Anda di halaman 1dari 15

i

STRATEGI PEMBELAJARAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Analisis dan Desain Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu Dr. Mustajab, M. Pd.I

Disusun Oleh

FITRIYANI
0849 3190 48

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


DESEMBER 2020
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Strategi Pembelajaran”. Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. karena atas perjuanganya agama Islam mampu berdiri tegak di muka
bumi dan kita masih bisa menikmati indahnya Islam dan iman.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, makalah
yang telah tersusun ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Mustajab, M. Pd.I Selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis dan Desain
Pembelajaran PAI di Pascasarjana IAIN Jember.
2. Semua teman-teman kelas 3A PAI IAIN Jember yang telah menjadi penyemangat penulis
untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga segala bantuannya mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis telah
mengupayakan segenap tenaga dan pikiran agar penyusunan menjadi baik, namun penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan membutuhkan penyempurnaan
bahasa maupun teori yang tertuang di dalamnya. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan pada langkah yang selanjutnya. Semoga karya ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Jember, 07 Desember 2020

Penulis

ii
ii

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian strategi pembelajaran.......................................... 2
B. Komponen-komponen strategi pembelajaran....................... 3
C. Prosedur merancang strategi pembelajaran.......................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya di depan


kelas. Salah satu keahlian tersebut, yaitu kemampuan menyampaikan pelajaran kepada
siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu
mengenal berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga dapat memilih strategi manakah
yang paling tepat untuk mengajarkan suatu bidang studi tertentu.

Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk


memahami benar strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Sehubungan dengan hal
tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi pembelajaran yang akan digunakannya.
Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat berdampak pada tingkat penguasaan atau
prestasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi pembelajaran?
2. Apa saja komponen-komponen strategi pembelajaran?
3. Bagaimana prosedur merancang strategi pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian strategi pembelajaran
2. Untuk mendeskripsikan komponen-komponen strategi pembelajaran
3. Untuk mendeskripsikan prosedur merancang strategi pembelajaran

1
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi adalah suatu rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai


sasaran khusus.1 Kata strategi itu sendiri berasal dari bahasa Latin strategia, yang
diartikan sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan2 serta merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada siswa. berpendapat bahwa strategi
pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk
di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas semua
komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan
sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara
kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar
serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan.3

Penggunaan strategi dalam pembelajaran sangat perlu digunakan, karena


untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata
lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisiaen. Strategi
pembelajaran sangat berguna bagi guru lebihlebih bagi peserta didik. Bagi guru,
strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam
pelaksanaan pembelajaran. Bagi peseta didik penggunaan strategi pembelajaran dapat
mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat memahami isi

1
Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed 3, cet 2, (Jakarta: Balai Pustaka,2002), 11
2
Sri Anitah, Modul pembelajaran: Strategi Pembelajaran Biologi, 2
3
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015),3
2
3

pembelajaran). Karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah


proses belajar bagi peserta didik.4

Strategi pembelajaran merupakan sebagai a plan method or series activities


5
designed to achieves a particular educational goal yaitu perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan rangkaian
kegiatan termasuk p[enggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni
tujuan pembelajaran.6 Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, pada dasarnya strategi masih bersifat konseptual tentang keputusan-
keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari
strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu exposition
discovery learning dan group individual learning. 7

Memerhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat


disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga
akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang
akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan pembelajaran.

B. Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus


dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Sehingga strategi pembelajaran mengacu kepada pengertian sebagai
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Komponen dari strategi pembelajaran itu sendiri antara lain tujuan, bahan pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi. Agar tujuan
itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama
komponen terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan
4
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), 2
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, Cetakan VI,
Maret 2009), 124
6
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015),6
7
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,10
4

komponen-komponen tertentu saja, tetapi harus mempertimbangkan komponen secara


keseluruhan.

