No. Dokumen No. Revisi 04.01a.05 1 Halaman 1/2 Ditetapkan oleh Direktur RSUD Jagakarsa SPO Pelayanan Tanggal Terbit 02 Oktober 2020 Medis dr. Aditya Galatama Purwadi, MARS
NIP. 197907192010011011
Cara mengatasi reaksi akibat interaksi antigen antibodi
yang disusul oleh lepasnya mediator yang menyebabkan Pengertian terjadinya gejala klinik dari ringan sampai berat dan dapat berakibat fatal
Sebagai pedoman dalam menangani pasien apabila
Tujuan terjadi kondisi syok anafilaktik.
- SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jagakrsa No 59
Kebijakan Tahun 2018 Tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan
Instalasi Gawat Darurat Pada Rumah Rumah Sakit Umum Daerah Jagakarsa. 1. Oksigen, nasal kanul 2. Infus set, iv cath 3. Cairan infus (Dextran atau Ringer Laktat atau NaCl Alat dan bahan fisiologis) 4. Adrenalin ampul 5. Aminofilin ampul 6. Spuit 1 cc, spuit 10 cc Tata Laksana 1. Posisikan pasien dengan posisi trendelenberg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi). 2. Beri oksigen 3-5 liter/ menit, 3. Trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan. 4. Pemasangan infus dengan cairan plasma expander (dextran) merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia dapat dipakai Ringer Laktat atau NaCl fisiologis. Pemberian cairan infus dipertahankan sampai tekanan Page 2 of 2
TATA LAKSANA SYOK ANAFILAKTIK
No. Dokumen No. Revisi 04.01a.05 1 Halaman 2/2 darah kembali optimal dan stabil 5. Adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan 1 : 1000 diberikan secara intramuscular yang dapat diulangi setiap 5-10 menit. 6. Jika respon pemberian secara intramuscular kurang efektif, dapat diberi secara intravena setelah 0,1-0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan NaCl fisiologis, diberikan perlahan-lahan. 7. Aminofilin dapat diberikan dengan sangat hati-hati apabila bronkospasme belum hilang dengan pemberian adrenalin. 250 mg aminofilin diberikan intravena perlahan-lahan selama 10 menit. Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melalui drip infus bila dianggap perlu. 8. Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua setelah adrenalin. Kedua obat tersebut kurang manfaatnya pada tingkat syok anafilaktik. Dapat diberikan setelah gejala klinik mulai membaik guna mencegah komplikasi selanjutnya. 9. Observasi sampai keadaan umum stabil 1. IGD