence (kepercayaan publik), public support (dukungan publik) dan public
cooperation (kerja sama publik).
Lekatnya bidang PR dengan dunia komunikasi, secara otomatis mengarahkan proses
komunikasi PR berhadapan dengan dua bentuk hubungan yang berbeda strateginya, yakni
hubungan secara psikologis dan hubungan sosiologis dengan publik.
Yang pertama, kegiatan PR dihadapkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan
opini masyarakat dan proses persuasi. Sementara yang kedua dihadapkan pada masalah-
masalah yang berkaitan dengan komunikasi massa, human relations dan group relation.

http://nadialfan.blogspot.co.id/2011/11/media-relation-makalah.html

Anda mungkin juga menyukai