Strategi pembelajaran yang digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan


agar terjadi proses belajar mandiri dalam diri siswa. Namun perlu diingat bahwa
pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan pembelajaran yang baik pula.
Karena itu faktor pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan pembelajaran di kelas
sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Sehingga guru dalam
merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat menguasai komponen-komponen
strategi pembelajaran yang diantaranya adalah tujuan, bahan pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Yang dimana komponen yang
satu dengan komponen yang lain saling berhubungan untuk dapat mencapai suatu
tujuan pembelajaran yang tegas dan jelas .

Dick dan Carey menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi


pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi,
partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan lanjutan.

1) Pertama, kegiatan pembelajaran pendahuluan. Kegiatan pembelajaran


pendahuluan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan
ini pendidik diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran
yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik
akan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Kegiatan pembelajaran
pendahuluan dapat dilakukan melalui teknikteknik berikut ini.
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dapat dicapai oleh
semua peserta didik diakhir kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan ini,
peserta didik akan mengetahui apa yang harus diingat, dipecahkan, dan
diinterpretasi. Di samping itu, peserta didik terbantu untuk memusatkan
strategi belajar kearah hasil pembelajaran.8

Untuk itu, pendidik hendaknya dalam menyampaikan tujuan


pembelajaran menggunakan kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti oleh
peserta didik. Pada umumnya, penjelasan dengan menggunakan ilustrasi kasus

8
Al-Muchtar, Suwarna, dkk. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, 2
5

yang sering dialami oleh peserta didik dalam kehidupan seharihari. Sedangkan
bagi peserta didik yang lebih dewasa dapat dibacakan sesuai dengan rumusan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.9

b) Lakukan appersepsi, berupa kegiatan yang menghubungkan antara


pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Tunjukkan pada
peserta didik tentang eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah mereka
miliki dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini dapat
menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga mereka terhindar dari
rasa cemas dan takut menemui kesulitan dan kegagalan10
2) Kedua, penyampaian informasi. Dalam kegiatan ini pendidik akan menetapkan
secara pasti informasi, konsep, aturan, dan prinsip-prinsip apa yang perlu
disajikan kepada peserta didik. Di sinilah penjelasan pokok tentang semua materi
pembelajaran.

Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi


berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi
pendapat, ide, saran, atau tanggapan) (Kemp, 1977). Merill (1977: 37)
membedakan isi pelajaran menjadi empat jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah
pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran pendidik harus terlebih dahulu memahami jenis
materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran
yang sesuai.

a) apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu objek, simbol atau
peristiwa berarti materi tersebut berbentuk fakta, sehingga alternatif strategi
penyampaiannya adalah dalam bentuk ceramah dan tanya jawab.
b) Apabila peserta didik diminta menyebutkan suatu definisi atau menulis ciri
khas dari sesuatu benda berarti materi tersebut berbentuk konsep, sehingga
alterntif strategi penyampaiannya dalam bentuk resitasi atau penugasan atau
diskusi kelompok.

9
Yuliani Nurani, dkk. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003), 9
10
Yuliani Nurani, dkk. Strategi Pembelajaran,10
6

c) Apabila peserta didik diminta untuk menghubungkan antara beberapa konsep


atau menerangkan keadaan atau hasil hubungan antara beberapa konsep,
berarti materi tersebut berbentuk prinsip, sehingga alternatif strategi
penyampaiannya adalah berbentuk diskusi terpimpin dan studi kasus.
3) Ketiga, partisipasi peserta didik. Partisipasi peserta didik sangat penting dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta
didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. 11 Terdapat beberapa hal penting yang
terkait dengan partisipasi peserta didik
a) Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi
informasi tentang suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Agar materi
tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif mantap dan menetap dalam diri
mereka) maka kegiatan selanjutnya adalah hendaknya peserta didik diberi
kesempatan untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan, sikap,
keterampilan tersebut.
b) Umpan balik. Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu
sebagai hasil belajarnya, maka pendidik memberikan umpan balik terhadap
hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh pendidik,
peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan
kegiatan yang telah mereka lakukan itu benar/salah, tepat/tidak tepat atau ada
sesuatu yang perlu diperbaiki. Umpan balik dapat berupa penguatan positif
dan penguatan negatif. Melalui penguatan positif (baik, bagus, tepat sekali,
dan sebagainya), diharapkan perilaku tersebut akan terus dipelihara atau
ditunjukkan oleh peserta didik. Sebaliknya melalui penguatan negatif (kurang
tepat, salah, perlu disempurnakan dan sebagainya), diharapkan perilaku
tersebut akan dihilangkan oleh peserta didik.
4) Keempat, tes. Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan oleh
kebanyakan pendidik, yaitu pretest dan posttest .12 Secara umum tes digunakan
oleh pendidik untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai
atau belum dan apakah pengetahuan, keterampilan dan sikap telah benar-benar
dimiliki peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya dilaksanakan diakhir
kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran,

