1
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2009), halm.325-335
memperhatikan kekuatan dan kebengisannya. Setiap orang di kota mekkah
takut kepadanya.
Ketika nabi muhamma SAW mulai secara sembunyi-sembunyi
menyiarkan ajaran agama islam kepada sahabat-sahabatnya yang terdekat,
umar telah mendengarnya. Ia ingin menghentikan seruan nabi Muhammad
itu, akan tetapi Muhammad dan sahabat-sahabatnya tidak diketahuinya.
Pengikut Muhammad makin lama makin bertambah juag, walaupun mereka
takut kepada umar.
Karena kekuasaan Allah yang memberikan hidayah kepada umar
beliau, secara tiba-tiba setelah membaca ayat Al-Qur’an surat Tahaa, 1-
4kemudian umar mempercayai adanya Allah dan beliau masuk islam.
Semenjak itulah beliau diberi gelar “Al-Farouk”(yang istimewa) oleh nabi
Muhammad SAW.
Setelah masuk islam, segala sifat umar yang buruk dulu berubah sama
sekali, kekerasan dan kekejamannya berganti menjadi penyantun dan
pengasih dalam menghadapi orang-orang dan mencintai mereka.
b. Fudail bin Aiyat
Fudail adalah seorang penjahat, suka mencuri dan merampok. Setiap
malam ia pergi beroperasi. Pada suatu malam, ia ingin melkaukan
operasinya akan mencuri ke sebuah rumah yang bertingakt tinggi. Ia
memanjat naik ke atas loteng rumah yang akan dijadikannnya sasaran
malam itu. Setelah sampai keatas loteng, ia mengintip ke bawah, terlihat
olehnya seorang wanita yang sedang membaca Al-Qur’an dengan suara yang
sayup-sayup sampai didengarnya suara tersebut. Kebetulan surat itu (surat
Al-Hadid ayat:16 ) yang artinya sebagai berikut:
“belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beiman, supaya hati
mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada
mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah
diturunkan Al-kitab kepadanya. Kemudian berlalulah masa yang panjang
atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras dan kebanyakan diantara merek
adalah orang-orang yang fasik.”
Setelah satu ayat itu didengarnya, ia meluncur turun dan
mengurungkan niatnya. Sesudah peristiwa malam itu, ia tertarik masuk
islam dan mempelajari ajaran islam dengan tekun. Sampai akhirnya ia
menjadi seorang ahli tasawuf yang terkenal di zaman pemerintahan Harun
Al-Rasyid.2
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta; PT Bulan Bintang, 2009), halm. 159