Kelompok 2 KMB II
Kelompok 2 KMB II
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan medical bedah II
Yang Diampu Oleh :
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ahmad Nurhidayatullah
Ananda Thalia R
Fanni Rahmani D
Irna Erlita
Nanda Amelia
Resti Anindayanti
Silvi Amelia Y
Yudi Supriyadi
1. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena
terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi
setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih
bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi
saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin.
Ginjal biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses
dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya,
atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi. Pyelonefritis akut
merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering ditemui. Gangguan ini tidak
dapat dilepaskan dari infeksi saluran kemih. Infeksi ginjal lebih sering terjadi
pada wanita, hal ini karena saluran kemih bagian bawahnya (uretra) lebih pendek
dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya terletak berdekatan dengan vagina
dan anus, sehingga lebih cepat mencapai kandung kemih dan menyebar ke ginjal.
Insiden penyakit ini juga akan bertambah pada wanita hamil dan pada usia di
atas 40 tahun. Demikian pula, penderita kencing manis/diabetes mellitus dan
penyakit ginjal lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
2. Pielonefritis kronis
Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena
faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis kronis
dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang
berulangkali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal
failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif,
berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis
dari infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah
infeksi yang gawat.Pembagian PielonefritisPielonefritis akutSering ditemukan
pada wanita hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis
akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar.
B. Etiologi
1. Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll).
Escherichia coli merupakan penyebab 85% dari infeksi.
2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih kembali
ke dalam ureter.
4. Kehamilan
5. Kencing Manis
6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk melawan infeksi.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh
aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter
di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran
air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air
kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi ginjal
C. Patofisiologi
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis,
Pseudomonas aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal
berasal dari luar tubuh yang masuk melalui saluran kemih bagian bawah (uretra),
merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagian atas yang
menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal, yang kemudian
menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48 jam. Infeksi
bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alat seperti kateter dan
bedah urologis. Bakteri lebih mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan
atau obstruksi saluran kemih yang mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya
batu atau tumor.
Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang
tidak lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan
pelvis ginjal juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis
serta atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal
ginjal.
dapat disertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada
beberapa kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa
yang desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi
akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada
salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat.
Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih
nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik.
Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau
yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
b. Pielonefritis kronis
Adanya keletihan.
ginjal.
jaringan.
Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis
adalah:
1. Whole blood
2. Urinalisis
3. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu
4. BUN
5. Creatinin
6. Serum Electrolytes
7. Biopsi ginjal
abnormalitas struktur
F. Penatalaksanaan
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh
tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh
kembali terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti
penderita diabetes atau adanya sumbatan/hambatan aliran urin misalnya oleh
batu, tumor dan sebagainya.
Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun
2007:
Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti
Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa
secara progresif.
tahun 2007:
G. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny.B
Umur : 45 tahun
Alamat : jakarta
Jenis kelamin :perempuan
Diagnose medis : pylonefritis
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. D
Umur : 47 tahun
Alamat : jakarta
Hubungan dengan pasien : suaminya
2. Riwayat penyakit
a) Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri punggung bawah dan disuria
b) Riwayat penyakit sekarang
c) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami sakit seperti ini
d) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit seperti
ini
3. Pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan kx
tentang pencegahan
Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan
karena gelisah dan nyeri.
Pola eminasi : Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencing
Pola aktivitas : Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang
kadang datang
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/mnit
Respirasi : 20x/mnit
suhu : 37,9 C
b. Data focus
Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh
Palpasi : Suhu tubuh meningkat
5. Diagnosa keperawatan
a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal.
b. Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap
infeksi.
c. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan
atau nokturia) yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.
d. Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.
e. Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di
rumah.
f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
6. Intervensi
Diagnosa Keperawatan : Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri
pada ginjal
vital normal.
Intervensi Rasional
Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 Tanda vital menandakan adanya
38,50 C
Catat karakteristik urine Untuk mengetahui/mengidentifikasi
indikasi
Monitor pemeriksaan ulang Mengetahui seberapa jauh efek
kemih.
Intervensi Rasional
Ukur dan catat urine setiap kali Untuk mengetahui adanya
urinaria.
Palpasi kandung kemih tiap 4 jam Untuk mengetahui adanya
distensi kandung kemih.
Bantu klien ke kamar kecil, Untuk memudahkan klien di
cairan bakteri.
Observasi perubahan status akumulasi sisa uremik dan
ginjal
Kreteria hasil : Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi
panggul
Intervensi Rasional
Kaji intensitas, lokasi, dan factor Rasa sakit yang hebat
meringankan nyeri
Berikan waktu istirahat yang Klien dapat istirahat dengan
cukup dan tingkat aktivitas yang tenang dan dapat merilekskan
urinalisis ulang
Catat lokasi, lamanya intensitas membantu mengevaluasi tempat
istirahat
Bantu atau dorong penggunaan membantu mengarahkan kembali
otot.
Berikan perawatan perineal untuk mencegah kontaminasi
uretra
Kolaborasi: Konsul dokter bila Temuan- temuan ini dapat
Intervensi Rasional
Pantau suhu tubuh klien Tanda vital dapat menandakan
normal
Lakukan kolaborasi dengan Mengurangi demam dengan aksi
antipiretik
Intervensi Rasional
Kaji tingkat kecemasan Untuk mengetahui berat
diri preventif.
Intervensi Rasional
Kaji ulang prose pemyakit dan memberikan pengetahuan dasar
harapan yang akan datang dimana pasien dapat membuat
pilihan beradasarkan informasi.
Berikan informasi tentang: pengetahuan apa yang diharapkan
sumber infeksi, tindakan dapat mengurangi ansietas dan
untuk mencegah penyebaran, m,embantu mengembankan
jelaskna pemberian antibiotic, kepatuhan klien terhadap rencan
pemeriksaan diagnostic: terapetik.
tujuan, gambaran singkat,
persiapan ynag dibutuhkan
sebelum pemeriksaan,
perawatan sesudah
pemeriksaan
Pastikan pasien atau orang instruksi verbal dapat dengan
terdekat telah menulis mudah dilupakan
perjanjian untuk perawatan
lanjut dan instruksi tertulis
untuk perawatn sesudah
pemeriksaan
Instruksikan pasien untuk Pasien sering menghentikan obat
menggunakan obat yang mereka, jika tanda-tanda penyakit
diberikan, inum sebanyak mereda. Cairan menolong membilas
kurang lebih delapan gelas per ginjal. Asam piruvat dari sari buah
hari khususnya sari buah berri. berri membantu mempertahankan
keadaan asam urin dan mencegah
pertumbuhan bakteri
Berikan kesempatan kepada Untuk mendeteksi isyarat indikatif
pasien untuk kemungkinan ketidakpatuhan dan
mengekspresikan perasaan membantu mengembangkan
dan masalah tentang rencana penerimaan rencana terapeutik.
pengobatan