11
Yuliani Nurani, dkk. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003), 11
12
Al-Muchtar, Suwarna, dkk. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, 8
7

yaitu penjelasan tujuan diawal kegiatan pembelajaran, penyampaian informasi


berupa materi pembelajaran. Di samping itu, pelaksanaan tes juga dilakukan
setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.13
5) Kelima, kegiatan lanjutan. Kegiatan lanjutan atau follow up, secara prinsip ada
hubungannya dengan hasil tes yang telah dilakukan. Karena kegiatan lanjutan
esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta.14Adapun kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik
antara lain adalah sebagai berikut.
a) Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah.
b) Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik.
c) Membaca materi pelajaran tertentu.
d) Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.
C. Prosedur Merancang Strategi Pembelajran

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan


kemampuan baru. Ketika kita berfikir untuk menyampaikan informasi yang akurat
dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa. Mengajar (teaching) merupakan
bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru lebih ditekankan kepada
bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang
tersedia untuk digunakan dan dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.15 Maka
pada saat itu kita harus merancang strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Hal ini sangat urgen untuk difahami, karena
apa yang harus dicapai (ontologis) akan menentukan bagaimana cara mencapainya
(epistemologis) dan bagaimana hasilnya (aksiologis).16

1. Tujuan

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam rancangan


strategi pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa dan apa yang harus dimiliki
oleh siswa, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan
sama dengan komponen jantung pada sistem tubuh manusia. Manusia masih bisa

13
Yuliani Nurani, dkk. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003), 12
14
Udin S.Winataputra, dkk. Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001),
43
15
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 27.
16
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi,
(Jakarta : Rajagrafindo Persada, Cetakan IV, 2010), 223
8

hidup tanpa memiliki tangan, kaki, mata, hidung, telinga, inklusif akal sehat dan
perasaan, tapi tidak akan hidup kalau jantungnya tidak berfungsi.

2. Materi

Materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya,


tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran (subject centred
teaching) sehingga penguasaan materi pelajaran oleh guru mutlak dibutuhkan.
Guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa,
karena peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar.

3. Strategi

Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh


komponen penerapan strategi. Bagaimana lengkap dan jelasnya komponen lain,
tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-
komponen tersebut tidak akan memiliki kesempurnaan dalam proses pencapaian
tujuan pembelajaran. Justru itu, setiap guru perlu memahami peran dan fungsi
strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran

4. Media dan Sumber

Media dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi
memiliki peran yang tidak kalah urgennya. Dalam kemajuan sains dan teknologi
yang canggih saat ini, memungkinkan siswa dapat mengakses informasi secara
mandiri, baik dari media grafis seperti buku, majalah, surat kabar dan bulletin,
maupun dari media elektronik seperti radio, televisi, film slide, video, cd, internet,
handphone, laptop dan komputer (audio visual).

5. Lingkungan Belajar

Lingkungan sekolah merupakan faktor yang harus dirancang sedemikian


rupa dalam rangka strategi pembelajaran, karena dapat memengaruhi keberhasilan
strategi pembelajaran. Faktor lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik
(material) dan lingkungan fisikis (psikologis/moral).

1) Lingkungan fisik meliputi situasi dan kondisi sekolah dan guru, umpamanya
jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin, wc dan dimana lokasi
9

sekolah itu berada.28 Bila sekolah berada di dekat terminal, pasar atau pabrik
yang bising, tentu saja akan memengaruhi kenyamanan murid dan guru dalam
belajar. Kondisi guru adalah kesesuaian bidang studi yang melatarbelakangi
pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Seorang guru
lulusan pendidikan program studi teknik informatika/komputer, umpamanya,
akan memengaruhi kinerjanya manakala ia mengajar bidang studi olah
raga/seni.
2) Lingkungan psikologis (moral) adalah iklim sosial yang ada di lingkungan
sekolah, seperti keharmonisan hubungan antara guru dengan guru, antara guru
dengan kepala sekolah, inklusif keharmonisan antara pihak sekolah dengan
orang tua murid dan komite sekolah. Strategi pembelajaran dirancang upaya
keterlibatan setiap orang dalam proses pembelajaran. Justru itu, tidak mungkin
strategi pembelajaran diimplementasikan dengan sempurna, bila tidak terjalin
hubungan yang harmonis antara semua pihak yang terlibat dalam proses
pembelajaran.
6. Evaluasi

Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam


proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas
kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi dapat disimak
kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem rancangan strategi
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi memiliki makna yang berbeda
dengan pengukuran (measurement) dan penilaian (assessment).

1) Evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya, berdasarkan


hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
Dengan demikian, evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.
2) Sedangkan pengukuran pada umumnya berkenanaan dengan masalah
kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang diukur. Justru itu, dalam proses
pengukuran diperlukan alat bantu, misalnya, untuk mengukur kemampuan
atau prestasi seseorang dalam memahami bahan pelajaran diperlukan tes
prestasi belajar (achievement test), untuk mengukur kecerdasan seseorang
digunakan tes Intelligent Questions (nilai di bawah 100 dinyatakan idiot), tes
kemampuan (aptitude test), tes sikap (attitude test) dan tes kepribadian
10

(personality test). Sebelum dilakukan evaluasi (judgment), didahului oleh


pengukuran dan pengukuran adalah hasil dari suatu tes.
3) Adapun penilaian (essessment) adalah bagian dari evaluasi yang lebih luas dari
sekadar pengukuran.
Namun, antara evaluasi, penilaian dan pengukuran memiliki
keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Umapamanya, seorang guru hendak
mengevaluasi tentang keberhasilan murid dalam menyerap informasi yang
diberikannya selama satu semester. Pertama kali ia kumpulkan data tentang
kemampuan anak-anak di dalam kelas melalui tes prestasi hasil belajar,
melalui refleksi pembuatan tugas mandiri dan struktur (measurement). Setelah
dilakukan interprestasi (penafsiran), selanjutnya dilakukan judgment
(evaluasi), misalnya bagaimana keberhasilan siswa dalam belajar? Siapa saja
yang harus mengikuti ujian remedial? Siapa saja yang harus make up
(mengulang kembali) mata pelajaran tertentu.
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran dan


prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola
kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai
dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan
khusus pembelajaran yang dirumuskan

2. Komponen Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus


dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Sehingga strategi pembelajaran mengacu kepada pengertian sebagai
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Komponen dari strategi pembelajaran itu sendiri antara lain tujuan, bahan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi.

3. Prosedur Merancang Strategi Pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan


kemampuan baru. Ketika kita berfikir untuk menyampaikan informasi yang
akurat dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa. Mengajar (teaching)
merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru lebih
ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber
dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan dan dimanfaatkan siswa dalam
mempelajari sesuatu: Tujuan, Materi, Strategi, Media dan Sumber, Lingkungan
Belajar, Evaluasi.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Al-Muchtar, Suwarna, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta: Universitas


Anitah Sri. Modul pembelajaran: Strategi Pembelajaran Biologi
Majid Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah
dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajagrafindo Persada, Cetakan IV
Penerbitan Universitas Terbuka.
S.Winataputra Udin. dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Pusat
Sanjaya Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :
Kencana, Cetakan VI, Maret 2009), hlm. 124
Tim Penyusun Kamus Pusat. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. ed 3. cet 2.Jakarta: Balai
Pustaka.
Wena Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Yuliani Nurani, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan. UT

Anda mungkin juga menyukai